Minggu, 24 Desember 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

6 Robi'ul akhir 1439 H / 24 Desember 2017

Dr.H. Haerudin, SE, MT

*Hakekat Manusia*

Dilihat dari penciptaannya manusia tersusun dari unsur bumi dan langit. Unsur bumi menyumbang tanah sebagai unsur penciptaannya. Setelah proses penciptaan fisiknya sempurna dari tanah ini,  ruh sebagai unsur langit ditiupkan Allah kepadanya.
Dari dua unsur ini berdasar fungsinya, manusia disimbulkan dengan tiga unsur utama : Hati,  akal dan Jasad .

Menurut Ali Shariati, dari dua unsur juga diartikan kadang kita salah,  kadang kita benar. Jadi kalau manusia takwa itu tak berarti tak pernah salah. Dia bisa saja salah,  tapi kemudian bertobat,  meminta ampun dan tidak melanjutkan kesalahannya. Pertanyaannya kemudian adalah banyak mana antara perbuatan salah dan benar.  Mari kita muhasabah diri sendiri,  tak perlu menilai orang lain.

Siapapun dan apapun kedudukannya,  manusia harus memahami hakikat diri sendiri dan kehidupannya. Hal ini penting untuk menjaga agar manusia dapat berlaku adil terhadap dirinya,  penciptaannya.

Hakekat manusia itu ada Lima :
1.  Sebagai Makhluk (diciptakan)
2. ‎Sebagai Mukarom (dimuliakan)
3. ‎Sebagai Mukallaf (dibebani)
4. ‎Sebagai Mukhoyyar (bebas memilih)
5. ‎Sebagai Majzi (mendapat balasan)

Itulah sistem yg sudah ditentukan oleh Allah dan selanjutnya kita urai satu-persatu.

*1. Hakekat 1 : Sebagai Makhluk.*

*a)  Dengan Fitrah tertentu*

Allah SWT berfirman:

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا   ۗ  فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا   ۗ  لَا تَبْدِيْلَ لِخَـلْقِ اللّٰهِ  ۗ  ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ   ۙ   وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ 

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Islam ; (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui," (QS. Ar-Rum 30)

Fitrahnya manusia itu berketuhanan,  mereka yg sehari-hari pemabok, penjudi ternyata tak mau ditiru anaknya. Mereka tetap minta agar anaknya belajar agar baik.  Orang-atheism yg selalu berpandangan materialismepun juga mengakui hal yg tak nampak, misalnya mereka juga percaya adanya listrik.
Sebagai manusia ia tidak pernah menjadi malaikat yg tercipta dari cahaya, atau iblis yg tercipta dari api. Sepandai-pandainya manusia ia tidak dapat mengetahui rahasia yg Allah bukakan untuknya.

*b) Bergantung Pada Kholiknya*

Tidak dapat berdiri sendiri bahkan untuk kelangsungan hidupnya.

Manusia itu Fakir :

يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَآءُ اِلَى  اللّٰهِ ۚ  وَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ

"Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu , Maha Terpuji." (QS. Fatir 15)

Manusia itu fakir karena dia makhluk ,  hanya Allah Maha Kaya. Manusia itu hanya merasa kaya, baju terbatas, makan pun terbatas. Bahkan kalau tua makan apa-apa dilarang, karena diabetes-hipertensi...Bukankah itu kefakiran?
Kelak di surga, baru merasa senang,  makan apapun tak dibatasi. Itu adalah gambaran surga. Di surga disediakan bidadari,  lalu bagaimana yg wanita?  Ketahuilah itu bahasa untuk memudahkan pemahaman kepada manusia bahwa surga itu tempat menyenangkan yg tak tergambarkan manusia. Penggambaran dengan bahasa yg halus maka yg dikatakan laki-laki mendapat banyak bidadari, bukan dengan bahasa kasar.
Karena kita fakir maka kita tergantung kepada Allah yg mencipta,  jangan sampai tergantung pada Tempat Keramat seperti Gunung atau Pohon, atau pada Keris atau Akik. Itu salah alamat.

Manusia itu Dhoif (Lemah)

يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ  وَخُلِقَ الْاِنْسَانُ ضَعِيْفًا

"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan bersifat lemah." (QS. An-Nisa' 28)

Bukankah kita digigit nyamuk saja tak dapat tidur?  Itu karena kita lemah.
Kita makhluk,  maka kita lemah. Maka kita minta pada yg menciptakan kita lewat doa dan usaha.
Di Jawa ada istilah bila sibuk kerja tak karuan dikatakan : "sibuk ngalor-ngidul".
Sebetulnya adalah pengingat bahwa apa yg dikerjakan kelak tetap akan dibujurkan "ngalor-ngidul" (mayat di Jawa selalu dimakamkan dng arah Utara-selatan). Ini peringatan agar kita berdoa.
Untuk itu butuh Nalar (logika) ; kalau berdoa kepada Pencipta, bukan kepada Dukun.

*2. Hakekat 2 : Kita dimuliakan*

Allah menyayangi manusia melampaui yg lain.

*a) Disempurnakan.*

Allah SWT berfirman:

ثُمَّ سَوّٰٮهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهٖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْــئِدَةَ     ۗ  قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ

"Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh ciptaan-Nya ke dalam tubuhnya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur." (QS. As-Sajdah 9)

Betapa manusia diciptakan dari tanah liat dan air yg hina akan tetapi Allah menghendaki manusia menjadi makhluk yg mulia dan dimuliakan.
Dibandingkan makhluk lain kita mulia.
Sayang tak banyak yg bersyukur,  manusia mengingkari PenciptaNya.

*b) Diberi keistimewaan.*

وَلَـقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْۤ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا

"Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak-cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna." (QS. Al-Isra'  70)

*c) Alam ditundukkan untuk kita*

Sedemikian sayangnya Allah kepada manusia,  sampai Alampun harus melayani manusia.

وَسَخَّرَ لَـكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا مِّنْهُ   ۗ  اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

"Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir." (QS. Al-Jasiyah  13)

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَـكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖ ۗ  وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ

"Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahi lah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS. Al-Mulk 15)

Alam diminta melayani manusia,  maka manusia harus mengelola alam. Manusia dijadikan kholifah di muka bumi

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً 

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.."
(QS. Al-Baqarah 30).

Allah membuat hukum-hukum untuk alam agar tunduk kepada manusia. Itulah Sunatullah yg wajib dipelajari manusia.
Sunatullah sifatnya obyektif,  tetap dan tak berubah. Untuk memanfaatkan alam, maka manusia harus berusaha,  jangan bermalas -malasan.

فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ

"Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap."
(QS. Al-Insyirah Ayat 7- 8)

Ingin banyak rejeki?  Maka sunatullah nya adalah berusaha atau punya usaha tak cukup hanya dengan Shalat Dhuha saja. Bila semua hanya shalat dhuha dan tak ada yg berusaha,  maka ekonomi akan macet.
Agar berjalan dengan baik maka manusia harus bekerjasama, jangan bekerja sendiri. Dasarnya adalah Fastabiqul Choirot (berlomba dalam kebaikan), harus fokus  dan Silaturahim. Yg perlu dievaluasi adalah kita belum menikmati Manisnya iman.

*3. Hakekat 3 : Manusia itu Dibebani*

Mukallaf artinya Dibebani,  sebagai makhluk yg diistimewakan dengan berbagai kelebihan, manusia tidak dibiarkan tanpa tugas dan tanggung jawab.

Potensi besar yg diberikan Allah kepada manusia juga dimaksudkan agar manusia mampu mengelola bumi ini mewakili Allah , mengatur kehidupan sesuai yg dikehendakiNya,  dan tidak berbuat semaunya.

Jadi mereka yg mengatakan hanya memikir akhirat saja itu keliru. Hidup ini sebenarnya tidak ada urusan dunia. Semua adalah urusan akhirat, karena semua hal yg kita lakukan di dunia akan diminta pertanggung-jawaban.

Bentuk pembebanannya adalah :

*a) Ubud ilallah*

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ  اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat 56)

Nikmat penciptaan dengan berbagai kelebihan harus disyukuri dengan melakukan ibadah sebagai ekspresi ketundukan dan keikhlasan kepada yg Maha Menciptakan.

*b) Kholifatul Ardhi*

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً  ۗ  قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ ۚ  وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ  قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah 30)

Dzikir itu mengingat Allah,  tidak sekedar di lesan. Banyak orang korupsi, dia tidak berdzikir.  Tak mungkin dia korupsi sambil berdoa agar tidak konangan.
Itu artinya dzikir yg keliru, tidak sesuai antara lesan dengan hati. Kita banyak menghafal tapi tak tahu apa yg dihafal.

*4. Hakekat 4 : Bebas Memilih*

وَهَدَيْنٰهُ  النَّجْدَيْنِ

"Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)." (QS. Al-Balad 10)

اِنَّا هَدَيْنٰهُ السَّبِيْلَ اِمَّا شَاكِرًا وَّاِمَّا  كَفُوْرًا

"Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur." (QS. Al-Insan 3)

*a)  Akal untuk Memilih*

Kalau Allah menghendaki manusia bisa diciptakan tanpa akal pikiran sehingga dia tidak dapat memilih apa yg ingin dilakukan.
Dengan keistimewaan akal dan hatinya manusia diciptakan sebagai makhluk pilihan yg bebas memilih dan menentukan nasibnya sendiri.

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ  فَمِنْكُمْ كَافِرٌ وَّمِنْكُمْ مُّؤْمِنٌ ۗ  وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

"Dialah yang menciptakan kamu, lalu di antara kamu ada yang kafir dan di antara kamu (juga) ada yang mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
(QS. At-Taghabun 2)

وَقُلِ الْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكُمْ ۗ  فَمَنْ شَآءَ فَلْيُؤْمِنْ وَّمَنْ شَآءَ فَلْيَكْفُرْ  ۙ..

"Dan katakanlah (Muhammad), Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir..."
(QS. Al-Kahf  29)

Semua ada aturan,  mau masuk surga ya harus shalat. Akal untuk memilih,  mau neraka atau surga,  dan semua perbuatan ada konsekwensinya. Kita hanya menyampaikan, Nabi pun juga hanya menyampaikan aturan,  tidak bisa memaksa.

*5. Hakekat 5 : Majzi*

*a) Pilihan Dipertanggung-jawabkan*

Keberadaannya sebagai makhluk yg diberi kebebasan untuk memilih  itu bukan tanpa konsekwensi.
Sesungguhnya nikmat kelebihan dan keistimewaan yg Allah berikan kepadanya akan diperhitungkan oleh Allah.

*b)  Mendapat balasan sesuai pilihan*

Balasan itu nanti di akhirat. Ada yg keliru mengatakan balasan di Mekkah ketika naik haji.  Buktinya koruptor naik haji,  memakai haji plus ya tetap enak,  tidak ada balasan. Karena balasan yg hak itu nanti di akhirat.
Banyak pula paradigma keliru bahwa sukses itu jika hartanya banyak. Itu keliru,  karena sukses adalah di akhirat.
Jadi usaha adalah hal yg mutlak untuk sukses.

وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰى وَاَنَّ سَعْيَهٗ سَوْفَ يُرٰى ثُمَّ يُجْزٰٮهُ الْجَزَآءَ الْاَوْفٰى

"dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,"
(QS. An-Najm Ayat 39-41)

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

SAK

Minggu, 03 Desember 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

14 Robiul awal 1439 H / 3 Desember 2017

Drs. H. Hamzah Rifqi MSi

Memaknai Kembali Maulid Nabi Muhammad SAW

Akhir-akhir ini kita masih menemui hal-hal yg dari dulu tak ada perubahan terkait Maulid Nabi,  bahkan ada hal yg bukan ibadah diyakini sebagai ibadah. Maka,  mari kita maknai kembali,  mengapa kita merayakan Maulid Nabi.
Yg jelas adalah pembaruan terhadap rasa syukur bahwa pernah dilahirkan seorang Nabi Muhammad yg sangat berjerih payah sehingga kita jadi orang islam. Seandainya nabi dulu semangatnya seperti kita,  yg lemah dalam berjuang, apalagi bila diejek maka kondisi islam tak akan begini.

Nabi SAW bersabda,

لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ

“Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Manusia yg kelihatan berjasa saja tidak mendapat ucapan terima kasih,  apalagi Allah SWT yg tidak terlihat.
Kita makan nasi dari padi yg ditanam petani,  petani menanam tetapi Allah yg menjadikan padi. Apakah kita berterimakasih pada petani?
Maka dalam rangka bersyukur kepada Allah SWT, tak mungkin kita tidak berterima kasih kepada Nabi Muhammad SAW.

Masalahnya bagaimana kita berterimakasih kepada nabi? Apakah dengan menyanyikan ?  Tentu saja tidak.
Untuk berterima kasih maka kita harus menumbuhkan cinta kepada Nabi.

أَدِّبُوْا أَوْلاَدَكُمْ عَلَى ثَلاَثِ خِصَالٍ حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ أَهْلِ بَيْتِهِ وَحُبِّ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ (رواه الديلمي عن علي)

Dari Ali kwj., Nabi Muhammad saw bersabda : " Didiklah anak-anakmu atas tiga perkara : Kecintaan kepada Nabimu, Kecintaan kepada Ahlul Baitnya, dan cinta membaca Al-Qur’an.”. (HR. Al-Dailami)

*A. Mencintai Nabi*

Kita ini hidup dalam dunia sebab akibat. Tak ada akibat yg tak ada sebab. Dulu ada istilah " Tresno jalaran soko kulino" (Cinta akibat terbiasa).
Suami cinta isteri pasti ada sebabnya, dan cinta suami pada isteri luntur,  pasti juga ada sebabnya.
Maka bagaimana seharusnya kita mencintai nabi. ?

1.Karena Beliau itu sangat mencintai umatnya,  bahkan termasuk yg belum kelihatan sebagai umatnya.

Karena cintanya itu maka beliau berani mengorbankan jiwa-raga.
Santri Ciamis nekad jalan kaki ke Monas pada waktu 212 karena Cinta. Cinta itu perbuatan hati jadi kita tidak tahu, Nabi juga begitu.

لَـقَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ  عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ  رَّحِيْمٌ

"Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, dia sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman." (QS. At-Taubah 128)

Beliau itu orang terhormat,  rela terusir.

2. Mencerahkan dari Kegelapan.

هُوَ الَّذِيْ يُصَلِّيْ عَلَيْكُمْ وَمَلٰٓئِكَتُهٗ  لِيُخْرِجَكُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ  ۗ  وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَحِيْمًا

"Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya memohonkan ampunan untukmu , agar Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang. Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman." (QS. Al-Ahzab 43)

Sekarang kita tinggal menerima enaknya saja.  Proses untuk menjadi seperti ini dulu dikerjakan nabi dengan mati-matian. Nggak usah jauh-jauh,  sekarang saja anak kita tidak menyadari betapa berat perjuangan kita dulu untuk menjadi seperti saat ini.
Kita sekarang shalat dengan mudah,  jaman Nabi dulu mau shalat dilempari Batu. Proses itu memang luar biasa. Kadang yg diberi petunjuk malah memusuhi. Bagaimana jika kita yg diperlakukan seperti itu?

Dalam ayat lain :

رَّسُوْلًا يَّتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِ اللّٰهِ مُبَيِّنٰتٍ لِّيُخْرِجَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ

"(dengan mengutus) seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Allah kepadamu yang menerangkan (bermacam-macam hukum), agar Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dari kegelapan kepada cahaya"
(QS. At-Talaq 65: 11)

هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

"Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah , meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata," (QS. Al-Jumu'ah  2)

Kalau kita tidak mendapat informasi dari Allah (lewat Rasul) bahwa kita adalah keturunan Adam maka kita akan menganggap diri kita keturunan kera.

3. Beliau sengsara demi umatnya.

Nabi-nabi Sebelumnya gagal ditengah jalan,  maka umatnya tetap dalam kegelapan. Maka jika nabi Muhammad sampai putus asa, kita juga akan jadi umat yg gagal. Agar tidak terjadi hal itu maka Beliau mau sengsara demi umatnya.
Sampai digambarkan oleh Allah SWT. :

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ  مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَالضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ......

"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? ...." (QS. Al-Baqarah  214)

Kalau bukan karena penderitaan luar biasa tak mungkin mereka sampai mengeluh : "Kapan pertolongan Allah datang? ".

Allah SWT berfirman:

اِنَّ  الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ  يَحْزَنُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak pula bersedih hati." (QS. Al-Ahqaf 13)

Istiqomah,  tetap bersabar dalam cobaan itu yg sulit.  Banyak orang dicoba sakit dan dokter kesulitan dalam menyembuhkan terus lari minta tolong dukun. Ini tidak sabar kepada Allah. Lupa bahwa musibah itu kehendak Allah.

مَاۤ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ

"Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah.."
(QS. At-Taghabun  11)

Dibalik musibah,  pasti Allah SWT punya maksud baik,  tinggal kita percaya atau tidak.

Dalam memperjuangkan islam ini Nabi sampai dianggap sebagai orang gila, agar tidak melanjutkan dakwah. Namun Allah SWT berfirman:

اَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوْا مَا بِصَاحِبِهِمْ مِّنْ جِنَّةٍ  ۗ  اِنْ هُوَ اِلَّا نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ

"Dan apakah mereka tidak merenungkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak gila. Dia (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas." (QS. Al-A'raf  184)

Nabi juga dituduh pendusta.

وَعَجِبُوْۤا اَنْ جَآءَهُمْ مُّنْذِرٌ مِّنْهُمْ   ۖ  وَقَالَ الْكٰفِرُوْنَ هٰذَا سٰحِرٌ  كَذَّابٌ 

"Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata, Orang ini adalah pesihir yang banyak berdusta." (QS. Sad 4)

Tak hanya itu,  mereka menawarkan hadiah berupa wanita dan harta agar nabi menghentikan dakwah. Tapi nabi menolaknya.
Kalau perjuangan nabi tidak sehebat itu,  maka islam tak akan sampai kepada kita.
*Lalu kenapa kita tidak berterima kasih kepada Nabi?*

*B. Bersyukur kepada Nabi*

Bersyukur tidak cukup dengan ucapan saja. Bersyukur itu antara lain dengan memanfaatkan sesuatu sesuai dengan fungsinya.
Contoh,  kita mendapat oleh-oleh (buah tangan)  sebuah peci dari tetangga yg pulang dari umrah. Maka jika kita pakai, tetangga akan senang. Dan jika kita sia-siakan akan membuat sakit hati.

Oleh karena itu mencintai nabi itu sudah semestinya.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
( صحيح البخاري )

Sabda Rasulullah saw : “Belum sempurna iman kalian, hingga aku lebih dicintainya, dari ayah ibunya, dan anaknya, dan seluruh manusia” (Shahih Bukhari)

Orang tua yg bukan islam,  hanya berjasa menyelamatkan anak di dunia saja,  Nabi lebih dari itu karena menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.
Ketaatan kita kepada orang tua jangan sampai mengalahkan ketaatan kepada nabi.

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا .....

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya....” (QS. Lukman: 15).

Ini yg dimaksud dengan mencintai nabi.
Dilain pihak juga tidak boleh mencintai Nabi dengan melampaui batas, antara lain :

1. Nabi Muhammad adalah Hamba dan Utusan Allah.

Rasulullah Saw. bersabda :

لاَ تُطْرُوْنِيْ كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ (رواه البخاري)

“Janganlah kalian memuji/menyanjung aku secara berlebihan, sebagaimana kaum Nasrani menyanjung Isa bin Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah ‘hamba Allah dan Rasul-Nya” (HR. Bukhari)

Nasrani menyanjung Nabi Isa sebagai Anak Tuhan,  saking dekatnya.

2. Nabi tidak tahu barang Ghoib.

قُلْ لَّاۤ اَمْلِكُ لِنَفْسِيْ نَـفْعًا وَّلَا ضَرًّا اِلَّا مَا شَآءَ اللّٰهُ   ۗ  وَلَوْ كُنْتُ اَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ   ۛ   وَمَا مَسَّنِيَ السُّۤوْءُ   ۛ  اِنْ اَنَاۡ اِلَّا نَذِيْرٌ وَّبَشِيْرٌ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ

"Katakanlah (Muhammad), Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al-A'raf 188)

Barang Ghoib maksudnya adalah kejadian yg belum terjadi. Nabi ternyata tak tahu,  maka tak mungkin ada orang atau Kiai yg tahu apa yg belum terjadi.

3. Nabi tidak memiliki Sifat Rububiyah.

قُلْ اِنِّيْ لَاۤ  اَمْلِكُ لَـكُمْ ضَرًّا وَّلَا رَشَدًا

"Katakanlah (Muhammad), Aku tidak kuasa menolak mudarat maupun mendatangkan kebaikan kepadamu." (QS. Al-Jinn  21)

Ketika masih hiduppun Nabi tidak bisa memberi kemudharatan,  apalagi ketika beliau sudah wafat.  Kalau Nabi saja tak bisa apa lagi Makam Para Wali?

*C. Wujud Mencintai Nabi*

1. Ittiba' (Tunduk mengikutinya)

Cinta adalah hasrat untuk membahagiakannya. Lalu bagaimana menyenangkan Nabi?

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ  يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ  وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

"Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Ali 'Imran 31)

وَمَاۤ اٰتٰٮكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰٮكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا  ۚ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ 

". Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya."
(QS. Al-Hasyr  7)

Menghindari yg dilarang itu semua orang bisa,  tapi melaksanakan perintah tidak semua orang bisa.
Misal,  larangan narkoba,  barangnya tak ada maka otomatis bisa meninggalkan.
Tapi perintah belum tentu bisa. Kalau bisa belum tentu mau.

2. Lebih Mengutamakan Syariatnya.

Kalau ada petunjuk nabi maka itu pasti yg paling baik.  Jangan meninggalkan syariat nabi terus memakai Adat.
Karena berarti menganggap yg diajarkan nabi belum bagus.

3. Banyak mengingatnya.

Kita diperintah banyak membaca shalawat, bukan shalawatan.

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ   ۗ  يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."
(QS. Al-Ahzab 56)

4. Mencintai yg Dia cintai.

Siapa yg dicintai nabi. ? Dialah para sahabat .Kita dilarang mencela para sahabat.

Rasulullah SAW bersabda :  “Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in)” (HR. Bukhari dan Muslim).

5.  Mencintai yg Dia bawa

Yg dibawa Rasul adalah Sunnah-sunnahnya.

6.  Berani berkorban untuknya.

"(Harta rampasan itu juga) untuk orang-orang fakir yang berhijrah yang terusir dari kampung halamannya dan meninggalkan harta bendanya demi mencari karunia dari Allah dan keridaan(-Nya) dan (demi) menolong (agama) Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar."
(QS. Al-Hasyr  8)

"Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Al-Hasyr 9)

Ketika Hijrah,  orang-orang Muhajirin tidak membawa harta apapun ketika pergi ke Medinah. Demikian juga orang Anshor, memberikan apapun yg dibutuhkan orang Muhajirin.

Maka sebaiknya, sikap kita :
1. Menerima Tuntunan Rasul.
2. ‎Tidak menyandingkan dia dengan yg lain.
3. ‎Tidak over-acting dalam beribadah.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 26 November 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

7 Robiul awal 1439 H /26 Nopember 2017

Prof. H. Yusuf Suyono MA

*Mengerti Arti Hidup*

Setiap hari kita selalu dituntut untuk menentukan dua pilihan, berjalan menuju Neraka atau menuju Surga. Itu adalah tempat peristirahatan terakhir.
Ruh manusia itu akan menjalani 5 Alam,  alam yg pertama adalah Alam Ruh. Yg kedua Alam Rahim dan yg ketiga sekarang ini,  Alam Dunia. Kelak kita akan masuk alam ke Empat yaitu Alam Kubur.  Dan terakhir kita akan masuk Alam Akhirat. Itu tempat tinggal terakhir dan disana ada dua pilihan tempat tinggal : Surga atau Neraka. Semua itu tergantung pilihan kita, Tuhan tidak memaksa manusia ke Surga atau Neraka.

Kita harus mensyukuri nikmat pendengaran, penglihatan, akal dan hati kita yg akan membuat manusia menjadi satu-satunya makhluk Allah yg dapat mengerti arti hidup. Banyak orang yg faham dan mengerti hidup,  tapi cuma sedikit yg mengerti arti hidup, tidak mengerti untuk apa mereka hidup.
Hanya mereka yg mau mengaji tahu arti hidup.
Maka semboyan kita yg muslim ini adalah : "Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un". Itu adalah ucapan semboyan kita,  bukan ucapan duka,  karena ucapan untuk berbela sungkawa yg paling pendek adalah :
"Itaqillah washbir.. " ( Bertakwalah kepada Allah dan Bersabarlah! ).
Dan ada pula beberapa ucapan lain yg lebih panjang.

Apa dan Siapa yg paling kita tunggu-tunggu di pintu gerbang kehidupan kita?
Kita hidup di Alam ketiga ini ibarat halte menunggu bis,  bukan Terminal Terakhir.
Pintu gerbang keluar yg ditunggu adalah Malaikat Maut atau Kematian. Kematian adalah Terminal Sementara,  bahasa lainnya adalah Fana. Kematian adalah tempat peristirahatan pertama,  bukan Terakhir. Bedanya dengan Komunis,  mati dianggap Alam Terakhir.
Bagi islam kematian adalah Pintu Gerbang menuju kehidupan sesungguhnya.  Sedangkan dunia ini hanya kamuflase saja. Banyak orang kaya yg tidurnya tak nyenyak,  sebaliknya banyak pula orang miskin yg tenteram, karena kamuflase tadi. Di akhirat yg disebut bidadari itu muda dan tak pernah tua.  Berbeda dengan bidadari dunia, bisa menjadi tua.

Kita mensyukuri kehidupan dunia, kita sadar sedang menuju kematian. Orang yg mengerti Arti Hidup akan menyambut datangnya Malaikat Maut dengan tangan terbuka.  Kematian tidak harus melalui sakit atau tua.  Bisa setiap saat terjadi. Nabi Muhammad saja umurnya 63 tahun,  bahkan Nabi Isa cuma 31 tahun.
Agar tidak takut terhadap kematian maka hargailah kehidupan dengan cara mengisi hidup dengan kebaikan setiap menit,  setiap detik dari umur.

Kematian pasti terjadi dan sesuatu yg pasti terjadi tetapi kita tidak tahu kapan terjadinya maka sesuatu tadi pasti sangat dekat. Jadi Kematian dan Kiamat itu pasti dekat. Maka jangan sampai kita tidak mengerti arti hidup. Agar supaya kita mengerti maka kita perlu mengaji.
Salah satu cara mengerti Arti hidup supaya tidak takut mati,  adalah dengan Sujud ( Shalat). Bila kita sudah mengerti maka ketika kedatangan Malaikat Maut kita sudah tidak takut.
Hidup adalah perjalanan panjang dan di ujung perjalanan ini Allah sudah menyiapkan seindah-indahnya tempat kembali kita,  namanya Surga.

Setiap bayi itu lahir dalam keadaan fitrah (suci,  bersih dan bening)
Rasulullah bersabda : "kullu mauludin yuladu alal fitrah". Artinya setiap anak lahir dalam keadaan fitrah.
Semua bayi yg dilahirkan itu suci,  termasuk Nabi Muhammad. Kecuali Nabi Adam yg tidak dilahirkan,  karena beliau diciptakan dari tanah.  Sedang keturunannya berasal dari sari pati tanah.
Tugas kita adalah menjaga diri agar tumbuh dan berkembang dalam fitrah kita jangan sampai terkontaminasi dosa.
Kenapa ketika kita sedang Haji ke Tanah Suci bisa melaksanakan shalat berjama'ah di mesjid,  namun ketika pulang ke Tanah Air tak bisa melakukannya?  Itu namanya tak bisa menjaga fitrah.
Dianjurkan untuk berdoa ; " Ya Allah berilah aku kemampuan untuk menjaga kurnia agung fitrah dariMu ini".
Tapi harus disertai ikhtiar.

Shalat adalah salah satu bentuk atau usaha menjaga fitrah.  Makanya shalat disebut Imaduddien atau Tiang Agama.
Kelak yg pertama kali dihitung di akhirat adalah shalat.

*1. Shalat mengajari kita bahwa hakekat umur bukanlah bilangan waktu yg terus berulang.*

Kita ini diberi ajal yg ada batasnya. Barang siapa yg bilangan ibadah dan amal sholehnya selalu berulang, maka pada saat dia mati dia akan di puncak fitrah kebaikannya. Maka umur harus inline dengan kebaikan.
Jangan sampai ajal lebih panjang dari umur. Karena itu artinya adalah orang jelek. Orang jelek itu jika meninggal banyak yg senang,  orang baik bila meninggal banyak yg sedih.
Umur itu dibagi dua,  Umur kuantitas yg disebut sebagai ajal dan Umur kualitas adalah umur kebaikan. Jadi kalau ajal lebih panjang dari umur berarti kebaikannya sedikit.
Contoh Nabi Muhammad ajalnya 63 tahun,  tapi sampai sekarang seolah masih hidup karena selalu dibicarakan.

"Jika waktu tak bisa berhenti,  Mengapa ada kata nanti? Jika waktu tak bisa dipacu, Mengapa ada kata tunggu? Hidup tak kenal siaran tunda ".

Bila mau berbuat baik, janganlah ditunda-tunda.

*2. Shalat mengajari kita agar tatapan mata kita tertuju hanya ke satu arah,  yaitu Allah Robbiyal A'laa.*

Sekarang ini banyak Tuhan-Tuhan selain Allah. Rasulullah saw pernah bersabda :
“Akan datang suatu zaman atas manusia. Waktu itu, tidak tersisa iman sedikit pun kecuali namanya saja. Tidak tersisa Islam sedikit pun kecuali ritual-ritualnya saja. Tidak tersisa Al-Quran sedikit pun kecuali pelajarannya saja. Mesjid-mesjid mereka makmur dan damai, akan tetapi hati mereka kosong dari petunjuk.......”

Maka takjublah para sahabat mendengar pembicaraan Nabi. Mereka bertanya, “Wahai Rasul Allah, apakah mereka ini menyembah berhala ?”
Nabi menjawab, “Ya ! Bagi mereka, setiap serpihan dan kepingan uang menjadi berhala.”

Jadi sejak Jaman Nabi sudah dikatakan kelak akan ada yg memperTuhankan uang.  Sekarang ini ada lagi Tuhan baru yaitu WA.

Barang siapa yg tatapan matanya hanya tertuju kepada Allah maka ia tidak akan terpana oleh godaan yg ada di sepanjang perjalanan hidup ini.

*3. Shalat mengajari kita untuk selalu menempatkan hati kita di tempat yg semestinya.*

Segala sesuatu bila itu pasti tapi tidak tahu,  berarti itu Dekat...
Kematian itu Dekat,  maka orang Jawa mengatakan bilangan 60 itu "sewidak" yg maknanya bila umur mencapai 60 tahun maka "sawektu-Wektu tindak" (setiap saat akan pergi / mati).
Maksudnya adalah peringatan untuk mempersiapkan kematian, karena godaan manusia tak peduli umur itu ada dua : "Rakus" dan "panjang angan-angan". Panjang angan-angan maksudnya meskipun umur sudah tua namun lelaki tetap tertarik kepada wanita cantik.

Maka kalau kita sudah dekat Allah,  saat kita shalat maka di bumi ini adalah tempat yg cocok buat kita.
Orang yg dekat Allah jika shalat maka pikiran fokus ke "langit" (akhirat) bukan ke bumi . Walaupun dimanapun jika waktunya shalat maka akan merasa nyaman untuk shalat,  di stasiun,  di jalan dan sebagainya. Mereka sudah rindu akan disambut masyarakat langit.

*4. Shalat adalah Representasi perkembangan Kepribadian Manusia*.

Contoh ada 4 Gerakan shalat : Berdiri - Rukuk - I'tidal - Sujud.
Supaya kita bisa menjaga fitrah terus.
Berdiri maka Posisi akal lebih tinggi dari Hati,  menggambarkan bahwa manusia itu Rasional. Rukuk supaya terjadi keseimbangan antara Akal dan Hati. Menyertakan suara Hati kedalam suara Akal.  Seperti Ilmu ekonomi hanya berdasarkan Akal saja,  kita perlu memasukkan suara Hati agar tidak memikir untung rugi saja, itu adalah hawa nafsu. I'tidal, adalah pengarahan Allah agar kita merasakan betapa tidak nyamannya jika kita hanya mendengarkan rasio tanpa mendengarkan suara hati. Sujud mengajar kita untuk menjadikan Hati sebagai Panglima seluruh aktivitas kita.

Allah SWT berfirman:

"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar." (QS. Al-Anfal 28)

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. At-Tahrim 8)

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 12 November 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

23 Shafar 1439 H /12 Nopember 2017

Bp. H. Fachrur Rozy

*Bila Doa Tidak Terjawab (2)*

Melanjutkan Kajian bulan lalu,  Mengapa doa tidak terjawab.

*1. Aroftumulloh wa lam tu'iddu haqqohu*
(Katanya beriman kepada Allah,  tetapi kepada Allah tidak memperhatikan.)

Kita hafal ayat :

فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula."
(QS. Az Zalzalah 7 - 8)

Dalam bahasa Jawa kita sebut "Becik ketitik, ala ketara ". Kita juga hafal ayat kursi, yg didalamnya disebut :

  لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ

"Allah, ...tidak mengantuk dan tidak tidur..." (QS. Al-Baqarah  255)

Dalam bahasa Jawa kita sebut "Gusti Allah mboten sare ..."
Kita yakin Allah pasti mengganti,  kita yakin diawasi namun , berat mengeluarkan uang untuk infak.
Berat memenuhi panggilan Adzan,  padahal ketika Telpun berdering kita bergegas menjawab. Seolah tidak yakin kepada Allah.

*2. Qorotumul quran walam ta'malu bihi*
(Membaca Al Qur'an tetapi tidak mengamalkannya.)

Kita punya Al Qur'an tapi tidak dibaca,  kalau dibacapun tidak tahu artinya.Ketika tahu artinya, tidak diamalkan. Kalau diamalkan ternyata tidak ikhlas.

Mengajarkan Al Qur'an dilingkungan kita itu tugas kita. Tugas paling berat adalah mengajarkan kepada Orang Tua kita sendiri yg belum tahu. Karena biasanya orang tua merasa lebih berpengalaman, lebih tahu. Kita ingat bahwa Nabi Musa pun sampai berdo'a untuk melembutkan hati Fir'aun, ayah angkatnya, namun tak berhasil.

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ   وَيَسِّرْ لِيْۤ اَمْرِيْ   وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِیْ   يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ 

"Dia (Musa) berkata, Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku,dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku," (QS. Ta-Ha Ayat 25-28)

Jangan jadikan Al Qur'an hanya sebagai jimat.  Ada lagi trend pejabat atau orang kaya pindahan atau punya hajat lalu mengundang anak yatim untuk membaca Al Qur'an untuk mengusir setan atau apapun hambatan. Tentu bukan hanya itu maksudnya mengamalkan Al Qur'an.
Kita diperintahkan untuk menjaga ukhuwah islamiah,  kenyataan kita suka bertengkar sesama muslim. Alhamdulillah tabligh Akbar di Garut sukses.  Keanehan pengamalan lain,  non muslim dipuja-puja,  tapi Ustadz yg sama-sama muslim dipermasalahkan. Al Qur'an ini dibaca tapi tidak diamalkan.

Bulan Ramadhan kemarin Al Qur'an banyak dibaca,  sekarang jarang yg baca.
Oleh karena itu mari kita baca kembali Al Qur'an, dan sebaik-baik waktu membaca Al Qur'an adalah bakda subuh. Apalagi subuh bulan ini jam 4 kurang jadi makin banyak waktu. Maka kita baca Al Qur'an secara Murotal, Tadarus , Qiro'ah atau Tilawah. Sebaiknya kita baca Al Qur'an dengan pelan-pelan.
Ada perintah :
"zayyinu buyutakum bi qiroatil quran"
(hiasilah rumah mu dengan memperbanyak bacaan al-quran)

Membaca Al Qur'an dengan fasih akan dapat Berkah dari Allah,  membaca Al Qur'an dengan kesulitan dapat dua pahala. Pahala membaca dan pahala usahanya.
Ada kisah di daerah perbatasan Jateng dan Jatim jika khataman Al Qur'an maka membuat hidangan : Cengkaruk - Serabi - Kolak.  Kenapa begitu?  Ternyata riwayatnya diambil dari ayat. Al Qur'an yg pertama turun :
"iqro` bismi robbikallazii kholaq" , mereka mendengarnya "Cengkaruk Serabi Kolak".
Ini karena ketidakmampuan membaca dengan fasih. Yang penting adalah pemahaman maknanya. Perhatikan maknanya agar memahami perintah Al Qur'an.

Bila Al Qur'an diamalkan niscaya kehidupan rumah tangga,  kehidupan sosial dan negara akan harmonis.
Islam tidak bertentangan dengan Pancasila. Jadi tidak benar bahwa Islam anti NKRI,  tidak benar Islam anti Pancasila, karena Pancasila adalah hadiah Umat Islam untuk NKRI.  Ingat bahwa sila Pertama Ketuhanan YME adalah usulan Ki Bagus Hadikusumo ketua Muhammadiyah saat itu.

*3. Idda'aitum Hubba Rosulillah wa taroktum Sunnatahu.*
(Mengaku cinta Rasul tetapi meninggalkan sunah-sunahnya)

Rasulullah mengajarkan makan sambil duduk. Namun banyak resepsi manten yg meninggalkan sunnah ini. Kita sering secara sadar meninggalkan sunnah ini karena sudah biasa. Suatu kesalahan bila dilaksanakan berulang-ulang lama-lama dianggap hal benar. Orang tua jaman dulu mengajarkan kepada kita : "Mangan ngombe karo ngadeg kuwi kaya jaran " ( Makan dan minum sambil berdiri itu perilaku Kuda) .
Jadi sebenarnya Orang Tua dulu sudah mengenal Sunah.

Mudah2 an kita bisa menjaga sunnah-sunnah yg lain. Contoh lain banyak, ada yg ringan,  sedang dan berat.
Sunah yg ringan adalah menyapa dulu bila ketemu kenalan. Bila kita naik mobil maka buka jendela dulu untuk menyapa.
Sunah yg sedang,  adalah disiplin waktu.
Rasul itu kalau shalat Subuh masih gelap dan Shalat Ashar masih terang,  jangan dibalik Shalat Subuh sudah terang,  Shalat Ashar sudah gelap.
Marilah sunah Rasul kita jaga dengan baik,  shalat tepat waktu.

Sunah agak lebih berat lagi adalah Qiyamul lail.  Bila terlewat maka diganti dengan Shalat Dhuha 12 raka'at.
Sunah yg berat,  antara lain menahan emosi dan Memaafkan orang yg memusuhi. 
Dikisahkan di Madinah ada seorang pengemis Yahudi yg tua dan buta, dia setiap hari mencaci-maki Rasul. 
Namun Rasul tidak marah,  bahkan beliau kemudian memerintahkan istrinya memasakkan makanan dan beliau mendatangi dan menyuapi Yahudi tersebut.

Saat ini umat Islam sering dituduh teroris. Padahal tak mungkin. Apakah Rasul mengajarkan Teroris?  Tak ada teroris dalam islam,  karena islam mengajarkan kasih sayang.
Sebaliknya di Papua ada yg menyandera 1300 orang dengan senjata.  Tak ada satu mediapun yg menyebut teroris. Padahal mereka itulah Teroris sesungguhnya.

Maka mari kita mengamalkan sunah Rasul dengan semampu kita.


Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 05 November 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

16 Shafar 1439 H /5 Nopember 2017

Drs. Muchtar Hadi

*Berhati-hati*

Dalam hidup ini sangat diperlukan untuk  berhati-hati. Dalam istilah agama,  berhati-hati adalah Ikhtiar.
Khalifah Umar bin Khattab adalah orang yg sangat hati-hati. Dikisahkan ada seorang Raja Romawi ingin bertemu dengan Umar bin Khattab untuk belajar tentang manajerial dan Leadership. Raja Romawi tadi mencari info tentang cara bagaimana menemui Umar bin Khattab dan dia mendapat saran agar menemui Umar bin Khattab di masjid,  karena Umar bin Khattab selalu disana.

Maka Raja Romawi tadi menunggu di muka masjid pada waktu subuh. Namun dia tidak menemukan Umar. Karena dia merasa penting,  maka dia tunggu sampai dhuhur. Tetapi sampai dhuhurpun dia tidak menemui Umar bin Khattab. Maka dia meragukan keakuratan informasi yg diterimanya.
Ternyata persepsi Raja Romawi ini keliru,  dia menganggap karena Umar bin Khattab adalah khalifah, maka ketika keluar dari masjid pasti banyak pengawalnya. Karakter ini tidak ada pada Umar bin Khattab,  maka Raja Romawi tadi tidak berhasil menemukan Umar bin Khattab.

Orang sehebat Umar bin Khattab itupun ternyata masih suka belajar. Beliau bertanya kepada Ubay bin Kaab. Ubay bin Kaab adalah Penghafal Al Qur'an yg terbaik dari golongan Anshor. Ubay adalah yg paling sering menjadi Imam Shalat Tarawih pada waktu itu.

Umar bertanya : "Wahai Ubay,  sebenarnya takwa itu apa? "
Pertanyaan ini mendasar sekali,  kita ingat ayat

 اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

"... Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa....." (QS. Al-Hujurat 13)

Ubay menjawab : " Apakah anda pernah berjalan melewati jalan yg tidak lurus , licin dan berliku-liku ? ".
" Pernah .."
" Apa yg anda lakukan? "
" Saya harus berhati-hati agar tidak jatuh".
" Itulah Takwa, takwa adalah hati-hati... " , demikian jawab Ubay.

Jadi kita itu harus punya SIKAP dan SIFAT HATI-HATI. Sikap adalah sikap mental , tapi juga Sifat,  artinya dilaksanakan tanpa harus difikir-fikir dulu , hati-hati sudah menjadi reflek.

*Hati-hati dalam ibadah*

Ibadah adalah perbuatan atau inisiatif apapun yg tidak bertentangan dengan hukum Allah.

Contoh :

1.  Tempat Wudhu.
Tempat wudhu kadang ada yg dipisah dengan genangan air yg dimaksudkan untuk mencuci kotoran pada kaki agar tidak mengotori tempat suci.
Namun sikap hati-hati akan membasuh kaki lagi setelah melewati genangan tadi,  karena pada genangan tersebut kotoran-kotoran kecil berakumulasi.

Kaidah yang berkaitan dengan hal ini ialah:
اَلْيَقِيْنُ لاَ يُزَالُ باِلشَّكِّ
*“Keyakinan tidak dapat dihapus dengan keraguan.”*

Melewati genangan air yg kotor tadi akan ragu bahwa kaki menjadi kotor , meskipun yakin tidak kena najis dan wudhunya masih ada.
Maka sikap Membasuh kaki setelah lewat genangan adalah untuk menghilangkan ragu-ragu terhadap kotoran. Ikhtiar ini adalah Sikap Hati-hati.

Kondisi lain,  misal kita wudhu kemudian melewati anak kecil yg kencing. Meskipun kita tidak kena,  tapi sikap hati-hati akan memerintah untuk membasuh kaki lagi.
Sikap hati-hati,  setelah wudhu masih membasuh kaki lagi itu adalah kemantapan,  bukanlah pilihan. Bila kemantapan itu hanya masalah ragu atau tidak.  Belum tentu sunah bila dikerjakan, belum tentu makruh kalau ditinggalkan.

2. Menggunakan sesuatu Berlebih.
Menggunakan uang tanpa batas, tanpa prinsip keekonomian itu termasuk tidak hati-hati.
Menggunakan air untuk wudhu dengan boros itu termasuk tidak hati-hati.  Perbuatan itu disebut Tadzir,  orangnya disebut Mubadzir. Kadang kita salah kaprah menyebut perbuatan Mubadzir.

3. Makan dan Minum
Ada sunah yg perlu dijalani,  antara lain adalah. :
Menggunakan tangan kanan.
Sebelumnya membaca do'a :

الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya :
Yaa Allah, berkatilah rezeki yang engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka

Kata rozaqtana,  artinya adalah rezeki yg sudah didapat, yaitu makanan tadi.
Maka harus dihabiskan, karena telah kita mintakan agar barokah. Jangan sampai terjadi,  siapa tahu barokah Allah justru diturunkan pada makanan atau minuman yg tersisa.
Ini termasuk sikap hati-hati,  seperti hadits jika kita makan pakai tangan maka diperintah untuk menjilat sisa yg melekat pada jari.  Jangan sampai membuang makanan.

Jika kita mengajari anak atau cucu makan, bila dia belum bisa membaca do'a, maka kita yg membacakan dan ajari dia untuk menghabiskan makanan.

Jika kita membeli daging ayam, kita ragu-ragu antara halal atau Haram mengenai cara menyembelihnya?
Disini berlaku yg Yakin tidak akan hilang karena ragu.

Hal-hal diatas tadi adalah ibadah biasa atau muamalah. Terkait ibadah khusus,  maka sikap hati-hati adalah sesuai dengan tuntunan yg diajarkan.
Bila kita menambahi maka bukanlah hati-hati tapi bahkan menjadi Bid'ah.
Contoh bertasbih : Subhanallah ..., yg diajarkan adalah 33 kali,  maka jika kita nambahi jadi 40 kali maka tidak menjadi kebaikan,  malah jadi bid'ah.

Kesimpulannya adalah sikap hati-hati pasti ada hikmahnya

TANYA - JAWAB

1.  Sujud Akhir yg lama
Pertanyaan. :
Kadang saat shalat ada yg sujud akhirnya lama sekali,  ini termasuk hati-hati atau bid'ah

Jawab :
Sujud akhir lama,  ada beberapa kemungkinan,  bacaannya diulang-ulang, atau bacaannya memang pelan,  atau dia menambah do'a.
Mengenai tambahan doa ini tidak mengganggu ibadah,  karena ada hadits

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

“Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu.” (HR. Muslim)

Jadi kesimpulannya adalah boleh.

2.  Shalat di rumah Tanpa sajadah
Pertanyaan :
Dalam rumah yg kadang jadi tempat parkir motor,  dan sepatu masuk apa boleh shalat tanpa sajadah.

Jawab :
Kalau itu "yakinnya" adalah tidak suci,  karena ada sepatu masuk. Jadi shalat wajib pakai sajadah.

3. Minum Sedikit Ketika dijamu
Pertanyaan :
Kalau kita bertamu,  dijamu minum,  biasanya hanya diminum sedikit. Ini termasuk Tadzir atau tidak?

Jawab :
Termasuk tadzir.
-----

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Senin, 30 Oktober 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

9 Shafar 1439 H /29 Oktober 2017

Dr. Zuhad Masduqi

*Setan*

Kita akan menafsirkan surat ke 114 Al Qur'an,  yaitu Surat An-Nas.  Surat An-Nas ini isinya adalah permintaan perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan. Namun didalam surat tersebut ternyata tak ada kata "setan".
Lalu dari mana munculnya setan?
Allah SWT berfirman:

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ اِلٰهِ النَّاسِ

"Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Rajanya manusia,Tuhannya manusia," (QS. An-Nas : Ayat 1- 3)

Di dalam ayat ini kita menyebut Allah dalam tiga sifat :

1. Robbunas
Robbun,  bisa dimaknai Tuhan manusia,  bisa dimaknai Tuhan sebagai Pendidik. Apa yg dilakukan oleh Allah ? 
Dia mencipta dunia dan segala isinya.
Dia yg memberi fasilitas makhluknya.
Dia yg melindungi makhluknya.
Dia yg mengembangkan makhluknya.
Dia yg membuat aturan untuk kebaikan dan kemashlahatan makhluknya.
Itu semua fungsi Robbun. "Mendidik" itu lebih luas dari "Mengajar".

2. Malikinas,  yg merajai manusia atau yg memiliki manusia,  terutama dihari kiamat nanti.

3.  Ilahinas,  sesembahan manusia.
Ada dua macam sesembahan dalam bahasa Al Qur'an ,  yaitu Ilahul Haq (Allah)  dan Ilahul Bathil. (Thogut).
Misal Ilahul Bhatil : Hawa nafsu

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰٮهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ ....

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, ..."
(QS. Al-Jasiyah 23)

Dulu masyarakat Arab Jahiliyah konsep Ketuhanannya adalah adanya tingkatan Tuhan. Tuhan yg paling tinggi adalah Allah,  lalu dibawahnya ada Latta , Uzza dan Manat.
Mereka mengatakan tidak menyembah Latta,  Uzza dan Manat tapi memakainya sebagai Tawassul untuk mendekatkan kepada Allah.

مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَاۤ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰى 

"... Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya....." (QS. Az-Zumar 3)

Jawaban mereka rasional dalam konteks hubungan manusia.  Jika kita ingin ketemu pejabat yg tidak kita kenal, maka kita butuh perantara.  Tapi dalam konteks hubungan dengan Allah hal ini tidak diperbolehkan.

اِنْ هِيَ اِلَّاۤ اَسْمَآءٌ سَمَّيْتُمُوْهَاۤ اَنْتُمْ  وَاٰبَآؤُكُمْ مَّاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ بِهَا مِنْ سُلْطٰنٍ ۗ  اِنْ يَّتَّبِعُوْنَ  اِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْاَنْفُسُ ۚ  وَلَقَدْ جَآءَهُمْ مِّنْ رَّبِّهِمُ  الْهُدٰى

"Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun untuk menyembahnya. Mereka hanya mengikuti dugaan, dan apa yang diingini oleh keinginannya. Padahal sungguh, telah datang petunjuk dari Tuhan mereka." (QS. An-Najm  23)

Penjelasan Imam Ghozali,  berhala Latta tadi siapa yg membuat? Yg membuat adalah mereka sendiri,  kenapa bisa punya peranan yg besar sekali? Maka dia tidak menyembah Latta, tapi menyembah hawa nafsu atau pikirannya sendiri.
Karena berhala tadi hanya personifikasi dari pikiran orang.
Umat lain juga banyak,  ada yg menyembah lembu,  ada yg menyembah patung. Kajian masa kini,  ada berhala baru dalam bentuk isme-isme seperti Materialisme, Sosialisme, Komunisme dsb. Jadi Ilahul Haq itu adalah Allah sendiri.

Setelah menjelaskan tentang Tuhan,  ayat berikutnya dari Surat An-Nas :

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ۙ  الْخَـنَّاس

"dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi," (QS. An-Nas 4)

Kata syariil artinya keburukan. Baik keburukan aktual maupun Potensial.
Keburukan aktual misal sakit , keburukan potensial misal karena keturunan.
Al was-was,  artinya bisikan-bisikan.
Al khonnas artinya maju mundur,  kalau manusia ingat Allah maka Setan mundur. Dan ketika manusia lupa,  Setan maju lagi.

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ  صُدُوْرِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

"yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia." (QS. An-Nas 5-6)

*1. Setan itu OKNUM atau SIFAT ?*

Kalau manusia jelas,  ada nama masing-masing,  itu semua adalah oknum. Malaikat ternyata juga sama,  ada namanya masing-masing,  Jin dan Iblispun juga sama.  Jadi Manusia,  Malaikat , Jin dan Iblis itu oknum.
Tetapi Setan tak ada namanya,  jadi bukan oknum tetapi Sifat.

Sifat itu sesuatu yg melekat pada sesuatu yg lain. Contoh : Baik,  adalah sifat.. maka kita tak dapat mencari "baik", tapi kita dapat mencari Rumah yg baik,  Buku yg baik. Setan itu Sifat,  bukan makhluk.
Al Qur'an mengatakan dua macam setan, yaitu Setan Jin dan Setan Manusia.
Definisi Setan menurut para ulama adalah Semua Pelaku Keburukan yg mendorong orang lain dalam Keburukan yg sama.

Maka siapa saja bisa menjadi Setan. Setan manusia itu seperti kita. Jika ada korupsi jama'ah itu karena Pimpinannya Setan,  dia bisa mengintimidasi anak buahnya untuk menjadi Setan juga. Hal ini simalakama bagi anak buah. Bila menuruti dia jadi Setan,  bila menolak dimutasi. Namun bila ketangkap,  maka anak buah dikorbankan,  Setan aslinya bisa Selamat.

Surat An-Nas jelas menyebut dua macam setan. Setan Jin tidak efektif menggoda manusia, setan manusia sangat efektif menggoda. Makanya ulama sering berkata : Setannya seseorang itu selevel dengan orang itu. Setannya Pak Kiai juga selevel Pak Kiai. Bukti,  siapa yg menjerumuskan seseorang ke Narkoba?  Kan teman atau seniornya.

*2. Apa Tipu Daya Setan. ?*

Menurut Al Qur'an tipu daya setan itu ada tujuh :

1.  Was-wasah  (keburukan,  bisikan)

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ۙ  الْخَـنَّاسِ
(QS An-Nas 4)

Termasuk bisikan dari dalam diri kita adalah bisikan setan. Makanya jika kita ada bisikan tadi harus dilawan,  agar tidak berubah dari potensial menjadi aktual.
Maka sebaiknya kita berdoa :
Wa na’udzubiLLAHi min syururi anfusina wamin sayyi’ati a’malina... (..dan meminta perlindunganNya dari segala keburukan jiwaku dan dari kejelekan amaliahku...)

2. Tamani (menawarkan angan -angan kosong)
وَّلَاُضِلَّـنَّهُمْ وَلَاُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَاٰمُرَنَّهُمْ

"dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka,...." (QS. An-Nisa'  119)

Contoh,  akhir-akhir ini seperti Kasus penggandaan uang. Yg terbujuk setan bahkan ada orang yg pandai.
Maka Al Qur'an memperingatkan kita :

 وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ  اِنَّهٗ لَـكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

"... dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah 168)

Jangan mengikuti setan,  karena sekali ikut maka cenderung mengikuti yg kedua, dan seterusnya. Awalnya hanya coba-coba, akhirnya kecanduan.

3. Tazyin. (Memoles sesuatu yg buruk sehingga seolah baik)

قَالَ رَبِّ بِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَـنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ

"Ia (Iblis) berkata, Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan kejahatan terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya," (QS. Al-Hijr 15: 39)

 Contoh,  di pasar dijual ayam Tirin (mati kemarin ) yg tampilannya lebih baik dari ayam sehat disembelih, karena diformalin.
Termasuk barang kadaluarsa yg dijual untuk paket lebaran adalah Tazyin.

4. Tadhlil (Menyesatkan)

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ

"(Iblis) menjawab, Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya," (QS. Sad  82)

Misal orang yg kena narkoba, bisa artinya sesat jalan hidupnya,  yg menyesatkan teman atau senior mereka. Yg berperan adalah setan jenis manusia.
Contoh lain adalah merokok. Menurut ilmu Psikhology merokok itu membuat orang menjadi egois.
Sekarang banyak tulisan yg menyesatkan (hoax)  ,itu adalah tadhlil.

5. Shaddun an Sabilillah.(Menghalangi tindakan yg benar)

Bisa lewat politik,  ekonomi
Contoh yg lewat Politik,  anggota DPR menggembosi KPK. KPK yg memberantas korupsi malah digembosi.
Lewat ekonomi : Orang yg punya duit membeli keadilan.
Lewat Sosial atau agama,  misal Tokoh Agama menggerakkan demo yg tidak benar,  karena mendemo yg benar.

6. Takwif (Mengintimidasi,  atau menakut-nakuti)

اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْـفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَآءِ

"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), ...." (QS. Al-Baqarah  268)

7. A'dhawah (Menciptakan Permusuhan)

Kalau dulu alat yg dipakai adalah Khamr dan Judi.

اِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطٰنُ اَنْ يُّوْقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَآءَ فِى الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَعَنِ الصَّلٰوةِ  ۚ  فَهَلْ اَنْـتُمْ مُّنْتَهُوْنَ

"Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan sholat, maka tidakkah kamu mau berhenti?" (QS. Al-Ma'idah 91)

Sekarang banyak cara membenturkan,  misal keragaman agama,  budaya,  ormas dibenturkan. Oleh siapa,?  Provokator, itulah setannya.

Itu semua tipu daya setan. Dan sekarang setannya berwujud manusia,  karena setan Jin sudah tidak efektif.
Agar terhindar dari godaan setan maka kita diajarkan berdoa .
Namun ada yg berdoa hanya untuk kebaikan dunia saja. Padahal sebaiknya doa itu minta kebaikan dunia dan akhirat.  Dan yg terpenting adalah usahanya harus signifikan.
Ibarat orang mau pintar harus belajar. Maka bila mau terbebas godaan setan ya tutup pintu-pintu setan.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 22 Oktober 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

2 Shafar 1439 H /22 Oktober 2017

Drs. H. Nurbini MA

*Fiqih Haji dan Umrah*

Dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththab –radhiyallahu ‘anhuma-, katanya, “Aku mendengar Nabi SAW bersabda,
‘Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan’”.
(HR Al-Bukhari dan Muslim.)

Haji adalah salah satu Rukun Islam,  artinya adalah hal yg wajib dijalani meskipun ada persyaratan yaitu jika mampu (persyaratan harta).

*Pengertian Haji dan Umrah.*

Menurut Bahasa Pengertian Haji adalah Menyengaja (Al Qashdu).
Sedangkan Menurut Istilah Pengertian Haji adalah suatu amal ibadah yang dilakukan dengan sengaja mengunjungi Baitullah di Makkah dengan maksud beribadah secara ikhlas mengharap keridhaan Allah dengan syarat dan rukun tertentu.
Pengertian umroh dari segi bahasa ialah berkunjung.
Pengertian Umroh secara Istilah adalah mengunjungi Baitullah untuk beribadah umroh dengan rukun rukun dan syarat syarat yang telah ditentukan, adapun waktunya tidak ditentukan seperti haji.

*Hukum melaksanakan Ibadah Haji dan Umrah.*

Hukum melaksanakan ibadah haji adalah fardu’ain atau ibadah yang diwajibkan kepada setiap muslim yang mampu.
Wajibnya adalah sekali seumur hidup,  tapi tidak berarti dilarang melakukan haji lebih dari sekali.

.... وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا  ۗ  وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْن

".... Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya dari seluruh alam." (QS. Ali 'Imran 97)

Dari Abu Hurairah berkata :
“Rasulullah SAW berkhutbah di hadapan kami, beliau bersabda : “Wahai sekalian manusia, sungguh Allah telah mewajibkan bagi kalian haji maka berhajilah kalian!” Seseorang berkata: “Apakah setiap tahun, ya Rasulullah?” Beliau terdiam sehingga orang tersebut mengulangi ucapannya tiga kali. Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Kalau aku katakan ya, niscaya akan wajib bagi kalian dan kalian tidak akan sanggup.”

Hadits ini juga sebagai dasar bahwa naik Haji boleh lebih dari sekali.
Ijma ulama juga sepakat wajib Haji sekali seumur hidup.

Hukum Umrah juga wajib sekali seumur hidup seperti haji.

وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ

"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah...."  (QS. Al-Baqarah 196)
Karena Haji dan Umrah disebut tersendiri maka Imam Syafii dan Hambali menghukumi wajib, termasuk untuk wanita.

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah (2901):
Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha- berkata: Wahai Rasulullah, apakah wanita juga wajib berjihad?, beliau menjawab: “Ya, mereka juga wajib berjihad, namun tanpa peperangan, yaitu: haji dan umroh”.

Pendapat terkuat adalah hukum umrah itu wajib sekali bagi yg mampu. 
Adapun pendapat bahwa hukumnya sunah (Imam Hanafi dan Maliki)  berdasarkan pada Hadits yg dhoif, yaitu :
Hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi 931, dari Jabir bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- ditanya tentang umroh, apakah hukumnya wajib?, beliau menjawab: “Tidak, akan tetapi jika kalian melaksanakan umroh akan lebih afdol”

Yg perlu diketahui bahwa ibadah Umrah bisa langsung dilakukan ketika melakukan ibadah Haji.

*Beberapa Dalil tentang Haji :*

"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Tetapi jika kamu terkepung (oleh musuh), maka (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur), maka dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, maka barang siapa mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itu seluruhnya sepuluh (hari). Demikian itu, bagi orang yang bukan penduduk Masjidilharam. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras hukuman-Nya." (QS. Al-Baqarah  196)

Makna jika terhalang,  kalau terlanjur ihram lalu batal maka wajib menyembelih dam.
Musim Haji itu dimulai dari Bulan Syawal,  Dzulqa'dah dan Dzulhijjah.

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ  .....

"(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barang siapa mengerjakan haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat, dan bertengkar dalam haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!" (QS. Al-Baqarah 197)

Maka mulai bulan Syawal harus mulai menahan diri bila mau Haji.  Ini adalah Miqad Zamani (waktu) . Adapun Miqad Makani (Tempat)  adalah dari Bir Ali atau Jeddah atau Yalamlam.

اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ  لَـلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبٰرَكًا وَّهُدًى لِّلْعٰلَمِيْنَ

"Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam."  (QS. Ali 'Imran 96)

Al Hajj. ayat 27 dan 28 :

"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh,"  (QS. Al-Hajj  27)

"agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir." (QS. Al-Hajj  28)

*Dalil dari As Sunah*

Dari Abu Hurairah r.a: Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus dosa antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR Buchory 1773)

Dari Abu Hurairah r.a, beliau mengatakan: Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang bermaksud menuju Baitullah (untuk haji atau umrah), lalu dia tidak berbuat rafats (menggauli istri atau berkata kotor) dan tidak berbuat fasik, maka ia kembali seperti ketika ibunya melahirkannya. (HR Buchory 1819)

Dalam hadits lain disebutkan,
“Orang yang melaksanakan haji dan orang yang melaksanakan umrah adalah tetamu Allah swt. Allah swt. akan memberi apa yang mereka minta; akan mengabulkan doa yang mereka panjatkan; akan mengganti biaya yang telah mereka keluarkan; dan akan melipat-gandakan setiap satu Dirham menjadi satu juta Dirham.” [HR. Baihaqi].

Haji itu akan diganti biayanya oleh Allah. Namun kadang biaya diluar Haji jadi lebih besar,  untuk oleh-oleh, untuk tasyakuran. Tidak menjadi masalah sebenarnya bila tidak riya. Namun akan sulit menghindari riya bila tasyakuran sebelum berangkat. Sulit menghindari rasa bangga diri.

“Iringilah ibadah haji dengan ibadah umrah (berikutnya), karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana alat peniup besi panas menghilangkan karat pada besi, emas dan perak. Dan tidak ada (balasan) bagi haji yang mabrur melainkan surga”

“Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari no. 1782).

Umrah bulan Ramadhan mendapat pahala haji,  tetapi tidak menggugurkan kewajiban Haji.

*Macam-macam Ibadah Haji*

1. Haji Tamattu.'
Tamattu' artinya bersenang-senang (santai) . Ialah seorang berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji, memasuki Makkah lalu menyelesaikan umrahnya, melepas ihram.
Apabila telah tiba waktunya , dia berihram lagi untuk melaksanakan haji.
Haji Tamattu wajib menyembelih dam.

2. Haji Ifrad.
Ifrad berarti menyendiri. Yaitu seorang yang berihram untuk melaksanakan ibadah haji saja, setelah selesai baru melaksanakan Umrah.
Haji Ifrad biasanya bagi mereka yg waktu datang di Mekkah sudah mepet.
Atau bagi mereka yg semula berniat haji tamattu' terhalang karena  datangnya haid. Mereka bisa mengubah niat jadi Haji Ifrad. Haji Ifrad tidak menyembelih dam.

3. Haji Qiran.
Qiran artinya menggabung. Yaitu seorang berihram untuk melaksanakan umrah dan haji secara bersamaan, dan wajib baginya untuk menyembelih dam.
Haji Qiran juga biasanya dilakukan oleh mereka yg waktunya mepet.

*Rukun Haji dan Umrah*
Rukun Haji : Ihram, Wukuf di arafah, Tawaf Ifadhah , Sai dan Tertib.
Rukun Haji harus dilaksanakan,  bila tidak maka Haji nya batal dan harus diulang.
Sedangkan Rukun Umrah sama dengan Rukun Haji tanpa Wukuf di Arafah.

*Wajib Haji dan Umrah*
Wajib Haji : Ihram dari Miqat , Mabit di Muzdalifah, Melempar Jumrah Aqobah, Melempar Jumrah yg tiga, Mabit di Mina, Tawaf Wada., Menjauhkan diri dari larangan Ihram.
Wajib Haji harus dikerjakan,  bila tidak maka harus membayar dam.
Wajib Umrah hanya 3 : yaitu ihram dari miqat,  meninggalkan larangan Ihram dan Thawaf.

Syarat Haji dan Umrah sama yaitu :
Beragama islam , Baligh (dewasa), Berakal sehat (aqil),  Merdeka (bukan budak) ,Mampu (istita’ah)

Tentang Badal Haji,  menurut Imam Syafii,  Hanafi,  Hambali hukumnya boleh.
Hanya Imam Maliki tidak membolehkan,  kecuali jika karena wasiat.

Adapun Hikmah Ibadah Haji dan umrah adalah :
1. Merupakan amalan yg paling afdhol.
2. Balasannya adalah sorga
3.  Setara dengan Jihad
4. Menghapus dosa besar
5. Menghilangkan kemiskinan
6. Orang yg berhaji adalah Tamu Allah

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 15 Oktober 2017

Pengajian Ahad AMM Banyumanik

Pengajian Ahad AMM Banyumanik

25 Muharram 1439 H /15 Oktober 2017

Bp. Ahmad Taufan

Tentang Iman (2)

Sesungguhnya kualitas kita sebagai seorang mukmin ditentukan oleh seberapa seriusnya kita menuntut ilmu.
Allah akan mengangkat derajad seorang mukmin dan Allah akan mengangkat lebih tinggi lagi derajad orang yg berilmu.

Nikmat islam adalah nikmat yg tak bisa dibandingkan,  karena dikatakan.

فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ۗ ‏

"..... maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim." (QS. Al-Baqarah  132)

Artinya ketika kita sudah islam baru boleh mati,  karena dijamin aman.

Tantangannya adalah bagaimana mengaplikasikan keislaman pada diri kita? Bagaimana mengaplikasikan Al Qur'an pada diri kita?
Kita diperintahkan untuk mengikuti Rasul,  karena Allah sendiri mengakui bahwa Rasulullah SAW berbudi pekerti tinggi.

وَاِنَّكَ  لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

"Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur." (QS. Al-Qalam 4)

Begitu mulianya sampai Malaikat pun diperintahkan untuk bershalawat kepada Rasulullah.

Maka ketika kita menyaksikan Allah sebagai Tuhan,  Allah memberikan persyaratan agar kita menyaksikan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yg diutus untuk membawa Risalah Allah yaitu Kitabullah Al Qur'an.
Mereka yg kemudian mengajarkan Al Qur'an dijamin sebagai manusia terbaik.
Rasulullah SAW bersabda :

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (Hadits Buchory)

Sebelum diutusnya Rasulullah ke dunia untuk menyampaikan Risalah,  maka umat manusia benar-benar dalam kegelapan.  Maka terangilah kehidupan dengan cahaya iman.

Beberapa waktu yg lalu kita sudah membahas iman dalam konteks umum :

- Iman itu adalah Ruh Kehidupan.
- Iman itu yg mengubah seseorang yg putus asa menjadi berharta.
- Iman itu yg mengubah seseorang yg lemah menjadi kuat.
- Iman itu karunia Allah yg tak bisa dibandingkan dengan apapun.

Iman itu mempunyai Ruhul Iman yaitu Iman kepada Allah SWT. Seperti yg kita baca pada kalimat Syahadat.
Pertanyaannya apakah kita pernah serius bersyahadat?  Pertanyaan ini mungkin dianggap aneh karena kita tiap hari shalat. Namun bukankah Allah juga bertanya memastikan keimanan :

وَ اَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ  ۚ  اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ  ۗ  قَالُوْا بَلٰى  ۛ  شَهِدْنَا 

".... dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka , Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul, kami bersaksi....." (QS. Al-A'raf 172)

Kemudian ketika kita di dunia, kalimat kesaksian diubah menjadi :

أَشْهَدُ ألا إله الا الله

Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah.
Kalimat ini adalah kalimat yg mengubah Umar bin Khattab,  kalimat ini yg  mengubah Bilal bi Rabbah.
Kalimat ini adalah tiket kita menuju sorga apapun kondisinya.

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud)

Ketika kita bersumpahpun juga bersaksi terhadap Dzat Allah. Maka konsekwensi dari kesaksian terhadap Allah mestinya adalah ketaatan kepada Allah SWT.
Ketika ada panggilan shalat lewat adzan,  apa respond kita?  Padahal dalam adzan diingatkan lagi Syahadat kita.
Ketika ada panggilan Jihad,  ketika ada panggilan untuk Amar Makruf Nahi Mungkar ada dimana diri kita?
Itu semua adalah konsekwensi dari Keimanan kepada Allah SWT.

Kemudian kita diperintah untuk Iman kepada Malaikat dan yg lainnya.
Maka seharusnya kita bersikap :

 سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا

"... Kami mendengar, dan kami taat.." (QS. An-Nur 51)

Dikisahkan ada sahabat baru nikah,  mendapat panggilan jihad.  Maka dia tetap "Samikna wa Atho'na". Dalam keadaan junub dia berperang dan gugur.
Dia mati Sahid dan tak perlu dimandikan. Demikianlah kualitas iman Para Sahabat.

Rukun Iman induknya adalah Iman kepada Allah. Demikian juga Rukun Islam induknya adalah Syahadat.
Adapun Rukun berikutnya adalah konsekwensinya.
Maka ketika ada pertanyaan bisakah membatalkan keimanan?  Itu adalah pertanyaan yg sensitif.
Kita ingat pendiri-pendiri Persyarikatan bahkan sampai urusan pakaian saja sangat hati-hati,  tak mau sama dengan penjajah.

Kita perlu meningkatkan, muhasabah iman kita,  karena konsekwensinya banyak sekali.
Memahami Allah yg arrahman dan arrahiem saja terkadang keliru.  Kadang kita mengatakan arrahman bila sesuai selera kita, padahal yg kita suka belum tentu baik bagi diri kita, dan sebaliknya.

وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ  وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ  وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"... dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah  216)

Kenapa Pengajian sepi dari anak muda?  Apa karena hari ahad mereka berlibur?
Mereka mungkin tidak suka,  padahal pengajian adalah sesuatu yg baik.
Anak muda adalah harapan kita,  sampai dulu Ir. Sukarno menyampaikan : Berikan padaku 10 anak muda dan akan kuguncang dunia.

Kemana anak muda?  Pertanyaan ini terjawab,  oh karena ada motor mereka berlibur ke tempat lain,  oh karena Ada HP.  Ini semua contoh nyata,  sesuatu yg disenangi bisa menjauhkan dari sesuatu yg baik, yaitu mendekatkan diri kepada Allah.

Bagaimana jika Pengajian bentrok dengan acara nonton bola? Bagaimana menyikapinya itulah tingkat keimanan kita. Bila kita iman kepada Allah maka hati akan tenang hanya dengan mengingat Allah.

Allah SWT berfirman:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ  ۗ  اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ 

"yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd 28)

Apakah benar kita tenang hanya karena mengingat Allah?
Ternyata kita tenang karena masih punya penghasilan,  masih punya tabungan.
Tetapi bagaimana jika kita mendapat cobaan sehingga dalam kesempitan?
Masihkah tetap beriman?

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ  مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَالضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ  اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ

"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (QS. Al-Baqarah 214)

Para sahabat dulu merasa tenang karena iman,  sehingga perintah shalat, zakat, jihad semua dijalani dengan ikhlas.
Ketika Abu Bakar datang dengan membawa semua asetnya untuk keperluan jihad, ditanya Nabi :
“Wahai Abu Bakar,” tanya Nabi kepada sahabat sekaligus mertuanya itu, “berapa yang kausisakan untuk keluargamu?” Jawab beliau, “Aku menyisakan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.”

Begitulah iman Para Sahabat,  sementara kita tenang karena punya Tabungan.
Padahal kita tiap hari mungkin membaca doa :
اَللّٰهُ الصَّمَدُ 

"Allah tempat meminta segala sesuatu."
(QS. Al-Ikhlas  2)

Padahal pertolongan Allah itu dekat.
Iman kepada Allah ini masalah fundamental. Hendaknya iman kepada Allah selalu menjadi spirit segala tindakan kita.
Pernahkah kita berfikir,  apakah Pendiri Persyarikatan ini kaya?  Tidak, mereka adalah ahli dalam berkurban,  mereka tenang karena merasa dekat dengan Allah.

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْۤا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤئِكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk." (QS. Al-An'am 82)

Iman kepada Allah adalah Cinta hanya kepada Allah,  taat hanya kepada Allah,  tidak kepada yg lain.

Demikian semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 08 Oktober 2017

Kajian Ahad Pagi Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

18 Muharram 1439 H /8 Oktober 2017

Bp. H. Fachrur Rozy

Bila Doa Tidak Terjawab

Kadang ada yg merasa telah berdoa, telah beribadah dengan baik namun doa tak terkabul,  dilain pihak dia merasa orang lain yg tak pernah beribadah malah sukses. Bahkan ada yg sampai menyalahkan Allah.

Lalu apakah do'a tidak diperlukan ? Kenyataannya mereka yg mengatakan tak perlu berdo'a,  ternyata juga tak mau bila dido'akan yg buruk-buruk.
Termasuk Negara Soviet , Gorbachev yg tak percaya Tuhan ternyata menyebut nama Tuhan ketika negaranya pecah : "oh my God". Apa artinya?  Sunatullah,  dalam hati kecil mereka tetap percaya adanya Tuhan.

Lalu kenapa do'a tidak terkabul ?
Mari kita coba cari jawabannya.
Dalam kehidupan ini yg terjadi kadang apa yg diinginkan tidak didapatkan, yang didapat bukan yg diinginkan.
Apakah suami - atau isteri kita seperti yg kita bayangkan ketika kita masih remaja?  Belum tentu.
Apakah pekerjaan kita sesuai dengan cita-cita yg kita dambakan?  Belum tentu.

Mari kita perhatikan ayat ini :
Allah SWT berfirman:

كُتِبَ عَلَيْکُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّـكُمْ ۚ  وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ  وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ  وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah 216)

Ayat ini tentang perintah untuk berperang. Banyak yg tak suka perang,  namun bila tak ada perang maka Mekkah dan Medinah tak akan seperti sekarang.
Rasul ketika berusia 55 tahun memimpin pasukan untuk berperang, bertahun-tahun, akhirnya islam berkembang.
Artinya ada hikmah dibalik terjadinya perintah yg tak disuka.

Ada istilah menyebutkan :
"Bila ingin damai,  maka bersiaplah untuk perang".  Ini logis karena jika negara kuat maka lawan ragu-ragu untuk menyerang. Kita lihat ketika dua negara kuat berseteru,  ambil contoh Korea Utara dan Amerika,  maka hanya saling mengancam saja yg terjadi karena sama-sama kuat . Beda perlakuan jika terhadap yg lemah, seperti Afganisthan langsung digempur.

Seandainya doa kita tak terkabul,  maka sebaiknya kita memahami ayat diatas, sebagai dasar filosofinya. 
Bisa jadi istri yg dikeluhkan boros justru menjadi penyebab kita giat mencari rejeki. Banyak hal yg tersembunyi yg tidak kita ketahui. Kita tak tahu akhir cerita seperti apa,  namun Allah Maha Tahu cerita akan berakhir bagaimana.

Lalu bagaimana sikap kita jika doa kita tidak dijawab oleh Allah ?
Orang mukmin bila doa tak terkabul janganlah menyalahkan Allah atau siapapun. Tetapi tanyakanlah kepada dirimu sendiri apa yg terjadi dalam diri.
Tetap berprasangka baik kepada Allah. Allah tak mungkin salah. Mengatur jagad raya yg sedemikian besar saja bisa, apalagi hanya mengatur nasib kita.
Bisa jadi jika do'a kita terkabul malah akan menjadi sumber bencana baru yg lebih besar.

Barangkali do'a kita tak dikabulkan karena ini masalahnya :

1. Aroftumulloh wa lam tu'iddu haqqohu
(Katanya beriman kepada Allah,  tetapi kepada Allah tidak memperhatikan.)

Allah memerintahkan kita untuk sedekah. Katanya kita percaya bahwa Allah akan membalas setiap amalan, tapi kotak amal lewat dibiarkan saja. Lebih senang undian berhadiah daripada beramal.

Ada kisah tentang Seorang sufi mengadakan satu perjalanan. Ketika sampai di satu tempat,tiba-tiba dia ingin membuang hajat. Maka dia singgah ke satu tempat semacam toilet di zaman sekarang. Saat hendak memasuki ruangan toilet tersebut, penjaga toilet meminta bayaran. Ketika ditarik bayaran oleh si penjaga, sang Sufi terdiam dan matanya berkaca-kaca disertai tangisan.

Sang penjaga pun bertanya:
“Wahai tuan, kenapa tuan menangis?. Apakah tuan tidak punya uang untuk membayar toilet ini?. Kalau memang tuan tidak memiliki uang, baiklah khusus untuk tuan gratis tidak perlu membayar.

Mendengar perkataan penjaga toilet tersebut Sufi berkata,
“Kalau untuk masuk ke tempat sehina ini saja kita harus membayar, bagaimana kita minta gratis untuk masuk surganya Allah yang sudah jelas penuh dengan kenikmatan dan keindahan?. Akankah kita mampu untuk membayarnya?

Kita yakin adanya Surga,  tetapi seakan-akan tidak percaya. Ketika ada kotak amal,  enggan mengisi. Padahal suatu ketika nanti akan datang masa kita ingin beramal namun sudah tak ada amal yg bisa diterima. Bila kita naik Haji, disana kita melihat orang berebut untuk bersedekah, hal yg beda dengan kita banyak yg berebut antri sedekah.

Kita mengaku beriman, tapi panggilan shalat kita abaikan.  Kita lebih peduli dengan dering HP kita. Tanda-tanda keimanan sering tidak nampak.
Kalau masalah berat,  tidak berdoa kepada Allah tetapi mendatangi dukun.

2. Qorotumul quran walam ta'malu bihi
(Membaca Al Qur'an tetapi tidak mengamalkannya.)

Al Qur'an tidak kita jadikan pedoman,  buktinya kemarin di Pilkada DKI ternyata banyak yg tak faham dengan Al Maidah 51.  Isi Al Qur'an tidak pernah dipelajari.

Mengajarkan Al Qur'an dilingkungan kita itu tugas kita. Kalau disana ada kata "kafir" itu yg mendefinisikan adalah Al Qur'an,  jadi bukan berarti umat islam tidak toleran. Toleransi dalam Islam adalah lakum dienukum wa liyadien.
Kita hormati mereka menjalankan ibadah mereka,  bukan lalu ibadah bersama.

Al Qur'an itu pedoman,  kitab suci. Tetapi tidak lalu untuk ditulis dan digantung dipintu untuk menolak jin agar tidak masuk. Untuk itu marilah kita buka Al Qur'an kembali dan dipelajari untuk diamalkan.

Al Qur'an ini adalah satu-satunya kitab suci yg masih asli. Karena masih asli maka banyak yg berusaha memalsu.
Namun Allah menjaga Al Qur'an dengan banyaknya penghafal Al Qur'an.
Al Qur'an boleh diterjemahkan ke bahasa apa saja,  tapi bahasa aslinya harus tetap ada. Karena setiap terjemahan pasti akan ada perubahan tergantung kondisi .

Terhadap mereka yg pemulapun dijanjikan pahala yg luar biasa bila membaca Al Qur'an. Misal membaca Al Ikhlas sebanyak 3 kali pahalanya seperti mengkhatamkan Al Qur'an. Tentu saja pemahamannya tidak berhenti disitu saja.

3. Idda'aitum Hubba Rosulillah wa taroktum Sunnatahu.
(Mengaku cinta Rasul tetapi meninggalkan sunah-sunahnya)

Rasulullah itu mencintai persaudaraan,  namun kita sering berpecah-belah. Kepada non Muslim hubungannya mesra, tetapi kepada sesama muslim bersikap memusuhi.
Rasulullah kalau Khutbah tak pernah lama,  dan jika Khutbah serius, meskipun dalam hubungan sehari-hari beliau suka bercanda. Khutbah perlu semangat agar jama'ah tidak mengantuk.
Jangan sampai Khutbah jum'at bergurau atau membikin mengantuk.

Ada ungkapan bijak yg perlu diketahui
“likulli maqoolin maqoomun wa likulli maqoomin maqoolun”.
Yang artinya “setiap perkataan ada tempatnya dan tiap tempat ada perkataannya”.
Sederhananya seperti ini  menempatkan  topik pembicaraan pada tempatnya ( konteksnya ). Karena akan sangat tidak cocok jika dalam suasana manten lalu kita membicarakan hal tentang kematian.

Rasulullah jika shalat sendiri akan lama,  namun jika berjama'ah diperingan. Itu termasuk sunnah Rasul.
Sunnah Rasul yg sering ditinggalkan adalah makan sambil duduk. Banyak resepsi manten yg meninggalkan sunnah ini. Kita sering secara sadar meninggalkan sunnah ini.

Mudah2 an kita bisa menjaga sunnah-sunnah yg lain.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 24 September 2017

Kajian Ahad Pagi Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

4 Muharram 1439 H / 24 September 2017

Dr. dr. H. Masrifan Djamil, MPH,  MMR

*Barokah itu Dari Allah*

Mengapa Rasul SAW berpesan agar kita menghafalkan Surat Al Mulk ?
Memang untuk menghafal perlu niat dan usaha yg kuat. Paling tidak kita harus baca 20 kali tiap hari.
Kalau kita pelajari dari hadits memang Surat ini luar biasa.

عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ  إِنَّ سُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِىَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ

Nabi SAW , beliau bersabda,
“Ada suatu surat dari al qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu: “Tabaarakalladzii biyadihil mulku…”  (HR. Tirmidzi, Abu Daud).

Kita ini kelak di akhirat ada yg dihapus dosanya,  hilang sama sekali namun ada juga yg diampuni dosanya tetapi dosanya tetap diumumkan.
Harapannya tentunya dosa kita dihapuskan, maka mari kita hafalkan surat Al Mulk, karena sudah dijamin akan mendapat Syafaat oleh Rasulullah.

Kita lihat Hadits lain dari Anas bin Malik r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda,  “Satu surat dalam al-Qur’an yang hanya terdiri dari tiga puluh ayat akan membela orang yang selalu membacanya sehingga dia dimasukkan ke dalam surga, yaitu surat: “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan”.

Arti surat tersebut sungguh luar biasa. Untuk memahaminya disarankan membaca Tafsir Ibnu Katsir. Karena semua ulama sepakat terhadap Tarfsir tersebut,  tidak ada kontroversi.

Banyak orang yg meminta Barokah kepada Ulama,  kepada Kiai. Kalau ada Kiai dijamu minum dan tidak habis maka ada yg berebut menghabiskan sisa minuman Kiai untuk mendapat Barokah. Pertanyaannya apa benar Barokah itu dari Kiai?
Kita perhatikan ayat ini :

قِيْلَ يٰـنُوْحُ اهْبِطْ بِسَلٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلٰٓى اُمَمٍ  مِّمَّنْ مَّعَكَ ۗ  وَاُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ

"Difirmankan, Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan bagi semua umat mukmin yang bersamamu ......" (QS. Hud 48)

Ketika banjir surut , Nabi Nuh turun dari kapal dan mendapat Barokah dari Allah. Jadi jangan keliru,  barokah bukan dari manusia meskipun dia Kiai. Namun jika minta doa ke manusia itu boleh, sudah pernah dicontohkan oleh Umar bin Khattab yg meminta doa kepada orang alim.

Contoh lain , Barokah kepada Ahlul Bait

قَالُوْۤا اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ  الْبَيْتِ ۗ  اِنَّهٗ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ

"Mereka (para malaikat) berkata, Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih." (QS. Hud  73)

Jadi pusat Barokah adalah Allah,  kita boleh saling mendoakan. Sekarang yg sering dipakai adalah "Barokallohu fikum" , itu boleh.

Doa mestinya mengutamakan yg ada dalam Al Qur'an,  atau yg diajarkan oleh Nabi. Namun kita sering terbalik memakai doa yg entah dari mana dan meninggalkan doa yg diajarkan Nabi.
Contoh,  ketika Penghulu menikahkan mempelai,  juga tidak memakai doa yg disunnahkan :

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ

Artinya: “Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang maupun susah dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan.”

Demikian juga kita umat islam lebih banyak yg hafal doa salamat ( "Allohuma salamatan fie Dien .... ) , sebaliknya tidak tahu doa yg diajarkan Rasul. :

أَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لِىْ دِيْنِىَ الَّذِىْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِىْ وَ أَصْلِحْ لِىْ دُنْيَاىَ الَّتِىْ فِيْهَا مَعَاشِىْ وَ أَصْلِحْ لِىْ آخِرَتِىَ الَّتِىْ فِيْهَا مَعَادِىْ وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَهً لِّىْ فِىْ كُلِّ خَيْرٍ وَّ اجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِّىْ مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Dari Abu Hurairah R.a berkata : “Rasulullah SAW biasa membaca doa:
"Allahumma ashlih li dini alladzi huwa ishmatu amri, wa ashlih li dun-yaya al lati fiha ma’asyi, wa ashlih li akhirati al lati ilaiha ma’adi, waj’al al hayata ziyadatan li fi kulli khairin, waj’al al mauta rahatan li min kullisyarrin.

(Ya Allah, perbaikilah agamaku yang merupakan penjaga urusanku, perbaikilah duniaku yang merupakan penghidupanku, perbaikilah akhiratku yang merupakan tempat kembaliku, dan jadikanlah hidup sebagai kesempatan untuk menambah setiap kebaikanku, dan jadikanlah kematian sebagai istirahat bagiku dari segala kejahatan).” (HR.Muslim).

Kepada Nabi Isa juga diberi Barokah dari Allah :

وَّجَعَلَنِيْ مُبٰـرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُ ۖ  وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّا  

"dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku sholat dan menunaikan zakat selama aku hidup;" (QS. Maryam  31)

Barokah juga akan didapat jika kita memberi salam ketika masuk rumah :

فَاِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوْتًا فَسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُبٰرَكَةً طَيِّبَةً   ۗ  كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ

"..... Apabila kamu memasuki rumah-rumah hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) bagimu, agar kamu mengerti." (QS. An-Nur  61)

Adalagi kisah Barokah ketika makan.
Berkenaan dengan seseorang yang datang kepada Nabi dan ia berkata: "Wahai Rasulullah, kami ini setiap kali makan tidak pernah kenyang."
Maka Rasulullah berkata: “Pasti masing-masing kamu makan sendiri-sendiri. Dia menjawab: benar ya Rasulullah. Rasulullah berkata: “Berjama’ahlah dalam menyantap makananmu.”

Manusia makin tua umurnya, lambungnya akan mengecil. Jadi mestinya cepat kenyang. Dalam kasus diatas malah tak bisa kenyang,  berarti dia sakit.Terkait makanan yg sehat,  tiap hari harus makan buah dan sayur.

Adapun Rasul mengajarkan agar makanan mendapat Barokah dengan jalan :
1.  Mengucapkan Bismillah sebelum makan.
2.  Makan secara Berjama'ah.

Jadi demikian pentingnya berjama'ah,  bila kita tidak berjama'ah maka terancam untuk lepas.
Semoga kita mendapat pertolongan Allah untuk dapat mengamalkannya.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 17 September 2017

Pengajian Ahad AMM Banyumanik

Pengajian Ahad AMM Banyumanik

26 Dzulhijjah 1438 H /17 September 2017

*Bp. Ahmad Taufan*

*Tentang Iman*

*1. Orang Beriman itu Menakjubkan*

Allah SWT berfirman:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ   ۗ  اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (QS. Al-Hujurat 15)

Orang beriman itu tidak mempunyai keraguan. Karena orang beriman itu menakjubkan.

Rasulullah s.a.w bersabda:
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits Muslim).

Kebaikan dan keburukan itu ujian. Namun bagi orang beriman tetap akan menghasilkan kebaikan.

... وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً .......

"... Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. ...." (QS. Al-Anbiya  35)

Bila dia mendapat kebaikan akan bersyukur,  berinfak ,tidak berfoya-foya atau melakukan perbuatan tak berguna lainnya.
Sebaliknya bila kena musibah dia akan bersabar. Contoh bila dia disempitkan tak punya motor atau TV dirumah,  maka akan makin mudah baginya untuk beribadah.

Rasulullah s.a.w bersabda,

لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim )

Kepada orang lain saja sayang,  apa lagi kepada anaknya.
Nabi Ibrahim itu luar biasa. Beliau mentarbiyah anaknya tidak seketika. Beliau doanya luar biasa , beliau berdoa tiap hari agar anak-keturunannya beriman.

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ   ۖ    رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلـِوَالِدَيَّ  وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan sholat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.  Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu-bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan" (QS. Ibrahim Ayat 40- 41)

Bicara tentang keimanan ini bicara tentang manusia lemah menjadi kuat. Bilal bin Rabbah seorang budak, lemah. Tapi karena keimanan maka berubah menjadi luar biasa bahkan mulia.
Ketika Rasul wafat,  Bilal berhenti menjadi muadzin dan semua sahabat merindukan. Suatu saat Bilal mengumandangkan adzan terakhir,  dan semua orang menangis karena ingat Rasulullah. Inilah iman,  kerinduan kepada Rasul.

Keimanan juga yg mengubah Umar bin Khattab yg pembunuh anak wanitanya sendiri, Umar yg menyembah berhala yg dibuatnya sendiri dari kue.
Ketika hijrah dan beriman maka Umar menjadi Pejuang Pembela Islam yg gagah berani. Dia mengajak dakwah terang -terangan karena kebenaran. Karena orang kafir pun terang-terangan menyebarkan kekafiran : bertelanjang ketika thawaf.

*2. Hal yg menghalangi Iman*

Orang kafir itu mengenal Allah tetapi tak mau menyembahNya.

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?” (QS. az-Zukhruf : 87)

Bila mereka ditanya kenapa menyembah Berhala,  mereka berkata : Itulah yg disebut Wasilah (perantara). Begitupun yg terjadi sampai saat ini karena lemahnya keimanan.
Kita perlu mempertebal ilmu tentang iman ini,  karena kesan yg dikembangkan sekarang ini adalah Islam itu Teroris,  islam itu anti kebhinekaan.

Ketidak fahaman ilmu menyebabkan hilangnya iman. Ada kisah Pak Ahmad mau jual kambing ke pasar kambing. Namun sebelumnya ada konspirasi yg meniupkan issue,  agar bila Pak Ahmad datang membawa kambing nanti dibilang bahwa yg dia bawa adalah anjing,  bukan kambing.
Sungguh,  ketika Pak Ahmad datang mau jual kambingnya,  seisi pasar menertawakan dan mengatakan yg dibawa itu anjing,  bukan kambing.
Karena seisi pasar kompak, akhirnya Pak Ahmad percaya yg dia bawa bukan kambing, tapi anjing dan akhirnya dilepas.

Inilah karena "iman" pak Ahmad tidak didasari ilmu. Dia tak tahu bahwa kambing adalah herbivora yg tak punya taring dan anjing adalah Karnivora yg bertaring. Dia tidak memeriksa itu.
Begitu pula dengan kita jika tidak punya ilmu tentang iman,  ada kemungkinan kita kalah dan mengikut Konspirasi orang kafir.

Rosulullah SAW bersabda:
"Al imanu ma'rifatun bil qalbi, wa qaulum bil lisan, wa a'malun bil arkan"
Artinya: "Iman adalah mempercayai dengan hati, mengucapkan dengan lisan, mengamalkan dengan anggota badan"
(Hadits Imam Ibnu Majah )
Jadi iman itu harus didasari ilmu,  jangan sampai dengar issue bahwa islam itu radikal, islam itu anti NKRI jadi bingung seperti kisah Kambing dibilang Anjing tadi.

Pangeran Diponegoro dulu berjubah,  bersorban melawan penjajah. Tapi oleh Penjajah dibilang Radikal.
Pendiri-pendiri negara ini adalah orang Islam, Mengapa dikatakan Islam anti NKRI.?
Dasar Negara kita sila pertama adalah Ketuhanan YME,  itu adalah akidah iman.

Negeri ini dijajah selama 350 tahun,  lalu karena iman, kita berjuang dan merdeka.
Pejuang kita berjuang dengan Takbir. Sekarang Takbir dikatakan sebagai Teroris. Tulisan Laa ilaha ilallah dulu lambang dari Tentara kita. Sekarang ?
Hati-hati dengan konspirasi issue,  asalnya sedikit bisa menjadi besar, merubah "kambing" menjadi "anjing".

Iman sungguh mengagumkan,  asal didasari dengan ilmu. Seperti Ibrahim dan Ismail,  mereka tahu bahwa Allah melarang Pembunuhan,  tetapi kenapa diperintah menyembelih Ismail?
Ibrahim yakin ini pasti ujian keimanan.

Orang Muslim bekerja dari pagi sampai malam karena iman. Tidak sekedar mencari uang,  tapi niat karena Allah untuk memberi nafkah keluarga,  agar jadi keluarga soleh yg  amalnya akan terus mengalir tak terputus.

Demikian semoga iman kita makin kuat dan didasari dengan ilmu tentang iman.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK