Minggu, 30 Juli 2017

Kajian Ahad Pagi Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

6 Dzulqo'dah 1438 H / 30 Juli 2017

Dr. Zuhad Masduqi, MA

*Iman kepada Allah, Takdir dan Dampaknya Pada Kehidupan*

Rukun iman ada 6, tapi yg paling banyak disebut dalam Al Qur'an ataupun Hadits hanya dua,  yg pertama dan terakhir yaitu iman kepada Allah dan iman kepada Qadla dan Qadar (Takdir).

I. Iman Kepada Allah.
Iman kepada Allah itu aspeknya banyak. Salah satu aspek penting adalah ke-Esaan Allah seperti pada surat Al Ikhlas.

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ اَللّٰهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ   ۙ  وَلَمْ يُوْلَدْ  وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

"Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu ,tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
(QS. Al-Ikhlas Ayat 1- 4)

Menurut bahasan para ulama ada 3 hal yaitu : Keesaan Dzat,  Keesaan Sifat dan Keesaan Perbuatan.

1. Keesaan Dzat

Allah itu tidak tersusun oleh materi, unsur atau bagian. Karena bila tersusun dari materi berarti ada materi yg mendahului Allah.

هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۚ

"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; ......"
(QS. Al-Hadid 3)

Dalam bahasa Tauhid, Allah itu Qidam dan Baqa (tak ada awal dan kekal).
Allah tak mungkin melahirkan,  karena semua yg melahirkan itu materi. Hubungan Allah dengan Adam adalah Allah menciptakan Adam.

Beda dengan Tuhannya orang Jahiliyah, mereka punya nasab, kapan diciptakan,  dimana diciptakan,  siapa yg menciptakan, diciptakan dari apa.

اَفَرَءَيْتُمُ اللّٰتَ وَالْعُزّٰى وَمَنٰوةَ الثَّالِثَةَ الْاُخْرٰى

"Maka apakah patut kamu (orang-orang musyrik) menganggap (berhala) Al-Lata dan Al-`Uzza, dan Manat, yang ketiga yang paling kemudian (sebagai anak perempuan Allah)." (QS. An-Najm  19- 20)

Orang jahiliyal bertawassul melalui Berhala untuk berhubungan dengan Tuhannya,  padahal yg membuat berhala dan memberi nama mereka sendiri.

اِنْ هِيَ اِلَّاۤ اَسْمَآءٌ سَمَّيْتُمُوْهَاۤ اَنْتُمْ  وَاٰبَآؤُكُمْ مَّاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ بِهَا مِنْ سُلْطٰنٍ ۗ  اِنْ يَّتَّبِعُوْنَ  اِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْاَنْفُسُ ۚ  وَلَقَدْ جَآءَهُمْ مِّنْ رَّبِّهِمُ  الْهُدٰى

"Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun untuk (menyembah)nya. Mereka hanya mengikuti dugaan, dan apa yang diingini oleh keinginannya. Padahal sungguh, telah datang petunjuk dari Tuhan mereka." (QS. An-Najm 23)

Ketika Nabi mengalahkan Mekkah maka semua Berhala dihancurkan dan tak ada yg membalas.
Menurut Imam Ghozali,  kalau ada orang menyembah selain Allah hakikatnya dia tidak menyembah obyek itu tetapi dia menyembah pikirannya (hawa nafsunya) sendiri.
Jadi Berhala tadi adalah Personifikasi dari hawa nafsu. Inilah yg disebutkan orang menyembah hawa nafsunya

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰٮهُ ......

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya?  ........."  (QS. Al-Jasiyah 23)

Tuhan orang modern sekarang ini adalah : isme -isme,  seperti Kapitalisme , Sosialisme , Demokrasi dan sebagainya, termasuk UANG.

Jadi akidah Islam itu sangat rasional,  Tuhannya boleh dipertanyakan dan selalu ada jawaban baik secara logika atau Al Qur'an.
Maka sebagai umat islam kita mestinya berfikir Rasional,  Ilmiah dan Empirik.

2. Keesaan Sifat

Allah mempunyai sifat yg beda dengan manusia,  kalau Allah tak terbatas,  manusia terbatas. Jika ada sifat yg sama dengan sifat manusia,  pada hakekatnya hanya sama nama saja,  substansinya beda.

Misal Arrahman- Arrahim,  Maha Pengasih dan Maha Penyayang.  Manusia juga punya Kasih dan Sayang,  namun terbatas.  Suami istri bisa saling mengasihi, namun bila salah satu menyeleweng bisa cerai.
Beda dengan kasih sayang Allah tak terbatas,  meski banyak orang durhaka dengan Korupsi, Musyrik,  Melanggar Syariat tapi Allah tetap memberikan rahmatNya selama mereka memenuhi Hukum Sunatullah. Sebaliknya banyak Muslim yg miskin,  itu semua karena Kasih Sayang Allah tak terbatas.

Rumus untuk menjadi kaya itu bukan Shalat sunnah atau Puasa,  tapi Hukum-hukum  Perolehan Rezeki.
Orang islam yg tidak memanfaatkan Hukum Perolehan Rezeki ya dapat sedikit,  sebaliknya Orang Kafir yg memanfaatkan dapat rezeki banyak.
Kalau kita mengkaji Tafsir Al Qur'an ada 4 hukum -Perolehan Rezeki.

-  Mengembangkan Potensi Daya Manusia secara maksimal.

Allah menyayangi manusia melalui Sistem yg dikenal sebagai Sunatullah. Sunatullah ini tidak pandang bulu, hanya yg mengembangkan dapat banyak.
Manusia tak peduli siapapun dia,  diberi potensi2 : Daya Akal,  Daya Qolbu,  Daya Hidup dan Daya Fisik.

Daya akal,  bila dikembangkan jadi pandai,  mencari pekerjaan mudah. Siapapun tak pandang bulu bila mengembangkan daya akal maka pintu rezeki terbuka lebar.
Daya Qolbu ini hati nurani, kemampuan untuk beriman,  empati, berekspresi,  bila dikembangkan akan menjadi orang yg baik dan pintu rezeki terbuka.
Daya Hidup ,  ini untuk menghadapi lingkungan. Bisa lingkungan alam ataupun sosial ,  bila dikembangkan menjadi orang yg tak gampang menyerah. Pintu rezeki terbuka.
Daya Fisik, kaki misalnya bila dikembangkan jadi Pemain Sepak bola dan bayarannya besar.
Masalah kita adalah kita tidak mengembangkan. Teology kita salah,  hanya mengatakan rezeki dari Allah,  hidupnya pasif.

- Jihad,  usaha yg sungguh2
Siapa yg kerja keras pasti akan dapat lebih banyak dari pada yg malas.

- Silaturahim.

Hadits Nabi :

” مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ ”

“Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan ditangguhkan kematiannya, hendaklah ia menyambung silaturahim”

Silaturahim kalau bahasa sekarang adalah Relasi. Barang siapa relasinya banyak maka pintu rezekinya juga akan terbuka. Dan barangsiapa rezekinya banyak,  hidupnya akan sehat dan sejahtera, maka umurnya akan panjang.
Sebaliknya bila tak punya relasi maka rezeki jadi sempit,  kebutuhan hidup tak terpenuhi, jadi sakit-sakitan dan cepat mati.
Allah telah menetapkan Ajal,  artinya Batas Akhir,  bukan Kematian.
Masalah kita Apakah kita bisa mengusahakan hidup kita sampai batas ajal?
Konsep islam,  mati itu ada dua : Mati tabi'i atau mati normal-karena memang sudah sampai ajal.
Mati istirowi,  mati karena sesuatu sebab, misal tertembak,  kecelakaan, mati karena tidak menjaga kesehatan
Jadi Silaturahim itu hasilnya dua : Membuka Pintu Rezeki dan Hidup Sampai Batas Ajal.

- Mengembangkan Daya Fisik dengan cara membuka lapangan Pekerjaan.

Demikianlah cara Allah menyayangi manusia,  lewat sunatullah.

3.  Keesaan Perbuatan

Semua yg ada di alam semesta ,termasuk kita itu ada karena Perbuatan Allah. Allah mencipta melalui Sistem Sunatullah,  tidak semaunya sendiri.
Rezeki,  Reproduksi, Keluarga Sakinah, Negara Adil Makmur semua ada Sunatullahnya.  Bila tidak dijalani ya tak akan terjadi.
Contoh Sunatullah bahwa kerbau beranak kerbau, bukan kambing. Seorang anak akan mirip orang tuanya karena adanya genetik.
Kalau manusia memahami hukum Allah,  Sunatullah dalam Al Qur'an maka dia mestinya akan maju. Maka semestinya orang Islam itu harus berfikir Rasional,  Empirik, Ilmiah.

II.  Iman Kepada Qadla dan Qadar.

Ada dua faham,  faham lama (Jabariyah)  dan Faham Baru. Konsep ini bertentangan sama sekali.
Faham lama :
Takdir adalah Keyakinan bahwa Allah adalah Pencipta semua amal perbuatan manusia. Semua perbuatan sudah ditulis sebelum diciptakan dan Allah menciptakan manusia penghuni Surga dan Neraka.
Dengan faham ini manusia jadi Fatalistik, tidak berusaha. Konsep ini sekarang menguasai dunia islam,  termasuk di Indonesia.  Jadilah kita orang yg tak pernah maju.  Semestinya kita tidak memakai konsep ini,  harus sesuai Tauhid kita yg Rasional, Ilmiah dan Empirik.

Faham Baru
Disampaikan oleh Imam Al Ghozali (tahun 1111)  ,  pada prinsipnya ada 3 hal : Qadla,  Qadar dan Ikhtiar.
Qadla adalah Pengaturan Allah atas segala sesuatu adalah Berdasarkan hukum Sebab Akibat. Jadi Qadla adalah Sistem
Ketika hukum Sebab Akibat berealisasi maka dia menjadi Takdir. Itulah Qadar,  dia terikat waktu dan tempat kejadian.
Ikhtiar adalah Pilihan kita terhadap Sistem yg ditawarkan Allah. Jadi Takdir itu kita yg memilih.

Contoh Reproduksi manusia :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ

"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati dari tanah" (QS. Al-Mu'minun 12)

ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ

"Kemudian Kami menjadikannya air mani dalam tempat yang kukuh (rahim)." (QS. Al-Mu'minun 13)

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ۙ  ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَ   ۗ  فَتَبٰـرَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخٰلِقِيْنَ

"Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik."
(QS. Al-Mu'minun 14)

Itu adalah Qadla atau Sistemnya,  dan Perkawinan Manusia adalah Takdir atau Qadarnya. Ada waktunya dan ada tempatnya.
Allah menciptakan Lelaki cinta Wanita dan sebaliknya,  tapi Siapa menikah dengan siapa itu Pilihan Manusia.
Hitam kawin sama hitam hasilnya anaknya hitam,  itu Sistem. Jika mau anak putih maka harus memilih.

Demikian pula dengan Rezeki,  bila pingin kaya ya harus Memilih ikhtiar untuk menjadi Kaya.
Memang Takdir itu harus diimani,  tapi Konsepnya yg mana?
Orang Islam harus Rasional, Empirik dan Ilmiah karena keimanan kita Rasional, Empirik dan Ilmiah.
Jika kita punya masalah tidak menyerah karena takdir,  tapi ikhtiar mencari Sebab,  lalu kita Analisa dan pilih Solusi.

Demikian semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

SAK

Senin, 24 Juli 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

29 Ramadhan 1438 H / 23 Juli 2017
*Drs. H. Musman Tholib, MA*

*Bermuhammadiyah ; ber islam mengikuti Nabi Muhammad*

PRM Gunung Pring di Muntilan tahun ini terpilih sebagai Ranting Muhammadiyah terbaik di Indonesia.  Adapun kriterianya meliputi : Jama'ah,  Organisasi,  Amal Usaha,  Kaderisasi dan Inovasi.
Kriteria jama'ah terutama kegiatan jama'ah shalat subuh harus makmur dan kontinyu. Masjidnya juga besar dan Organisasinya berfungsi sesuai pembagian tugasnya.

Semangat berislam luar biasa kuat dan Muhammadiyah seolah dijadikan isteri kedua,  maksudnya setelah isteri sesungguhnya. Meskipun hanya 20 Kepala Keluarga , dalam 9 bulan mampu menghimpun dana jama'ah sebesar 2,5 M.
Adapun di bidang Amal usaha mereka  memiliki 2 PAUD,  SD,  SMP dan SMA.
Ketika banyak SMA gulung tikar karena kalah dengan SMK, mereka malah berani inovasi, sekarang sedang membangun SMA Boarding School.

Bila semua Ranting dan Cabang mempunyai semangat berislam seperti itu hasilnya pasti luar biasa.

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصّٰبِرِيْنَ

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar."  (QS. Ali 'Imran 142)

Surga adalah idaman bagi setiap orang yg beriman,  namun untuk masuk surga harus jihad dulu.
Jihad bukan berarti perang,  tapi kegiatan dijalan Allah yg bersungguh -sungguh :

- Berjama'ah shalat subuh itu berjihad.
- Seorang anak yg berbakti kepada orang tua itu berjihad.
- Menuntut ilmu, menghadiri Pengajian  itu berjihad.
- Menyisihkan sebagian rejeki untuk sedekah,  bukan untuk yg lain itu berjihad.
Contoh :
di RS Muhammadiyah Weleri ada gerakan SMS ( sehari menabung seribu) yg ditetapkan kepada karyawannya. Ternyata tidak seribu, tapi lebih.  Dan akhirnya bisa dipakai membangun masjid.

Di sebuah ranting di Wonosobo tiap anggota punya kotak infaq di rumah. Diharapkan tiap bulan dapat 10 rb,  ternyata lebih. Bahkan bisa untuk membeli tanah.
Hal sama juga diterapkan di Jama'ah masjid Candi Raya Semarang.

Ayat diatas tadi,  Intinya adalah Kerja keras,  profesional,  jujur dan ikhlas.
Ada kerja sama,  ada kekompakan dan ada jama'ah.
Seperti di Muhammadiyah,  ada imamah (Pemimpin) ; ada jami'ah ( organisasi)  ; ada jama'ah ( anggota) . Ketiganya tak dapat dipisahkan.
Maka setiap diri harus mempunyai kekuatan,  yg berasal dari Allah.

Pada zaman K.H. Achmad Ghazali beliau pernah menyusun buku Amalan Yaumiah, sebagai pedoman Kaum muslim untuk selalu berdzikir kepada Allah , karena setiap kegiatan harian umat islam itu ada tuntunannya,  mulai dari mau tidur,  bangun tidur, mau mandi, mandi,  bercermin,  bepergian , punya hajat semua ada ucapannya, doa kepada Allah.

Ada Hadits dan Ayat yg penting :

وَالَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ  بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّاِثْمًا مُّبِيْنًا

"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (QS. Al-Ahzab  58)

Catatan penting jangan sampai saling mencaci,  apalagi sesama mukmin, yg tidak ada kesalahannya.
Mencaci-maki mukmin adalah fasik, ada hadits nabi :

سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

"Mencela seorang mukmin adalah kefasikan, sedang membunuhnya adalah kekafiran,"

Saat ini kita lihat gampang sekali saling mencaci di WA atau media, antar ulama. Harus hati2 tidak semua benar,  kadang untuk memancing kita.
Bila kita mencaci orang dan ternyata tidak benar maka cacian akan kembali kepada diri kita.

Bila kita mendengar hal yg tidak menyenangkan cukup katakan : "maa syaa Allah", "laa haula wa laa quwata ila billaah".
Bila kita melihat saudara kita melakukan kejahatan katakan "Astaghfirullah ".

Sekarang ini mudah saling mengkafirkan, bila kita melihat hal yg salah,  kita manfaatkan sebagai ladang amal , caranya yaitu mendoakan,  do'a yg baik. Memaafkan bila mengenai kita,  atau mendamaikan bila menjadi perselisihan.
Jangan terpengaruh kebesaran nama seseorang, bila bertentangan dengan ajaran Nabi tak perlu diikuti.
Contoh,  Nabi memerintahkan agar merapatkan shaf shalat ya harus diikuti. Ada ulama yg mengatakan kaki tak perlu rapat, kalau ada setan biar ikut jama'ah.
Setan kalau mendekat itu mau menggoda,  bukan mau jama'ah.

Ada suatu do'a di kitab Riyadush sholihin yg perlu kita amalkan. Kita ini tidak lepas dari keburukan, tidak maksum walaupun ustadz.

Nabi SAW mengajarkan bapaknya Al Hushain dua kalimat untuk berdoa dengannya, ‘Allahumma alhimni rusydi wa aidzni min syarri nafsi-”.
(Ya Allah, ilhamkan kepadaku hidayahku dan lindungilah dari kejahatan diriku).
(Hadits Tirmidzi)
Do'a ini minta perlindungan diri dari kejahatan diri sendiri; mungkin ucapan kita kebablasen,  mungkin ke kamar mandi kurang bersuci,  ibu kurang melayani bapak,  bapak kurang bertanggung jawab.

Ternyata Nabi telah mengingatkan kita agar Ibda' bi nafsi.  Mulailah dari dirimu sendiri untuk menjadi baik. Terkadang kalau kita sedang emosi akan lepas kendali dan melakukan kesalahan.
Karena itu pentingnya do'a karena do'a adalah senjatanya orang mukmin.

Ada do'a yg bersifat keseluruhan,  yaitu yg kita baca saat shalat,  ihdinash shirotol mustaqim.  Tunjukkan jalan yg lurus ketika menjadi isteri,  ketika menjadi orang tua,  ketika bekerja dikantor. Dimana saja.

Ada lagi doa yg biasa dihafal :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

/Allaahumma innii as-alukal hudaa wat tuqaa wal ‘afaafa wal ghinaa/

(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan)”

Nabi ditanya apa amalan yg paling bagus. Beliau menjawab : shalat jama'ah,  lalu kerjakan dengan tepat waktunya.
Ini kita ikut, jalani petunjuk itu.
Bila kita taat maka kehormatan diri terjaga dan merasa cukup.

Demikian yg perlu dikerjakan.  Bermuhammadiyah, itu artinya ber islam mengikut Nabi Muhammad.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

SAK

Rabu, 19 Juli 2017

Pengajian AMM Banyumanik

Pengajian AMM Banyumanik

22 Syawal 1438 H / 16 Juli. 2017

ustadz Ir. Didik Udiono

akna Halal bi Halal

Ketika kita membahas halal bihalal,  biasanya diarahkan ke Surat Ali Imran 133-136; yg isinya antara lain adalah :
Bersegeralah menuju Ampunan Allah dan Surga ; Mengingatkan untuk bersedekah baik diwaktu lapang ataupun sempit ; serta Memaafkan Kesalahan.

Halal bihalal adalah suatu momen yg tak bisa lepas dari berakhirnya Puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan adalah puasa yg khas, berbeda dengan Puasa Senin Kamis, Puasa Daud, Puasa Assyura,  Puasa Arofah,  berbeda dengan Puasa Ayyamul Bidh.
Dimana letak perbedaannya ? Disebutkan :

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ .....

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa,......"
(QS. Al-Baqarah 183)

Kalimat "Kutiba alaikumush shiyam" itu yg membedakan. Puasa Ramadhan membutuhkan syarat Iman yg spesifik.
Kita tak bisa mengabaikan bahwa masih ada orang islam berpuasa membubarkan Pengajian Buka Puasa Bersama. Tentu bukan seperti itu orang beriman yg dimaksud.

Puasa Ramadhan itu diwajibkan setelah Peristiwa Hijrah ke Medinah. Jika kita memaafkan,  juga jangan dimaknai pemberian maaf secara massal.
Pada saat Fathu Mekkah banyak orang kafir yg dimaafkan ,diberi amnesti , tapi tidak semua dimaafkan.
Abu Sofyan, Pemimpin Kaum Kafir dimaafkan. Wahsyi,  pembunuh Hamzah paman Rasulullah dimaafkan. Namun Abu Sarah yg menistakan Al Qur'an dieksekusi mati.

Ketika Puasa Ramadhan diwajibkan, kondisi para sahabat Nabi diuraikan dalam Al Qur'an sebagai berikut :

وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ  بَعْضٍ ۘ

"Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain......" (QS. At-Taubah 71)

Muhajirin dan Anshor itu saling setia,  saling melindungi,  tolong-menolong.
Maka kalau Puasa Ramadhan semangatnya belum tolong-menolong puasanya belum memadai.
Sahabat di Mekkah digembleng imannya selama 13 tahun,  masih belum memadai.
Prinsipnya adalah :

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ......"
(QS. Al-Baqarah 286)

Setelah hijrah dan saling tolong-menolong,  kaum muslim dipersaudarakan.

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ .....

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, ....." (QS. Al-Hujurat 10)

Persaudaraan itu karena iman. Itulah dasar puasa Ramadhan. Maka kalau di bulan Ramadhan ada orang islam yg membubarkan buka puasa bersama,  itu berarti tidak ada rasa persaudaraan.
Imannyapun juga bukan iman yg layak dan Puasanyapun juga tidak layak.
Maka Rasul mengatakan :
"Ka min shoimin laisa lahu min shiyamihi illal ju'i wal athosyi."
Puasa mereka tidak ada pahalanya sama sekali.

Muhammadiyah meninggalkan hal2 yg bid'ah,  karena bid'ah menghalangi sunnah Rasul. Meskipun begitu tak ada sejarahnya Muhammadiyah memprovokasi,  membubarkan majelis bid'ah.  Itu karena menghayati semangat persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshor. Tetapi terhadap mereka yg melecehkan Al Qur'an bersikap tegas,  karena Rasul mencontohkan begitu pada fathu Mekkah.

Manhaj Muhammadiyah meniru sahabat. Memang bersifat Reformis,  tapi itu di bidang Muamalah. Di bidang Syariah dan Akidah mengacu para Sahabat.
Tentang kemarahan juga ada contohnya,  hadits yg diceritakan oleh Aisiyah r.a bahwa Rasulullah tidak pernah membalas kezaliman kepadanya sebatas tidak ada aturan agama (Allah)  yg dilanggar. Tapi sedikit saja hukum Allah dilanggar maka Rasulullah termasuk yg paling marah.

Islam itu tertinggi dan tak bisa dilampaui ketinggiannya. Harus bisa membedakan antara Pribadi dan Simbol islam. Ketika Pribadi dizalimi,  kita maafkan. Namun ketika Simbol islam dilecehkan maka tak ada kompromi.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

SAK

Senin, 10 Juli 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

15 Ramadhan 1438 H / 9 Juli 2017
Drs. H. Nurbini

*Silaturahmi,  keindahan akhlak Islami*

Setelah Lebaran orang biasanya asyik dengan lebaran, sehingga paska ramadhan seolah telah selesai .Padahal saat ramadhan luar biasa ibadahnya, karena motivator untuk itu memang luar biasa.
Banyak hadits yg menjanjikan :
- Adanya malam lailatul qodar
- Adanya pengampunan dosa Sebelumnya.
- Pahala yg dilipat gandakan, dan ibadah sunah pahalanya dinilai wajib.
- Selain itu juga banyaknya umat yg beribadah juga menjadi motivator.

Mestinya bulan Syawal itu Peningkatan, termasuk ibadahnya. Maka agar tidak terlena kita perhatikan ini :

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَـقِيْنُ

"dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu." (QS. Al-Hijr 99)

Kita diperintah ibadah sampai mati,  jadi jangan pilih2 hari (misal jumat)  atau pilih bulan (Ramadhan). Ibadah harus terus karena Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepadaNya.
Dan ibadah yg disuka adalah yg ajeg.

Mensyukuri nikmat itu dengan menjalani ibadah , apapun ibadahnya. Bila kita mensyukuri Harta ya dengan Zakat, infaq dan sedekah.

Ada hadits :
" Setiap nikmat yg dengan nikmat itu engkau tidak bisa mendekatkan diri kepada Allah azza wajala ketahuilah yg demikian itu adalah mala petaka yg akan membinasakan (Al Baihaqi).

"Syukur adalah dengan meninggalkan maksiat". (Idhah ash shabirin) .

Kalau dalam Al Qur'an. :

لَئِنْ شَكَرْتُمْ  لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

".......Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim 7)

Tanda amal ibadah diterima Allah :
"Diantara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan diantara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya".

Jangan sampai terjadi setelah berbuat kebaikan diikuti dengan kejelekan. Lebih2 jangan sampai mendzolimi orang lain,  karena dapat menimbulkan kebangkrutan ketika di akhirat nanti.

Ada hadits yg terkait dengan "hutang" ini agar tidak "Bangkrut" :
"Siapa yg punya urusan dengan orang lain maka selesaikanlah ketika masih di dunia jangan sampai dibawa ke akhirat".

Solusinya adalah minta dihalalkan. Artinya jika kesalahan ya minta dimaafkan. Hal ini pernah dicontohkan Nabi dalam kisah Akasyah. Beliau Rasul berseru sampai 3 kali menawarkan kepada siapa yg mau mengadakan pembalasan bila pernah disakiti oleh Rasul.

Kejahatan boleh dibalas , namun Memaafkan lebih utama.

وَجَزٰٓؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚ   فَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗ  اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim."
(QS. Asy-Syura 40)

وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهٖ فَاُولٰٓئِكَ مَا عَلَيْهِمْ مِّنْ سَبِيْلٍ

"Tetapi orang-orang yang membela diri setelah dizalimi, tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka." (QS. Asy-Syura  41)

وَاِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوْا بِمِثْلِ مَا عُوْقِبْتُمْ بِهٖ ۚ  وَلَئِنْ  صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصّٰبِرِيْنَ

"Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar." (QS. An-Nahl  126)

Ada hadits tentang orang yg didzolimi tapi tidak membalas , tanggapan Rasul tentang hal tersebut seolah dia melempar Abu panas ke wajah orang yg berbuat dzolim.  Maknanya adalah : Orang yg berbuat dzolim akan sakit hati karena yg didzolimi tetap sabar. Dan dia akan malu karena orang lain akan menghina dia.

Masih tentang silaturahmi,  urutannya juga diatur oleh An Nisa 36 :

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا   ۗ  وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَالْجَـارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَـارِ الْجُـنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَـنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ  ۙ  وَمَا مَلَـكَتْ اَيْمَانُكُمْ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرَا

"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,"
(QS. An-Nisa' 36)

Berbuat baik harus mendahulukan kedua orang tua dulu,  setelah itu baru karib kerabat dan seterusnya.

*Silaturahim itu inti Dakwah Islam*

Silaturahim adalah resep mustajab untuk ukhuwah. Bahkan Rasulullah menjelaskan bahwa silaturahim termasuk inti dakwah Islam, sebagaimana diriwayatkan Abu Umamah, dia berkata: Amr bin ‘Abasah As-Sulami berkata:

فَقُلْتُ: بِأَيِّ شَيْءٍ أَرْسَلَكَ؟ قَالَ: أَرْسَلَنِي بِصِلَةِ الْأَرْحَامِ وَكَسْرِ الْأَوْثَانِ وَأَنْ يُوَحَّدَ اللهُ لاَ يُشْرَكَ بِهِ شَيْءٌ

Aku berkata: “Dengan apa Allah mengutusmu?” Rasulullah menjawab: “Allah mengutusku dengan silaturahim, menghancurkan berhala dan agar Allah ditauhidkan, tidak disekutukan dengan-Nya sesuatupun.” (HR. Muslim)

*Makna Silaturahim*

Silaturahim berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata صِلَةٌ dan الرَّحِمُ . Kata صِلَةٌ adalah bentuk mashdar dari kata وَصَلَ- يَصِلُ, yang berarti sampai, menyambung. Ar-Raghib Al-Asfahani berkata: “وَصَلَ – الْاِتِّصَالُ yaitu menyatunya beberapa hal, sebagian dengan yang lain.” (Al-Mufradat fi Gharibil Qur`an, hal. 525)

Adapun kata الرَّحِمُ, Ibnu Manzhur berkata: “الرَّحِمُ adalah hubungan kekerabatan, yang asalnya adalah tempat tumbuhnya janin di dalam perut.”

Jadi, silaturahim artinya adalah menyambung tali persaudaraan kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab.

*Janji Allah terhadap orang yg menyambung silaturahim*

Dijanjikan masuk surga Adn. Kriterianya ada di ayat ini :

وَالَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ مَاۤ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖۤ اَنْ يُّوْصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَ يَخَافُوْنَ سُوْۤءَ الْحِسَابِ

"dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk." (QS. Ar-Ra'd  21)

Hal yg serupa disebut dalam hadits Nabi :
“Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”.

Yang kedua adalah sadaqah kepada kerabat. Selain mendapat, pahala sadaqah juga mendapat pahala menyambung silaturahim.

Hadits dari Anas bin Maalik radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan ditangguhkan kematiannya, hendaklah ia menyambung silaturahim” .

Menyambung silaturahim tidak Sekedar membalas. Menyambung silaturahim adalah menyambung kembali hubungan kekerabatan terhadap mereka yg memutuskannya. Jadi ada 3 karakter : Memutuskan silaturahim ; Membalas silaturahim ; dan Menyambung silaturahim.

*Ancaman Terhadap Orang yg memutuskan silaturahim*

1.  Diancam masuk neraka

وَالَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مِيْثَاقِهٖ وَيَقْطَعُوْنَ مَاۤ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖۤ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ ۙ  اُولٰۤئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوْۤءُ الدَّارِ

"Dan orang-orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar disambungkan, dan berbuat kerusakan di bumi; mereka itu memperoleh laknat dan tempat kediaman yang buruk ." (QS. Ar-Ra'd 25)

2. Dibuat buta dan tuli

فَهَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ تَوَلَّيْتُمْ اَنْ تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ وَتُقَطِّعُوْۤا اَرْحَامَكُمْ

"Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?"
(QS. Muhammad 22)

اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فَاَصَمَّهُمْ وَاَعْمٰٓى اَبْصَارَهُمْ

"Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; lalu dibuat tuli dan dibutakan penglihatannya."
(QS. Muhammad  23)

3. Disegerakan azab di dunia dan disiksa di neraka.

Rasulullah saw bersabda

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ

"Tidak ada dosa yang Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi"

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum


SAK