Minggu, 27 Agustus 2017

Kajian Ahad Pagi Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

5 Dzulhijjah 1438 H / 27 Agustus 2017

Ustadz Tri Wiyanto S.Sos

*Napak Tilas Nabi Ibrahim*

Allah SWT berfirman:

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِبْرٰهِيْمَ ۙ  اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيْقًا نَّبِيًّا

"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran, dan seorang nabi."
(QS. Maryam 41)

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ اِبْرٰهِيْمَ

"Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim." (QS. Asy-Syu'ara' 69)

Nabi Muhammad SAW diperintah Allah untuk bercerita tentang kisah Nabi Ibrahim,  maka ketika kita mempelajari Kisah Nabi Ibrahim termasuk menjalani perintah Allah. Kenapa Nabi Ibrahim ini perlu diceritakan,  karena orang Yahudi dan Nasrani mengklaim bahwa nabi Ibrahim itu agama Yahudi atau Nasrani. Dalam Al Qur'an, Allah membantah hal itu dan memang Nabi Ibrahim ada sebelum agama Yahudi.
Nabi Ibrahim ini penting karena kisahnya ada yg disyariatkan yaitu Haji dan Qurban.

*Ulul Azmi*

Nabi Ibrahim termasuk nabi yg disebut sebagai Ulul Azmi. Ulul Azmi adalah nabi yg diberi kekuatan luar biasa,  karena dakwahnya akan berhadapan dengan Penguasa.
Ada 5 orang Ulul Azmi,  yaitu :
- Nabi Ibrahim,  akan berhadapan dengan raja Namrud.
- Nabi Daud,  akan berhadapan dengan Jalud.
- Nabi Musa, akan berhadapan dengan Fir'aun.
- Nabi Isa,  akan berhadapan dengan Raja Romawi.
- Nabi Muhammad SAW berhadapan dengan Kafirin Quraisy.
Allah memuliakan para Ulul Azmi ini karena perjuangan mereka luar biasa.

*Nabi Ibrahim dibakar*

Nabi Ibrahim mengajarkan Tauhid kepada raja Namrud, seperti tersurat dalam Surat Al Anbiya ayat 51 s/d 70.

"Dan sungguh, sebelum dia (Musa dan Harun) telah Kami berikan kepada Ibrahim petunjuk dan Kami telah mengetahui dia." (QS. Al-Anbiya 51)

Nabi Ibrahim berdakwah kepada ayahnya dulu kemudian kepada kaumnya. Ini merupakan simbol keberanian,  karena anak lelaki biasanya takut kepada ayahnya. Nabi Ibrahim menegur penyembahan berhala yg berupa patung.

"(Ingatlah), ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, Patung-patung apakah ini yang kamu tekun menyembahnya?" (QS. Al-Anbiya 52)

Sebenarnya jaman sekarangpun ada berhala baru,  contohnya HP,  ternyata kadang lebih diutamakan daripada Allah.

"Mereka menjawab, Kami mendapati nenek moyang kami menyembahnya."
(QS. Al-Anbiya  53)

Bentuk -bentuk kesyirikan itu asalnya dari meniru tradisi orang tua tanpa ilmu. Hal yg serupa masih terjadi sampai sekarang,  seperti meminta sesuatu kepada makam yg dikeramatkan.

"Dia (Ibrahim) berkata, Sesungguhnya kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata."
(QS. Al-Anbiya  54)

Disini kita mendapat pelajaran bahwa nabi Ibrahim yg muda berani menyampaikan kebenaran kepada yg lebih tua. Sebaliknya juga jika kita bijaksana semestinya mau menerima nasehat kebenaran dari siapa saja,  termasuk dari yg lebih muda.

"Mereka berkata, Apakah engkau datang kepada kami membawa kebenaran atau engkau main-main?" (QS. Al-Anbiya 55)

Ayat diatas menunjukkan bahwa akhlak Nabi Ibrahim terkenal baik. Jadi meskipun menyampaikan kebenaran yg dianggap keliru oleh kaumnya,  tidak langsung dibantah tetapi dianggap bergurau.

"Dia menjawab, Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan (pemilik) langit dan bumi; (Dialah) yang telah menciptakannya; dan aku termasuk orang yang dapat bersaksi atas itu." (QS. Al-Anbiya  56)

Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim membuat strategi. Ini sekaligus bukti kecerdasan Nabi Ibrahim,  Dia tahu kebiasaan raja Namrud suka berburu dengan disertai semua orang, sehingga kota akan kosong.

"Dan demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya." (QS. Al-Anbiya 57)

Ketika kota kosong maka nabi Ibrahim menghancurkan berhala dengan memakai kapak Batu (saat itu belum ada besi) .

"Maka dia menghancurkan (berhala-berhala itu) berkeping-keping, kecuali yang terbesar; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya." (QS. Al-Anbiya 58)

Dan sungguh terjadi,  ketika kaum raja Namrud pulang,  berhala-berhala sudah hancur dan tinggal satu yg terbesar.

"Mereka berkata, Siapakah yang melakukan ini terhadap Tuhan-Tuhan kami? Sungguh, dia termasuk orang yang zalim." (QS. Al-Anbiya 59)

Namun mereka mencurigai Nabi Ibrahim sebagai pelaku,  dan dilaporkan kepada Raja Namrud.

"Mereka (yang lain) berkata, Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim." (QS. Al-Anbiya 60)

Akhirnya Nabi Ibrahim dipanggil oleh raja Namrud dan disidang secara terbuka.

"Mereka berkata, bawalah dia dengan diperlihatkan kepada orang banyak agar mereka menyaksikan." (QS. Al-Anbiya 61)
"Mereka bertanya, Apakah engkau yang melakukan ini terhadap Tuhan-Tuhan kami, wahai Ibrahim?" (QS. Al-Anbiya 62)

Sebagai orang yg cerdas, jawaban Nabi Ibrahim secara tak langsung mengajak mereka untuk berfikir logis.

"Dia (Ibrahim) menjawab, Sebenarnya (patung) besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka jika mereka dapat berbicara." (QS. Al-Anbiya 63)

Tentu saja kaum Raja Namrud sadar bahwa patung tak bisa bicara.

"Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata, Sesungguhnya kamulah yang menzalimi (diri sendiri)." (QS. Al-Anbiya 64)
"Kemudian mereka menundukkan kepala (lalu berkata), Engkau (Ibrahim) pasti tahu bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara." (QS. Al-Anbiya 65)

Nabi Ibrahim berusaha untuk menggugah kesadaran mereka.

"Dia (Ibrahim) berkata, Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak mendatangkan mudarat kepada kamu?" (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 66)
"Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Tidakkah kamu mengerti?  (QS. Al-Anbiya 67)

Namun mereka tetap dalam kekufuran,  bahkan minta agar Nabi Ibrahim dibakar.

"Mereka berkata, Bakarlah dia dan bantulah Tuhan-Tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak berbuat." (QS. Al-Anbiya 68).

Dan Nabi Ibrahim dibakar. Tetapi Allah tidak tinggal diam.  Allah memerintahkan api agar menjadi dingin.
Allah SWT berfirman:
"Kami (Allah) berfirman, Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim," (QS. Al-Anbiya 69)
"dan mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi." (QS. Al-Anbiya 70)

Itulah kisah mukjijat Nabi Ibrahim,  adapun tempat pembakaran nabi Ibrahim itu ada di daerah Urfa ,Turki.

*Peristiwa Qurban*

Peristiwa luar biasa kedua yg diperintahkan untuk diceritakan adalah Qurban. Itu tertulis pada Surat As Saffat 102 - 108.

Jika kejadian pertama diatas adalah dialog antara Nabi Ibrahim dengan bapaknya,  yg ini dialog dengan Anaknya, Ismail yg sudah remaja.
Nabi Ibrahim diperintah Allah untuk menyembelih Ismail melewati tiga kali mimpi.

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu! Dia (Ismail) menjawab, Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."  (QS. As-Saffat 102)

Ayat di atas memberi pelajaran kepada kita akan pentingnya dialog dengan anak kita yg sudah remaja.
Setelah dialog,  Nabi Ibrahim berdiam diri merenung di Arofah,  mendekatkan diri kepada Allah yg kemudian dijadikan sebagai syariah Wukuf.

Ada peristiwa lain,  yaitu Nabi Ibrahim digoda setan agar tidak jadi menyembelih Ismail,  namun setan dilempar kerikil oleh Nabi Ibrahim.
Gagal menggoda nabi Ibrahim, setan ganti menggoda Nabi Ismail,  namun juga dilempar kerikil.
Gagal menggoda Ismail,  setan menggoda Siti Hajar agar membatalkan penyembelihan,  namun juga dilempar kerikil.
Tiga kali dilempar kerikil ini sekarang menjadi syariat Lempar Jumrah Ula,  Wustha dan Aqobah.

Pelajaran dari peristiwa diatas adalah bahwa godaan atau bisikan setan kepada manusia kadang memakai bahasa yg baik. Namun bila jelas dia menghalangi ketaatan kepada Allah maka bisa dipastikan itu bisikan setan.

Keesokan harinya tanggal 10 Dzulhijjah,  ketika Nabi Ibrahim mau menyembelih Ismail, maka peristiwa itu diabadikan Allah :

"Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah)."
(QS. As-Saffat 37: Ayat 103)

Peristiwa itu disaksikan oleh orang banyak,  namun nabi Ibrahim tak berani membuka mata ketika menyembelih anaknya, maka dia tidak melihat ketika Allah menggantikan Ismail dengan seekor kambing.

"Lalu Kami panggil dia, Wahai Ibrahim!
Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."
(QS. As-Saffat Ayat 104-107)

Peristiwa diatas adalah mukjijat Nabi Ibrahim,  kemudian diabadikan menjadi ibadah qurban.

وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَ

"Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian," (QS. As-Saffat 108)

Ibadah ini sekaligus meluruskan ibadah qurban yg lain,  karena dulu ketika jaman Habil dan Qabil ada qurban dari hasil bumi. Hal ini sekaligus memberi tahu kita bahwa qurban yg dilarung ke laut ataupun sedekah bumi bukanlah ajaran Islam.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 20 Agustus 2017

Kajian Ahad AMM Banyumanik

Pengajian Ahad AMM Banyumanik

27 Dzulqo'dah 1438 H /20 Agustus 2017

Bp. Rahmad Suprapto

*Ibadah Penyembelihan Hewan Qurban*

Allah SWT berfirman:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَـقِّ ۘ  اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ  مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِ ۗ  قَالَ لَاَقْتُلَـنَّكَ ۗ  قَالَ  اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ

"Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, Sungguh, aku pasti membunuhmu! Dia (Habil) berkata, Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa."
(QS. Al-Ma'idah  27)

Sesuai ijtihad Muhammadiyah, maka hari Raya Iedhul Adha tahun ini akan jatuh pada tanggal 1 September 2017.
Pada awalnya sejarah Qurban dimulai sejak anak2 Nabi Adam,  yaitu Habil dan Qabil. Habil melakukan qurban dengan buah2 an yg terbaik,  sedangkan Qabil yg jelek2.
Kecemburuan Qabil kepada Habil kakaknya yg mendapatkan isteri cantik dan ditolaknya qurban Qabil menyebabkan Pembunuhan manusia yg pertama.

Qurban berasal dari bahasa Arab, “Qurban” yang berarti dekat (قربان). Kurban secara syariat berarti binatang sembelihan, yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah.

*Hukum Berkurban*

Ibadah kurban hukumnya sunnah muakkadah(sunnah yang sangat dianjurkan). Bagi orang yang mampu, namun jangan pura-pura tidak mampu.
Kenyataan banyak yg bisa terus merokok tapi tak bisa beli qurban. Padahal rokok setahun lebih mahal daripada kambing.
Menghadapi qurban mestinya harus Disiapkan, misal dengan menabung. Kalau tidak diskenariokan maka akan sulit untuk berkurban,  karena kebutuhan kita banyak.
Bagi yg tidak mampu berkurban maka diperintahkan membantu pelaksanaannya,  dengan menjadi Panitia.

Ada pendapat kedua yg mengatakan ibadah qurban itu wajib seperti Haji, bagi yg mampu.

*Makna dibalik Perintah Allah  untuk melaksanakan ibadah kurban.*

1. Melatih niat yg benar dalam beribadah

َ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ .......

“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya .....

Hadits ini mashur dan mutawatir. Ibadah akan diterima jika niatnya benar dan dilakukan dengan cara yg benar.

2. Melatih Kepekaan Sosial

ارْحَمُوا أَهْلَ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ

“...Sayangilah penduduk bumi niscaya Yang di atas langit pun akan menyayangi kalian.”

Siapa yg dermawan,  akan dibalas.  Ayatnya sudah sangat jelas dalam Surat At Talaq

وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا

"..... Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya," (QS. At-Talaq  2)

Harga hewan qurban dirasa cukup mahal,  terutama bagi si Pelit.

3. Melatih Kesabaran dan Keikhlasan Beribadah.

Karena daging qurban harus dibagikan ke orang miskin dan kepada kerabat. Kita sendiri hanya boleh menikmati maksimum sepertiga.

Nabi saw bersabda, “Dan jika kalian telah melihat hilal masuknya bulan Dzul Hijjah, dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia membiarkan rambut dan kukunya.” (HR Muslim)

4.  Bergembira (Pesta)  setahun sekali.

*Dalil-dalil Utama Terkait Ibadah Qurban*

A. Perintah Allah dalam Al Qur'an :

اِنَّاۤ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ  اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ

"Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)." (QS. Al-Kausar  Ayat 1- 3)

Ternyata benar ada yg membenci kita berkurban. Dalihnya kita kejam,  karena mereka jika membunuh hewan disuntik dulu sebelum disembelih.
Belakangan dibuktikan bahwa cara islam tidak menyiksa ternak, hewan tidak merasa sakit , yaitu dengan penelitian EEG di otak kecil oleh Dr. Scultz dan Dr.Hasim dari Hanover University Jerman.

B.  Petunjuk Rasulullah

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

Dari Abi hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Siapa yang memiliki kelapangan tapi tidak menyembelih qurban, janganlah mendekati tempat shalat kami”. (HR. Ahmad).

Hadits ini melarang orang Islam yang tidak menyembelih qurban untuk tidak mendekati masjid atau tempat shalat. Seolah-olah orang itu bukan muslim atau munafik.

مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَلْيَذْبَحْ مَكَانَهَا أُخْرَى ،....

“Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat ‘ied, hendaklah ia mengulanginya. ....”

"Barang siapa yg shalat seperti shalat kita, menghadap kiblat seperti kiblat kita maka janganlah dia menyembelih binatang qurban sebelum selesai shalat iedhul Adha ..."

*Ketentuan Ibadah Qurban*

1.  Ketentuan Jenis hewan Ternak.

Kurban memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu.
Hewan kurbannya berupa binatang ternak, yaitu unta, sapi dan kambing, atau domba. Yang tidak sah,  unggas,  ayam atau hewan lain.

2. Ketentuan Umur Hewan Ternak.

Telah sampai usia yang dituntut syari’at, yaitu telah berganti sepasang gigi serinya :
Unta adalah yang telah sempurna berusia lima tahun. Untuk 10 orang (keluarga).
Sapi adalah yang telah sempurna berusia dua tahun.Untuk 7 orang (keluarga).
Kambing adalah yang telah sempurna berusia satu setengah tahun . Untuk 1 orang (keluarga) .

3. Ketentuan Kesehatan Hewan Ternak.

Bebas dari aib (cacat) yang mencegah keabsahannya, yaitu apa yang telah dijelaskan Nabi S.a w. yaitu :

a. Buta sebelah yang jelas/tampak
b. Sakit yang jelas.
c. Pincang yang jelas
d. Sangat kurus.

4. Ketentuan Waktu Penyembelihan

Penyembelihan kurbannya harus terjadi pada waktu yang telah ditentukan syariat, yaitu tanggal 10 dan Hari Tasyrik.

*Urutan Cara Penyembelihan Qurban*

1.  Siapkan seluruh peralatan untuk penyembelihan.
2.  Periksa kesehatan ternak.
3.  Istirahatkan ternak sebelum disembelih,  agar daging tidak alot dan kecut.
4.  Puasakan (8 jam) ternak agar tidak beringas dan mudah penanganannya .
5.  Jika menyembelih agar menajamkan pisaunya agar tidak menyiksa.
6.  Hadapkan ternak ke arah kiblat.
7.  Pegang, ikat ternak dengan kuat.
8.  Baca Basmallah dan doa khusus,  karena itu penyembelih harus muslim.
9. Proses penyembelihan yg benar,  3 saluran harus terputus,  saluran napas,  makan dan darah.
Jangan menyiksa ternak.
10. Pasca Penyembelihan,  periksa keadaan organ dalam kurban. Teliti jika ada yg aneh misal cacing.
11. Jangan pernah mencuci daging di sungai.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

SAK

Senin, 14 Agustus 2017

Kajian Ahad Pagi Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

20 Dzulqo'dah 1438 H / 13 Agustus 2017

Drs. H. Agus Supriyadi

*Dzulqo'dah Bulan Haram*

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَآئِرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَـرَامَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, ......" (QS. Al-Ma'idah 2)

Pada saat ini kita masuk ke bulan Dzulqodah, salah satu bulan Haram. Biasanya kita umat islam ini lebih mengenal kalender Masehi dibanding kalender Hijriah milik umat islam. Mengenal kalender Hijriah itu amat penting,  karena jika Allah memerintahkan ibadah yg dikaitkan waktu itu biasanya waktu kalender Hijriah.

Contoh :
Puasa Ramadhan diperintahkan puasa dalam bulan Ramadhan, bukan pada bulan Juli.
Ibadah Haji diperintahkan untuk Haji pada bulan2 yg dimaklumi,  itu pada kalender Hijriah, yaitu Dzulqo'dah,  Dzulhijjah dan Muharram.
Puasa Yaumul Bidh , diperintahkan puasa sunah 3 hari setiap bulan pada pertengahan bulan yg dikenal sebagai Yaumul Bidh tanggal 13, 14, 15 atau 14, 15, 16.  Atau setidaknya minimal sehari kita puasa sunah,  jangan sampai melewatkan pergantian bulan tanpa Puasa sama sekali.

Terkait dengan kalender Hijriah, selain memerintahkan untuk menghormati bulan Ramadhan,  Allah memerintah kita untuk menghormati 4 bulan Haram,  yaitu Dzulqo'dah, Dzulhijjah,  Muharram dan Rajab.

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَاۤ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ  ۗ  ذٰ لِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ۙ    فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ   ۗ  وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَآفَّةً  ۗ  وَاعْلَمُوْۤا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa."
(QS. At-Taubah 36)

Namun penghormatan kepada 4 bulan Haram ini saat ini tidak dilakukan oleh umat Islam seperti ketika menghormati bulan Ramadhan.
Penghormatan umat islam terhadap Ramadhan sudah bagus,  pada awal bulan.  Sayangnya pada 10 hari terakhir sudah mengendor karena kiblatnya pindah dari Masjid ke Mall untuk persiapan Lebaran. Padahal ibarat pertandingan maka akhir Ramadhan adalah babak final. Jaminan babak final adalah mendapatkan Lailatul Qodar.

Maka semestinya ibadah kita makin lama makin meningkat. Apalagi kita iringi saling mendoakan : Minal aidzin wal Faizin. Itu adalah do'a agar menjadi orang yg aidzin dan faizin.
Orang yg aidzin bukanlah mereka yg bajunya baru,  melainkan mereka yg takwanya bertambah. Hal ini sesuai dengan firman Allah ketika kita Puasa.

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
(QS. Al-Baqarah 183)

Sebenarnya semua ibadah yg diperintahkan oleh Allah itu untuk menjadikan kita manusia bertakwa. Takwa adalah kharakter manusia paling mulia. Mulia disini maksudnya adalah mulia ketika diakhirat.

اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ

"..... Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa....." (QS. Al-Hujurat  13)

Pada umumnya ketika bulan Syawal dibacakan Surat Ali Imran 133-136. Itu sebagai bahan evaluasi diri kita,  tentang kriteria Takwa.

Orang Takwa adalah mereka yg terus berinfak baik ketika lapang ataupun sulit. Jadi tak mengenal waktu Ramadhan atau tidak, tetap berinfak.
Jangan sampai terjadi kita memberi infak tapi tidak ikhlas,  sambil mengucapkan hal yg menyakiti hati.

قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ  يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti....."
(QS. Al-Baqarah 263)

Pemberian tidak ikhlas akan menghapus pahala.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰى

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima)....."
(QS. Al-Baqarah 264)

Pemberian ikhlas tidak memandang sipenerima orang yg kita suka atau yg kita benci. Rasul bersabda bahwa orang yg berbuat baik pada orang yg menjahatinya nanti dihari kiamat diringankan perhitungannya.

Hanya mereka yg bisa menahan marah yg bisa melakukan hal itu. Orang seperti itu masuk Golongan Waro', mereka adalah orang yg akan masuk surga tanpa dihisab.

Karakter takwa berikutnya adalah memaafkan. Orang islam itu harus rendah hati,  berani mengaku salah dan minta maaf, baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia,  tak peduli apapun jabatan dia dan tak dibatasi hanya setelah Ramadhan saja.

Rasulullah bersabda,  bahwa banyak lelaki yg sempurna,  mau rendah hati dan minta maaf ; tapi banyak wanita tidak sempurna.
Bila wanita ingin masuk surga harus punya sifat Al afwu,  rendah hati, mengakui salah dan meminta maaf.
Ada seorang wanita dijaman Rasul,  bernama Mutiah yg dikhabarkan akan jadi wanita pertama penghuni surga.

Suatu hari putri Nabi SAW. Fatimah Az Zahra ra. bertanya kepada Rasulullah SAW., siapakah wanita pertama yang memasuki surga setelah Ummahatul Mukminin setelah istri-istri Nabi SAW.? Rasulullah bersabda: Dialah Mutiah.

Berhari-hari Fatimah Az Zahra berkeliling kota Madinah untuk mencari tahu keberadaan siapa Mutiah itu dan dimana wanita yang dikatakan oleh Nabi SAW. itu tinggal. Alhamdulillah dari informasi yang didapatkannya, Fatimah mengetahui keberadaan dan tempat tinggal Mutiah di pinggiran kota Madinah.

Atas ijin suaminya Ali bin Abi Thalib, maka Fatimah Az Zahra dengan mengajak Hasan putranya untuk bersilaturahmi ke rumah Mutiah pada pagi hari. Sesampainya di rumah Mutiah, maka Fatimah yang sudah tidak sabar segera mengetuk pintu rumah Mutiah dengan mengucapkan salam.

“Assalaamu’alaikum ya ahlil bait.” Dari dalam rumah terdengar jawaban seorang wanita, “Wa’alaikassalaam … siapakah diluar?” lanjutnya bertanya. Fatimah menjawab, “Saya Fatimah putri Muhammad SAW.” Mutiah menjawab, “Alhamdulillah, hari ini rumahku dikunjungi putri Nabi junjungan alam semesta.”

Segera Mutiah membuka sedikit pintu rumahnya, dan ketika Mutiah melihat Fatimah membawa putra laki-lakinya yang masih kecil (dalam riwayat masih berumur 5 tahun). Maka Mutiah kembali menutup pintu rumahnya kembali, terkagetlah Fatimah dan bertanyalah putri Nabi SAW kepada Mutiah dari balik pintu.

“Ada apa gerangan wahai Mutiah? Kenapa engkau menutup kembali pintu rumahmu? Apakah engkau tidak mengijinkan aku untuk mengunjungi dan bersilaturahim kepadamu?”

Mutiah dari balik pintu rumahnya menjawab, “Wahai putri Nabi, bukannya aku tidak mau menerimamu di rumahku. Akan tetapi keberadaanmu bersama dengan anak laki-lakimu Hasan, yang menurut ajaran Rasulullah tidak membolehkan seorang istri untuk memasukkan laki-laki ke rumahnya ketika suaminya tidak ada di rumah dan tanpa ijin suaminya. Walaupun anakmu Hasan masih kecil, tetapi aku belum meminta ijin kepada suamiku dan suamiku saat ini tidak berada dirumah. Kembalilah besok biar aku nanti meminta ijin terlebih dahulu kepada suamiku.”

Tersentaklah Fatimah Az-Zahra mendengarkan kata-kata wanita mulia ini, bahwa argumentasi Mutiah memang benar seperti yang diajarkan ayahnya Rasulullah SAW. Akhirnya Fatimah pulang dengan hati yang bergejolak dan merencanakan akan kembali besok hari.

Pada hari berikutnya ketika Fatimah akan berangkat ke rumah Mutiah, Husein adik Hasan rewel tidak mau ditinggal dan merengek minta ikut ibunya. Hingga akhirnya Fatimah mengajak kedua putranya Hasan dan Husein. Dengan berpikir bahwa Mutiah sudah meminta ijin kepada suaminya atas keberadaannya dengan membawa Hasan, sehingga kalau dia membawa Husein sekaligus maka hal itu sudah termasuk ijin yang diberikan kepada Hasan karena Husein berusia lebih kecil dan adik dari Hasan.

Namun ketika berada didepan rumah Mutiah, maka kejadian pada hari pertama terulang kembali. Mutiah mengatakan bahwa ijin yang diberikan oleh suaminya hanya untuk Hasan, akan tetapi untuk Husein Mutiah belum meminta ijin suaminya.

Keesokan harinya baru Fatimah diijinkan masuk setelah Mutiah mendapat ijin suaminya.
Fatimah dijamu makan oleh Mutiah.
Sebelum memakan makanan yang sudah disiapkan, Mutiah masuk ke dalam rumah dan keluar dengan membawa cambuk . Fatimah heran dan menanyakan untuk apa cambuk tersebut.

Mutiah menjawab : “Seharian aku telah membuat makanan dan minuman untuk suamiku. Sekiranya dia tidak menyukai dan tidak berkenan atas masakan yang aku buat, maka aku minta dia mencambuk diriku. Alhamdulillah suamiku tidak pernah mencambuk diriku. "

Demikianlah kisah tentang berbuat baik.
Sesungguhnya Allah menyenangi orang yg berbuat baik,  jadi tidak tergantung waktu saja. Jangan sampai kita seperti wanita pemintal benang seperti pada surat An Nahl 92.

وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًا

"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai-berai kembali....." (QS. An-Nahl 92)

Itu adalah pekerjaan sia-sia. Kita sudah belajar takwa di bulan Ramadhan .Ramadhan kemarin masjid penuh,  namun setelah Ramadhan selesai,  masjid pelan2 menjadi kosong.
Padahal orang Mukmin itu bila dimasjid ibarat Ikan di dalam air,  akan krasan.
Adapun orang Munafik bila di dalam masjid, ibarat Ikan terdampar di Daratan .
Sebaliknya juga perhatian buat yg mengimami shalat.  Rasul sebelum mengimami shalat selalu menghadap ke jama'ah,  Tujuannya adalah meluruskan dan merapatkan shaf serta melihat kondisi jama'ah Apakah ada orang tua,  anak2 atau musafir. Bila ada maka dia wajib meringankan shalat.

Jadi orang mulia ibadahnya tak tergantung waktu. Sekarang ini bulan Dzulqo'dah,  bulan yg dimuliakan. Namun kenapa kualitas ibadah umat islam di bulan ini jauh dibanding bulan Ramadhan?
Padahal nabi itu selama hidupnya umrah sebanyak 4 kali dan semuanya di bulan Dzulqo'dah, bulan Haram.

Pengertian Haram adalah disucikan. Ada Bulan Haram,  ada juga Tempat Haram,  yaitu Mekkah dan Madinah,  artinya Tempat yg disucikan. Maka banyak orang yg terpanggil kesana. Untuk kesana memang harus ada niat dulu. In syaa Allah ada jalan. Ketika kita berhaji,  kita menjaga kesucian Tempat Suci,  kita dimuliakan Allah dan do'a kita diijabahi.
Demikian pula,  identik bila kita menjaga kesucian Bulan Dzulqo'dah,  bulan Suci,  in syaa Allah kita dimuliakan Allah juga dan do'a akan diijabahi.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

SAK

Selasa, 08 Agustus 2017

Kajian Ahad Pagi Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

13 Dzulqo'dah 1438 H / 6 Agustus 2017

Drs. H. Hamzah Rifqi MSi

*Dzulhijah, Keutamaan dan yg disyariatkan didalamnya*

Dalil-dalil

Bulan Dzulhijah memang bulan yg utama, karena ada suatu hal yg monumental disyariatkan di dalamnya, meskipun demikian ada juga hadits dhoif yg menyebutkan Keutamaannya.

سيد الشهور شهر رمضان وأعظمها حرمة ذو الحجة

“Penghulu bulan-bulan adalah bulan Ramadhan dan yang paling agung kesuciannya Dzulhijjah.”

Keterangan: hadits ini dha’if (lemah) sanadnya karena ada periwayat yg dha'if.

Adapun yg Shahih dari Al Qur'an yaitu disyariatkannya Haji,  Qurban dan Shalat Iedhul Adha.

Yg pertama tentang Haji :

وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ

"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh," (QS. Al-Hajj 27)

Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk menyeru kepada manusia untuk berhaji.
Ini mukjizat,  yg kemudian disampaikan ke Nabi Muhammad SAW. Sejak itulah ibadah Haji disyariatkan.

Yg kedua tentang Qurban :

لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْۤ اَ يَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِ  ۚ  فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَآئِسَ الْفَقِيْـرَ

"agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir." (QS. Al-Hajj 28)

Ini tentang waktu qurban yaitu beberapa hari yg ditentukan,  maksudnya tg 10 dan hari Tasyriq.
Kemudian terkait dengan Nabi Ibrahim ketika meminta anak sholeh dan kemudian dikabulkan Allah dengan lahirnya Ismail :

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ  الصّٰلِحِيْنَ

"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh." (QS. As-Saffat 100).

Ayat ini berlanjut sampai ayat 108 yg menceritakan tentang Perintah menyembelih Ismail yg kemudian terkait Qurban.

Pengertian Qurban

Qurban atau Udhiyah Iedhul Adha,
1. Disebut Udhiyah karena disembelihnya memang pada waktu dhuha setelah shalat Iedhul Adha, kalau disembelih saat subuh maka tidak sah.
2. Penyembelihan diwaktu siang hari,  tak boleh malam hari,  dan yg disembelih adalah hewan tertentu. Waktu penyembelihan tertentu dan Umur hewan tertentu (ditandai dengan tanggalnya gigi secara alamiah). Disembelih dengan niat atau Tujuan tertentu yaitu Taqarub (mendekatkan diri kepada Allah) ; dilaksanakan pada hari2 tertentu sesuai dengan syarat2 dan Sebab yg tertentu pula.
3. Apa2 yg disembelih berupa binatang ternak (kambing,  sapi, onta) , pada hari Iedhul Adha sampai hari Tasyriq sebagai pendekatan diri kepada Allah.

Dasar Hukum Qurban

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِ   ۗ  فَاِلٰهُكُمْ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗۤ اَسْلِمُوْا   ۗ  وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ

"Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)," (QS. Al-Hajj 34)

Perintah Qurban itu kepada seluruh umat,  merupakan upacara keagamaan,  jadi dimana ada agama pasti ada qurban,  termasuk agama primitif. Bahkan sejak Nabi Adam,  namun karena panjangnya masa turun temurun dari anak keturunan, kehidupan mereka menyebar untuk mencari makan dan akhirnya dalam pelaksanaan qurban mereka sudah menyimpang.

Diriwayatkan dari Anas, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih dua ekor kambing kibasy yang berwarna putih dan bertanduk. Beliau menyembelih dengan tangannya sendiri.
Jadi sunahnya disembelih sendiri,  namun bila tidak berani boleh minta tolong orang lain yg beragama islam.

Keutamaan Qurban

Qurban adalah ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengikuti Sunah nabi Muhammad SAW,  pasti mempunyai keutamaan, meskipun tidak banyak hadits shohih yg meriwayatkannya.
Kebanyakan hadits yg meriwayatkan derajatnya dha'if.

Sabda Rasulullah saw:
“Tidak ada suatu amalan anak Adam di hari nahar yang paling disukai Allah selain dari menyembelih kurban. Kurban itu pada hari kiamat akan datang dengan segala anggotanya, yaitu bulunya, kukunya dan tanduknya. Darahnya sebelum jatuh ke bumi lebih dulu jatuh ke suatu tempat yang telah disediakan Allah, karena itu bergembiralah dirimu dengan kurban itu.”

Derajad hadits ini dha'if meskipun dikatakan dari Aisiyah,  karena yg dha'if perawinya. Hadits tersebut juga bertentangan isinya (matan) dengan Al Qur'an, yg sampai kepada Allah bukan darah tapi ketaatan. Jadi hadits tadi Mursal.

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُـوْمُهَا وَلَا  دِمَآؤُهَا وَلٰـكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْ ۗ

"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu..." (QS. Al-Hajj 37)

Hadits yg lain :
Dari Abu Daud As Sabi’i, dari Zaid bin Arqam Radhiallahu ‘Anhu, kami berkata: “Wahai Rasulullah, hewan qurban apa ini?” Beliau bersabda: “Ini adalah sunah bapak kalian, Ibrahim.” Mereka berkata: “Lalu pada hewan tersebut, kami dapat apa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Pada setiap bulu ada satu kebaikan.” Mereka berkata: “Bagaimana dengan shuf (bulu domba)?” Beliau bersabda: “Pada setiap bulu shuf ada satu kebaikan.”

Hadits ini dha'if karena perawinya dha'if.

Hikmah dan Tujuan Qurban

1. Qurban untuk Mendekatkan Diri kepada Allah.

Darah dan daging qurban tidak akan sampai kepada Allah,  hanya ketakwaan dari yg berkurban yg akan sampai kepada Allah.
Beda dengan qurban yg bukan syareat islam. Mereka yakin bahwa darah dan daging qurban untuk sesembahan mereka,  maka ada Kepala Kerbau yg dilarung ke laut Selatan,  ada yg ditanam dalam Proyek.
Besar kecil ,ataupun Harga qurban tidak berpengaruh,  karena yg dinilai adalah keikhlasannya. Qurban harus yg terbaik tapi ikhlas.  Seperti kisah Qabil dan Habil , Qabil berkurban dengan yg terburuk,  sedangkan Habil dengan yg terbaik. Maka yg diterima adalah Qurbannya Habil.

2.  Disebut-sebutnya Nama Allah.

Berbeda dengan Iedhul Fitri yg takbirnya sebentar saja,  setelah shalat Ied selesai.
Iedhul Adha takbirnya sampai akhir Hari Tasyriq.
Setiap penyembelihan qurban disebut Nama Allah.

3.  Sebagai Syiar Agama.

Hukum Qurban

Ada beberapa Pendapat

1.  Wajib.

Ulama yang berpendapat demikian adalah Rabi’ah (guru Imam Malik), Al Auza’i, Abu Hanifah, Imam Ahmad dalam salah satu pendapatnya

Diantara dalilnya adalah :
Surat AlKautsar ,karena diperintahkan.Dan pada dasarnya hal yg diperintahkan adalah wajib :

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

"Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah"  (QS. Al-Kausar 2)

- Hadits Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berkelapangan (harta) namun tidak mau berqurban maka jangan sekali-kali mendekati tempat shalat kami.”

- Hadits lain :  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, “Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat ‘ied, hendaklah ia mengulanginya. Dan yang belum menyembelih, hendaklah ia menyembelih dengan menyebut ‘bismillah’.”

Perintah untuk mengulang ini diartikan sebagai kewajiban.

2. Sunnah Mu’akkadah (ditekankan).

Dan ini adalah pendapat mayoritas ulama yaitu Malik, Syafi’i, Ahmad, Ibnu Hazm dan lain-lain.
Ulama yang mengambil pendapat ini berdalil dengan riwayat seorang sahabat :,“Aku melihat Abu Bakar dan Umar sementara mereka berdua tidak berqurban.”

Hadits lain :
“Sesungguhnya aku sedang tidak akan berqurban. Padahal aku adalah orang yang berkelapangan. Itu kulakukan karena aku khawatir kalau-kalau tetanggaku mengira qurban itu adalah wajib bagiku.”

Hadits lain :
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Apabila engkau telah memasuki sepuluh hari pertama (bulan Dzulhijjah) sedangkan diantara kalian berkeinginan berqurban maka janganlah dia menyentuh sedikitpun bagian dari rambut dan kulitnya.” (HR. Muslim).

Kalimat "berkeinginan" menunjukkan tidak wajib.
Hadits lain mengatakan hukum qurban wajib bagi nabi SAW namun sunnah buat umatnya.

Kadar Qurban
Seekor kambing bisa untuk qurban 1 orang atau 1 keluarga.
”Pada masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam seseorang (suami) menyembelih seekor kambing sebagai kurban bagi dirinya dan keluarganya.” (HR. Tirmidzi)
Qurban sapi untuk 7 orang dan Onta untuk 10 orang.

Distribusi Qurban
Bisa lebih luas dari zakat karena shohibul Qurban boleh mendapat, orang kaya juga boleh.
Adapun jumlah nisbah pembagian, ada beda pendapat dari beberapa madzab.

Demikian semoga bermanfaat
Barokallohu fikum


SAK