Minggu, 24 September 2017

Kajian Ahad Pagi Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

4 Muharram 1439 H / 24 September 2017

Dr. dr. H. Masrifan Djamil, MPH,  MMR

*Barokah itu Dari Allah*

Mengapa Rasul SAW berpesan agar kita menghafalkan Surat Al Mulk ?
Memang untuk menghafal perlu niat dan usaha yg kuat. Paling tidak kita harus baca 20 kali tiap hari.
Kalau kita pelajari dari hadits memang Surat ini luar biasa.

عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ  إِنَّ سُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِىَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ

Nabi SAW , beliau bersabda,
“Ada suatu surat dari al qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu: “Tabaarakalladzii biyadihil mulku…”  (HR. Tirmidzi, Abu Daud).

Kita ini kelak di akhirat ada yg dihapus dosanya,  hilang sama sekali namun ada juga yg diampuni dosanya tetapi dosanya tetap diumumkan.
Harapannya tentunya dosa kita dihapuskan, maka mari kita hafalkan surat Al Mulk, karena sudah dijamin akan mendapat Syafaat oleh Rasulullah.

Kita lihat Hadits lain dari Anas bin Malik r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda,  “Satu surat dalam al-Qur’an yang hanya terdiri dari tiga puluh ayat akan membela orang yang selalu membacanya sehingga dia dimasukkan ke dalam surga, yaitu surat: “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan”.

Arti surat tersebut sungguh luar biasa. Untuk memahaminya disarankan membaca Tafsir Ibnu Katsir. Karena semua ulama sepakat terhadap Tarfsir tersebut,  tidak ada kontroversi.

Banyak orang yg meminta Barokah kepada Ulama,  kepada Kiai. Kalau ada Kiai dijamu minum dan tidak habis maka ada yg berebut menghabiskan sisa minuman Kiai untuk mendapat Barokah. Pertanyaannya apa benar Barokah itu dari Kiai?
Kita perhatikan ayat ini :

قِيْلَ يٰـنُوْحُ اهْبِطْ بِسَلٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلٰٓى اُمَمٍ  مِّمَّنْ مَّعَكَ ۗ  وَاُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ

"Difirmankan, Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan bagi semua umat mukmin yang bersamamu ......" (QS. Hud 48)

Ketika banjir surut , Nabi Nuh turun dari kapal dan mendapat Barokah dari Allah. Jadi jangan keliru,  barokah bukan dari manusia meskipun dia Kiai. Namun jika minta doa ke manusia itu boleh, sudah pernah dicontohkan oleh Umar bin Khattab yg meminta doa kepada orang alim.

Contoh lain , Barokah kepada Ahlul Bait

قَالُوْۤا اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ  الْبَيْتِ ۗ  اِنَّهٗ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ

"Mereka (para malaikat) berkata, Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih." (QS. Hud  73)

Jadi pusat Barokah adalah Allah,  kita boleh saling mendoakan. Sekarang yg sering dipakai adalah "Barokallohu fikum" , itu boleh.

Doa mestinya mengutamakan yg ada dalam Al Qur'an,  atau yg diajarkan oleh Nabi. Namun kita sering terbalik memakai doa yg entah dari mana dan meninggalkan doa yg diajarkan Nabi.
Contoh,  ketika Penghulu menikahkan mempelai,  juga tidak memakai doa yg disunnahkan :

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ

Artinya: “Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang maupun susah dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan.”

Demikian juga kita umat islam lebih banyak yg hafal doa salamat ( "Allohuma salamatan fie Dien .... ) , sebaliknya tidak tahu doa yg diajarkan Rasul. :

أَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لِىْ دِيْنِىَ الَّذِىْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِىْ وَ أَصْلِحْ لِىْ دُنْيَاىَ الَّتِىْ فِيْهَا مَعَاشِىْ وَ أَصْلِحْ لِىْ آخِرَتِىَ الَّتِىْ فِيْهَا مَعَادِىْ وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَهً لِّىْ فِىْ كُلِّ خَيْرٍ وَّ اجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِّىْ مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Dari Abu Hurairah R.a berkata : “Rasulullah SAW biasa membaca doa:
"Allahumma ashlih li dini alladzi huwa ishmatu amri, wa ashlih li dun-yaya al lati fiha ma’asyi, wa ashlih li akhirati al lati ilaiha ma’adi, waj’al al hayata ziyadatan li fi kulli khairin, waj’al al mauta rahatan li min kullisyarrin.

(Ya Allah, perbaikilah agamaku yang merupakan penjaga urusanku, perbaikilah duniaku yang merupakan penghidupanku, perbaikilah akhiratku yang merupakan tempat kembaliku, dan jadikanlah hidup sebagai kesempatan untuk menambah setiap kebaikanku, dan jadikanlah kematian sebagai istirahat bagiku dari segala kejahatan).” (HR.Muslim).

Kepada Nabi Isa juga diberi Barokah dari Allah :

وَّجَعَلَنِيْ مُبٰـرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُ ۖ  وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّا  

"dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku sholat dan menunaikan zakat selama aku hidup;" (QS. Maryam  31)

Barokah juga akan didapat jika kita memberi salam ketika masuk rumah :

فَاِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوْتًا فَسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُبٰرَكَةً طَيِّبَةً   ۗ  كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ

"..... Apabila kamu memasuki rumah-rumah hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) bagimu, agar kamu mengerti." (QS. An-Nur  61)

Adalagi kisah Barokah ketika makan.
Berkenaan dengan seseorang yang datang kepada Nabi dan ia berkata: "Wahai Rasulullah, kami ini setiap kali makan tidak pernah kenyang."
Maka Rasulullah berkata: “Pasti masing-masing kamu makan sendiri-sendiri. Dia menjawab: benar ya Rasulullah. Rasulullah berkata: “Berjama’ahlah dalam menyantap makananmu.”

Manusia makin tua umurnya, lambungnya akan mengecil. Jadi mestinya cepat kenyang. Dalam kasus diatas malah tak bisa kenyang,  berarti dia sakit.Terkait makanan yg sehat,  tiap hari harus makan buah dan sayur.

Adapun Rasul mengajarkan agar makanan mendapat Barokah dengan jalan :
1.  Mengucapkan Bismillah sebelum makan.
2.  Makan secara Berjama'ah.

Jadi demikian pentingnya berjama'ah,  bila kita tidak berjama'ah maka terancam untuk lepas.
Semoga kita mendapat pertolongan Allah untuk dapat mengamalkannya.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 17 September 2017

Pengajian Ahad AMM Banyumanik

Pengajian Ahad AMM Banyumanik

26 Dzulhijjah 1438 H /17 September 2017

*Bp. Ahmad Taufan*

*Tentang Iman*

*1. Orang Beriman itu Menakjubkan*

Allah SWT berfirman:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ   ۗ  اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (QS. Al-Hujurat 15)

Orang beriman itu tidak mempunyai keraguan. Karena orang beriman itu menakjubkan.

Rasulullah s.a.w bersabda:
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits Muslim).

Kebaikan dan keburukan itu ujian. Namun bagi orang beriman tetap akan menghasilkan kebaikan.

... وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً .......

"... Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. ...." (QS. Al-Anbiya  35)

Bila dia mendapat kebaikan akan bersyukur,  berinfak ,tidak berfoya-foya atau melakukan perbuatan tak berguna lainnya.
Sebaliknya bila kena musibah dia akan bersabar. Contoh bila dia disempitkan tak punya motor atau TV dirumah,  maka akan makin mudah baginya untuk beribadah.

Rasulullah s.a.w bersabda,

لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim )

Kepada orang lain saja sayang,  apa lagi kepada anaknya.
Nabi Ibrahim itu luar biasa. Beliau mentarbiyah anaknya tidak seketika. Beliau doanya luar biasa , beliau berdoa tiap hari agar anak-keturunannya beriman.

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ   ۖ    رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلـِوَالِدَيَّ  وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan sholat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.  Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu-bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan" (QS. Ibrahim Ayat 40- 41)

Bicara tentang keimanan ini bicara tentang manusia lemah menjadi kuat. Bilal bin Rabbah seorang budak, lemah. Tapi karena keimanan maka berubah menjadi luar biasa bahkan mulia.
Ketika Rasul wafat,  Bilal berhenti menjadi muadzin dan semua sahabat merindukan. Suatu saat Bilal mengumandangkan adzan terakhir,  dan semua orang menangis karena ingat Rasulullah. Inilah iman,  kerinduan kepada Rasul.

Keimanan juga yg mengubah Umar bin Khattab yg pembunuh anak wanitanya sendiri, Umar yg menyembah berhala yg dibuatnya sendiri dari kue.
Ketika hijrah dan beriman maka Umar menjadi Pejuang Pembela Islam yg gagah berani. Dia mengajak dakwah terang -terangan karena kebenaran. Karena orang kafir pun terang-terangan menyebarkan kekafiran : bertelanjang ketika thawaf.

*2. Hal yg menghalangi Iman*

Orang kafir itu mengenal Allah tetapi tak mau menyembahNya.

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?” (QS. az-Zukhruf : 87)

Bila mereka ditanya kenapa menyembah Berhala,  mereka berkata : Itulah yg disebut Wasilah (perantara). Begitupun yg terjadi sampai saat ini karena lemahnya keimanan.
Kita perlu mempertebal ilmu tentang iman ini,  karena kesan yg dikembangkan sekarang ini adalah Islam itu Teroris,  islam itu anti kebhinekaan.

Ketidak fahaman ilmu menyebabkan hilangnya iman. Ada kisah Pak Ahmad mau jual kambing ke pasar kambing. Namun sebelumnya ada konspirasi yg meniupkan issue,  agar bila Pak Ahmad datang membawa kambing nanti dibilang bahwa yg dia bawa adalah anjing,  bukan kambing.
Sungguh,  ketika Pak Ahmad datang mau jual kambingnya,  seisi pasar menertawakan dan mengatakan yg dibawa itu anjing,  bukan kambing.
Karena seisi pasar kompak, akhirnya Pak Ahmad percaya yg dia bawa bukan kambing, tapi anjing dan akhirnya dilepas.

Inilah karena "iman" pak Ahmad tidak didasari ilmu. Dia tak tahu bahwa kambing adalah herbivora yg tak punya taring dan anjing adalah Karnivora yg bertaring. Dia tidak memeriksa itu.
Begitu pula dengan kita jika tidak punya ilmu tentang iman,  ada kemungkinan kita kalah dan mengikut Konspirasi orang kafir.

Rosulullah SAW bersabda:
"Al imanu ma'rifatun bil qalbi, wa qaulum bil lisan, wa a'malun bil arkan"
Artinya: "Iman adalah mempercayai dengan hati, mengucapkan dengan lisan, mengamalkan dengan anggota badan"
(Hadits Imam Ibnu Majah )
Jadi iman itu harus didasari ilmu,  jangan sampai dengar issue bahwa islam itu radikal, islam itu anti NKRI jadi bingung seperti kisah Kambing dibilang Anjing tadi.

Pangeran Diponegoro dulu berjubah,  bersorban melawan penjajah. Tapi oleh Penjajah dibilang Radikal.
Pendiri-pendiri negara ini adalah orang Islam, Mengapa dikatakan Islam anti NKRI.?
Dasar Negara kita sila pertama adalah Ketuhanan YME,  itu adalah akidah iman.

Negeri ini dijajah selama 350 tahun,  lalu karena iman, kita berjuang dan merdeka.
Pejuang kita berjuang dengan Takbir. Sekarang Takbir dikatakan sebagai Teroris. Tulisan Laa ilaha ilallah dulu lambang dari Tentara kita. Sekarang ?
Hati-hati dengan konspirasi issue,  asalnya sedikit bisa menjadi besar, merubah "kambing" menjadi "anjing".

Iman sungguh mengagumkan,  asal didasari dengan ilmu. Seperti Ibrahim dan Ismail,  mereka tahu bahwa Allah melarang Pembunuhan,  tetapi kenapa diperintah menyembelih Ismail?
Ibrahim yakin ini pasti ujian keimanan.

Orang Muslim bekerja dari pagi sampai malam karena iman. Tidak sekedar mencari uang,  tapi niat karena Allah untuk memberi nafkah keluarga,  agar jadi keluarga soleh yg  amalnya akan terus mengalir tak terputus.

Demikian semoga iman kita makin kuat dan didasari dengan ilmu tentang iman.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Senin, 11 September 2017

Kajian Ahad Pagi Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

19 Dzulhijjah 1438 H / 10 September 2017

*Dr. H. Haeruddin*

*Multi Level Marketing menurut hukum islam*

Pada prinsipnya hukum islam melarang transaksi yg ada unsur Maisir,  Gharar dan Riba. Maisir adalah unsur perjudian. Gharar adalah keraguan atau penipuan. Bila ada salah satunya saja maka itu termasuk transaksi yg dilarang oleh islam.
Maisir, contohnya bila kita mancing dengan membayar 100 ribu rupiah,  bisa untung dapat ikan atau rugi tidak dapat apa-apa itu termasuk maisir.
Tetapi bila misal sewa pancing 25 ribu rupiah,  bila dapat ikan dibeli dengan harga kiloan itu bukan maisir.
Gharar contohnya bila kita beli buah satu kilo ketika ditimbang ulang cuma 9 ons. Tapi misal dia menjualnya plastikan tanpa menyebut ukuran dengan harga tertentu maka menjadi halal.

Sekarang bagaimana transaksi dengan menggunakan MLM?  Apakah memenuhi hukum syariah atau tidak?
Kita ini harus berprinsip bahwa Uang harus membesarkan Kehidupan, jangan sampai Hidup hanya membesarkan uang.

Syarat-syarat agar MLM memenuhi syariah adalah :
1. Produk yg dipasarkan harus berkualitas,  halal,  thoyib.  Tidak boleh syubhat.
2. Sistem akad sangat penting,  tapi akad tidak dapat mengubah produk.
Misal memakai sistem bunga (dengan prosentase hasil tetap)  tapi akad ditulis Bagi Hasil. Ini tidak bisa,  harus jujur.
3.  Operasional dan Sistem akuntansi harus sesuai syariah,  tidak boleh gharar.
4.  Strukturnya bila ada DPS (Dewan Pengawas Syariah) berarti sudah syariah.
5.  Formula insentif harus adil,  tidak boleh mendzolimi dan harus berorientasi kemaslahatan.
6.  Dalam ekonomi islam tujuannya bukan profit maximum tapi maslahat maximum.
Contoh, operasi halal tapi tidak bayar zakat,  berarti profit maximum.
Bila sumber dari barang haram maka nilai maslahatnya akan nol.
Sistem harus memastikan tidak ada kenaikan harga yang berlebihan sehingga merugikan konsumen.
7.  Bonus yg diberikan harus jelas angka nisbahnya sejak awal.
8.  Tidak ada exploitasi dalam aturan pembagian bonus antara orang yg awal menjadi anggota dengan yg akhir.
9.  Pembagian bonus harus mencerminkan usaha masing-masing anggota, bukan nilai orang.
Sesuai Al Qur'an,  yg dibalas adalah amal seseorang bukan tujuan.
Allah SWT berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَ

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi," (QS. Fatir 29)
10. Tidak menitik beratkan  barang-barang konsumtif kepada konsumen.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum,

🖍SAK

Minggu, 03 September 2017

Kajian Ahad Pagi Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

12 Dzulhijjah 1438 H / 3 September 2017

Drs. H. Muchtar Hadi

*Penetapan Hukum*

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ  الْمَوْتِ

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.."  (QS. Ali 'Imran  185)

Dari penafsiran,  kata "kullu" adalah setiap sesuatu. Artinya adalah semua,  tak ada yg tidak mati. Kata "kullu" berbeda dengan kata "min" , misal dalam ayat :

وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Dan di antara mereka ada yang berdoa, Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Al-Baqarah  201)

"Min" artinya sebagian, bukan semua.
Namun kadang anehnya penerapannya ada yg rancu.
Contoh tentang bid’ah, haditsnya :

كُلُّ بِدْعَةٍ سَيِئَةٍ ضَلاَ لَةٍ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِىالنَّاِر

Semua “bid’ah yang sayyiah (jelek) itu sesat (dholalah), dan semua yang sesat masuk neraka”

Kalimatnya memakai "kullu" juga,  jadi semestinya semua bid'ah (hal yg baru diada-adakan dalam agama)  adalah sesat.
Contoh lain :

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ  ۚ  فَاِذَا جَآءَ  اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَئۡخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (QS. Al-A'raf  34)

Kalimatnya juga memakai "kulli" ,artinya adalah semua. Mengapa pemahaman tentang bid'ah tadi menjadi berbeda?
Karena memahami ilmunya tidak lengkap.

Menetapkan hukum atas sesuatu tidak cukup hanya dengan menguasai bahasa Arab. Harus faham methodology. Sebaliknya belajar methodology saja juga tidak cukup. Mestinya mempelajari semua,  bahasa Arabnya dan juga methodanya.

Mempelajari agama itu semampu kita,  tidak harus tahu semua.  Maka bila terjadi silang pendapat itu wajar dan harus bertanya kepada ahlinya.
Menetapkan suatu hukum itu bagian paling penting namun bukan wajib ain,  tapi wajib kifayah.

Allah SWT berfirman:

فَسْــئَلُوْۤا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"..... maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui," (QS. An-Nahl 43)

Diperintahkan untuk bertanya bila tidak tahu,  tidak berarti bertanya terus ataupun taklid,  yaitu mengikut saja tanpa tahu alasannya apa.
Kita diperbolehkan untuk berpendapat, tapi harus tahu dasarnya.
Dalam agama tak selalu semua harus sama,  ada yg boleh berbeda contoh dalam menetapkan hilal iedhul Fitri.

Contoh lain,  binatang laron (anai-anai)  itu Haram atau Halal ?.
Perhatikan dalil ini :

 وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤئِثَ

".... dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, ...." (QS. Al-A'raf 157)

Jadi tergantung pendapat ,  bila menganggap laron itu buruk menjijikkan maka menjadi Haram, bila tidak menjijikkan menjadi halal. Jadi hukum tidak selalu hitam-putih.

Menghukumi sesuatu harus mempertimbangkan berbagai hal,  misal bangkai itu Haram,  tapi ada dalil tentang air laut :

هُوَ الطَّهُوْرُ مَاؤُهُ، الْحِلُّ مَيْتَتُهُ

“Air laut itu suci, (dan) halal bangkainya.”

Jadi bangkai ikan boleh dimakan. Pengertian boleh tidak berarti harus.
Ada dalil lain yaitu : Halalan Thoyiban.
Bila tidak Thoyib, artinya tidak baik dari sisi kesehatan jangan dimakan.
Demikianlah dalam menentukan hukum, harus tahu dasarnya.

Kisah-kisah yg diceritakan dalam Al Quran dan Hadits itu untuk pembelajaran. Ketika Nabi Muhammad SAW wafat,  para sahabat bingung siapa yg mengganti. Padahal Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir.
Umar bin Khattab bahkan mengancam akan membunuh siapa saja yg mengatakan nabi Muhammad SAW wafat. Ini bukan karena Umar bodoh,  tapi karena kecintaannya kepada Nabi. Kemudian berhasil dinasehati oleh Abu Bakar. Pembelajarannya adalah dalam kehidupan itu selalu ada orang seperti Umar dan ada yg seperti Abu Bakar.

Seperti yg baru saja terjadi,  ibadah qurban adalah belajar dari kisah Nabi Ibrahim. Pembelajaran bisa dari berbagai sisi. Dialog antara Nabi Ibrahim dengan Ismail sebelum Penyembelihan menunjukkan pembelajaran bahwa orang tua harus akrab dengan anaknya. Keakraban dengan anak hikmahnya masuk surga. Ini sesuai dengan Sabda Rasulullah :
"Surga itu adalah sebuah kampung kesenangan, tidak masuk surga melainkan orang yang menyukai anak-anak."

Pembelajaran dalam kisah nabi Ibrahim adalah bahwa makin tinggi tingkat Ketakwaan kita akan makin tinggi pula tingkat godaan iblis : Dalam kisah Nabi Ibrahim bahkan istrinya yg berusaha mencegah nabi menyembelih Ismail,  dan siap menggantikannya.

Cara yg ditempuh oleh isteri Nabi Ibrahim dalam menyampaikan pendapatnya kepada Nabi Ibrahim  juga mengandung pembelajaran bahwa seorang isteri harus menata sebaik mungkin tutur katanya kepada suami.

Terkait dengan kisah-kisah pembelajaran tadi,  untuk menetapkan hukum ternyata tidak cukup hanya dengan melihat apa yg terjadi,  namun juga harus memahami hikmah apa dibalik peristiwanya dengan memakai perangkat keilmuan.

Terkait dengan ajal,  umat manusia itu usianya diramalkan antara 60-70 tahun.Hanya sedikit yg melampauinya,  meski usia harapan hidup mungkin lebih tinggi. Artinya apa?  Kita itu sudah dekat waktunya meninggalkan dunia,  sudah selayaknya kita mempersiapkan diri menghadapi kematian.
Antara lain adalah memilih amalan perbuatan.

Pada umumnya amal itu terdiri dari dua hal,  yaitu amal Konsumtif dan Investatif.
Amal yg konsumtif artinya setelah selesai maka terputus pahalanya,  misal : shalat,  dzikir.
Amal yg investatif adalah amal jariyah, artinya mengalir terus pahalanya meskipun kita mati.
Semua amal akan terputus pahalanya ketika mati,  kecuali 3 hal yg disebut amal jariyah yaitu antara lain Sadaqah jariyah , yaitu Sadaqah yg diberikan ketika hidup dan terus memberi manfaat.
Bagaimana bila diberikan setelah mati?  Tetap dinilai Sadaqah tapi bukan Jariyah.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum


🖍SAK

Jumat, 01 September 2017

Khutbah Iedhul Adha PCM Banyumanik

Resume Khutbah Shalat Ied Muhammadiyah Banyumanik

10 Dzulhijjah 1438 H / 1 September 2017

*Dr. Rozihan SH,  MAg.*

Kehadiran kita disini sebenarnya memenuhi perintah Allah :

ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَآئِرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ  تَقْوَى الْقُلُوْبِ

"Demikianlah perintah Allah. Dan barang siapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati." (QS. Al-Hajj 32)

Menyambut iedhul Adha ini adalah festival keagamaan,  bagian dari takwa. Saudara-saudara kita yg sedang haji juga menyambut festival keagamaan skala internasional, mereka wukuf bersama,  lempar Jumrah bersama di satu tempat.

Bila tidak ada festival maka dunia menjadi sepi. Ada festival keagamaan,   agama memerintahkan kita mengadakan festival setiap Jumat,  yaitu shalat jumat. Ada festival kenegaraan,  ada festival yg lain. Festival atau Permainan yg sebenarnya sudah disebutkan dalam Al Qur'an. :

اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ .....

"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, ...."
(QS. Al-Hadid  20)

Karena itu kita tak heran ada Permainan Sepak Bola yg pada malam hari jauh lebih ramai , dan lebih digemari dari pada pelaksanaan shalat malam.

Apa saja isi festival atau Perlombaannya?  Dalam Surat diatas dikatakan antara lain dalam hal Kekayaan dan Jumlah Keturunan.
Oleh karena itu Nabi Ibrahim meminta agar kita berdoa minta keturunan yg sholeh,  dan kelak beliau akan berbangga mempunyai pengikut yg banyak di hari kiamat.

Paling tidak kita diperintahkan untuk menjalani tiga Perayaan.
Perayaan yg pertama ketika kita mempunyai anak maka kita diperintahkan untuk Aqiqah. Perayaannya disebut *Tasmiah*, dan kita diperintahkan untuk datang menyumbang atau sedekah.
Perayaan kedua ketika anak kita dewasa dan menikah maka ada Perayaan yg disebut *Walimah.* Dan kita diperintahkan datang untuk menyumbang atau sedekah.
Perayaan yg ketiga ketika ada diantara kita yg wafat maka kita diperintahkan *Takziah*.
Itu semua adalah Perintah Agama. Intinya perintah Agama adalah IMAN dan AMAL SHOLEH.

Dalam filsafat Jawa dikatakan Agama adalah "Ageman" yg artinya Pakaian.
Ketika kita ditanya pilih mana Pakaian atau Makanan?
Banyak diantara kita memilih makanan dan kadang melupakan Pakaian,  maka banyak manusia yg dalam hidupnya tak punya malu,  melupakan pakaian atau agama.
"Kekuasaan" dalam budaya Jawa juga dianggap pakaian,  artinya adalah bila Memegang Kekuasaan jangan lupa pada aturan yg berlaku,  maka mereka yg menyalah-gunakan Kekuasaan pada hakekatnya adalah orang yg telanjang,  memalukan.
Dalam filsafat Jawa,  Pakaian lebih utama,  maka di Kraton banyak yg mau memakai Pakaian adat yg lengkap meskipun gajinya sedikit.
Mereka mengutamakan menutup aurat, Itu filsafat Jawa,  utamakan Agama , baru kemudian mencari makan sedapatnya.

Kembali kepada Al Qur'an,  Al Qur'an pun mengatur pakaian :

يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُّوَارِيْ سَوْاٰتِكُمْ وَرِيْشًا   ۗ  وَلِبَاسُ التَّقْوٰى   ۙ  ذٰ لِكَ خَيْرٌ  

"Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik..." (QS. Al-A'raf  26)

Namun jangan menyalah-artikan takwa dengan baju takwa (koko) , secara leksikal takwa artinya : *Waspada dan Hati-hati*.
Siapa saja harus waspada dan hati-hati, termasuk Ulama ataupun Pimpinan.
Karena siapapun bisa terpelanting bila tidak hati-hati.

Bila tidak waspada dan hati-hati maka ketika reflek yg muncul adalah kebiasaannya.
Hadits Rasulullah :

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ

“Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal.” (HR. Muslim)

Maka bila seseorang terbiasa menyebut kebun binatang,  maka ketika matipun tak bisa menyebut kalimat Laa ilaha ilallah,  hanya kebun binatang yg akan keluar dari ucapannya.
Maka konsep Husnul Khotimah tak mungkin tercapai bila tak biasa berdzikir.

Sebaik-baik tambahan bekal adalah takwa :

وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ  ۗ  وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰى  ۖ  وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ

".... Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, ...." (QS. Al-Baqarah 197)

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوا الرِّبٰٓوا اَضْعَافًا مُّضٰعَفَةً  ۖ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! ......... bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." (QS. Ali 'Imran 130)

Dengan bertakwa kita akan bahagia.
Tak hanya bahagia untuk diri sendiri tapi juga membahagiakan orang lain.
Dalam buku barat maupun dalam ilmu tasawuf kita dapat menjumpai hal yg selaras, yaitu : "Bahagia bisa dicapai dengan jalan Membahagiakan Orang Lain".

Pada kesempatan Hari Tasyriq Rasulullah berkhutbah dan Khutbahnya sangat egaliter :
"Orang Arab tidak lebih mulia dari orang non Arab, begitu juga sebaliknya. Orang kulit merah tidak lebih mulia dari orang kulit putih, begitu juga sebaliknya. Orang kulit putih tidak lebih mulia dari orang kulit hitam, begitu juga sebaliknya. Keutamaan seseorang hanya didasarkan atas ketakwaannya kepada Allah SWT."

Rasulullah juga berpesan tentang wanita :
 “Fattaquullaha fien nisaa-i .....”
 "jaga dan bertakwalah kepada Allah dalam hal wanita, hati-hati dengan wanita,  muliakanlah wanita."
Begitu mulia Nabi mengamanatkan persoalan wanita, karena pada jaman Jahiliyah kaum wanita sangat dihinakan.
Nabi juga mengatakan bahwa memiliki anak wanita itu lebih berpahala daripada anak laki-laki,  karena wanita adalah madrasah yg pertama bagi manusia.

Sekitar qurban yg kita lakukan hari ini,  tak ada manfaatnya bila tak dilandasi dengan takwa.

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُـوْمُهَا وَلَا  دِمَآؤُهَا وَلٰـكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْ

"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. ...." (QS. Al-Hajj 37)

Mudah2 an kurban kita hari ini diterima Allah SWT dan kita dipertemukan Allah dengan iedhul qurban tahun depan.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK