Senin, 30 Oktober 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

9 Shafar 1439 H /29 Oktober 2017

Dr. Zuhad Masduqi

*Setan*

Kita akan menafsirkan surat ke 114 Al Qur'an,  yaitu Surat An-Nas.  Surat An-Nas ini isinya adalah permintaan perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan. Namun didalam surat tersebut ternyata tak ada kata "setan".
Lalu dari mana munculnya setan?
Allah SWT berfirman:

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ اِلٰهِ النَّاسِ

"Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Rajanya manusia,Tuhannya manusia," (QS. An-Nas : Ayat 1- 3)

Di dalam ayat ini kita menyebut Allah dalam tiga sifat :

1. Robbunas
Robbun,  bisa dimaknai Tuhan manusia,  bisa dimaknai Tuhan sebagai Pendidik. Apa yg dilakukan oleh Allah ? 
Dia mencipta dunia dan segala isinya.
Dia yg memberi fasilitas makhluknya.
Dia yg melindungi makhluknya.
Dia yg mengembangkan makhluknya.
Dia yg membuat aturan untuk kebaikan dan kemashlahatan makhluknya.
Itu semua fungsi Robbun. "Mendidik" itu lebih luas dari "Mengajar".

2. Malikinas,  yg merajai manusia atau yg memiliki manusia,  terutama dihari kiamat nanti.

3.  Ilahinas,  sesembahan manusia.
Ada dua macam sesembahan dalam bahasa Al Qur'an ,  yaitu Ilahul Haq (Allah)  dan Ilahul Bathil. (Thogut).
Misal Ilahul Bhatil : Hawa nafsu

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰٮهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ ....

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, ..."
(QS. Al-Jasiyah 23)

Dulu masyarakat Arab Jahiliyah konsep Ketuhanannya adalah adanya tingkatan Tuhan. Tuhan yg paling tinggi adalah Allah,  lalu dibawahnya ada Latta , Uzza dan Manat.
Mereka mengatakan tidak menyembah Latta,  Uzza dan Manat tapi memakainya sebagai Tawassul untuk mendekatkan kepada Allah.

مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَاۤ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰى 

"... Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya....." (QS. Az-Zumar 3)

Jawaban mereka rasional dalam konteks hubungan manusia.  Jika kita ingin ketemu pejabat yg tidak kita kenal, maka kita butuh perantara.  Tapi dalam konteks hubungan dengan Allah hal ini tidak diperbolehkan.

اِنْ هِيَ اِلَّاۤ اَسْمَآءٌ سَمَّيْتُمُوْهَاۤ اَنْتُمْ  وَاٰبَآؤُكُمْ مَّاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ بِهَا مِنْ سُلْطٰنٍ ۗ  اِنْ يَّتَّبِعُوْنَ  اِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْاَنْفُسُ ۚ  وَلَقَدْ جَآءَهُمْ مِّنْ رَّبِّهِمُ  الْهُدٰى

"Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun untuk menyembahnya. Mereka hanya mengikuti dugaan, dan apa yang diingini oleh keinginannya. Padahal sungguh, telah datang petunjuk dari Tuhan mereka." (QS. An-Najm  23)

Penjelasan Imam Ghozali,  berhala Latta tadi siapa yg membuat? Yg membuat adalah mereka sendiri,  kenapa bisa punya peranan yg besar sekali? Maka dia tidak menyembah Latta, tapi menyembah hawa nafsu atau pikirannya sendiri.
Karena berhala tadi hanya personifikasi dari pikiran orang.
Umat lain juga banyak,  ada yg menyembah lembu,  ada yg menyembah patung. Kajian masa kini,  ada berhala baru dalam bentuk isme-isme seperti Materialisme, Sosialisme, Komunisme dsb. Jadi Ilahul Haq itu adalah Allah sendiri.

Setelah menjelaskan tentang Tuhan,  ayat berikutnya dari Surat An-Nas :

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ۙ  الْخَـنَّاس

"dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi," (QS. An-Nas 4)

Kata syariil artinya keburukan. Baik keburukan aktual maupun Potensial.
Keburukan aktual misal sakit , keburukan potensial misal karena keturunan.
Al was-was,  artinya bisikan-bisikan.
Al khonnas artinya maju mundur,  kalau manusia ingat Allah maka Setan mundur. Dan ketika manusia lupa,  Setan maju lagi.

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ  صُدُوْرِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

"yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia." (QS. An-Nas 5-6)

*1. Setan itu OKNUM atau SIFAT ?*

Kalau manusia jelas,  ada nama masing-masing,  itu semua adalah oknum. Malaikat ternyata juga sama,  ada namanya masing-masing,  Jin dan Iblispun juga sama.  Jadi Manusia,  Malaikat , Jin dan Iblis itu oknum.
Tetapi Setan tak ada namanya,  jadi bukan oknum tetapi Sifat.

Sifat itu sesuatu yg melekat pada sesuatu yg lain. Contoh : Baik,  adalah sifat.. maka kita tak dapat mencari "baik", tapi kita dapat mencari Rumah yg baik,  Buku yg baik. Setan itu Sifat,  bukan makhluk.
Al Qur'an mengatakan dua macam setan, yaitu Setan Jin dan Setan Manusia.
Definisi Setan menurut para ulama adalah Semua Pelaku Keburukan yg mendorong orang lain dalam Keburukan yg sama.

Maka siapa saja bisa menjadi Setan. Setan manusia itu seperti kita. Jika ada korupsi jama'ah itu karena Pimpinannya Setan,  dia bisa mengintimidasi anak buahnya untuk menjadi Setan juga. Hal ini simalakama bagi anak buah. Bila menuruti dia jadi Setan,  bila menolak dimutasi. Namun bila ketangkap,  maka anak buah dikorbankan,  Setan aslinya bisa Selamat.

Surat An-Nas jelas menyebut dua macam setan. Setan Jin tidak efektif menggoda manusia, setan manusia sangat efektif menggoda. Makanya ulama sering berkata : Setannya seseorang itu selevel dengan orang itu. Setannya Pak Kiai juga selevel Pak Kiai. Bukti,  siapa yg menjerumuskan seseorang ke Narkoba?  Kan teman atau seniornya.

*2. Apa Tipu Daya Setan. ?*

Menurut Al Qur'an tipu daya setan itu ada tujuh :

1.  Was-wasah  (keburukan,  bisikan)

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ۙ  الْخَـنَّاسِ
(QS An-Nas 4)

Termasuk bisikan dari dalam diri kita adalah bisikan setan. Makanya jika kita ada bisikan tadi harus dilawan,  agar tidak berubah dari potensial menjadi aktual.
Maka sebaiknya kita berdoa :
Wa na’udzubiLLAHi min syururi anfusina wamin sayyi’ati a’malina... (..dan meminta perlindunganNya dari segala keburukan jiwaku dan dari kejelekan amaliahku...)

2. Tamani (menawarkan angan -angan kosong)
وَّلَاُضِلَّـنَّهُمْ وَلَاُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَاٰمُرَنَّهُمْ

"dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka,...." (QS. An-Nisa'  119)

Contoh,  akhir-akhir ini seperti Kasus penggandaan uang. Yg terbujuk setan bahkan ada orang yg pandai.
Maka Al Qur'an memperingatkan kita :

 وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ  اِنَّهٗ لَـكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

"... dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah 168)

Jangan mengikuti setan,  karena sekali ikut maka cenderung mengikuti yg kedua, dan seterusnya. Awalnya hanya coba-coba, akhirnya kecanduan.

3. Tazyin. (Memoles sesuatu yg buruk sehingga seolah baik)

قَالَ رَبِّ بِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَـنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ

"Ia (Iblis) berkata, Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan kejahatan terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya," (QS. Al-Hijr 15: 39)

 Contoh,  di pasar dijual ayam Tirin (mati kemarin ) yg tampilannya lebih baik dari ayam sehat disembelih, karena diformalin.
Termasuk barang kadaluarsa yg dijual untuk paket lebaran adalah Tazyin.

4. Tadhlil (Menyesatkan)

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ

"(Iblis) menjawab, Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya," (QS. Sad  82)

Misal orang yg kena narkoba, bisa artinya sesat jalan hidupnya,  yg menyesatkan teman atau senior mereka. Yg berperan adalah setan jenis manusia.
Contoh lain adalah merokok. Menurut ilmu Psikhology merokok itu membuat orang menjadi egois.
Sekarang banyak tulisan yg menyesatkan (hoax)  ,itu adalah tadhlil.

5. Shaddun an Sabilillah.(Menghalangi tindakan yg benar)

Bisa lewat politik,  ekonomi
Contoh yg lewat Politik,  anggota DPR menggembosi KPK. KPK yg memberantas korupsi malah digembosi.
Lewat ekonomi : Orang yg punya duit membeli keadilan.
Lewat Sosial atau agama,  misal Tokoh Agama menggerakkan demo yg tidak benar,  karena mendemo yg benar.

6. Takwif (Mengintimidasi,  atau menakut-nakuti)

اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْـفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَآءِ

"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), ...." (QS. Al-Baqarah  268)

7. A'dhawah (Menciptakan Permusuhan)

Kalau dulu alat yg dipakai adalah Khamr dan Judi.

اِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطٰنُ اَنْ يُّوْقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَآءَ فِى الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَعَنِ الصَّلٰوةِ  ۚ  فَهَلْ اَنْـتُمْ مُّنْتَهُوْنَ

"Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan sholat, maka tidakkah kamu mau berhenti?" (QS. Al-Ma'idah 91)

Sekarang banyak cara membenturkan,  misal keragaman agama,  budaya,  ormas dibenturkan. Oleh siapa,?  Provokator, itulah setannya.

Itu semua tipu daya setan. Dan sekarang setannya berwujud manusia,  karena setan Jin sudah tidak efektif.
Agar terhindar dari godaan setan maka kita diajarkan berdoa .
Namun ada yg berdoa hanya untuk kebaikan dunia saja. Padahal sebaiknya doa itu minta kebaikan dunia dan akhirat.  Dan yg terpenting adalah usahanya harus signifikan.
Ibarat orang mau pintar harus belajar. Maka bila mau terbebas godaan setan ya tutup pintu-pintu setan.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 22 Oktober 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

2 Shafar 1439 H /22 Oktober 2017

Drs. H. Nurbini MA

*Fiqih Haji dan Umrah*

Dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththab –radhiyallahu ‘anhuma-, katanya, “Aku mendengar Nabi SAW bersabda,
‘Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan’”.
(HR Al-Bukhari dan Muslim.)

Haji adalah salah satu Rukun Islam,  artinya adalah hal yg wajib dijalani meskipun ada persyaratan yaitu jika mampu (persyaratan harta).

*Pengertian Haji dan Umrah.*

Menurut Bahasa Pengertian Haji adalah Menyengaja (Al Qashdu).
Sedangkan Menurut Istilah Pengertian Haji adalah suatu amal ibadah yang dilakukan dengan sengaja mengunjungi Baitullah di Makkah dengan maksud beribadah secara ikhlas mengharap keridhaan Allah dengan syarat dan rukun tertentu.
Pengertian umroh dari segi bahasa ialah berkunjung.
Pengertian Umroh secara Istilah adalah mengunjungi Baitullah untuk beribadah umroh dengan rukun rukun dan syarat syarat yang telah ditentukan, adapun waktunya tidak ditentukan seperti haji.

*Hukum melaksanakan Ibadah Haji dan Umrah.*

Hukum melaksanakan ibadah haji adalah fardu’ain atau ibadah yang diwajibkan kepada setiap muslim yang mampu.
Wajibnya adalah sekali seumur hidup,  tapi tidak berarti dilarang melakukan haji lebih dari sekali.

.... وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا  ۗ  وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْن

".... Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya dari seluruh alam." (QS. Ali 'Imran 97)

Dari Abu Hurairah berkata :
“Rasulullah SAW berkhutbah di hadapan kami, beliau bersabda : “Wahai sekalian manusia, sungguh Allah telah mewajibkan bagi kalian haji maka berhajilah kalian!” Seseorang berkata: “Apakah setiap tahun, ya Rasulullah?” Beliau terdiam sehingga orang tersebut mengulangi ucapannya tiga kali. Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Kalau aku katakan ya, niscaya akan wajib bagi kalian dan kalian tidak akan sanggup.”

Hadits ini juga sebagai dasar bahwa naik Haji boleh lebih dari sekali.
Ijma ulama juga sepakat wajib Haji sekali seumur hidup.

Hukum Umrah juga wajib sekali seumur hidup seperti haji.

وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ

"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah...."  (QS. Al-Baqarah 196)
Karena Haji dan Umrah disebut tersendiri maka Imam Syafii dan Hambali menghukumi wajib, termasuk untuk wanita.

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah (2901):
Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha- berkata: Wahai Rasulullah, apakah wanita juga wajib berjihad?, beliau menjawab: “Ya, mereka juga wajib berjihad, namun tanpa peperangan, yaitu: haji dan umroh”.

Pendapat terkuat adalah hukum umrah itu wajib sekali bagi yg mampu. 
Adapun pendapat bahwa hukumnya sunah (Imam Hanafi dan Maliki)  berdasarkan pada Hadits yg dhoif, yaitu :
Hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi 931, dari Jabir bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- ditanya tentang umroh, apakah hukumnya wajib?, beliau menjawab: “Tidak, akan tetapi jika kalian melaksanakan umroh akan lebih afdol”

Yg perlu diketahui bahwa ibadah Umrah bisa langsung dilakukan ketika melakukan ibadah Haji.

*Beberapa Dalil tentang Haji :*

"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Tetapi jika kamu terkepung (oleh musuh), maka (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur), maka dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, maka barang siapa mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itu seluruhnya sepuluh (hari). Demikian itu, bagi orang yang bukan penduduk Masjidilharam. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras hukuman-Nya." (QS. Al-Baqarah  196)

Makna jika terhalang,  kalau terlanjur ihram lalu batal maka wajib menyembelih dam.
Musim Haji itu dimulai dari Bulan Syawal,  Dzulqa'dah dan Dzulhijjah.

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ  .....

"(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barang siapa mengerjakan haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat, dan bertengkar dalam haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!" (QS. Al-Baqarah 197)

Maka mulai bulan Syawal harus mulai menahan diri bila mau Haji.  Ini adalah Miqad Zamani (waktu) . Adapun Miqad Makani (Tempat)  adalah dari Bir Ali atau Jeddah atau Yalamlam.

اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ  لَـلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبٰرَكًا وَّهُدًى لِّلْعٰلَمِيْنَ

"Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam."  (QS. Ali 'Imran 96)

Al Hajj. ayat 27 dan 28 :

"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh,"  (QS. Al-Hajj  27)

"agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir." (QS. Al-Hajj  28)

*Dalil dari As Sunah*

Dari Abu Hurairah r.a: Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus dosa antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR Buchory 1773)

Dari Abu Hurairah r.a, beliau mengatakan: Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang bermaksud menuju Baitullah (untuk haji atau umrah), lalu dia tidak berbuat rafats (menggauli istri atau berkata kotor) dan tidak berbuat fasik, maka ia kembali seperti ketika ibunya melahirkannya. (HR Buchory 1819)

Dalam hadits lain disebutkan,
“Orang yang melaksanakan haji dan orang yang melaksanakan umrah adalah tetamu Allah swt. Allah swt. akan memberi apa yang mereka minta; akan mengabulkan doa yang mereka panjatkan; akan mengganti biaya yang telah mereka keluarkan; dan akan melipat-gandakan setiap satu Dirham menjadi satu juta Dirham.” [HR. Baihaqi].

Haji itu akan diganti biayanya oleh Allah. Namun kadang biaya diluar Haji jadi lebih besar,  untuk oleh-oleh, untuk tasyakuran. Tidak menjadi masalah sebenarnya bila tidak riya. Namun akan sulit menghindari riya bila tasyakuran sebelum berangkat. Sulit menghindari rasa bangga diri.

“Iringilah ibadah haji dengan ibadah umrah (berikutnya), karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana alat peniup besi panas menghilangkan karat pada besi, emas dan perak. Dan tidak ada (balasan) bagi haji yang mabrur melainkan surga”

“Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari no. 1782).

Umrah bulan Ramadhan mendapat pahala haji,  tetapi tidak menggugurkan kewajiban Haji.

*Macam-macam Ibadah Haji*

1. Haji Tamattu.'
Tamattu' artinya bersenang-senang (santai) . Ialah seorang berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji, memasuki Makkah lalu menyelesaikan umrahnya, melepas ihram.
Apabila telah tiba waktunya , dia berihram lagi untuk melaksanakan haji.
Haji Tamattu wajib menyembelih dam.

2. Haji Ifrad.
Ifrad berarti menyendiri. Yaitu seorang yang berihram untuk melaksanakan ibadah haji saja, setelah selesai baru melaksanakan Umrah.
Haji Ifrad biasanya bagi mereka yg waktu datang di Mekkah sudah mepet.
Atau bagi mereka yg semula berniat haji tamattu' terhalang karena  datangnya haid. Mereka bisa mengubah niat jadi Haji Ifrad. Haji Ifrad tidak menyembelih dam.

3. Haji Qiran.
Qiran artinya menggabung. Yaitu seorang berihram untuk melaksanakan umrah dan haji secara bersamaan, dan wajib baginya untuk menyembelih dam.
Haji Qiran juga biasanya dilakukan oleh mereka yg waktunya mepet.

*Rukun Haji dan Umrah*
Rukun Haji : Ihram, Wukuf di arafah, Tawaf Ifadhah , Sai dan Tertib.
Rukun Haji harus dilaksanakan,  bila tidak maka Haji nya batal dan harus diulang.
Sedangkan Rukun Umrah sama dengan Rukun Haji tanpa Wukuf di Arafah.

*Wajib Haji dan Umrah*
Wajib Haji : Ihram dari Miqat , Mabit di Muzdalifah, Melempar Jumrah Aqobah, Melempar Jumrah yg tiga, Mabit di Mina, Tawaf Wada., Menjauhkan diri dari larangan Ihram.
Wajib Haji harus dikerjakan,  bila tidak maka harus membayar dam.
Wajib Umrah hanya 3 : yaitu ihram dari miqat,  meninggalkan larangan Ihram dan Thawaf.

Syarat Haji dan Umrah sama yaitu :
Beragama islam , Baligh (dewasa), Berakal sehat (aqil),  Merdeka (bukan budak) ,Mampu (istita’ah)

Tentang Badal Haji,  menurut Imam Syafii,  Hanafi,  Hambali hukumnya boleh.
Hanya Imam Maliki tidak membolehkan,  kecuali jika karena wasiat.

Adapun Hikmah Ibadah Haji dan umrah adalah :
1. Merupakan amalan yg paling afdhol.
2. Balasannya adalah sorga
3.  Setara dengan Jihad
4. Menghapus dosa besar
5. Menghilangkan kemiskinan
6. Orang yg berhaji adalah Tamu Allah

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 15 Oktober 2017

Pengajian Ahad AMM Banyumanik

Pengajian Ahad AMM Banyumanik

25 Muharram 1439 H /15 Oktober 2017

Bp. Ahmad Taufan

Tentang Iman (2)

Sesungguhnya kualitas kita sebagai seorang mukmin ditentukan oleh seberapa seriusnya kita menuntut ilmu.
Allah akan mengangkat derajad seorang mukmin dan Allah akan mengangkat lebih tinggi lagi derajad orang yg berilmu.

Nikmat islam adalah nikmat yg tak bisa dibandingkan,  karena dikatakan.

فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ۗ ‏

"..... maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim." (QS. Al-Baqarah  132)

Artinya ketika kita sudah islam baru boleh mati,  karena dijamin aman.

Tantangannya adalah bagaimana mengaplikasikan keislaman pada diri kita? Bagaimana mengaplikasikan Al Qur'an pada diri kita?
Kita diperintahkan untuk mengikuti Rasul,  karena Allah sendiri mengakui bahwa Rasulullah SAW berbudi pekerti tinggi.

وَاِنَّكَ  لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

"Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur." (QS. Al-Qalam 4)

Begitu mulianya sampai Malaikat pun diperintahkan untuk bershalawat kepada Rasulullah.

Maka ketika kita menyaksikan Allah sebagai Tuhan,  Allah memberikan persyaratan agar kita menyaksikan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yg diutus untuk membawa Risalah Allah yaitu Kitabullah Al Qur'an.
Mereka yg kemudian mengajarkan Al Qur'an dijamin sebagai manusia terbaik.
Rasulullah SAW bersabda :

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (Hadits Buchory)

Sebelum diutusnya Rasulullah ke dunia untuk menyampaikan Risalah,  maka umat manusia benar-benar dalam kegelapan.  Maka terangilah kehidupan dengan cahaya iman.

Beberapa waktu yg lalu kita sudah membahas iman dalam konteks umum :

- Iman itu adalah Ruh Kehidupan.
- Iman itu yg mengubah seseorang yg putus asa menjadi berharta.
- Iman itu yg mengubah seseorang yg lemah menjadi kuat.
- Iman itu karunia Allah yg tak bisa dibandingkan dengan apapun.

Iman itu mempunyai Ruhul Iman yaitu Iman kepada Allah SWT. Seperti yg kita baca pada kalimat Syahadat.
Pertanyaannya apakah kita pernah serius bersyahadat?  Pertanyaan ini mungkin dianggap aneh karena kita tiap hari shalat. Namun bukankah Allah juga bertanya memastikan keimanan :

وَ اَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ  ۚ  اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ  ۗ  قَالُوْا بَلٰى  ۛ  شَهِدْنَا 

".... dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka , Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul, kami bersaksi....." (QS. Al-A'raf 172)

Kemudian ketika kita di dunia, kalimat kesaksian diubah menjadi :

أَشْهَدُ ألا إله الا الله

Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah.
Kalimat ini adalah kalimat yg mengubah Umar bin Khattab,  kalimat ini yg  mengubah Bilal bi Rabbah.
Kalimat ini adalah tiket kita menuju sorga apapun kondisinya.

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud)

Ketika kita bersumpahpun juga bersaksi terhadap Dzat Allah. Maka konsekwensi dari kesaksian terhadap Allah mestinya adalah ketaatan kepada Allah SWT.
Ketika ada panggilan shalat lewat adzan,  apa respond kita?  Padahal dalam adzan diingatkan lagi Syahadat kita.
Ketika ada panggilan Jihad,  ketika ada panggilan untuk Amar Makruf Nahi Mungkar ada dimana diri kita?
Itu semua adalah konsekwensi dari Keimanan kepada Allah SWT.

Kemudian kita diperintah untuk Iman kepada Malaikat dan yg lainnya.
Maka seharusnya kita bersikap :

 سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا

"... Kami mendengar, dan kami taat.." (QS. An-Nur 51)

Dikisahkan ada sahabat baru nikah,  mendapat panggilan jihad.  Maka dia tetap "Samikna wa Atho'na". Dalam keadaan junub dia berperang dan gugur.
Dia mati Sahid dan tak perlu dimandikan. Demikianlah kualitas iman Para Sahabat.

Rukun Iman induknya adalah Iman kepada Allah. Demikian juga Rukun Islam induknya adalah Syahadat.
Adapun Rukun berikutnya adalah konsekwensinya.
Maka ketika ada pertanyaan bisakah membatalkan keimanan?  Itu adalah pertanyaan yg sensitif.
Kita ingat pendiri-pendiri Persyarikatan bahkan sampai urusan pakaian saja sangat hati-hati,  tak mau sama dengan penjajah.

Kita perlu meningkatkan, muhasabah iman kita,  karena konsekwensinya banyak sekali.
Memahami Allah yg arrahman dan arrahiem saja terkadang keliru.  Kadang kita mengatakan arrahman bila sesuai selera kita, padahal yg kita suka belum tentu baik bagi diri kita, dan sebaliknya.

وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ  وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ  وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"... dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah  216)

Kenapa Pengajian sepi dari anak muda?  Apa karena hari ahad mereka berlibur?
Mereka mungkin tidak suka,  padahal pengajian adalah sesuatu yg baik.
Anak muda adalah harapan kita,  sampai dulu Ir. Sukarno menyampaikan : Berikan padaku 10 anak muda dan akan kuguncang dunia.

Kemana anak muda?  Pertanyaan ini terjawab,  oh karena ada motor mereka berlibur ke tempat lain,  oh karena Ada HP.  Ini semua contoh nyata,  sesuatu yg disenangi bisa menjauhkan dari sesuatu yg baik, yaitu mendekatkan diri kepada Allah.

Bagaimana jika Pengajian bentrok dengan acara nonton bola? Bagaimana menyikapinya itulah tingkat keimanan kita. Bila kita iman kepada Allah maka hati akan tenang hanya dengan mengingat Allah.

Allah SWT berfirman:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ  ۗ  اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ 

"yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd 28)

Apakah benar kita tenang hanya karena mengingat Allah?
Ternyata kita tenang karena masih punya penghasilan,  masih punya tabungan.
Tetapi bagaimana jika kita mendapat cobaan sehingga dalam kesempitan?
Masihkah tetap beriman?

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ  مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَالضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ  اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ

"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (QS. Al-Baqarah 214)

Para sahabat dulu merasa tenang karena iman,  sehingga perintah shalat, zakat, jihad semua dijalani dengan ikhlas.
Ketika Abu Bakar datang dengan membawa semua asetnya untuk keperluan jihad, ditanya Nabi :
“Wahai Abu Bakar,” tanya Nabi kepada sahabat sekaligus mertuanya itu, “berapa yang kausisakan untuk keluargamu?” Jawab beliau, “Aku menyisakan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.”

Begitulah iman Para Sahabat,  sementara kita tenang karena punya Tabungan.
Padahal kita tiap hari mungkin membaca doa :
اَللّٰهُ الصَّمَدُ 

"Allah tempat meminta segala sesuatu."
(QS. Al-Ikhlas  2)

Padahal pertolongan Allah itu dekat.
Iman kepada Allah ini masalah fundamental. Hendaknya iman kepada Allah selalu menjadi spirit segala tindakan kita.
Pernahkah kita berfikir,  apakah Pendiri Persyarikatan ini kaya?  Tidak, mereka adalah ahli dalam berkurban,  mereka tenang karena merasa dekat dengan Allah.

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْۤا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤئِكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk." (QS. Al-An'am 82)

Iman kepada Allah adalah Cinta hanya kepada Allah,  taat hanya kepada Allah,  tidak kepada yg lain.

Demikian semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 08 Oktober 2017

Kajian Ahad Pagi Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

18 Muharram 1439 H /8 Oktober 2017

Bp. H. Fachrur Rozy

Bila Doa Tidak Terjawab

Kadang ada yg merasa telah berdoa, telah beribadah dengan baik namun doa tak terkabul,  dilain pihak dia merasa orang lain yg tak pernah beribadah malah sukses. Bahkan ada yg sampai menyalahkan Allah.

Lalu apakah do'a tidak diperlukan ? Kenyataannya mereka yg mengatakan tak perlu berdo'a,  ternyata juga tak mau bila dido'akan yg buruk-buruk.
Termasuk Negara Soviet , Gorbachev yg tak percaya Tuhan ternyata menyebut nama Tuhan ketika negaranya pecah : "oh my God". Apa artinya?  Sunatullah,  dalam hati kecil mereka tetap percaya adanya Tuhan.

Lalu kenapa do'a tidak terkabul ?
Mari kita coba cari jawabannya.
Dalam kehidupan ini yg terjadi kadang apa yg diinginkan tidak didapatkan, yang didapat bukan yg diinginkan.
Apakah suami - atau isteri kita seperti yg kita bayangkan ketika kita masih remaja?  Belum tentu.
Apakah pekerjaan kita sesuai dengan cita-cita yg kita dambakan?  Belum tentu.

Mari kita perhatikan ayat ini :
Allah SWT berfirman:

كُتِبَ عَلَيْکُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّـكُمْ ۚ  وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ  وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ  وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah 216)

Ayat ini tentang perintah untuk berperang. Banyak yg tak suka perang,  namun bila tak ada perang maka Mekkah dan Medinah tak akan seperti sekarang.
Rasul ketika berusia 55 tahun memimpin pasukan untuk berperang, bertahun-tahun, akhirnya islam berkembang.
Artinya ada hikmah dibalik terjadinya perintah yg tak disuka.

Ada istilah menyebutkan :
"Bila ingin damai,  maka bersiaplah untuk perang".  Ini logis karena jika negara kuat maka lawan ragu-ragu untuk menyerang. Kita lihat ketika dua negara kuat berseteru,  ambil contoh Korea Utara dan Amerika,  maka hanya saling mengancam saja yg terjadi karena sama-sama kuat . Beda perlakuan jika terhadap yg lemah, seperti Afganisthan langsung digempur.

Seandainya doa kita tak terkabul,  maka sebaiknya kita memahami ayat diatas, sebagai dasar filosofinya. 
Bisa jadi istri yg dikeluhkan boros justru menjadi penyebab kita giat mencari rejeki. Banyak hal yg tersembunyi yg tidak kita ketahui. Kita tak tahu akhir cerita seperti apa,  namun Allah Maha Tahu cerita akan berakhir bagaimana.

Lalu bagaimana sikap kita jika doa kita tidak dijawab oleh Allah ?
Orang mukmin bila doa tak terkabul janganlah menyalahkan Allah atau siapapun. Tetapi tanyakanlah kepada dirimu sendiri apa yg terjadi dalam diri.
Tetap berprasangka baik kepada Allah. Allah tak mungkin salah. Mengatur jagad raya yg sedemikian besar saja bisa, apalagi hanya mengatur nasib kita.
Bisa jadi jika do'a kita terkabul malah akan menjadi sumber bencana baru yg lebih besar.

Barangkali do'a kita tak dikabulkan karena ini masalahnya :

1. Aroftumulloh wa lam tu'iddu haqqohu
(Katanya beriman kepada Allah,  tetapi kepada Allah tidak memperhatikan.)

Allah memerintahkan kita untuk sedekah. Katanya kita percaya bahwa Allah akan membalas setiap amalan, tapi kotak amal lewat dibiarkan saja. Lebih senang undian berhadiah daripada beramal.

Ada kisah tentang Seorang sufi mengadakan satu perjalanan. Ketika sampai di satu tempat,tiba-tiba dia ingin membuang hajat. Maka dia singgah ke satu tempat semacam toilet di zaman sekarang. Saat hendak memasuki ruangan toilet tersebut, penjaga toilet meminta bayaran. Ketika ditarik bayaran oleh si penjaga, sang Sufi terdiam dan matanya berkaca-kaca disertai tangisan.

Sang penjaga pun bertanya:
“Wahai tuan, kenapa tuan menangis?. Apakah tuan tidak punya uang untuk membayar toilet ini?. Kalau memang tuan tidak memiliki uang, baiklah khusus untuk tuan gratis tidak perlu membayar.

Mendengar perkataan penjaga toilet tersebut Sufi berkata,
“Kalau untuk masuk ke tempat sehina ini saja kita harus membayar, bagaimana kita minta gratis untuk masuk surganya Allah yang sudah jelas penuh dengan kenikmatan dan keindahan?. Akankah kita mampu untuk membayarnya?

Kita yakin adanya Surga,  tetapi seakan-akan tidak percaya. Ketika ada kotak amal,  enggan mengisi. Padahal suatu ketika nanti akan datang masa kita ingin beramal namun sudah tak ada amal yg bisa diterima. Bila kita naik Haji, disana kita melihat orang berebut untuk bersedekah, hal yg beda dengan kita banyak yg berebut antri sedekah.

Kita mengaku beriman, tapi panggilan shalat kita abaikan.  Kita lebih peduli dengan dering HP kita. Tanda-tanda keimanan sering tidak nampak.
Kalau masalah berat,  tidak berdoa kepada Allah tetapi mendatangi dukun.

2. Qorotumul quran walam ta'malu bihi
(Membaca Al Qur'an tetapi tidak mengamalkannya.)

Al Qur'an tidak kita jadikan pedoman,  buktinya kemarin di Pilkada DKI ternyata banyak yg tak faham dengan Al Maidah 51.  Isi Al Qur'an tidak pernah dipelajari.

Mengajarkan Al Qur'an dilingkungan kita itu tugas kita. Kalau disana ada kata "kafir" itu yg mendefinisikan adalah Al Qur'an,  jadi bukan berarti umat islam tidak toleran. Toleransi dalam Islam adalah lakum dienukum wa liyadien.
Kita hormati mereka menjalankan ibadah mereka,  bukan lalu ibadah bersama.

Al Qur'an itu pedoman,  kitab suci. Tetapi tidak lalu untuk ditulis dan digantung dipintu untuk menolak jin agar tidak masuk. Untuk itu marilah kita buka Al Qur'an kembali dan dipelajari untuk diamalkan.

Al Qur'an ini adalah satu-satunya kitab suci yg masih asli. Karena masih asli maka banyak yg berusaha memalsu.
Namun Allah menjaga Al Qur'an dengan banyaknya penghafal Al Qur'an.
Al Qur'an boleh diterjemahkan ke bahasa apa saja,  tapi bahasa aslinya harus tetap ada. Karena setiap terjemahan pasti akan ada perubahan tergantung kondisi .

Terhadap mereka yg pemulapun dijanjikan pahala yg luar biasa bila membaca Al Qur'an. Misal membaca Al Ikhlas sebanyak 3 kali pahalanya seperti mengkhatamkan Al Qur'an. Tentu saja pemahamannya tidak berhenti disitu saja.

3. Idda'aitum Hubba Rosulillah wa taroktum Sunnatahu.
(Mengaku cinta Rasul tetapi meninggalkan sunah-sunahnya)

Rasulullah itu mencintai persaudaraan,  namun kita sering berpecah-belah. Kepada non Muslim hubungannya mesra, tetapi kepada sesama muslim bersikap memusuhi.
Rasulullah kalau Khutbah tak pernah lama,  dan jika Khutbah serius, meskipun dalam hubungan sehari-hari beliau suka bercanda. Khutbah perlu semangat agar jama'ah tidak mengantuk.
Jangan sampai Khutbah jum'at bergurau atau membikin mengantuk.

Ada ungkapan bijak yg perlu diketahui
“likulli maqoolin maqoomun wa likulli maqoomin maqoolun”.
Yang artinya “setiap perkataan ada tempatnya dan tiap tempat ada perkataannya”.
Sederhananya seperti ini  menempatkan  topik pembicaraan pada tempatnya ( konteksnya ). Karena akan sangat tidak cocok jika dalam suasana manten lalu kita membicarakan hal tentang kematian.

Rasulullah jika shalat sendiri akan lama,  namun jika berjama'ah diperingan. Itu termasuk sunnah Rasul.
Sunnah Rasul yg sering ditinggalkan adalah makan sambil duduk. Banyak resepsi manten yg meninggalkan sunnah ini. Kita sering secara sadar meninggalkan sunnah ini.

Mudah2 an kita bisa menjaga sunnah-sunnah yg lain.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK