Senin, 31 Desember 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KAJIAN AHAD MUHAMMADIYAH BANYUMANIK

TAFSIR SURAT AL KAFIRUN

Dr. H. Zuhad Masduqi, MA

23 Robiul Akhir 1440 H/ 30 Desember 2018

*1. Latar Belakang Turunnya Surat.*

Setelah Rasulullah SAW mendeklarasikan agama dengan mengajak masyarakat untuk bertauhid,  muncullah reaksi yang menentang dari orang-orang Mekkah. Agar Nabi Muhammad SAW berhenti mendakwahkan agama islam,  orang-orang Mekkah memberikan berbagai macam tawaran.

*1.1. Tawaran Materi.*

Orang-orang Mekkah menawarkan materi berupa uang kepada Nabi Muhammad SAW dengan imbalan agar berhenti berdakwah. Tawaran ini ditolak walaupun pada waktu itu Nabi Muhammad SAW belum mempunyai kekuatan apapun.

*1.2.Tawaran Jabatan.*

Beliau ditawari untuk jadi Pemimpin Mekkah,  dimana nanti punya kewenangan untuk membuat keputusan. Kira-kira sama dengan saat ini ketika Kepala-Kepala Daerah diusung oleh Partai,  maka mereka akan tunduk pada kepentingan Partai. Maka bila Nabi Muhammad SAW menerima tawaran , beliau tak akan bisa bebas berdakwah dan dikendalikan tokoh-tokoh Mekkah.

Kepentingan terbesar dari orang Mekkah adalah Syirik. Dari sana ada kepentingan Politik, Sosial dan kepentingan Agama.
Dulu masyarakat Mekkah punya berhala-berhala, yang besar ada tiga.

اَفَرَءَيْتُمُ اللّٰتَ وَالْعُزّٰى وَمَنٰوةَ الثَّالِثَةَ الْاُخْرٰى

"Maka apakah patut kamu orang-orang musyrik menganggap berhala Al-Lata dan Al-`Uzza, dan Manat, yang ketiga yang paling kemudian sebagai anak perempuan Allah."
(QS. An-Najm 53: Ayat 19- 20)

Ketiga berhala itu perannya sebagai obyek tawashul. Mereka kalau mau berdo'a harus lewat berhala.

مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَاۤ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰى  

"..Kami tidak menyembah mereka melainkan berharap agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.."
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 3)

Tawashul dalam kehidupan sehari-hari dalam hubungan antar manusia ada manfaatnya. Kita tak mungkin dapat langsung menghadap Pejabat yang belum kita kenal. Untuk menghadap kita membutuhkan orang yang mengantar. Orang yang mengantar inilah obyek tawashul.

Tetapi dalam hubungan dengan Allah SWT tidak semua yang logis dan masuk akal itu benar.
Jawaban Allah terhadap anggapan Orang Mekkah :

اِنْ هِيَ اِلَّاۤ اَسْمَآءٌ سَمَّيْتُمُوْهَاۤ اَنْتُمْ  وَاٰبَآ ؤُكُمْ مَّاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ بِهَا مِنْ سُلْطٰنٍ ۗ

"Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun untuk menyembahnya.." (QS. An-Najm 23)

Lata, Uzza dan Manat itu dibuat oleh mereka dari batu dan diberi nama. Lalu diberi kekuatan,  peran dan fungsi tertentu oleh mereka.
Itu sama dengan batu biasa,  jika dibanting tak berakibat apa-apa. Yang marah pembuatnya. Anehnya benda semacam itu dijadikan obyek tawashul.

Nabi Muhammad SAW ditawari jabatan untuk melestarikan berhala,  bukan untuk menghabisi berhala.
Padahal menurut Tauhid,  berhala itu harus hilang. Orang Mekkah mendapatkan manfaat Politis , Sosial dan Ekonomi dari berhala itu. Maka berhala itu dijaga oleh suku-suku disitu. Siapa yang mau berkunjung harus menemui mereka.
Mereka yang mengunjungi berhala-berhala tentu juga membutuhkan makan, minum dan sebagainya. Yang menyiapkan tentu masyarakat setempat , sehingga mereka mendapat keuntungan Ekonomi.
Mereka juga mendapat keuntungan sosial,  karena dengan banyaknya kunjungan kesana berarti eksistensinya diakui, mereka dihormati.

Kalau simbol-simbol berhala itu hilang maka otomatis kepentingan mereka hilang. Pada saat ini mirip dengan Partai- partai. Dengan partai maka seseorang dapat mencalonkan diri jadi Kepala Daerah. Bila Partainya hilang maka dukungan juga hilang.

Nabi Muhammad SAW tetap menolak tawaran-tawaran tersebut, meskipun mereka meminta agar Nabi Muhammad SAW melunakkan sikap. Tawaran-tawaran ini sebenarnya tekanan tapi halus.

*1.3. Tawaran Perempuan.*

Nabi Muhammad SAW ditawari bila akan menikah dengan siapapun yang dikehendaki akan diberikan. Tawaran inipun ditolak Nabi Muhammad SAW, karena kalau diterima akan sama saja,  beliau akan dikendalikan.

Itu semua tawaran kepada Nabi : Harta,  Kedudukan dan Perempuan. Padahal sampai sekarang ketiga hal tersebut yang selalu diperebutkan.
Bila orang punya harta benda maka dia ingin meraih Kedudukan. Bila orang punya Kedudukan maka dia ingin mendapat Perempuan.

*1.4. Tawaran Kompromi Agama.*

Setelah ketiga tawaran tadi gagal maka orang Mekkah menawarkan Kompromi Agama. Mereka Orang Mekkah akan menyembah Tuhannya Nabi Muhammad, dan Nabi Muhammad diminta menyembah Tuhannya Orang Mekkah. Bagi mereka ini "win-win solution". Tawaran semacam ini kalau menurut pandangan politik bagus sekali.

Namun dalam bahasa agama ini namanya Sinkretisme,  mencampur aduk keyakinan agama. Dalam agama Tauhid diusulkan dimasuki unsur Jahiliyah dan dalam Agama Jahiliyah dimasuki unsur Tauhid.
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal pencampuran dengan istilah Kearifan Lokal (local wisdom).

Nabi Muhammad SAW tetap menolak ide Sinkretisme ini. Maka dengan penolakan Nabi Muhammad SAW ini turunlah Surat Al Kafirun menegaskan dan menguatkan apa yang dilakukan oleh Rasulullah. Inilah yang melatar belakangi turunnya Surat Al Kafirun,  yaitu penolakan atas Kompromi Agama.

Dari kondisi kedua pihak maka pada saat itu perbedaan yang terjadi antara agama Tauhid dan keyakinan mereka sangat radikal sekali. Kemudian Kaum Kafir Quraisy berusaha melakukan deradikalisasi agama. Mudah-mudahan istilah Program Deradikalisasi yang saat ini berjalan tidak diarahkan untuk melemahkan Tauhid.

Tantangan kita dari masa ke masa tidak berubah. Ada pihak yang berusaha melemahkan Akidah. Perilaku orang Mekkah tidak berhenti pada saat itu. Dari waktu ke waktu selalu ada yang mengulang perilaku mereka. Karena itu ketika kita beragama harus benar-benar menghayati dan mendasari dengan ilmu,  agar kita berakidah dengan lurus. Ketika kita mengatakan "Kearifan Lokal" maka perlu hati-hati karena disana mulai bersentuhan dengan syirik.

*2. Surat Al Kafirun.*

*2. 1. Ayat Pertama.*

قُلْ يٰۤاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَ

"Katakanlah Muhammad , Wahai orang-orang kafir!" (QS. Al-Kafirun 1)

Mengapa ayat ini memakai "qul.?"
Menurut para ulama tafsir untuk menjelaskan bahwa Al Qur'an itu wutuh,  orisinil persis seperti pada waktu disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW,  tak ada pengurangan sama sekali.
Kata qul tadi seandainya dihapus tak akan mengubah makna sama sekali.
Kata qul tadi muncul karena ketika Al Qur'an itu turun dengan cara dibacakan oleh Malaikat Jibril untuk Nabi Muhammad SAW.

Alasan lain,  kata qul itu tetap ditulis untuk menunjukkan bahwa ada ajaran-ajaran dalam Al Qur'an yang harus disampaikan secara jelas kepada yang lain selain umat islam. Yaitu antara lain bahwa kita umat islam tidak boleh melakukan Sinkretisme atau Kompromi Agama.

Bandingkan dengan ayat lain yang fungsinya konsumsi internal, misal :

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ

"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam..".(QS. Ali 'Imran 19)

Kalau ayat seperti ini disampaikan di muka umum akan menimbulkan ketegangan antara umat islam dengan yang lain. Karena agama lainpun akan berkata seperti itu. Maka akibatnya bila ini dinyatakan dimuka umum dapat menimbulkan perpecahan. Namun ke dalam,  kita wajib mengatakan ayat itu.

Siapa orang kafir yang dimaksud pada ayat ini?  Dari latar belakang turunnya ayat kita tahu bahwa yang dimaksud adalah Orang-orang Mekkah yang datang kepada Nabi Muhammad SAW menawarkan Kompromi Agama tadi. Jadi ayat ini tidak ditujukan kepada semua orang kafir,  karena kalau dianggap ditujukan kepada semua orang kafir menjadi tidak sejalan dengan ayat selanjutnya (ayat ketiga).

وَلَاۤ اَنْـتُمْ عٰبِدُوْنَ مَاۤ اَعْبُدُ

"dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah," (QS. Al-Kafirun 3)

Bila ayat pertama tentang orang kafir tadi berlaku untuk semua,  maka tak sesuai dengan ayat ini.

Kita tahu bahwa setelah tahun 8 Hijriyah Nabi Muhammad SAW datang ke Mekkah dengan membawa 10.000 orang,  jumlah yang lebih besar dari Penduduk Mekkah. Ini yang disebut Fa'tu Mekkah. Pada saat itu berbondong-bondong Orang Kafir masuk agama islam.
Jadi tidak semua orang kafir tidak mau menyembah sesembahan Nabi Muhammad SAW.

Secara umum,  orang kafir yang dimaksud pada ayat pertama adalah mereka yang selevel dengan Tokoh-tokoh Kafir Mekkah,  yaitu mereka yang sudah mendarah-daging kekafirannya. Sehingga mereka tak mungkin untuk berpindah agama. Beda dengan kelompok awam diantara mereka. Mereka masih ada potensi untuk masuk islam,  meskipun tetap akan dihalangi oleh tokoh mereka. Mereka tak mau kehilangan umat.

*2.2 Ayat Kedua.*

لَاۤ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ

"Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah," (QS. Al-Kafirun 2)

a'budu adalah fiil mudhori, kata kerja untuk waktu sekarang dan yang akan datang. Kita tak akan menyembah sesembahan Orang Mekkah,  bukan hanya yang sekarang tapi juga yang akan datang. Karena mereka bisa mengganti-ganti berhala sesembahannya, bisa bertambah dan berkurang Tuhan mereka.

Lata,  Uzza dan Manat itu semua ada nasabnya,  kapan dia dibuat.
Mereka juga bertanya tentang Tuhannya Nabi Muhammad SAW itu seperti apa.?  Maka jawabannya :

ْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ

"... Dialah Allah, Yang Maha Esa."
(QS. Al-Ikhlas 1)

هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ

"Dialah Yang Awal, Yang Akhir..."
(QS. Al-Hadid 3)

Jadi beda sekali,  karena Tuhannya orang Mekkah ada awal dan ada akhirnya.

Umar bin Khattab sebelum masuk islam dulu dia menyembah Kurmanya, ketika musim panen. Namun ketika paceklik,  Tuhannya sendiri dimakan.
Maka disurat An Najm 23 mereka itu hanya mengikuti anggapan mereka sendiri, yang dikehendaki adalah hawa nafsu mereka.

Imam Ghozali mengatakan bahwa mereka penyembah berhala itu hanya menyembah pikirannya sendiri (kecenderungan hawa nafsunya sendiri). Maka Allah menyebut sesembahan selain Allah itu Thoghut.

Menyembah itu artinya ibadah. Ibadah menurut Tafsir Al Manar adalah : Ketaatan secara total kepada Allah,  karena kesadaran kita Allah itu Dzat Yang Maha Segalanya yang hakekatnya tidak kita ketahui.
Kalau ada ketaatan yang seperti itu namanya ibadah. Kalau kita taat kepada manusia itu bukan ibadah,  karena ada pamrihnya. Maka kita tak akan beribadah terhadap sesembahan Orang Mekkah.

Maka tak ada Kompromi dalam agama. Kalau ada orang menanam kepala kerbau supaya tidak diganggu Setan itu berarti dia telah Syirik, karena agama telah melarang hal-hal seperti itu. Bagaimana jika menanam kepala kerbau dan dibacakan basmalah? Itu berarti kompromi dalam agama.

Lalu muncul persoalan,  bagaimana jika hal seperti itu disuruh oleh orang yang dianggap Kiyai?
Kalau kita menolak akan menjadi persoalan manusia, karena kita menolak Kiyai. Tetapi kalau kita menuruti, akan jadi persoalan dengan Allah. Tinggal kembali kepada diri kita mau pilih taat kepada siapa ?

*2.3. Ayat Ketiga.*

وَلَاۤ اَنْـتُمْ عٰبِدُوْنَ مَاۤ اَعْبُدُ

"dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah," (QS. Al-Kafirun 3)

Karena orang-orang yang datang kepada Nabi Muhammad SAW sudah mendarah daging kekafirannya. Mereka punya berbagai kepentingan terhadap berhala. Maka keyakinan mereka tak akan mungkin bergeser dari syirik menjadi Tauhid.

Ayat ini sejenis dengan ayat :

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ  لَا يُؤْمِنُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau Muhammad beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman." (QS. Al-Baqarah 6)

Orang seperti Abu Lahab itu diberi penjelasan apapun dia tak akan beriman. Dan sampai sekarangpun masih banyak orang seperti Abu Lahab.

Ayat lain yang serupa :

خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ  ۗ  وَعَلٰىۤ اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ

"Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat."
(QS. Al-Baqarah 7)

Orang seperti itu sudah tak mungkin masuk islam. Kedurhakaannya sudah berulang-ulang dan menjadi kharakter. Ini masalah psikhologis biasa. Yang bisa membuka pintu hati hanya dirinya sendiri.
Mirip dengan mahasiswa yang suka terlambat. Pertama kali dia takut. Terlambat yang kedua berkurang takutnya, lama-lama dia tidak takut terlambat.

Ketika rezim Jahiliyah Mekkah ambruk, maka orang-orang berbondong-bondong masuk islam.
Hampir sama di dunia politik,  ketika Pak Harto jaya semua orang masuk Golkar,  apapun penyebabnya. Tetapi ketika Pak Harto jatuh maka orang- orang Golkar banyak yang keluar,  ada yang membentuk partai baru dan ada yang masuk ke partai lain.
Ini karena adanya kepentingan.

Ketika orang kafir Mekkah masuk islam ada yang karena melihat kebenaran islam,  tetapi ada juga yang karena kepentingan. Karena ada pendapat orang Mekkah, siapa yang menguasai Ka'bah pasti dia seorang Nabi.

*2.4. Ayat Keempat.*

وَلَاۤ اَنَاۡ عَابِدٌ مَّا عَبَدْ تُّمْ

"dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,"
(QS. Al-Kafirun 4)

Kata "Penyembah" itu levelnya lebih berat daripada "Menyembah".
Kita buktikan dengan kata yang mudah dipahami,  contoh : "Penyanyi" dan "Menyanyi". Kita pasti sepakat bahwa siapapun bisa menyanyi,  tapi tidak semua bisa menjadi Penyanyi.  Ada unsur profesional disana, sudah terlatih.

Contoh lain,  kata : aladina amanu,  itu tidak semuanya kuat imannya,  masih dalam proses. Tetapi kata Mukminun, menunjukkan kondisi sudah memiliki keimanan yang kuat.

Ayat keempat mirip dengan ayat kedua. Ayat kedua menggunakan kata kerja , ayat ke empat memakai isim fail. Artinya Nabi Muhammad SAW itu konsisten dalam hal obyek sesembahan. Berbeda dengan orang Mekkah yang obyek sesembahannya berubah-ubah.

*2. 5. Ayat kelima.*

Ayat kelima merupakan ulangan ayat ketiga. Namun sebenarnya berbeda maknanya , karena "maa" yang pertama maushulat (isim maushul) dan "maa" yang kedua bentuk masdariyah. Ketika "maa" bentuk maushulat artinya Obyeknya yang disembah, ketika "maa" berbentuk masdariyah maknanya Tata Cara untuk menyembah.

Contohnya orang Mekkah sebelum islam sudah melakukan ritual Haji,  tetapi berbeda. Mereka mengatakan itu yang diajarkan nenek moyang.
Jika haji harus wukuf di Arofah,  orang Mekkah wukufnya di Musdalifah.  Kemudian ritual Thawaf harus dilakukan dengan telanjang bulat , padahal harusnya memakai pakaian ihram yang tidak berjahit. Jadi mereka mengubah tata cara ibadah. Nabi Muhammad SAW mengembalikan kepada aslinya.

*2. 6. Ayat Keenam.*

لَـكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS. Al-Kafirun 6)

Ini adalah ayat tentang toleransi. Tidak boleh ada Sinkretisme. Hanya orang yang tidak yakin yang akan melakukan pencampuran agama, karena akan merusak agamanya sendiri.  Ayat ini bukan pengakuan kebenaran agama lain,  hanya informasi bahwa setiap orang bebas melaksanakan syariat agamanya.

Dalam surat Al Baqarah,  dikatakan bahwa Yahudi dan Nasrani saling menganggap diri benar dan yang lain tak punya pegangan. Demikian pula Orang Kafir Mekkah berkata demikian.

وَقَالَتِ الْيَهُوْدُ لَـيْسَتِ النَّصٰرٰى عَلٰى شَيْءٍ ۖ  وَّقَالَتِ النَّصٰرٰى لَـيْسَتِ الْيَهُوْدُ عَلٰى شَيْءٍ ۙ  وَّهُمْ يَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ  كَذٰلِكَ قَالَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ ۚ  فَاللّٰهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ

"Dan orang Yahudi berkata, Orang Nasrani itu tidak memiliki sesuatu pegangan, dan orang-orang Nasrani juga berkata, Orang-orang Yahudi tidak memiliki sesuatu pegangan , padahal mereka membaca kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak berilmu, berkata seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili mereka pada hari Kiamat, tentang apa yang mereka perselisihkan." (QS. Al-Baqarah 113)

Klaim kebenaran yang lain

وَقَالُوْا کُوْنُوْا هُوْدًا اَوْ نَصٰرٰى تَهْتَدُوْا  ۗ  قُلْ بَلْ مِلَّةَ اِبْرٰهٖمَ حَنِيْفًا  ۗ  وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

"Dan mereka berkata, Jadilah kamu penganut Yahudi atau Nasrani niscaya kamu mendapat petunjuk. Katakanlah, Tidak! Tetapi kami mengikuti agama Ibrahim yang lurus dan dia tidak termasuk golongan orang yang mempersekutukan Tuhan." (QS. Al-Baqarah 135)

Al Qur'an membimbing Nabi Muhammad SAW terhadap claim kebenaran dari Yahudi dan Nasrani.

Semoga bermanfaat.
Barokallohu fikum

🖍SAK

Senin, 24 Desember 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KAJIAN AHAD MUHAMMADIYAH BANYUMANIK

WARISAN KITABULLAH

Dr. H.M.Saerozi MA

16 Robiul Akhir 1440 H/ 23 Desember 2018

Allah SWT berfirman:

ثُمَّ اَوْرَثْنَا  الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۚ  فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ ۚ   وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ   ۚ  وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ  ذٰلِكَ  هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُ

"Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar." (QS. Fatir 32)

Kita ini adalah bagian dari orang yang mendapat warisan Kitabullah. Ternyata Allah SWT telah mengelompokkan penerima warisan ini menjadi 3 jenis.
1.  Menganiaya dirinya sendiri.(zhoolimul linafsih).
2. ‎Kelompok Pertengahan (muqtashidun)
3. ‎Berlomba-lomba dalam Kebaikan (saabiqum bil-khoirooti bi`iznillaah).

Itu semua adalah dari umat Muhammad. Menurut Imam Ibnu Katsir,  golongan yang menganiaya diri sendiri adalah golongan yang melalaikan sebagian yang wajib. Misal shalatnya tidak genap lima waktu. Dia juga melakukan sebagian yang diharamkan. Ini dari warisan yang berupa Al Qur'an,  namun bisa jadi juga warisan dari orang tua. Mendapat warisan dari orang tua tetapi malah digunakan menzalimi orang tua.

Sebagian lain,  kelompok Pertengahan adalah yang melakukan kewajiban-kewajiban, yang haram juga ditinggalkan tetapi dia meninggalkan sebagian yang sunah dan melakukan sebagian yang makruh. Kita kenal dalam hukum islam itu ada Lima : Wajib, Sunah, Mubah, Makruh dan Haram. Ada hukum yang bisa berubah,  misal Makan itu mubah,  tetapi jika tidak makan akan mengakibatkan sakit,  maka Makan tadi hukumnya Wajib.

Makruh itu dari kata karoha, artinya benci, tidak senang. Kita ambil contoh makanan Petai atau Durian yang saat ini sedang musim. Hukumnya apa makan Keduanya?
Cara gampangnya bila dengan makan tadi mengakibatkan orang lain didekat kita jadi terganggu berarti Petai atau Durian tadi makruh. Lalu bagaimana kalau kita senang makan Petai atau Durian.?
Ini tak ada hubungan dengan kita suka atau tidak. Tetapi hubungannya dengan ada atau tidaknya orang lain yang terganggu.

Ada yang tanya bagaimana dengan "Udud" (Merokok) ?
Mereka muslim yang senang udud bahkan punya guyonan : " ni'matul uduud - bakda dhahar.. " , itu kalimat gurauan mereka. (Nikmatnya merokok itu sesudah makan). Bahkan ada yang bikin dalil "orkok'u walau taghosan..." .. Merokoklah walau hanya dengan tegesan (puntung).

Saya tak mau menjawab tentang hukum udud atau merokok ini,  karena sudah jadi bahan perdebatan. Ada yang bilang mubah,  makruh,  bahkan haram.  Terserah dihakimi sendiri. Tanya pada hati nurani apakah merokok mengganggu orang lain atau tidak.?

Ketika kita mengambil air wudhu itupun ternyata ada yang makruh,  yaitu memboroskan air. Boros atau tidak ini juga kembali pada diri kita. Kalau kita mau bayar rekening air agak tinggi mungkin bisa jadi boros air. Kelompok Pertengahan ini ada yang suka menjalankan hal-hal yang makruh-makruh begini.

Orang yang terlalu hemat,  cenderung pelit itu termasuk kelompok ini juga. Kita tahu minyak goreng itu halal, karena jelas tak memakai babi. Tetapi kalau kita pakai sampai Lima kali untuk menggoreng, hal ini menjadi berlebihan karena dapat menimbulkan penyakit,  maka hal seperti ini termasuk makruh.

Berikutnya adalah kelompok yang berlomba-lomba dalam kebaikan.
Al Qur'an memakai istilah Berlomba untuk Kebaikan,  tidak memakai istilah Bertanding. Kita tahu kalau bertanding,  misalnya Tinju maka akan ada yang babak belur. Tapi ketika kita melihat lomba renang maka tak ada yang cedera. Kalau ada yang cedera, itu karena kesalahan sendiri.

Dalam ayat lain,  kita umat islam diperintahkan untuk berfastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan)  , bukan gontok-gontokan sesama umat islam. Maka kemudian Muhammadiyah memilih berlomba dalam kebaikan, sampai saat ini sudah punya 177 Perguruan Tinggi. Belum lagi Rumah Sakit,  punya banyak sekali. Perintah Al Qur'an adalah berlombalah dalam kebaikan. Maka umat islam jangan mencari musuh.  Seribu sahabat itu kurang, tetapi Satu musuh itu sudah banyak.

Kelompok yang berlomba dalam kebaikan adalah kelompok yang melakukan hal yang Wajib dan Sunah. Dia meninggalkan yang Haram dan yang Makruh. Sedangkan yang Mubah pun juga sebagian ditinggalkan. Contoh membuat rumahpun diatur tata letaknya agar anak dan keluarganya kalau buang air tidak menghadap atau membelakangi kiblat.

Semua yang makruh ditinggal. Ada seorang anak yang di sekolah TK diajari gurunya bahwa bila makan atau minum tak boleh sambil jalan,  harus duduk. Suatu saat anak ini diajak ibunya ke Mall,  bawa minuman. Anak TK ini setiap mau minum dia berhenti dan jongkok.  Rupanya justru ibunya tak mengenal adab makan. Karena anaknya berkali-kali berhenti untuk jongkok dan minum,  malahan dimarahi. Tentu hal ini membingungkan anak.

Dalam hadits disebutkan tentang konsekwensinya.

رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "قَالَ اللَّهُ: {ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ} ، فَأَمَّا الَّذِينَ سَبَقُوا فَأُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ، وَأَمَّا الَّذِينَ اقْتَصَدُوا فَأُولَئِكَ يُحَاسِبُونَ حِسَابًا يسيرا، وأماالَّذِينَ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ يُحْبَسُونَ فِي طُولِ الْمَحْشَرِ، ثُمَّ هُمُ الَّذِينَ تَلَافَاهُمْ بِرَحْمَتِهِ، فَهُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ: ...

Rasulullah SAW. bersabda sehubungan dengan makna ayat berikut: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada pula yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. (Fathir: 32) Bahwa adapun orang-orang yang lebih cepat berbuat kebaikan, mereka adalah orang-orang yang dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab; dan orang-orang yang pertengahan ialah mereka yang mengalami hisab, tetapi hisab yang ringan. Adapun orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri adalah orang-orang yang ditahan di sepanjang Padang Mahsyar menunggu syafaat dariku, kemudian Allah memaafkan mereka dengan rahmat-Nya; mereka adalah orang-orang yang mengatakan : ....”

Orang yang Pertengahan, yang biasa mengerjakan amal ibadah untuk menggugurkan yang wajib tapi meninggalkan sebagian sunah,  dia dihisab dengan hisab yang mudah. Namun bukankah ada yang lebih tinggi ? Tentu kalau bisa kita memilih derajat tertinggi,  yaitu masuk surga tanpa dihisab.

Bandingkan dengan kondisi ketika kita di bandara,  antre untuk diperiksa ibarat orang yang dihisab. Namun ada pejabat yang lewat jalur khusus,  dia diperiksa dengan mudah. Ternyata di dunia juga ada "hisaban yasiro".
Ada juga orang tertentu yang bisa mengajak seorang kawan untuk memasuki lounge Garuda tanpa bayar. Ternyata di dunia juga sudah ada simulasi "syafa'at".

Di dunia ini bergaul dengan seseorang bisa berpengaruh pada sulit atau mudahnya sesuatu.
Maka demikian pula kelak di akhirat akan ada yang tidak dihisab,  ada pula yang dihisab dengan mudah.

Bagaimana dengan orang yang menzalimi dirinya sendiri?  Dia akan tertahan lama , antre di Padang Mahsyar. Dia tetap akan masuk surga setelah lama terkatung-katung, tersiksa menunggu antrian hisab.
Maka janganlah kita mudah memvonis sesama muslim masuk neraka, karena perbedaannya ada pada proses hisab.

Dalam hadits lain :

"فَأَمَّا الظَّالِمُ لِنَفْسِهِ فَيُحْبَسُ حَتَّى يُصِيبَهُ الْهَمُّ وَالْحُزْنُ، ثُمَّ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ".

" ... Adapun orang yang menganiaya dirinya sendiri, maka ia ditahan sehingga mengalami kesusahan dan kesedihan, kemudian dimasukkan ke dalam surga".

Dalam hadits lainnya dikatakan

ذَلِكَ الْمَكَانِ مِنَ الْغَمِّ وَالْحُزْنِ،

"Di tempat pemberhentiannya itu ada mendung dan kesusahan".

Bayangkan ketika kita sedang haji di Muzdalifah, malam gelap gulita, tak ada makanan, tak ada minuman. Teman-teman kita sudah diangkut bis, tetapi kita belum terangkut.
Itulah "al ham wal khazan". Kita akan bingung,  susah dan sedih. Bagaimana kalau hujan turun?  Mau kemana?  Ke arah manapun tak ada perlindungan. Mau minta tolong tak ada penolong lagi.

Itulah yang akan terjadi di akhirat  bagi mereka , muslim yang tak mau mengerjakan yang wajib, bahkan melakukan yang haram. Meskipun demikian dia akan tetap masuk surga. Itulah rahmat Allah.

Maka janganlah kita terlalu membenci seseorang yang seolah-olah tak ada kebaikan sama sekali pada dirinya. Atau dalam kata lain jika benci jangan habis-habisan. Namun demikian pula jika senang jangan mati-matian. Sisakan ruang dalam hati sekecil apapun,  siapa tahu ada perubahan pada dirinya.

Demikian pula hidup di masyarakat sosial ataupun terhadap Partai politik ,  jangan terlalu fanatik mencintai atau membenci.
Orang Jawa bilang "Dadi godhong ora arep nyuwek,  dadi banyu ora arep nyawuk". (Jadi daun tak akan dipetik,  jadi air tak akan diminum) . Bagaimana kalau tak punya air?  Ketika dia menjadi satu-satunya sumber air yang ada.

Kata Buya Hamka :
“ahbib habiibaka haunammaa, asa’an yakuuna baghidhaka yaumammaa wa abghidh baghidhaka haunammaa, asa’an yakuuna habiibaka yaumamma”

“Cintailah kekasihmu sedang-sedang saja, siapa tahu disuatu hari nanti dia akan menjadi musuhmu; dan bencilah orang yang engkau benci biasa-biasa saja, siapa tahu pada suatu hari nanti dia akan menjadi kecintaanmu”.

Kita boleh mencintai,  tapi tak boleh memiliki,  karena pada suatu saat kita pasti akan berpisah.
Maka dalam islam bila ditinggal mati tak boleh menangis berlebihan. Yang sudah terjadi biarlah terjadi, tak perlu disesali karena yang mati tak mungkin hidup lagi. Hati harus dikendalikan dengan akal. Lebih baik memikirkan apa yang akan dilakukan kemudian.

Dalam hadits terakhir, Nabi Muhammad SAW mengakui bahwa umatnya akan terbagi tiga golongan. Golongan yang menzalimi diri sendiri itu shalat atau puasanya tidak karuan,  tapi mereka yakin bahwa Tak ada Tuhan selain Allah,  mereka tidak syirik. Mereka akan masuk surga setelah dicuci dosa-dosanya.

رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: "أُمَّتِي ثَلَاثَةُ أَثْلَاتٍ: فَثُلُثٌ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ، وَثُلُثٌ يُحَاسَبُونَ حِسَابًا يَسِيرًا ثُمَّ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ، وَثُلُثٌ يُمَحَّصون وَيُكْشَفُونَ، ثُمَّ تَأْتِي الْمَلَائِكَةُ فَيَقُولُونَ: وَجَدْنَاهُمْ يَقُولُونَ: "لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ". يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: صَدَقُوا، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا، أَدْخِلُوهُمُ الْجَنَّةَ بِقَوْلِهِمْ: "لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ" وَاحْمِلُوا خَطَايَاهُمْ عَلَى أَهْلِ النَّارِ،

Rasulullah SAW. yang telah bersabda:Umatku terbagi menjadi tiga golongan, sebagian dari mereka masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab; sebagian yang lainnya lagi mendapat hisab yang ringan, kemudian masuk ke dalam surga, dan sebagian yang terakhir dicuci dan dibersihkan dari dosa-dosanya di dalam neraka. Kemudian para malaikat datang, lalu berkata, "Kami menjumpai mereka mengatakan, "Tidak ada Tuhan selain Allah semata.”  
Lalu Allah SWT berfirman, "Mereka benar, bahwa tidak ada Tuhan selain Aku. Akulah yang akan memasukkan mereka ke dalam surga berkat ucapan mereka, 'Tidak ada Tuhan selain Allah semata, ' dan bebankanlah dosa-dosa mereka kepada ahli neraka.”

Lalu kita masuk kelompok mana.? Jika kita atau keluarga kita termasuk yang zalim,  maka segeralah berusaha masuk kelompok Pertengahan. Dan bila kita sudah ada di kelompok Pertengahan,  segeralah berusaha agar ketika ajal kita datang kita masuk golongan tanpa dihisab.

Berlomba-lomba dalam kebaikan tidak selalu melibatkan perkara yang besar. Meninggalkan yang makruh dan meninggalkan hal mubah yang tak bermanfaat bukanlah hal yang berat,  namun membutuhkan kemauan. Ketika kita melihat tusuk sate bertebaran di halaman dan kemudian kita singkirkan agar tidak mencelakakan,  itupun termasuk kebaikan. Itu termasuk saabiqum bil-khoiroot. Itu juga disebut sebagai shodaqoh sendi. Kita itu punya 360 sendi yang perlu disedekahi. Termasuk diantara shodaqoh sendi adalah Shalat Dhuha.

Maka bagi kita, mari kita mulai berlatih meninggalkan selain yang makruh,  juga meninggalkan hal yang tak jelas atau syubhat dan tak bermanfaat. Mudah-mudahan kita masuk kelompok saabiqum bil-khoirooti bi`iznillaah.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Senin, 17 Desember 2018

Kajian Ahad Sendang Gede

KAJIAN AHAD SENDANG GEDE

KEWAJIBAN KITA TERHADAP RASUL

Drs. H. Fachrur Rozi MAg
9 Robi'ul Akhir 1440 H/ 16 Desember 2018

Ada tiga kewajiban kita kepada Rasulullah SAW :
1. Beriman kepadanya
2. ‎Mencintainya
3. ‎Meneladaninya.

*1. Beriman kepada Nabi Muhammad SAW.*

Keimanan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir ini sangat penting, karena sampai sekarang masih ada orang yang mengaku sebagai Nabi. Ketika Rasul wafat ada Musailamah al Kazzab yang mengaku sebagai Nabi dan kemudian diperangi oleh Abu Bakar Ash Shiddiq. Sampai kemudian muncul Ahmad Mushoddeq. Dan anehnya, nabi-nabi palsu ini juga punya pengikut.

Jangankan mengaku nabi, ada orang yang mengaku mampu menggandakan uang saja masih ada yang percaya. Dan yang percaya ini bukan orang bodoh,  tetapi seorang Professor. Bahkan ketika pengganda uang ditahan polisi pun,  masih ada yang percaya bahwa yang ditahan itu hanya bayangannya. Orangnya karena sakti tetap bebas di luar.

Hari ini masih ada yang percaya takhayul. Ini karena ada orang yang terjepit beratnya beban kehidupan, karena tak mampu berusaha dengan wajar, maka segala cara ditempuh.
Hanya ada di Indonesia,  ada Nabi mengundurkan diri,  mungkin alasannya karena Malaikat Jibrilnya ketangkap polisi,  jadi supply wahyunya terputus ...

Kalau kita membaca sejarah Nabi,  semua menghadapi ujian yang berat,  bahkan Nabi Adam langsung menghadapi Setan. Nabi Adam kuat tak tergoda oleh Setan,  namun Setan tak kalah cerdik. Dia lewat pintu belakang menggoda isteri Nabi Adam dan berhasil. Baru kemudian isteri menggoda suami dan akhirnya keduanya gagal menghadapi ujian.

Orang sukses, siapapun tidak hanya Nabi,  mulai dari tingkat Kepala RT,  Kepala Kampung sampai Presiden banyak didukung faktor isteri. Namun orang gagal banyak pula yang penyebab kegagalannya adalah isteri.  Nabi Luth gagal berdakwah karena isterinya. Nabi Adam terusir dari surga karena isterinya,  Nabi Ibrahim sukses karena isterinya. Demikian juga Nabi Muhammad SAW sukses mengembangkan islam juga tidak lepas dari dukungan isterinya.

Nabi Adam dan isteri diusir dari surga,  dan di dunia mereka dipisahkan. Beliau langsung berdo'a :

 رَبَّنَا ظَلَمْنَاۤ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَـنَا وَتَرْحَمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

"Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Al-A'raf 23)

Mereka menyadari bahwa semua sudah diberikan Allah,  namun tetap saja menghendaki yang dilarang.
Banyak suami di rumah sudah dimasakkan oleh isteri,  tetapi dia malahan mencari makan di luar. Manusia itu nafsunya selalu menghendaki yang tidak dipunyai. Maka kita harus banyak berdo'a seperti do'a Nabi Adam. Di desa-desa anak-anak sampai diajarkan untuk menyanyikan do'a tadi agar mudah hafal.

Nabi Ibrahim melawan Raja Namrud. Dia ditangkap dan dihukum lempar ke dalam api.  Sebelum dilempar dia berdo'a :
"Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maula Wanikman Nasir"
(Cukuplah ALLAH sebagai pembantu kami, dan ALLAH ialah sebaik-baik pelindung.)

Maka bila beban hidup kita terasa banyak,  berdo'alah seperti do'a Nabi Ibrahim. Nabi Yunus ujiannya dibuang ke laut. Nabi Musa dikejar Fir'aun sampai menyeberang ke laut. Jadi semua Nabi itu ada ujiannya dan kita wajib beriman kepada Nabi.

*2. Mahabbah (Cinta)  kepada Rasulullah.*

Tidak ada manusia yang namanya disebut-sebut seperti Nabi Muhammad SAW. Padahal di dunia yang penduduknya sekitar 5 Milyar ini yang beragama islam cuma 25%. Tetapi nama Nabinya disebut-sebut manusia melebihi Nabi yang lain.
Tak ada 1 menitpun waktu yang lewat di dunia ini tanpa menyebut nama Nabi Muhammad SAW.
Setiap kali umat islam adzan, iqomat dan Shalat selalu menyebut nama Nabi Muhammad SAW.

Ketika subuh di Irian Jaya kira-kira jam 5. 00 WIT atau jam 3.00 disini. Mereka adzan Subuh,  kemudian Iqomat dan Shalat. Kemudian Subuh bergeser ke barat Fak-fak,  Jayapura,  Manokwari, Raja Ampat berurutan mengalami Subuh. Terus menerus nama Nabi Muhammad SAW disebut.
Subuh terus bergeser ke Maluku: Halmahera, Ternate,  Tidore, kemudian ke Sulawesi,  Makasar mengalami Subuh.
Kemudian bergeser ke Kalimantan : Bontang,  Balik Papan dan Samarinda mengalami Subuh. Terus ke Nusa Tenggara, Lombok dan Bali.

Pada jam 3.30 giliran Banyuwangi mengumandangkan adzan Subuh. Terus bergeser arah barat,  Surabaya , Gresik lalu Lamongan mengumandangkan adzan Subuh.
Subuh masih terus bergeser ke barat dan giliran Semarang mengumandangkan adzan Subuh pada jam 3. 55

Menit demi menit Subuh terus bergerak ke barat,  Jawa barat,  Jakarta,  Banten terus menyeberang ke Sumatera sampai Aceh kira-kira sudah jam 5 lebih.
Ke Malaysia,  Pakistan,  India terus sampai Arab Saudi.
Nama Nabi Muhammad SAW terus disebut dalam adzan.  Dan ketika Arab Saudi selesai Shalat Subuh maka di Irian Jaya sudah mulai persiapan Shalat Dhuhur.
Demikian sepanjang hari,  sepanjang tahun nama Nabi Muhammad SAW selalu disebut tidak terputus.

Ketika orang sedunia menyebut nama Nabi Muhammad SAW, maka kita seharusnya lebih banyak menyebut nama beliau,  yaitu dengan bershalawat. Karena bahkan Allah saja bershalawat kepada Nabi.

Dikisahkan dalam Peristiwa Isra' Miradj bahwa Rasulullah berdialog dengan Allah SWT. Dan dialog itu diabadikan dalam duduk akhir ketika Shalat.
Allah berkata pada Rasulullah "Assalamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh." Artinya : "Salam Rahmat dan Berkah-Nya aku tujukan kepadamu wahai nabi ".

Lalu Nabi pun menjawab : "Assalamu’alaina wa’ala ibadillahi sholihin"
Artinya : "Salam Keselamatan semoga tetap tercurah untuk hamba-hamba yang Sholeh".

Rasulullah tidak memikirkan istrinya atau putera-puterinya , tetapi beliau memikirkan kita-kita ini sebagai ummat-ummatnya.
Luar biasa,  betapa besar kasih sayang Nabi Muhammad SAW kepada kita.
Hal ini juga terungkap pada hadits.

Rasulullah SAW bersabda,
"Alangkah rindunya aku untuk berjumpa dengan saudara-saudaraku." Lalu seorang sahabat bertanya, "Bukankah kami-kami ini saudaramu ya Rasul?" Rasul menjawab, "Bukan , kalian adalah sahabat-sahabatku. Adapun yang kumaksud dengan saudara-saudaraku itu adalah kaum yang datang sesudahku dan beriman kepadaku padahal mereka tidak pernah berjumpa denganku."

Diakui sebagai saudara Rasul tentu sesuatu yang luar biasa. Mungkin kita pernah mengalami diakui kenalan oleh seorang Pejabat instansi. Hal itu saja bisa berdampak kita dipermudah ketika berurusan dengan instansi tersebut.
Lha ini lebih dari kenalan Pejabat, ini diakui Saudaranya Rasulullah SAW.
Pengakuan sebagai saudara ini akan sangat tergantung dengan keimanan kita dan kecintaan kita kepada Rasulullah.

Selanjutnya tentang shalawat,  ada dua yaitu ketika kita shalat dan shalawat diluar shalat.
Shalawat di dalam Shalat ketika duduk akhir , tak boleh diubah.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،

Shalawat di luar Shalat bentuknya bebas,  ada yang ditambah dengan Sayidina. Bahkan ketika kita memakai bahasa Indonesia juga dapat bershalawat.

*3. Ittiba' Rasul.*

Meneladani Rasulullah, dasarnya adalah firman Allah SWT :

ْوَمَاۤ اٰتٰٮكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰٮكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا  ۚ

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.." (QS. Al-Hasyr 7)

Maka ketika Rasul memerintahkan kita makan sambil duduk,  kerjakanlah.
Rasul memerintahkan kita banyak berdzikir,  kerjakanlah.

Semoga kelak kita diakui sebagai Saudaranya Rasul.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 16 Desember 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KAJIAN AHAD MUHAMMADIYAH BANYUMANIK

MEMAHAMI UJIAN ALLAH DAN KUNCI JAWABANNYA

Ir. H. Didik Udiono

9 Robiul Akhir 1440 H/ 16 Desember 2018

Rasulullah SAW bersabda,

من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam masalah agama ini.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Belajar itu tujuannya adalah untuk paham,  bukan untuk pintar. Karena banyak orang pintar namun tidak paham. Kefaqihan adalah pemahaman yang Allah berikan kepada seorang hamba. Pemahaman yang lurus tentang Al-Qur’an dan hadits didasari dengan kebeningan hati dan aqidah yang shahih. Karena hati yang dipenuhi oleh hawa nafsu tidak akan dapat memahami Al-Qur’an dan hadits dengan benar.

Konon tahun ini adalah tahun politik. Islam dan Politik itu tak dapat dipisahkan karena islam itu satu-satunya ajaran disisi Allah.
Ketika kita punya KTP, maka KTP itu hanya berlaku di dunia. Malaikat tak akan pernah menanyakan KTP kita. Yang ditanyakan malaikat tentang agama kita. Maka ketika di pemakaman kita melihat Pak Modin sedang menasehati mayat tentang pertanyaan malaikat, pada hakekatnya Pak Modin itu menasehati kita. Dan mereka yang mengkaitkan sesuatu yang duniawi sebagai harga mati sesungguhnya itu hal yang berlebihan.

الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ  عَمَلًا   ۗ

"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya," (QS. Al-Mulk 2)

Hidup dan mati itu diciptakan untuk menguji. Kita dihidupkan Allah sebagai WNI itu ujian. Tujuan Allah agar kita beramal sebaik-baiknya.
Bekal untuk mati itu memang tiga hal yang diwejangkan oleh Pak Modin tadi :  Ma'rifatullah , Ma'rifatul Rasul dan Ma'rifatul Dienul Islam.
Dulu orang-orang tua Jawa mengajarkan agar hidup prihatin, tujuannya "mati klawan mukti" (mati husnul khotimah).

Mati itu pasti. Al Qur'an mengajarkan mati yang mukti itu adalah mati dalam keislaman. Jadi islam adalah harga mati,  bukan yang lain.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim." (QS. Ali 'Imran 102)

Dalam hidup yang sesungguhnya kita diuji tadi, Allah berpesan :

اِتَّبِعُوْا مَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوْا مِنْ دُوْنِهٖۤ اَوْلِيَآءَ   ۗ  قَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَ

"Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti selain Dia sebagai pemimpin. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran." (QS. Al-A'raf 3)

Yang diturunkan kepada kita adalah Al Qur'an. Perintah Allah itu tegas,  beda dengan perintah manusia yang bisa ditawar.

Kita dipesan untuk berpegang pada Al Qur'an dan dilarang mengikuti Pemimpin. Tentu maksudnya adalah Pemimpin yang tidak taat pada Al Qur'an.  Ini penting untuk kita renungkan, karena banyak orang yang pintar tapi gagal paham terhadap ayat ini. Mereka tidak dijadikan "khoiru" , yaitu pengikut Al Qur'an dan Sunah.

Dengan mengikuti Pemimpin , mereka akan kehilangan sifat kritis yang diperintahkan Allah.

وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ    ۙ  وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

"Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
(QS. Al-'Asr Ayat 1 - 3)

Pemimpin itu manusia,  bukan Nabi. Kalau Nabi itu makshum,  bila salah dia langsung dikoreksi Allah.
Karena pemimpin adalah manusia biasa, maka tetap perlu tawaashou bil haq (diingatkan akan kebenaran). Namun cara mengingatkan yang haq adalah dengan sabar, bukan dengan memojokkan.

Pada ayat lain dikatakan dengan kasih sayang.

ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ

"Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman, dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang."
(QS. Al-Balad 17)

Ketakutan untuk mengoreksi pemimpin ini akibat lemahnya Tauhid. Dr. Amin Rais pernah menyampaikan dalam ceramah bahwa Tauhid tidak akan berfungsi bila manusia masih belum dapat memerdekakan diri dari penghambaan kepada sesama hamba Allah. Maka Muhammadiyah ciri khasnya adalah amar makruf nahi munkar, untuk menjaga Tauhid tadi.

Di dunia ini ada dua hal yang menuntut untuk diikuti. Yang pertama adalah Al Qur'an dan yang kedua 'Selain Al Qur'an'. Kalau ikut Al Qur'an itu jelas perintah Allah. Selain Al Qur'an ini bisa apa saja.
Ada daerah di Semarang yang selalu mengadakan bersih desa. Dan Kepala-desanya memaksa rakyat untuk menyumbang, bila tidak mau maka dia akan dipersulit dalam urusan administrasi. Maka hal ini adalah ujian. Banyak yang tak tahu mana ujian dan mana yang harus dijadikan kunci untuk menjawab ujian.

Miftahul Jannah,  atlet Judo dari Indonesia dilarang bertanding pada lomba Internasional karena tak mau melepas jilbab. Padahal dia tentu sudah berlatih berbulan-bulan dan banyak menghabiskan pikiran,  tenaga dan dana. Ada yang komentar ini jadi sia-sia karena tak bisa ikut lomba , ada yang komentar ini pemborosan. Padahal pemborosan itu temannya setan.

Banyak hal yang diplintir akibat tak tahu mana ujian dan mana kunci jawaban ujian. Kita umat islam paham, kuncinya Al Qur'an,  dalam Al Qur'an tak diatur tentang Judo,  maka berarti Judo itu ujian. Dalam Al Qur'an diatur tentang Jilbab. Berarti ini kunci untuk menjawab ujian. Miftahul Jannah tak mau melepas jilbab dan akibatnya dilarang bertanding Judo. Hal ini sudah benar,  dia memilih kunci yang benar untuk menjawab ujian.

Al Qur'an memerintahkan kita untuk mengikuti Rasul.

 وَمَاۤ اٰتٰٮكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰٮكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا  ۚ
 ‎
"... Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah..." (QS. Al-Hasyr 7)

Maka apa yang diperintahkan Rasul harus kita taati. Rasul memerintahkan kita untuk memuliakan tamu.

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari)

Bagaimana memuliakan tamu ?  Inipun sudah ditetapkan dalam Al Qur'an :

اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ

"Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa ...".(QS. Al-Hujurat 13)

Ukuran mulia itu diukur dengan takwa. Jadi ketika kita mengundang orang dan menghormati tamu, maka kita harus menjaga ketakwaan tamu. Namun sekarang orang tidak menghormati tamu. Mengundang orang karena anaknya menikah,  tetapi tamu tidak disiapkan tempat duduk,  dengan alasan ini standing party. Maka makan minum harus berdiri.

Padahal Rasul melarang makan dan minum sambil berdiri.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا فَمَنْ نَسِىَ فَلْيَسْتَقِئْ

“Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Apabila dia lupa maka hendaknya dia muntahkan.” (HR. Muslim)

Berarti tamu yang kita undang resepsi nikah tadi kita suruh untuk melanggar aturan Rasullah,  berarti kita tidak memuliakan tamu. Dan kita tidak meminta maaf kepada tamu karena kita menganggap itu biasa. Padahal kenyataan yang ada itu semua adalah ujian Allah.

Mungkin ada yang menyepelekan, ini kan cuma masalah makan-minum,  sebaiknya kita ikuti trend.
Ingatlah bahwa urusan makan -minum itu diatur dalam Al Qur'an.

 وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا  ۚ  اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ

"...makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.".(QS. Al-A'raf 31).

Kemudian Rasulullah merinci tentang cara makan minum, yaitu dilarang makan minum sambil berdiri. Ini disebut sebagai Sunah dalam keharusan karena berasal dari Kitabullah. Melaksanakannya merupakan petunjuk dan meninggalkan merupakan kesesatan.

Ciri khas dari pengajian kita adalah amar makruf nahi mungkar,  maka mungkin dapat menyentil terhadap kebiasaan kita.  Apa boleh buat,  ini kewajiban. Kebanyakan orang hanya suka mengaji untuk rekreasi rohani saja. Ingat , mengacu dari Surat Al Ashr bahwa iman dan amal sholeh saja tidak cukup. Harus disertai nahi mungkar atau mencerahkan yang jelek. Namun tentu tidak dengan bermaksud memojokkan. Mengingatkan yang haq harus dengan sabar dan rasa kasih sayang.

Ketika kita paham,  maka kita akan itiba' Rasul dan tingkah laku mencerminkan Al Qur'an.
Maka ketika kita mengundang tamu agar dimuliakan. Ketika kita mengundang makan, sediakanlah tempat duduk.
_Dulu orang tua mengajarkan bahwa hanya kuda yang berdiri ketika diberi makan._

Dan kita akan makin berhati-hati, makin sabar dan lebih memahami orang lain. Kita introspeksi diri, kalau dulu kita pernah melakukan maka kita memohon ampunan.
Karena sekecil apapun tindakan kita kelak akan diminta pertanggung jawaban.

 وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ

"Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. An-Naml 93)

Sekarang ini memprihatinkan karena ada orang-orang yang menggiring orang lain agar sama dengan pendapatnya : Bahwa Pemimpin itu tak boleh dipersalahkan, sesuai dengan hadits
“Dengar dan taatlah kalian kepada pemimpin kalian.....”

Hadits tersebut memang shahih,  namun Pemimpin yang bagaimana?  Kalau hadits tadi ditelan begitu saja akan timbul kontroversi dengan ayat Al Qur'an.

Allah SWT berfirman :

وَلَا تَرْكَنُوْۤا اِلَى  الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ ۙ  وَمَا لَـكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ  اَوْلِيَآءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُوْنَ

"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka...." (QS. Hud 113)

Ini ayat Al Qur'an yang tak mungkin diragukan. Apa mungkin Hadits shahih bertentangan dengan Al Qur'an ?. Tidak mungkin bertentangan, cuma cara mengaplikasikannya yang tidak tepat. Karena sebenarnya hadits tadi tidak lengkap, lengkapnya :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَإِنْ أُمِّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ مُجَدَّعٌ فَاسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا مَا أَقَامَ لَكُمْ كِتَابَ اللَّهِ

“Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah , meskipun kalian dipimpin oleh hamba sahaya dari habasyi, dengar dan taatilah dia selama memimpin kalian dengan kitabullah.” (HR. Tirmidzi, Nasa’i)

Budak yang "plonga-plongo"-pun boleh dijadikan pemimpin , tapi ada syaratnya. Jadi ketaatan kepada Pemimpin ada syaratnya.
Jangan sampai kita salah paham. Ketika kita jadi Pemimpin rumah tangga, karena setiap lelaki adalah pemimpin. Maka kewajiban untuk taat kepada kitapun ada syaratnya yaitu bahwa kita juga harus taat kepada Kitabullah.

Maka dalam tahun politik ini pedoman kita adalah Pesan Rasulullah SAW bersabda :

"Ketahuilah bahwa Poros titik orientasi dari umat islam itu beredar tidak pada satu tempat. Sungguh kitab (Al Quran)  dan Sulthan (Penguasa) , dalam waktu dekat saling menjauhi" .

Ketika kedua Poros itu menjauh, Rasul mengingatkan agar kita mengikut Kitab dan jangan mengikut Pemimpin yang meninggalkan Kitab.

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. (H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi).

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Rabu, 12 Desember 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KAJIAN AHAD MUHAMMADIYAH BANYUMANIK

AKAD DALAM EKONOMI ISLAM

Dr. H. Haerudin,  SE,  MT

2 Robiul Akhir 1440 H/ 9 Desember 2018

Ada hadits dimana Rasul menjelaskan bahwa setan itu telah bersumpah akan menyesatkan bani Adam,  sehingga hanya sedikit saja diantara mereka yang bersyukur.
Setan menjaga orang di jalan islam,  yang terbujuk akan murtad. Setan menjaga orang dijalan jihad agar orang meninggalkan jihad. Setan akan menjaga orang dijalan dakwah maka orang malas untuk datang ke Pengajian. Namun orang-orang yang lolos dari hadangan setan tadi ketika mati akan dimasukkan surga.

Maka kita faham kenapa ketika shalat malam kita merasa berat,  ketika dakwah kita merasa berat.
Terus jalani saja karena setan memang sedang menghadang kita.
Demikian juga ketika kita akan mencoba menjalani muamalah,  ekonomi syariah akan terasa berat. Namun terus jalani saja.

Akad adalah faktor utama yang sangat penting dalam muamalah. Akibat apapun akan tergantung akad. Kita tahu perbedaan Nikah dengan Zina ada pada Akad. Nikah mengakibatkan hubungan suami isteri jadi ibadah. Zina akibatnya dosa besar.
Jadi akad bukan hal sepele. Kita sering mengabaikan hal sepele yang sebenarnya bisa berdampak hutang.
Kita membeli kacang rebus setengah kilo. Ketika penjualnya membungkus kacang,  kita mencicipi kacang tanpa minta dihalalkan. Hati-hati,  kacang yang dimakan jadi hutang.

Maka kita perlu memahami akad,  karena tidak ada transaksi apapun yang tidak dilandasi akad.
Akad itu ikatan yang mengikat dua belah pihak dengan perjanjian yang disepakati.
Akad itu dibagi dua,  Tabarru ( Tolong menolong)  dan Tijari (Tujuan mendapat keuntungan)

*1. Akad Tabarru.*

*1.1 Hibah (Pemberian)*

Orang yang menghibahkan barang, harus memiliki penguasaan atas barang yang dihibahkan.
Seorang anak angkat meskipun dia diadopsi dan disahkan Pengadilan tetap bukan ahli waris. Ketika orang tua meninggal tak dapat warisan.
Maka bila orang tua ingin memberi harta kepada anak angkat, dia harus menghibahkan hartanya. Dan itu harus dilakukan sebelum dia meninggal.

Ketika sudah wafat maka harta yang ditinggal bukan milik mayat. Harta harus segera dibagi sesuai hukum waris, antara lain bagian laki-laki dua kali bagian wanita. Namun bila kemudian ahli waris lelaki menghibahkan sebagian bagiannya kepada saudara wanita sehingga warisannya sama tidak menjadi masalah.

Bentuk lain dari Hibah adalah Wakaf. Bedanya adalah hibah itu kepada orang,  sedangkan Wakaf kepada Allah,  jadi tak ada pemiliknya. Untuk kepentingan administrasi maka Nadzir menandatangani akta Wakaf , namun dia tidak memiliki .
Hibah ataupun Wakaf akan mendapatkan pahala yang permanen. Meskipun pemberi hibah atau Wakaf telah meninggal dia tetap mendapat kiriman pahala.

*1.2. Ibra' (Pengguguran hutang)*

Pada hakekatnya akad hutang harus dibayar. Bila sampai meninggal dia tidak membayar hutang maka hutang akan dibayar diakhirat dengan amal.

Orang yang sulit membayar hutang hendaknya diberi tenggang waktu.

وَاِنْ كَانَ ذُوْ عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ اِلٰى مَيْسَرَةٍ  ۗ  وَاَنْ تَصَدَّقُوْا خَيْرٌ لَّـكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"Dan jika orang berutang itu dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah 280)

Tidak ada paksaan untuk ibra'. Namun bagi yang memberi Ibra' kepada orang yang kesulitan , dia akan mendapat batasan pahala 10 kali lipat.

Akad hutang selama tidak ada akad ibra' akan bersifat permanen. Maka sebenarnya orang yang menagih hutang itu Penolong bagi yang berhutang,  karena bila tidak dibayar akan ditagih di akhirat.

*1. 3. Wakalah (Pendelegasian)*

Bahasa lainnya Surat Kuasa,  yaitu menyuruh orang untuk mewakili. Biasanya akad Wakalah terkait dengan Akad Tijari.
Misal ada orang mau hutang untuk beli mobil. Maka akadnya jual beli. Padahal Bank tak punya barang. Ketika bank menjual,  dia menyediakan barang sesuai dengan spesifikasi Pembeli.

Harga-jualnya disepakati harga beli ditambah margin. Kemudian Bank memberikan Akad Wakalah kepada Pembeli agar membeli ke Show Room atas nama Bank. Nasabah memberikan bukti pembelian kepada Bank.

Wakalah ini kadang juga terjadi pada saat akad nikah. Mestinya yang berhak menikahkan mempelai adalah Wali,  yaitu orang tua mempelai wanita. Namun kadang dia tidak siap,  maka dia mewakalahkan kepada Penghulu untuk menikahkan.

*1. 4. Kafalah (Garansi).*

Dalam bahasa lain disebut adh-Dhamman, atau Jaminan dari suatu Bank kepada pihak lain. Bila Pihak yang dijamin tak dapat membayar kewajiban maka pemberi Kafalah akan menggantikan.
Pada Bank konventional hal ini memakai agunan.

*1. 5. Hawalah (Pengalihan Hutang).*

Dalam bahasa lain disebut Take Over.
Dikisahkan bahwa Rasulullah tak mau menshalati jenazah yang punya hutang. Kemudian ada seseorang yang menanggung hutang si jenazah.
Maka hutang orang tadi lunas. Hutangnya pindah kepada yang menjamin. Kemudian Rasulullah menshalatkan jenazah tadi.

*1.6. Rahn (Gadai).*

Tak boleh mengambil keuntungan karena akad Tabarru. Padahal Bank Syariah harus mendapat untung. Maka proses Rahn dipecah menjadi dua,  yaitu akad Hutang (Qardh) dan akad Penitipan emas . Pada akad Hutang tak boleh menambah keuntungan karena jadi riba. Maka keuntungan diambil dari Penyimpanan. Kita tahu bahwa nilai emas makin lama makin naik, maka itu yang diambil sebagai keuntungan.
Mengapa Bank mengambil keuntungan? Karena Bank harus mengelola emas. Bila emasnya hilang maka Bank harus mengganti.

*1.7. Akad Qardh (Hutang).*

Selama akadnya hutang tak boleh ada tambahan sama sekali. Pelarangan terhadap riba itu bertahap. Pada tahun ke 3 Hijriah turun ayat :

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوا الرِّبٰۤوا اَضْعَافًا مُّضٰعَفَةً  ۖ  وَّاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." (QS. Ali 'Imran 130)

Dilarang makan riba yang besar. Tetapi kalau sedikit masih boleh. Namun kemudian pada tahun ke 9 hijriah turun ayat pelarangan riba secara total.

Allah SWT berfirman:
"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya terserah kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah 275)

Maka janganlah kita menyimpan uang dalam Bank konvensional, karena uang akan diputar dalam transaksi riba. Sekecil apapun bunganya maka itu tetap riba.
Ada yang bilang,  saya menyimpan uang di Bank konvensional hanya untuk mengamankan pokoknya,  bunganya tidak diambil. Maka diibaratkan dia adalah Pejuang Riba Tanpa Pamrih.

Dalam akad Hutang , bila peminjam pada akhir waktu masa pinjam dia memberi tambah atas dasar keikhlasannya dan tak ada perjanjian atau akad apapun sebelumnya, hal ini diperbolehkan.

*1.8. Akad Wadi'ah (Penitipan).*

Karena titip maka Bank tak boleh menjanjikan tambahan apapun. Bahkan karena titip,  yang titip uang dapat dikenai biaya penitipan. Ini terjadi jika Bank tak diijinkan memanfaatkan uang titipan untuk usaha. Namun bila Bank diijinkan meminjam pakai uang titipan untuk usaha , maka diakhir masa penitipan,  Bank diperbolehkan memberi bonus atau hadiah seikhlasnya.

*2. Akad Tijari*

Adalah akad dimana diperbolehkan mengambil profit. Kalau kita mengenal BMT adalah Bank yang mengusahakan dua akad : Tabarru dan Tijari. Di Muhammadiyah yang ada BTM dan Lazismu. Dimana BTM mengusahakan Profit,  sedangkan Lazismu non profit.

*2. 1. Akad Murobahah (Jual Beli).*

Nasabah datang mau hutang untuk membeli sesuatu.  Bank  memproses seolah Bank yang menjual. Bank harus menjelaskan bahwa harga barang misal 100 juta dan Bank mengambil margin 10 juta.
Maka jumlah hutang yang diakadkan adalah 110 juta dan hutang akan diangsur dalam setahun.
Pada Bank Syariah,  jumlah hutang ini tetap. Bila nasabah mengalami gagal bayar sampai kapanpun hutangnya tidak bertambah.
Bank tetap mengirim petugas penagih untuk mengingatkan nasabah yang hutang.

Beda dengan Bank Konvensional,  bila nasabah terlambat bayar akan kena denda. Dan Hutangnya bertambah dengan bunga.
Ada kejadian kartu credit hutang 3 juta,  lupa bertahun-tahun tidak bayar dan akibatnya hutangnya menjadi dua kali lipat.

Bank syariah boleh mendenda nasabah yang sengaja tidak mau bayar. Tapi tak boleh mendenda nasabah yang tak mampu bayar.
Denda ini tujuannya untuk mendidik nasabah. Uang denda tidak boleh dimasukkan ke dalam pendapatan. Denda disimpan dalam Pendapatan tidak halal dan kemudian harus dikeluarkan untuk keperluan masyarakat.

Jadi kita mau hutang tapi diproses membeli. Memang dalam kondisi tertentu bisa hutang diproses hutang tanpa riba. Tetapi Bank akan kerjasama dengan Lazismu yang memang sifatnya non profit.

Allah menghalalkan jual beli tapi dengan syarat antara lain tak boleh ghoror (menipu). Ghoror itu bisa kuantitas bisa kualitas.
Ghoror kuantitas,  misal jual buah salak 1 kg tapi sebenarnya hanya 9 ons.  Ghoror kualitas misal jual mobil bekas sudah keropos dikatakan masih mulus. Ada lagi ghoror waktu,  misal pesanan yang mestinya jadi seminggu dia katakan 3 hari agar dinilai cepat,  padahal nanti tetap akan terlambat.

*2. 2 Akad Mudhorobah (Bagi Hasil).*

Ketika seorang ingin berdagang namun tak punya modal, maka Bank menyediakan dana dengan akad Mudhorobah atau bagi hasil.  Jadi yang dibagi adalah hasilnya,  bukan pokoknya. Ini perbedaan antara Bank syariah dengan Bank konvensional. Bagi hasil bisa 70% untuk nasabah dan 30% untuk Bank.
Maka nasabah wajib membuat pembukuan untuk mengetahui keuntungan.

Namun cara ini dilakukan sangat selektif, hanya kepada nasabah yang bisa dipercaya. Karena nasabah yang tidak jujur senang membukukan dengan hasil rugi. Bila terjadi kerugian maka diteliti apa penyebabnya. Jika kesalahan nasabah maka nasabah tetap harus membayar.

Persyaratan mudhorobah ini adalah : Nasabah harus jujur dan Profesional. Serta bisnisnya harus halal,  sesuai syariah.
Bank punya kewajiban membina nasabah. Bisa juga Bank yang membuat pelaporan,  tetapi ada biaya tambahan. Pembagian keuntungan bisa negosiasi.

Allah SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil , kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu....."
(QS. An-Nisa' 29)

*2. 3. Akad Ijaroh (Pemindahan Manfaat).*

Bila hutang untuk menyewa sesuatu berarti bukan membeli,  karena yang digunakan adalah kemanfaatan dalam waktu tertentu. Untuk itu diproses dengan Ijaroh. Jadi semua yang bersifat jual beli jasa seperti : Pembayaran sekolah,  pembayaran rumah sakit,  persewaan rumah semua memakai Akad Ijaroh.

Seseorang mau menikahkan puterinya,  maka diperinci untuk katering memakai akad Murobahah,  kemudian untuk sewa gedung memakai akad Ijaroh.

*2. 4. Akad IMBT-Ijaroh al Muntahi Bit Tamlik (sewa beli).*

Ketika mau beli mobil tapi belum punya uang,  diperkirakan nanti 5 tahun lagi pensiun dapat Pesangon.  Maka dapat transaksi sewa beli. Pada awalnya mobil disewakan kemudian setelah berapa lama dibeli. Kelebihannya angsuran pada awal rendah,  karena pada awal ijaroh dan akhirnya murobahah.
Kelemahannya pada awal pemiliknya tetap Bank,  baru pada akhir pemiliknya ganti nasabah. Jadi membayar Pajaknya dua kali.

*2. 5. Akad Salam (Pesan Komoditi).*

Perjanjian jual beli, dengan cara pemesanan barang dengan dibayar di muka. Transaksi Salam ini dilakukan di muka untuk keperluan membeli hasil pertanian seperti sayur mayur, buah-buahan dan beras.

Dulu ada pembelian sistem Ijon. Hampir sama,  tapi mengandung judi karena ketika padi kena banjir maka pembeli tak mendapat apa-apa. Dilain pihak penjual juga mendapat harga buruk.

Pembayaran di muka , model Salam adalah memesan sesuai kualitas yang ditetapkan. Uang yang dibayar dimuka dapat dimanfaatkan penjual dan ketika panen ada kelebihan kuantitas maka harus nambah. Bila jumlah kurang harus mengembalikan kelebihan uang.

*2. 6. Akad Istisna' (Pesan Barang).*

Istisna’, yaitu akad jual beli dengan cara memesan barang yang dibuat keahlian khusus, seperti mebel atau konstruksi bangunan, dimana barang tersebut dipesan dan dibuat sesuai dengan ketentuan yang diminta oleh pembeli dengan sepsifikasi yang khusus, di bayar sebagian di muka.

*2. 7.  Transaksi Lain*

Transaksi valuta asing seperti menukar Rupiah dengan Riyal atau Dollar diperbolehkan karena beda jenis mata uang. Namun transaksi membeli Rupiah pecahan kecil cetakan baru dengan rupiah tidak diperbolehkan. Beda jika mau menukar uang pecahan di Bank,  kemudian karena tak mau antri lalu membayar orang untuk mengantrikan,  itu boleh.

Ada lagi akad Muzaro'ah yaitu bila ada Pemilik lahan yang kerjasama bagi hasil dengan pekerja. Dana disiapkan pemilik lahan. Ini diperbolehkan.

Demikian itu akad-akad dalam ekonomi islam. Harus diketahui bahwa yang diharamkan adalah Riba. Bank tidak diharamkan karena diperlukan,  maka agar tidak kena riba kita transaksi dengan Bank Syariah.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Rabu, 05 Desember 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KAJIAN AHAD MUHAMMADIYAH BANYUMANIK

SAY NO TO LGBT

Drs. H. Hamzah Rifqi MSi

24 Robiul Awwal 1440 H/ 2 Desember 2018

Fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Bi-Sex, Trans Gender) merebak dengan cepat di negara ini. Semakin lama semakin dahsyat karena mereka ingin agar pengikutnya semakin banyak. Maka perkembangan mereka luar biasa, lewat grup-grup seperti Grup Pelangi.
Mereka lebih bersemangat untuk mengembangkan kelompok mereka dibanding kita mendakwahkan agama. Karena diantara kita masih ada yang malu-malu untuk berdakwah tentang agama.

Apa sih LGBT itu?  L adalah Lesbian, yaitu perempuan yang orientasi sexualnya tertarik pada perempuan. G adalah Gay atau yang dulu disebut Homo, yaitu lelaki yang orientasi sexualnya tertarik pada lelaki. Kemudian B adalah Bi-sex, lelaki atau perempuan yang orientasi sexualnya bisa pada lelaki dan perempuan. Ketiga hal tadi termasuk pasal Perzinaan. T atau Trans Gender dulu disebut Wandu,  adalah lelaki yang merasa dirinya perempuan atau sebaliknya. Mereka kaum LGBT sudah berani tampil kampanye di TV,  di You Tube agar diterima. Program mereka antara lain Perkawinan sejenis.

Bagaimana sebenarnya syariat islam memandang LGBT? Ada yang berkata bahwa LGBT itu terjadi karena diciptakan Allah berarti diijinkan Allah. Diijinkan tidak berarti diridhoi.  Kita tahu di dunia terjadi Perang,  Pembunuhan dan sebagainya. Itu terjadi tetapi tidak diridhoi Allah.

*1.Tentang Penciptaan Gender*

Dalam masalah gender,  Allah hanya menciptakan lelaki dan perempuan.

يٰۤـاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَآءً  ۚ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan Allah menciptakan pasangannya (Hawa) dari dirinya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan peliharalah hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu."
(QS. An-Nisa' 1)

Kita tak perlu tanya bagaimana dari sebuah rusuk diciptakan wanita. Itu urusan Allah SWT.

*2. Tentang Warisan*

لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدٰنِ وَالْاَقْرَبُوْنَ ۖ  وَلِلنِّسَآءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدٰنِ وَالْاَقْرَبُوْنَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ اَوْ كَثُرَ  ۗ  نَصِيْبًا مَّفْرُوْضًا

"Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, dan bagi perempuan ada hak bagian pula dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan." (QS. An-Nisa' 7)

Jenis kelamin ada efeknya pada Pewarisan, begitu pula pada Pernikahan. Maka masalah jenis kelamin harus tegas.

*3. Tentang Usaha atau Amal Sholeh*

مَنْ عَمِلَ صَالِحًـا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَـنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةً  ۚ  وَلَـنَجْزِيَـنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

"Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl 97)

Tentang amal perbuatan,  Allah tidak membedakan atas dasar gender. Semua punya kesempatan sama, siapa yang beramal sholeh akan diterima. Allah memberikan contoh kejadian, siapapun yang mengerjakan keburukan akan mendapatkan siksa.

ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّـلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَاَتَ نُوْحٍ وَّ امْرَاَتَ لُوْطٍ   ۗ  كَانَـتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَـيْنِ فَخَانَتٰهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللّٰهِ شَيْـئًا وَّقِيْلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدّٰخِلِيْنَ

"Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh, dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari siksa Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka." (QS. At-Tahrim 10)

Seorang Nabi pun tak dapat menolong istrinya,  apalagi bukan nabi. Sebaliknya isteri Fir'aun malah berhak masuk surga karena beriman.

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّـلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا امْرَاَتَ فِرْعَوْنَ ۘ  اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَـنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ

"Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir'aun, ketika dia berkata, Ya Tuhanku, bangunkan lah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim," (QS. At-Tahrim 11)

*4. Al-Khuntsa dan Mukhonnats*

Al-khuntsa adalah orang yang mempunyai alat kelamin laki-laki dan kelamin wanita (hermaphrodit), atau bahkan tidak punya alat kelamin sama sekali.
Keadaan ini terjadi karena kelainan sejak lahir. Khuntsa harus ditegaskan apakah dia laki-laki atau perempuan. Hal ini ada yang mudah dan ada yang sulit. Bila dia mengeluarkan haid berarti perempuan. Atau dilihat diantara dua alat kelamin mana yang domian.

Mukhonnats adalah banci, bencong atau waria. Yaitu laki-laki yang menyerupai perempuan dalam ucapan,  pandangan ataupun gerakannya. Demikian juga sebaliknya bila wanita menyerupai laki-laki.

Mukhonnats ada dua yaitu :

1. Mukhonnats yang sejak lahir diciptakan seperti itu (alami), hal ini tidak dosa.
2. Mukhonnats yang memang sengaja menyerupai lawan jenisnya dalam gerakan maupun perkataan. Hal ini adalah yang dilaknat dan dicela oleh Rasûlullâh SAW dalam hadits-haditsnya.

Jadi perbedaan Mukhonnats dan Khuntsa adalah pada alat kelamin. Mukhonnats tak ada keraguan tentang jenisnya. Sedangkan Khuntsa memang meragukan, tak dapat dipastikan tanpa penelitian.

*5. Hadits-hadits tentang Mukhonnats*

1. Diriwayatkan oleh Imam Bukhâri berikut:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ، وَقَالَ: «أَخْرِجُوهُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ قَالَ: فَأَخْرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فُلاَنًا، وَأَخْرَجَ عُمَرُ فُلاَنًا

َDari Ibnu Abbas, katanya, “Nabi SAW melaknat para lelaki mukhannats dan para wanita mutarajjilah. Kata beliau, ‘Keluarkan mereka dari rumah kalian’, maka Nabi SAW mengusir Si Fulan, sedangkan Umar mengusir Si Fulan” (H.R. Bukhari)

Kebetulan di rumah Nabi dan di rumah Umar bin Khattab ada pembantu seperti itu,  maka mereka diusir.

2. Dalam riwayat lain disebutkan:

،لَعَنَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ المُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بالنِّسَاءِ والمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بالرِّجَالِ

Rasûlullâh SAW melaknat para lelaki yang menyerupai wanita, dan para wanita yang menyerupai laki-laki [H. R. Bukhari ]

3. Begitu pula dalam hadits Abu Hurairah disebutkan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَعَنَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لُبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لُبْسَةَ الرَّجُلِ

“Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, begitu pula wanita yang memakai pakaian laki-laki” (HR. Ahmad)

Padahal sekarang banyak terjadi,  di acara 17-an bapak-bapak memakai pakaian wanita. Maka mereka dan yang menyuruhnya akan dilaknat.
Ada yang bertanya bagaimana dengan ibu-ibu yang senang memakai celana?
Tentu tidak boleh bila celana itu khusus untuk laki-laki , tetapi memang ada celana khusus untuk perempuan.  Ada pakaian yang memang khusus untuk laki-laki,  misal Peci. Maka perempuan tak boleh pakai Peci untuk jumatan. Tapi ada juga peci khusus perempuan. Tentu ini diperbolehkan.

Kadang Trans Gender ada hubungan dengan kelainan jiwa. Dan ini dapat menular. Misal ada orang tua yang anaknya perempuan semua,  dia terobsesi anak laki-laki. Maka dia siapkan pakaian laki-laki untuk anak terakhir. Dari beberapa penelitian membuktikan bahwa anak bungsu punya kecenderungan jadi Trans Gender.

4. Menurut hadits sahih :

لعن الله الواشمات والموتشمات ، والمتنمصات ، والمتفلجات للحسن ، المغيرات خلق الله

Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya, melakukan tato di wajahnya (mutawasshimah), menghilangkan rambut dari wajahnya, menyambung giginya, demi kecantikan, mereka telah merubah ciptaan Allah. (H. R. Bukhari dan Muslim)

Hadits diatas menunjukkan kebiasaan kaum Jahiliyah,  yaitu menyambung rambut,  tato, merenggangkan gigi yang semua dilarang Allah. Lelaki tak boleh bertato karena perempuan saja tak boleh bertato. Karena bertato itu menghias diri , lelaki seharusnya maskulin.

Intinya adalah kita boleh mengobati suatu penyakit tapi tak boleh mengubah cetakan Allah. Melakukan operasi bibir sumbing itu boleh karena mengobati.

*6. Perbuatan Liwath (Sodomi)*

Akibat dari Mukhonnats tadi adalah hubungan sexual yang sejenis dan ini dilarang. Kaum Nabi Luth adalah kaum yang pertama kali diadzab karena liwath. Maka ini pasti perbuatan salah.

اَتَأْتُوْنَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعٰلَمِيْنَ وَ تَذَرُوْنَ مَا خَلَقَ لَـكُمْ رَبُّكُمْ مِّنْ اَزْوَاجِكُمْ ۗ  بَلْ اَنْـتُمْ قَوْمٌ عٰدُوْنَ

"Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia (berbuat homoseks), dan kamu tinggalkan perempuan yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu? Kamu memang orang-orang yang melampaui batas." (QS. Asy-Syu'ara' Ayat 165 - 166)

Di hadits yang lain, dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ (رواه إبن ماجه و الترمذي)

"Siapa yang kamu dapati sedang mengerjakan perbuatan kaum Nabi Luth [liwath], maka bunuhlah orang yang mensodomi dan yang disodomi." [HR Tirmidzi , Ibnu Majah ]

Syariat islam menetapkan hukuman mati bagi pelaku Sodomi.  Hukuman ini lebih berat dari pada hukuman Zina atau Lesbian.  Kalau Zina atau Lesbian hukumannya dirajam, tapi belum tentu mati.

Demikian kerasnya hukum islam terhadap LGBT,  maka umat islam pasti menolak LGBT.
Pembela LGBT mengajukan alasan konyol bahwa yang dilarang adalah Zina. Maka mereka mengajukan usul agar tidak Zina perlu ada Pernikahan LGBT.  Ini usul yang konyol karena Zina adalah hubungan Sexual yang tidak didasari Pernikahan Yang Sah. Hubungan suami istri oleh sepasang suami istripun bisa jadi Zina jika Proses nikahnya tidak sah.

Kita mengenal Perbuatan Sex yang diharamkan meskipun melalui pernikahan. Misalnya ada Lelaki yang menikah kelima kalinya sementara istrinya yang Empat masih ada. Meskipun dia menikah dengan isteri kelima namun semua perbuatan sexnya dianggap Zina karena nikahnya tidak sah. Namun ketidak-sahan ini tidak permanen,  bisa berubah jika salah satu istri yang Empat meninggal atau cerai.

Liwath adalah perbuatan dosa yang terbesar,  karena merupakan perbuatan yang lebih menjijikkan daripada Zina. Liwath bahkan juga diharamkan seandainya dilakukan kepada istri yang sah,  karena mendatangi pada jalan yang tidak dibenarkan. Keharaman ini bersifat permanen. Perbuatan liwath juga berbahaya bagi kesehatan karena dapat menimbulkan penyakit HIV (AIDS)

Hukuman terhadap perbuatan liwath para ulama sepakat hukuman mati. Namun mereka berbeda pendapat tentang cara menghukum mati. Ada yang dengan pedang, dirajam dengan batu, dijatuhkan dari ketinggian atau dibakar.

Syariat islam memerintahkan ketundukan pada aturan Allah,  bukan ketundukan pada hawa nafsu.
Normal bagi seorang laki-laki tertarik pada wanita cantik. Namun secantik apapun isteri tetangga kita, kita tidak boleh menikahinya selama dia jadi istri orang lain. Ini ketundukan pada aturan dan kita harus menahan hawa nafsu.

Tertarik dengan wanita cantik saja harus menahan hawa nafsu,  apalagi tertarik terhadap yang diharamkan seperti LGBT. Jadi Hawa nafsu harus tunduk pada Aturan,  bukan Aturan yang akan ditundukkan pada Hawa Nafsu dengan mengijinkan LGBT.

*7. Potensi untuk LGBT*

Bagaimana jika ada lelaki yang tak tertarik pada Perempuan, tapi memang hanya tertarik dengan sesama jenis?
Syariat islam tidak menghukum sesuatu yang bersifat masih potensi kejahatan,  selama belum dilakukan.

Dari ibnu Abbas r.a , Rasulullah SAW bersabda ;

«إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْـحَسَنَاتِ وَالسَّيِّـئَاتِ ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا ، كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، وَإِنْ هَمَّ بِـهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهُ اللّـهُ عَزَّوَجَلَّ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّـئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا ؛ كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، وَإِنْ هَمَّ بِهَـا فَعَمِلَهَا ، كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً ». رَوَاهُ الْـبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ فِـيْ صَحِيْحَيْهِمَـا بِهَذِهِ الْـحُرُوْفِ

“Sesungguhnya Allâh menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak melakukannya, Allâh tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menuliskannya sebagai satu kesalahan.” [HR. al-Bukhâri Muslim]

Hadits-hadits yang semakna , Rasulullah SAW, “Allâh Azza wa Jalla berfirman kepada para malaikat :

إِذَا أَرَادَ عَبْدِيْ أَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً ؛ فَلَا تَكْتُبُوْهَا عَلَيْهِ حَتَّى يَعْمَلَهَـا ، فَإِذَا عَمِلَهَا فَاكْتُبُوْهَا بِمِثْلِهَا ، وَإِنْ تَرَكَهَا مِنْ أَجْلِـيْ فَاكْتُبُوْهَا لَهُ حَسَنَةً ، وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَعْمَلَ حَسَنَةً فَلَمْ يَعْمَلْهَا فَاكْتُبُوْهَا لَهُ حَسَنَةً ؛ فَإِذَا عَمِلَهَا فَاكْتُبُوْهَا لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِـهَا إِلَى سَبْعِمِائَةٍ

Jika hamba-Ku berniat melakukan kesalahan, maka janganlah kalian menulis kesalahan itu sampai ia mengerjakannya. Jika ia sudah mengerjakannya, maka tulislah sesuai dengan perbuatannya. Jika ia meninggalkan kesalahan tersebut karena Aku, maka tulislah untuknya satu kebaikan. Jika ia ingin mengerjakan kebaikan namun tidak mengerjakannya, tulislah sebagai kebaikan untuknya. Jika ia mengerjakan kebaikan tersebut, tulislah baginya sepuluh kali kebaikannya itu hingga tujuh ratus kebaikan.’”

*Solusi Terhadap LGBT*

Terhadap Khuntsa (banci)  yang asli untuk pengobatan diperbolehkan menyempurnakan alat kelamin.
Terhadap mereka Mukhonnats yang ingin ganti kelamin,  menurut Fatwa MUI maupun Rabithah Alam Islami hukumnya haram karena bukan solusi dan bertentangan dengan Surat An Nisa ayat 19.

 فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـئًـا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا

" Jika kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya".(QS. An-Nisa'  19)

Seorang lelaki yang ingin jadi wanita harus sabar tak boleh kalah dengan hawa nafsunya. Belum tentu hal yang tak disukanya (jadi laki-laki)  itu tidak baik adanya.

Seorang lelaki yang ditetapkan sebagai lelaki namun karena perkembangan jiwa dia ingin jadi wanita dan terlanjur operasi kelamin jadi wanita, dia secara hukum tetap ditetapkan sebagai lelaki dan tak dapat menikah dengan lelaki.

LGBT tidak boleh didukung untuk dilestarikan. LGBT harus didukung untuk disadarkan bahwa perbuatannya zalim. Islam mengajarkan bahwa orang yang zalim dan yang dizalimi harus ditolong.

Dari Anas r.a, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا

“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi.”

فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا ، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ « تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمِ ، فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ »

Kemudian ada seseorang bertanya tentang bagaimana cara menolong orang yang berbuat zalim?
Beliau menjawab, “Kamu cegah dia dari berbuat zalim, maka sesungguhnya engkau telah menolongnya.” (HR. Bukhari; Muslim)

Berarti kita tidak hanya menolong orang yang dizalimi saja , namun orang yang menzalimi juga harus ditolong yaitu dengan mencegah ia dari berbuat zalim berarti sudah menolongnya dari berbuat dosa.

“Jika ada saudaramu yang LGBT, maka katakanlah , “Jangan perbuat seperti itu , berhentilah!”
Lawanlah hawa nafsumu,  jangan lawan Allah.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 02 Desember 2018

Kajian Ahad Sendang Gede

KAJIAN AHAD SENDANG GEDE

TABAYUN

Dr. H. M. Saerozi MA
24 Robiul Awwal 1440 H/ 2 Desember 2018

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ جَآءَكُمْ فَاسِقٌ  ۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْۤا اَنْ  تُصِيْبُوْا قَوْمًا  ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kecerobohan, yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat 6)

Ayat yang ditujukan kepada Orang beriman itu diturunkan ketika Nabi di Medinah, karena orang-orang Medinah sudah beriman. Adapun ayat yang diturunkan di Mekkah ditujukan kepada semua manusia.  Ayat tersebut di atas ditujukan kepada orang-orang yang telah beriman untuk melakukan tabayun bila mendapat berita yang dibawa oleh orang fasik. Ayat ini menjadi penting pada saat ini , karena kita akan dapat memahami bagaimana sebenarnya orang yang fasik.

Asbabun nuzul (sebab dari turunnya) ayat ini diriwayatkan ada suatu suku yang ingin masuk islam.  Kepala Sukunya al-Harits menghadap Rasulullah SAW. Kemudian Beliau SAW mengajaknya untuk masuk Islam. Ia pun berikrar menyatakan diri masuk Islam.

Perkembangan islam pada waktu itu,  termasuk di Indonesia memang bersifat Top-Down.  Bila seorang Kepala Suku masuk islam maka semua anak buahnya mengikuti. Demikian itulah masyarakat adat.  Maka mereka menyebut diri islam,  tetapi mungkin masih makan babi,  atau mungkin belum shalat.

Sekarangpun masih terjadi, bila ada seorang atasan pada suatu kantor rajin shalat maka anak buahnya mengikutinya. Bila ada Bupati yang meminta agar pada waktu shalat semua kegiatan berhenti untuk shalat maka anak buahpun mengikuti.

Setelah Al-Harits masuk islam, kemudian Nabi mengajarkan kewajiban umat islam : Syahadat,  Shalat,  Zakat , Puasa dan Haji.
Nabi Muhammad SAW mengajak Al-Harits tadi untuk membayar zakat. Zakat ini penting untuk membiayai perjuangan Nabi. Dia pun menyanggupi kewajiban itu dan pulang untuk mengumpulkan zakat.

Ketika waktu yang sudah ditetapkan telah tiba, Rasulullah SAW mengutus al-Walid bin ‘Uqbah untuk mengambil dan menerima zakat yang berada pada al-Harits. Ketika al-Walid berangkat, di perjalanan dia ketemu orang dari Suku itu yang kemudian  berkata : "Kamu mau mengambil zakat? " , " Ya" jawab al-Walid.
"Disana tak ada yang mau membayar zakat,  jika kamu datang mengambil zakat, niscaya kamu pasti dibunuh mereka."

Al- Walid pun hatinya merasa gentar, lalu ia pun pulang sebelum sampai tempat yang dituju. Padahal sebenarnya al-Harits sudah berhasil mengumpulkan zakat dan menunggu kedatangannya.
Al-Walid memberikan laporan palsu kepada Rasulullah SAW  bahwa al-Harits tidak mau menyerahkan zakat kepadanya, bahkan mengancam akan membunuhnya.

Rasulullah SAW pun marah, namun beliau belum mau menindak suku tersebut. Beliau bersiap mengirimkan utusan kedua.
Karena lama menunggu dan tak ada utusan Nabi yang datang,  maka Al-Harits mengira telah terjadi sesuatu yang menyebabkan Rasululllah SAW marah kepadanya. Ia pun memanggil para hartawan kaumnya dan mengajak mereka menemui Rasulullah SAW.

Di tengah perjalanan utusan tersebut berpapasan dengan al-Harits dan sahabat-sahabatnya yang sedang menuju kepada Rasulullah SAW.. setelah berhadap–hadapan, al-Harits menjelaskan kepada utusan kedua : “Demi Allah yang telah mengutus Muhammad dengan sebenar-benarnya, aku tidak melihatnya. Tidak ada utusan yang datang kepadaku.”

Ketika mereka sampai di hadapan Rasulullah SAW., bertanyalah Nabi Muhammad SAW :  “Mengapa engkau menahan zakat dan akan membunuh utusanku?” Al-Harits menjawab: “Demi Allah yang telah mengutus engkau dengan sebenar-benarnya, aku tidak berbuat demikian.” Maka turunlah ayat keenam surah al-Hujurȃt sebagai peringatan kepada kaum mukmin agar tidak menerima keterangan dari sebelah pihak saja. (Diriwayatkan dari Ahmad)

Makin bertambah usia seseorang ternyata bertambah pula rasa kekhawatirannya yang tanpa alasan.
Seorang kakek kadang mengkhawatirkan cucunya yang tidak pulang, ketika sudah malam. Padahal mungkin cucunya malah sedang makan-makan diluar.
Demikian juga,  dalam kisah di atas yang disebut Orang Fasik adalah orang yang ditemui Al-Walid dijalan , yang mengatakan jika dia datang malah akan dibunuh. Dia mengarang cerita palsu karena dia belum membayar zakat.

Hal semacam itu sekarang kita sebut Hoax.  Al-Harits sedang menanti petugas Rasul tetapi dikabarkan mau membunuh. Ada beberapa hadits yang memberitakan hal ini,  intinya sama . Dalam ayat dikatakan :
naba` , artinya berita besar. Maka pembawa berita besar disebut Nabi. Kalau berita kecil disebut 'khabar'. Di Indonesia namanya Surat Kabar.

Ayat tadi memerintahkan agar bila ada berita penting , perlu dilakukan pengecekan atau Tabayun. Jangan sampai berita Hoax berkembang jadi tidak karuan. Bayangkan jika atas laporan Hoax tadi lalu Nabi mengambil sikap tegas,  memerangi Al-Harits. Pasti akan timbul penyesalan.

Saat ini menjelang Pemilu, banyak sekali berita hoax yang menyesatkan. Maka jika orang punya HP mendapat berita agar disaring dulu sebelum disharing.
Kriteria penyaringan berita adalah : BENAR dan PANTAS.
Bila dinilai berita itu tidak benar maka jangan disharing. Bila kita merasa berita benar,  masih perlu penyaringan kedua,  pantas atau tidak. Bila tidak pantas jangan disharing.

Dalam ushul fiqih ada Kaedah:

درأ المفاسد مقدم على جلب المصالح

“Menghilangkan mafsadat lebih didahulukan daripada mengambil manfaat.”
Menolak sesuatu yang nanti akan menimbulkan kerugian harus didahulukan daripada kita menerima tetapi nanti kerugiannya makin besar.

Mengambil sikap diam kadang lebih baik ,  daripada kita menyampaikan kebenaran tapi menimbulkan huru-hara. Misal rombongan jama'ah ramai-ramai ke luar kota,  di jalan mampir ke warung yang ada life music. Kemudian dari rombongan ada yang ikut berjoged. Kebetulan yang berjoged ini Pimpinan.  Maka banyak anggota yang ikut berjoged.

Berita tentang joged menjadi issue tidak sedap di lingkungan jama'ah yang tidak pergi. Kemudian ada yang penasaran dan bertanya : "Apakah Kiyai ikut berjoged? "
Berita tadi benar, tapi bila diviralkan akan jadi fitnah besar, seorang Kiyai joged-joged dengan Penyanyi.
Maka jawaban untuk menolak pertanyaan tadi akan lebih mulia,  daripada menyebarkan kebenaran tapi jadi fitnah.
"Tanyakan yang penting saja..." , mungkin itu jawaban bijaksana.
Yang benar,  belum tentu pantas. Yang benar jika disampaikan dapat menimbulkan masalah lebih besar.

Saat ini sedang musim reuni.  Yang saat ini berlangsung adalah reuni 212.  Kita tidak membahas perdebatannya, karena ada yang pro dan ada yang kontra. Yang mau berangkat silahkan , kita yang tidak berangkat tetap mengaji.
Pekerjaan intelijen itu melakukan Tabayun. Biasanya pertanyaannya seperti ini : "Orang sini yang mau berangkat ke Jakarta kira-kira mana saja pak? " kalau dijawab : Kira-kira sekian orang,  pasti dikejar dengan pertanyaan baru :  Dari mana?  Pimpinannya siapa ?
Lalu untuk apa petugas ini melakukan tugas tabayun ?
- Supaya bisa mengamankan bila terjadi apa-apa dijalan-.

Bagi yang pernah Naik Haji ke Mekkah pasti ingat bahwa kita wajib memakai Gelang identifikasi.
Ada kejadian dua orang sahabat lama ketemu saat haji.  Disana saking senangnya mereka tukar-menukar gelang.
Allah berkehendak salah satu diantara mereka,  sebut A wafat disana, tapi dia memakai gelang B.  Maka yang pertama dilihat adalah data Gelang Identitas B.
Keluarga B diberi tahu bahwa B wafat di Mekkah. Tapi kemudian ketika jama'ah pulang ke Tanah air,  ternyata B pulang.  Tentu terjadi kehebohan saat itu. Ketika komunikasi belum seperti sekarang tabayun sulit dilakukan.

Kebanyakan ibu-ibu lebih gampang terbawa suasana,  mereka melalaikan tabayun. Begitu dengar kabar langsung terpengaruh emosinya. Dan ini bisa dimanfaatkan penipu. Ada kasus penipuan lewat telpun yang mengatakan bahwa anaknya tertangkap membawa narkoba. Karena didalam telpun juga ada suara anak menangis maka orang tua percaya,  dan ujung-ujungnya diminta uang tebusan.
Ini terjadi karena melalaikan tabayun.

Kasus yang hampir sama adalah berita anaknya kecelakaan dan harus segera diambil tindakan.
Padahal di luar kota,  maka ketika diminta dana,  benar-benar ada yang tertipu sampai 30 juta rupiah.

_"Wong tuwa kuwi tresnane nang anak sak-klapa,  Anak tresnane nang Wong tuwa sak-upa"_
(Orang tua itu kasih Sayangnya ke anak sebesar buah kelapa, sedangkan kasih anak ke Orang tua sekecil butir Nasi).

Seorang ibu mampu merawat 8 anak dengan baik, tapi 8 anak tak ada yang mau merawat seorang ibu.
Maka wajar seorang ibu terbawa emosi sehingga lupa Tabayun.
Tabayun ini wajib dilakukan baik itu urusan politik, urusan keluarga atau urusan apapun.

" fa tabayyanuuu an tushiibuu qoumam bijahaalatin fa tushbihuu 'alaa maa fa'altum naadimiin".
(maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kecerobohan, yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.)

Ini sangat penting,  karena kita umat islam saat ini jadi saling suudzon dengan yang lain, karena beda partai atau beda pilihan. Alhamdulillah kemarin Para pimpinan Ormas saling bertemu untuk tabayun. Bila tidak entah apa yang terjadi di negeri ini,  gara-gara ada bendera bertuliskan kalimat syahadat dibakar di Garut. Karena dua Kepala suku Muhammadiyah dan NU ketemu, maka yang dibawah jadi tenang. Ini tabayun.

Dalam lingkup keluarga juga perlu Tabayun. Ada kisah di desa,  bahwa Orang dulu kerjaannya di sawah,  setelah tua biasanya diteruskan anaknya kemudian cucunya.
Ada pameo di Jawa bahwa Sawah itu urusan Orang Muda. Orang tua sudah tidak pantas lagi kerja disawah.

Seorang Kakek yang dulu biasa kerja di sawah rindu pergi ke sawahnya. Ini kejadian yang benar terjadi , kakek tadi mau ke sawah,  namun ada tetangganya yang merasa hal itu tak pantas,  karena dia sudah tua. Tetangga tadi bermaksud mencegah kakek ke sawah dengan mengatakan : "Kek, sawah kakek sudah dijual,  sudah jadi milik orang lain..."

Ucapan tadi tidak benar, hanya bermaksud mencegah Kakek pergi ke sawah. Namun dampaknya kakek tadi jadi sangat sedih.  Dia pulang ke rumah dan urusan jadi ramai karena sulit meyakinkan kakek tersebut. Ini akibat berita hoax.

Ada seorang Kepala Bagian yang dikenal sebagai orang serius dan selalu jujur. Saking jujurnya semua peristiwa akan disampaikan.
Suatu saat di suatu resepsi dia ketemu anak buahnya dengan seorang wanita.
Anak buah yang baik ini karena ketemu atasan,  dia mendatangi Kepala Bagian tadi dan menyalami serta mengenalkan wanita tadi sebagai istrinya.

Kepala Bagian ini berkata :
"Lhoh kemarin kamu ketemu aku katanya yang itu istrimu.. Lha sekarang ini juga istrimu , lalu yang benar yang mana? ".

Anda dapat membayangkan bagaimana selanjutnya anak buah tadi dengan istrinya.  Sang Kepala Bagian ini minta nasehat kepada saya, bagaimana enaknya. Kejadian di resepsi itu maksudnya guyonan tetapi tanggapan istri anak buahnya serius.

Kepala Bagian tadi minta saran bagaimana cara tabayunnya. Tentu saja dia harus datang ke rumah anak buahnya. Minta maaf kepada mereka suami dan isteri serta menjelaskan bahwa hal itu adalah gurauan semata. Kepala Bagian ini meskipun dia orang serius,  dia menjadi Orang Fasik ketika guyonan tadi.

Inilah kesalahan kita. Kalau kita biasa serius maka hati-hatilah jika bergurau. Apapun gurauan akan dianggap serius.
Sebaliknya, jika kita terkenal suka bergurau maka ketika ada urusan serius sulit untuk dipercaya.

Hubungan kita dengan anak, kadang juga perlu tabayun. Jangan terlalu cepat menuduh anak membolos kuliah ketika dia di rumah saja. Tanyakan baik-baik, jangan cepat menuduh. Karena jika salah maka kita yang akan menyesal.

Bersabarlah sebentar,  cari suasana yang tepat untuk tabayun. Karena tabayun yang tidak tepat waktu juga akan menyebabkan miskomunikasi.
Ayat di atas juga menjadi bukti bahwa Al Qur'an tidak hanya mengatur urusan akhirat saja,  tetapi juga mengatur apa yang sebaiknya kita lakukan di dunia.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 11 November 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KAJIAN AHAD MUHAMMADIYAH BANYUMANIK

MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI KE 4

Dr.dr. H. Masrifan Djamil, MMR. MPH
12 Shafar 1440 H/ 21 Oktober 2018

*1. Dunia Berubah dengan cepat.*

Begitu cepatnya perubahan terjadi pada saat ini,  berbagai layanan sekarang bisa diakses dari rumah saja,  ada Halo dokter,  ada Gojek dan lain-lain,  semua serba online. Kita semua harus tahu jika tidak , pasti akan tertinggal jauh.

Dari Pangkalan Bun sampai Sukamara itu kira-kira 6 jam perjalanan , di kanan kiri penuh kebun kelapa sawit. Tetapi bukan milik kita. Milik penduduk pribumi cuma 1-2 hektar saja,  yang ribuan hektar milik Konglomerat pemilik Pabrik Rokok.

Jadi Pabrik Rokok itu sudah menyiapkan diri menghadapi perubahan,  bisnisnya dipecah-pecah karena sudah mulai ada perlawanan agar tidak merokok. Di Indonesia sudah ada peringatan : "Merokok itu membunuhmu". Namun meski demikian masih juga banyak perokok. Bahkan perilakunya memprihatinkan dengan membuang puntung rokok sembarangan,  bahkan pernah sampai mengakibatkan kebakaran.

Dulu ada Revolusi Industri pertama ketika ditemukan mesin uap,  maka kemudian berkembanglah industri Kereta Api menggunakan Mesin Uap. Kemudian disusul dengan Revolusi Industri kedua ketika ditemukan Mesin-mesin Listrik. Produksi menjadi bertambah besar dan lancar.  Penemuan Electronika dan Komputer mengantarkan kita memasuki Revolusi Industri ketiga.

Revolusi Industri ketiga sudah kita nikmati dengan adanya Gadget dan Mesin Pintar.  Pada jaman dulu kita tak pernah membayangkan bisa nelpun dengan melihat wajah lawan bicara. Kita mengenal itu hanya ada di film James Bond atau Mission Impossible. Saat ini mesin cetak tak hanya mencetak text saja tapi sudah dapat mencetak gambar.

Saat ini kita masuk Revolusi Industri Keempat, dimana komputer makin canggih dan semua terhubung internet. Dulu kita hanya tahu IT (Information Technology) , sekarang kita memasuki IOT (Internet of Things). yaitu suatu konsep dimana konektifitas internet dapat bertukar informasi satu sama lainnya dengan benda-benda yang ada disekelilingnya.  Dulu ada issue big data, sekarang perkembangan luar biasa. Data dapat disimpan di "awan" (cloud system).

Bagi orang tua mungkin sudah tak paham,  tapi bagi generasi muda perlu untuk faham.

*2. Dampak Perubahan perlu diwaspadai*

Sekarang sudah ada Polisi Cyber,  maka siapa yang tidak hati-hati dalam memposting bisa melanggar aturan dan ditangkap. Maka jika kita tidak tahu jangan mudah melakukan share berita ,  harus tabayun mencari keterangan berita benar atau hoax. Kalau bisa punya grup kecil untuk bertanya.

Waspada terhadap perkembangan anak-anak remaja kita. Pengawasan perlu lebih ketat agar mereka tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas akibat bebasnya informasi.
Di Jakarta ada sepasang remaja yang ditangkap patroli polisi karena "mobil bergoyang". Jaman dulu kalau kita kost biasanya menyatu dengan tuan rumah. Mereka seperti saudara, ikut mengawasi.  Sekarang hubungan Pemilik Kost dengan Penghuni adalah murni bisnis,  tak ada pengawasan.

Remaja sangat senang mengakses internet, memang ada yang bisnis lewat internet.  Namun banyak yang hanya berselancar saja dan dampaknya semangat kerja mereka menjadi rendah.  Ada teman pengusaha yang mengeluh kesulitan mencari anak muda yang tekun mau bekerja 5 jam nonstop. Ini bahaya,  kita dapat kalah bersaing dengan tenaga kerja asing,  mereka kuat bekerja 7 jam nonstop.

Sales force kita lemah, penjualan menjadi berubah. Shopee (dari Singapura) masuk ke Indonesia.  Tahu -tahu disini banyak berdiri Perusahaan pengepakan dan pengiriman. Kantor J&T bermunculan sampai ke desa-desa kecil di seluruh Indonesia.
Ini kalau tidak disikapi oleh Generasi muda maka kita akan kalah. Memang ada yang usaha,  tapi lama dan tidak berkembang.
Maka sebenarnya semboyan :
"Kerja-kerja -kerja" itu benar, kita tak boleh santai.

Kita masuki jaman IOT,  semua diinternetkan. Dulu belajar hadits susah,  harus mencari kitab kesana kemari. Sekarang gampang,  dengan memanfaatkan Google akan mudah mencari. Bagi yang suka mengaji ini menguntungkan karena mempermudah mencari.
Tetapi ini berbahaya bagi anak muda yang tak pernah ngaji,  bisa tersesat karena di internet juga banyak hadits dhoif,  hadits palsu dan pelajaran yang menyesatkan.

Maka perlu majelis taklim, agar anak muda tidak tersesat.  Alhamdulillah memang ada ulama yang baik seperti Buya Yahya dari Nahdhiyin misalnya. Beliau menanggapi pertanyaan tentang apakah benar arwah itu pulang jika malam Jumat? Beliau mendasari jawaban bahwa itu khayal karena tak ada dalil Al Qur'an ataupun Hadits. Ini jawaban yang benar.

Robot juga sudah mulai,  pabrik mobil itu mulai dari pembuatan sampai penyetelan,  pemasangan sekrup semua sudah robot. Kita ketinggalan jauh.
Alhamdulillah,  Muhammadiyah sudah mulai masuk ke air minum Suli5.  Kita memang harus bergerak.
Air itu sangat penting , kalau kita tidak mengelola air,  mau ambil air dari mana?

Allah SWT berfirman:
"Katakanlah Muhammad, Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?" (QS. Al-Mulk 30)

Maka jangan sampai kita boros air. Jika minum air kemasan jangan sampai disisakan, itu bukan perilaku muslim,  itu termasuk mubazir. Dan perilaku mubazir adalah saudaranya setan.

اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْۤا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ   ۗ  وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا

"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al-Isra' 27)

Masih banyak perubahan teknologi lainnya yang dampaknya juga akan mengubah kehidupan kita.
Ada Sistem Integrasi yang kemudian diaplikasikan pada eKTP. Nantinya semua data akan mudah diungkap, apa seseorang punya masalah pajak atau masalah hukum misalnya.

Kemudian ada e Money untuk bayar toll dan belanja toko Indo Mart. Dimana kita ini sudah ketinggalan 20 tahun dari Filipina. Dulu 20 tahun lalu para Mahasiswa di LN sudah bertransaksi dengan sekolah memakai e Money ini.
Kita tahu Gojek,  dulu modalnya kecil. Kemudian menjadi besar melayani Go Food,  Go Send karena mendapat suntikan modal dari Ali Baba,  perusahaan China.

Belum lagi teknologi operasi,  yang disini disalah gunakan,  sampai ada yang pernah operasi 24 kali untuk permak wajah. Ini sudah tidak benar.
Takdir itu ditetapkan Allah sejak kita dalam kandungan sejak usia 120 hari. Rejeki sudah ditetapkan,  yang dapat mengubah adalah do'a.

Rasulullah SAW bersabda :
“.... Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya ....” (HR. Bukhari dan Muslim)

*3. Apa Yang Harus kita Perbuat?*

Bagi generasi muda jangan tertarik dengan intertaintment bila tidak ingin kalah bersaing. Komputer itu untuk mencari ilmu,  bukan untuk melihat film. Film itu dunia khayalan tidak nyata.
Perpustakaan di Luar Negeri buka mulai jam 8 pagi sampai jam 11 malam. Semua anak muda belajar. Semua meja disediakan komputer.
Mahasiswa di Luar negeri selain pandai memanfaatkan komputer juga mempunyai ketrampilan mengetik 10 jari tanpa melihat key board.

Perubahan yang lain pada era ini adalah Medsos. Ini perlu kita ikuti karena berita yang di Medsos ada di TV kadang tidak ada.  Kenapa seperti itu?  Karena TV sudah dikuasai orang tertentu, maka berita akan dipilih-pilih sesuai keinginan mereka. Kita harus memiliki informasi agar sukses.

Komunikasi antara orang tua dan antar anak semua lewat WA,  semua pakai Medsos. Ada akibat sampingan yaitu stress bertambah dan tekanan darah akan tinggi. Maka harus rutin cek Kesehatan. Kendaraan saja selalu rutin cek kesehatan,  mestinya manusia harus lebih sering cek kesehatan. Manusia harus sehat agar ibadahnya bagus.

Sesibuk apapun kita harus selalu berdzikir kepada Allah. Dan shalat adalah dzikir untuk mengingat Allah.

اُتْلُ مَاۤ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ    ۗ   اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ  وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ   ۗ   وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

"Bacalah Kitab Al-Qur'an yang telah diwahyukan kepadamu dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Dan ketahuilah mengingat Allah itu lebih besar keutamaannya. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-'Ankabut 45)

Jadi shalat itu adalah dzikir yang paling utama. Jika shalatnya kacau maka hidup tidak tenang.

اِنَّنِيْۤ اَنَا اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ  اَنَا فَاعْبُدْنِيْ  ۙ  وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِي

"Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah sholat untuk mengingat Aku." (QS. Ta-Ha 14)

Jadi yang memberikan nama Allah,  Tuhannya umat islam adalah Allah sendiri. Beda dengan agama lain,  mereka Tuhannya diberi nama oleh Pemeluk agamanya.

Maka shalat harus tumakninah,  pelan-pelan. Kalau diteliti shalat subuh di Mekkah itu rata-rata 7 menit dan di Medinah 10 menit.
Disini shalat subuh paling cuma 3 menit.

Shalat harus memperoleh kenikmatan. Masalah pikiran apapun harus hilang dengan shalat.

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ  ۗ  وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ

"Dan mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Dan sholat itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,"
(QS. Al-Baqarah 45)

Jadi mestinya orang Mukmin senang shalat. Kalau senang melakukan mestinya tidak tergesa-gesa jika melakukan shalat. Pasti ingin berlama-lama melakukan shalat.
Shalat pasti dapat menghilangkan stress.

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah 153)

Jadi ini sudah merupakan janji Allah, bahwa dengan shalat dan sabar kita akan dapat menghadapi stress apapun yang diakibatkan Revolusi Industri ke 4.

Mudah-mudahan kelak semua bisa menghentikan kegiatan ketika adzan dikumandangkan. Semua ke masjid untuk shalat jama'ah. Untuk itu harus ada SK dari pimpinannya.
Di Semarang baru satu yang menghentikan kegiatan jika ada adzan,  yaitu Udinus.

*4. Akibat yang Terjadi*

*4. 1. Kompetisi.*

Mau tak mau harus ada kompetisi yang fair. Di sekolah,  didalam organisasi,  dimanapun harus ada kompetisi adil. Ini adalah amanat yang harus dijaga.

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ

"Dan sungguh beruntung orang yang memelihara amanah-amanah dan janjinya," (QS. Al-Mu'minun 8)

Memegang amanah itu harus adil.

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤىِٕ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ  يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang melakukan perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."
(QS. An-Nahl 90)

Kalau semua diukur dengan kompetisi, janji ditepati, kriteria jelas maka keluaran akan berkualitas.
Ini di Indonesia tidak terjadi, akibatnya tak ada kompetisi,  begitu keluar kandang kita kalahan.
Kita lihat tadi,  Gojek asalnya Indonesia,  tapi akhirnya Ali Baba masuk.  Shopee dari Singapura,  bahkan Bank-bank BUMN seperti Mandiri ternyata cuma 51% milik kita.

*4. 2. Cemburu.*

Ini yang dikatakan Rasulullah SAW sebagai penyakit hati. Kalau sistem tidak ditegakkan dengan adil akhirnya terjadi cemburu,  iri dan dengki,  kemudian Permusuhan akhirnya Perang.

Sekarang sudah terjadi "mban cinde mban ciladan", perlakuan yang tidak adil,  tidak ada konsistensi terhadap aturan.

Kita bisa lihat hasil Pilkada, karena "membeli jabatan" akhirnya beberapa Bupati ketangkap KPK.
Jabatan adalah amanah mestinya tidak mendaftar. Dengan mendaftar berarti ambisi mendapat jabatan.

Kita itu diuji oleh Allah :

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ  وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً   ۗ  وَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." (QS. Al-Anbiya 35)

Berbagai ujian itu semua dari Allah dan harus diterima dengan ikhlas.
Bagaimana agar kita ikhlas?
Untuk itu kita berdo'a setiap hari seperti diajarkan Rasulullah :

"Rodhitu billahi robba, wabil islaami diina wa bi muhammadin nabiiya wa rosuula wa bil quraani imaama wa hukama . Robbi zidni ilman wardzuqni fahman".
"Allahumma ‘afini fi badani. Allahumma ‘afini fi sam’i. Allahumma ‘afini fi bashari”.

Aku rela bertuhan Allah, aku rela beragama Islam, aku rela bernabi dan berasul Muhammad, dan aku rela Al-Quran menjadi panduan dan hukum. Ya Allah, tambahilah ilmuku, dan pertinggilah kecerdasanku.
Ya Allah sehatkanlah badanku, Ya Allah sehatkanlah pendengaranku, Ya Allah sehatkanlah penglihatanku.

*5. Persatuan Umat harus dijaga*

Saat ini banyak aktivis yang aneh, ketika pelantikan pengurus semua hadir, tetapi waktu kerja dimulai yang datang cuma dua atau tiga orang.

Orang harus selalu tholabul ilmi agar termotivasi. Kalau tidak akan lenyap tergerus oleh revolusi tadi,  tergerus kompetisi,  cemburu,  iri dan dengki.

Semangat hidup harus tetap dijaga,  kerja dan cari ilmu jangan ditinggalkan. Jangan putus asa , jangan pesimis atau merasa tua dan lemah untuk melakukan suatu kegiatan.

Setiap saat harus berpandangan positif bahwa Allah pasti akan membantu. Dengan terus mencari ilmu maka kita ketemu teman-teman dan akan termotivasi.

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu yang berselisih dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat 10)

Persatuan umat islam harus terus dijaga. Saat ini dalam grup saja lebih suka bertengkar, bermusuhan karena beda pilihan.

Perdebatan agar dihindari dalam grup,  jangan sampai "left group" karena memutuskan silaturahim.
Hati-hati,  orang semacam ini diancam tak akan masuk surga.

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ

Tidak akan masuk sorga orang yang memutuskan persaudaraan. [HR. al-Bukhâri dan Muslim.]

*Orang muslim bagaikan Tubuh*

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]

*Orang Muslim bagaikan Bangunan*

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” [Shahih Muslim]

Maka kita menghadapi Revolusi Industri dengan Introspeksi diri. Kita sudah diingatkan dalam surat Al Hasyr agar bertakwa.

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ  ۚ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ  اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr 18)

Kita sudah diingatkan,  maka Revolusi Industri ini untuk menghadapinya adalah dengan takwa. Syarat untuk takwa nomer satu adalah iman. Tak mungkin tanpa iman bisa bertakwa.

Sekarang kita harus memahami situasi. Perubahan ini luar biasa.
Mungkin lagu bangun tidur harus diganti,  bukan kuterus mandi tapi kubuka HP. Untuk menjaga anak kita tidak tersesat maka kita pun harus memahami agar dapat terus berbuat kebaikan,  memberi peringatan.

Kita tutup kajian ini dengan Surat tentang Ibadur rahman.

وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ  هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا

"Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka dengan kata-kata yang menghina, mereka mengucapkan, salam," (QS. Al-Furqan 63)

وَالَّذِيْنَ يَبِيْتُوْنَ  لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَّقِيَامًا

"dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri." (QS. Al-Furqan 64)

وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَـنَّمَ   ۖ     اِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا

"Dan orang-orang yang berkata, Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal," (QS. Al-Furqan 65)

اِنَّهَا سَآءَتْ  مُسْتَقَرًّا وَّمُقَامًا

"sungguh, Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman." (QS. Al-Furqan 66)

وَالَّذِيْنَ اِذَاۤ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ  يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامً

"Dan orang-orang yang apabila menginfakkan harta , mereka tidak berlebihan, dan tidak kikir, di antara keduanya secara wajar," (QS. Al-Furqan 67)

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK