Jumat, 01 Mei 2015

logo


Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan
Muhammadiyah pada abad kedua berkomitmen kuat untuk melakukan gerakan pencerahan. Gerakan pencerahan (tanwir) merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Gerakan pencerahan dihadirkan untuk memberikan jawaban atas problem-problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalan-persoalan lainnya yang bercorak struktural dan kultural. Gerakan pencerahan menampilkan Islam untuk menjawab masalah kekeringan ruhani, krisis moral, kekerasan, terorisme, konflik, korupsi, kerusakan ekologis, dan bentuk-bentuk kejahatan kemanusiaan. Gerakan pencerahan berkomitmen untuk mengembangkan relasi sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi, memuliakan martabat manusia laki-laki dan perempuan, menjunjung tinggi toleransi dan kemajemukan, dan membangun pranata sosial yang utama.

Dengan gerakan pencerahan Muhammadiyah terus bergerak dalam mengemban misi dakwah dan tajdid untuk menghadirkan Islam sebagai ajaran yang mengembangkan sikap tengahan (wasithiyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati harkat martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, mencerdaskan kehidupan bangsa, menjunjungtinggi akhlak mulia, dan memajukan kehidupan umat manusia. Komitmen Muhammadiyah tersebut menunjukkan karakter gerakan Islam yang dinamis dan progresif dalam menjawab tantangan zaman, tanpa harus kehilangan identitas dan rujukan Islam yang autentik.

Dalam kehidupan kebangsaan Muhammadiyah mengagendakan gerakan pencerahan menuju Indonesia berkemajuan. Indonesia Berkemajuan merupakan rekonstruksi kehidupan kebangsaan yang bermakna dalam seluruh bidang kehidupan menuju Indonesia yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat. Indonesia Berkemajuan merupakan perwujudan dari jiwa, pemikiran, dan cita-cita kemerdekaan yang diletakkan oleh para pendiri bangsa tahun 1945 di mana Muhammadiyah berkiprah aktif dalam memperjuangkannya. Indonesia Berkemajuan memerlukan nilai dan faktor strategis yaitu agama sebagai sumber kemajuan, pendidikan yang mencerahkan, kepemimpinan profetik, institusi yang progresif, dan keadaban publik yang serba utama. Indonesia Berkemajuan tersebut sejalan dengan pandangan Muhammadiyah yang membawa misi Islam yang berkemajuan menuju terwujudnya kehidupan bangsa dan negara Indonesia sebagai Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.

MUHAMMADIYAH ADALAH

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.

Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.
Jangan sesekali kamu menduakan pandangan Muhammadiyah dengan Perkumpulan lainnya; Jangan sentimen, jangan sakit hati kalau menerima celaan dan kritikan; Jangan sombong, jangan berbesar hati kalau menerima pujian; Jangan Jubriya (Ngujub – Kibir dan Riya’); Dengan ikhlas murni hatinya, kalau sedang berkembang harta, pikiran dan tenaga; Harus bersungguh-sungguh hati dan tetap tegak pendiriannya (jangan was-was).. 
KHA Dahlan - Pendiri Muhammadiyah
 sumber : www.muktamar47.muhammadiyah.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar