Kamis, 31 Mei 2018

Kajian Ramadhan PCM Banyumanik

Kajian Ramadhan PCM Banyumanik

MENGENAL LAZISMU

Tanggal : 14 Ramadhan 1439 H / 30 Mei 2018

Nara Sumber : Ustadz Nur Shodiq SE

Lazismu adalah lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sedekah yg didirikan oleh PP Muhammadiyah untuk menghimpun, mendistribusikan dan mendaya-gunakan dana ZIS secara Nasional.
Lazismu Layanan Banyumanik adalah bagian dari Lazismu tingkat Nasional yg fokus melaksanakan tugas-tugas ZIS di wilayah Banyumanik.

Sebelum ada Lazismu,  masing-masing Wilayah atau Amal Usaha menghimpun ZIS sesuai dengan kemampuan masing-masing dan nama yg berbeda-beda,  setelah adanya Lazismu semuanya lebur menjadi satu.

Lazismu memilliki legalitas sebagaimana lembaga -lembaga zakat yg lainnya yg ada di Indonesia. Kita tahu banyak sekali lembaga Zakat,  dari Yayasan,  Pesantren atau dari Ormas seperti Muhammadiyah.
Lazismu mendapat legalitas dengan SK no 730 tahun 2016 tanggal 14 Desember 2016. Sebenarnya Lazismu sudah ada sejak tahun 2002, kemudian secara bertahap SK-nya diperbarui.

SK ini berlaku untuk seluruh Indonesia. Jadi struktur Muhammadiyah dari Pusat sampai tingkat Ranting bisa menyelenggarakan Lazismu,  setelah dibentuk oleh institusi ditingkat atasnya tanpa perlu mengurus ijin lagi karena menginduk ke Pusat.

Mengapa lembaga Zakat harus punya legalitas?  Karena kita berada di wilayah hukum Indonesia. Maka harus mengikuti aturannya. Bila ada lembaga pemungut zakat beroperasi tanpa memiliki ijin bisa kena sangsi hukum yg diatur oleh UURI no 23 tahun 2011

BAB VIII
LARANGAN

Pasal 38
Setiap orang dilarang dengan sengaja bertindak selaku amil zakat melakukan pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat yang berwenang.

BAB IX
KETENTUAN PIDANA

Pasal 41
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Paradox disekitar kita

1. Idealnya Rukun islam mustinya berurutan mulai dari Sahadad, Shalat, Zakat,  Puasa lalu Haji.
Kenyataan Zakat ini sering ditinggalkan.

2. ‎Realita : Hajinya antri-antri,  Zakatnya nanti-nanti.

Zakat wajib di Indonesia tahun 2017 potensi 271 triliun baru terambil 5 triliun. (2%). Maka kira-kira yg membayar zakat di Indonesia ini baru 2%.
Tantangan kita adalah bagaimana agar kesadaran berzakat sama dengan kesadaran berhaji,  itu yg perlu disosialisasikan.

Lazismu adalah lembaga Zakat terbesar dengan jaringan terluas di Indonesia, dibandingkan dengan Rumah Zakat,  PKPU,  Dhompet Dhuafa dsb.
Dalam melaksanakan operasinya Lazismu bersinergi dengan Majelis, Ortom dan Amal Usaha di lingkungan Muhammadiyah. Lazismu membentuk relawan-relawan untuk mengoptimalkan ZIS. Ada yg berbasis Individual ada yg Lembaga.

Pengelolaan Lazismu di Kota Semarang,  dari 16 kecamatan baru ada 5 layanan Kantor Lazismu : Banyumanik , Pedurungan,  Gayamsari,  Gajah Mungkur dan Ngaliyan. Target penghimpunan di Semarang adalah 2 Milyar. Maka target penghimpunan dana ZIS tiap kantor layanan adalah 400 juta.

Di kantor Layanan Banyumanik strukturnya sudah lengkap.
Kegiatan yg sudah jalan antara lain Pembagian sembako, Pemberdayaan Usaha Mikro,  Bedah rumah,  Pengobatan dan kegiatan lain bekerjasama dengan Majelis dan Ortom, dimana Lazismu berfungsi sebagai pemback-up dana.

Potensi ZIS yg perlu dikembangkan adalah Zakat Profesi. Kebanyakan dari kita mendapat penghasilan dari Pekerjaan. Memang tak ada ayat atau Hadits mengenai Zakat Profesi, namun berangkat dari pemotongan Zakat Petani, dimana penghasilannya ketika panen 520 kg beras sudah wajib zakat,  maka logikanya Para profesional dengan gaji diatas Petani harusnya juga membayar Zakat Profesi.

Bila para Profesional tak kena zakat maka wajar bahwa tak ada yg mau jadi Petani,  karena jadi obyek Zakat. Lebih senang jadi Pegawai,  hidupnya lebih sejahtera dan bisa menghindar dari Zakat.

Menurut keputusan Munas Tarjih Muhammadiyah ke 25 di Pondok Gede Jakarta tanggal 3-6 Robiul Akhir 1421 ( 5 - 8 Juli 2000) , Zakat Profesi hukumnya Wajib. Demikian juga dengan Zakat Lembaga,  yaitu jika ada Lembaga yg melakukan usaha dan mendatangkan penghasilan,  hukumnya wajib.

Semoga kita semua menjadi orang yg taat beribadah,  termasuk membayarkan Zakat.

Mau Berzakat?
Hubungi: *Kantor Lazismu di GDM Jl. Keruing Raya Banyumanik, telp. 76402920* atau
*Bila perlu bantuan cara menghitung Zakat Profesi /Zakat Maal?*
Hubungi:
*Nur Sodiq (082133523100)*

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Rabu, 30 Mei 2018

Kajian Ramadhan PCM Banyumanik

Kajian Ramadhan PCM Banyumanik

MEMAHAMI SUNATULLAH

Tanggal : 13 Ramadhan 1439 H / 29 Mei 2018

Nara Sumber : Dr. H. Haerudin,  SE. MT

Puasa adalah satu-satunya ibadah yg nilai pahalanya sangat tergantung pada kegiatan lain. Berbeda dengan ibadah Shalat, Zakat ataupun Haji . Pahala shalat diperoleh karena Shalat tersebut, demikian juga Zakat dan Haji. Namun Puasa bisa berpahala atau bahkan tidak mendapat apa-apa,  tergantung amal-amalnya yg lain. Kegiatan yg lain dapat mengakibatkan Puasa tidak ada artinya.

Kita sudah menjalani Puasa selama 13 hari,  maka mestinya kita dapat menilai bagaimana dengan puasa kita, apakah kita sudah tambah beriman ? Ketika kita di rumah sendirian, kita tidak mau membuka lemari es untuk mengambil sedikit makanan atau minuman. Karena kita merasa diawasi Allah. Ini antara lain yg menunjukkan keimanan dan keikhlasan kita.

Adalah beda jika kita beribadah karena merasa diawasi manusia. Kadang tanpa terasa kita juga akan mengawasi ibadah orang lain. Dalam hati bisa jadi kita membandingkan dan merasa diri lebih baik ibadahnya. Bahkan tak terasa malahan menasehati orang lain : Kamu jangan begini atau begitu... padahal bila mau introspeksi dirinya ternyata lebih buruk.

Semua ibadah mahdoh harus membentuk pribadi,  bukan sekedar melaksanakan kewajiban lalu selesai begitu saja. Shalat , Zakat,  Puasa dan Haji harus dapat membentuk pribadi. Tujuan akhirnya harus dapat menghayati makna "Laa ilaha ilallah".Mudah -mudahan akhir hidup kita nanti bisa mengucapkan kalimat itu. Karena itu adalah ruh kehidupan. Tauhid kita adalah ruh kehidupan, bila itu sampai lepas menjadi syirik maka semua amalan menjadi tak ada makna sama sekali,  ibarat butir pasir di atas Batu yg tersapu air hujan, lenyap sama sekali. Maka tauhid harus kita pelihara.

Memelihara tauhid dengan cara  meyakini Tauhid Rububiyah, yaitu keyakinan bahwa Allah adalah Maha Pencipta,  satu-satunya Pencipta dan tak ada Pencipta lain selain Allah. Maka yg lain itu adalah makhluk. Karena Allah Pencipta maka Allah yg mengatur. Dia membuat segala aturan untuk mengatur alam semesta. Ini yg disebut dengan Sunatullah.

Allah menghubungkan sebab dengan akibat. Tak ada akibat yg tanpa sebab dan Allah atas segala sesuatu berkuasa.
Jika Allah berkehendak,  Allah bisa menjadikan semua garam di dunia menjadi manis rasanya. Maka jika Allah berbuat semaunya dan Manusia tak mampu mempelajarinya akibatnya manusia tak dapat berbuat apa-apa.

Sarjana kimia dapat bekerja karena Sunatullah bahwa ilmu tentang unsur kimia tidak berubah sifatnya selamanya. Bahwa bila dalam proses tertentu H ketemu O akan bereaksi jadi H2O. Bila sifatnya tak tentu maka manusia tak dapat menyimpulkan.
Seorang dokter menyuntik pasien dengan cara dan obat sama,  yg satu sembuh dan yg satu mati. Maka pasti ada masalah lain.
Seorang ibu akan bingung untuk memasak jika seandainya rasa garam berubah terus,  kadang asin- kadang manis -kadang Pahit.

*Sifat-sifat Sunatullah*

*1.  Sunatullah itu Obyektif*

Sunatullah berlaku secara umum. Seorang pedagang muslim rajin shalat,  tetapi cara menjualnya tak karuan,  maka dia akan rugi. Dilain pihak ada Pedagang Kafir tapi dia profesional cara berdagangnya maka dia akan untung. Karena mereka memahami Sunatullah.
Shalat bukanlah Sunatullah untuk menjadi kaya. Sunatullah untuk menjadi kaya adalah berusaha dengan baik dan benar.

Sunatullah berlaku obyektif, tak ada kecuali.  Sunatullahnya api adalah panas,  maka apa atau siapa terkena api akan terbakar. Lalu kenapa Nabi Ibrahim tidak terbakar ketika dibakar dengan api?  Karena ada Sunatullah lain yg bekerja.
Sunatullah itu yg membuat Allah,  dan ilmu Allah tak terbatas. Seandainya lautan dijadikan tinta dan Pohon dijadikan pena untuk menuliskan ilmu Allah,  maka sampai habis air lautnya dan kemudian ditambahkan tinta sebanyak itu lagi tak akan selesai untuk menuliskan ilmu Allah.

Seorang sopir tak boleh hanya mengandalkan telah baca bismillah kemudian ngebut dan ingin selamat. Sunatullah bila ingin selamat dia harus mengemudi dengan hati-hati dan mobil dalam keadaan baik.
Seorang ibu tak boleh meninggalkan masakan di kompor dan ditinggal pergi mengaji. Jika lupa mematikan kompor maka masakan akan gosong,  itu Sunatullahnya.
Maka kita harus melakukan segala sesuatu sesuai dengan Sunatullah yg kita ketahui. Bila nanti ada sesuatu Sunatullah lain yg bekerja itu bukan urusan kita,  karena di luar kemampuan kita. Banyak yg keliru tentang hal ini.

*2. Sunatullah barang SYAHADAH dan GHOIB*

Sunatullah barang syahadah adalah sunatullah barang nyata, bisa dipelajari melalui penelitian. Bisa dinalar dan diterjemahkan oleh akal kita.
Sunatullah barang Ghoib tak bisa kita nalar,  hanya bisa kita tanyakan kepada Allah,  karena Allah adalah pemegang kunci-kunci rahasia ghoib.

وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَاۤ اِلَّا هُوَ

"Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia... " (QS. Al-An'am 59)

Ghoib itu ada yg sementara dan ada yg permanen. Waktu yg akan datang itu ghoib sementara. Kita tak tahu tentang apa yg akan terjadi nanti. Kita hanya bisa mengestimasi berdasar akal kita. Kita hanya bekerja pada Sunatullah syahadah yg terjangkau akal. Alam Kubur itu ghoib. Tetapi ketika kita sudah sampai sana maka tidak ghoib lagi. Demikian juga dengan Surga dan Neraka. Hanya Allah saja yg Ghoib permanen.

Hal yg ghoib jangan direkayasa dengan akal,  karena akal tidak mampu,  karena bukan wilayah penelitian manusia. Karena itu jangan mengandalkan sunatullah Ghoib, tanpa usaha diwilayah Syahadah.
Merokok,  adalah haram menurut fatwa Muhammadiyah. Jangan mengatakan ada Perokok sampai tua tidak mati-mati,  karena Kematian adalah wilayah Ghoib.
Merokok tak ada hubungan dengan mati,  bahkan Sakit pun tak ada hubungan dengan mati. Merokok difatwakan haram karena terkait dengan kesehatan. Sementara kesehatanpun tak ada hubungan dengan mati. Ada orang sakit-sakitan umurnya panjang dan ada orang sangat sehat mati muda.

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ  ۚ  فَاِذَا جَآءَ  اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَئۡخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْن

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (QS. Al-A'raf  34)

Ketika kita merasa tua juga perlu usaha menjaga kesehatan, itu Sunatullah. Jangan hanya pasrah menyerahkan kepada Allah. Seandainya tahu dirinya punya sakit mag maka harus menghindari masakan pedas.

Ada yg bilang bila ingin kaya shalat dhuha. Padahal do'a untuk kaya tidak hanya pada saat shalat. Jadi ini logika yg keliru. Tentang shalat dhuha ada dua pendapat. Ada hadits yg mengatakan bahwa Nabi Muhammad tidak mengerjakan shalat dhuha tiap hari. Tapi ada juga hadits yg menyebut tiap hari.

Orang Jawa menceritakan tentang keberadaan roh setelah mati. Padahal pengetahuan kita sedikit, mestinya tak perlu mengurusi.

وَيَسْــئَلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِ   ۗ  قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَاۤ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا

"Dan mereka bertanya kepadamu Muhammad tentang roh, katakanlah, Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit."
(QS. Al-Isra'  85)

Mereka yg menghadapi ujian bila ingin lulus harus belajar,  karena Sunatullahnya demikian dan bukan karena Puasa Daud.
Masih banyak orang yg mengartikan Sunatullah dengan salah. Karena sudah merasa ibadahnya hebat maka mengira semua akan beres dengan sendiri. Ini tidak benar,  karena manusia harus berusaha.

Kita contoh Nabi,  meskipun beliau orang paling dekat dengan Allah namun ketika akan perang selalu membuat strategi agar menang. Ketika perang Uhud umat islam kalah bukan karena strategi,  tetapi karena ketidak disiplinan.

Ketika hijrah juga Nabi memakai strategi menempuh jalan yg tidak biasa dilalui agar selamat. Ketika kita akan berdakwahpun juga harus memakai strategi agar berhasil. Ada petunjuk kata hikmah yg konon berasal dari Ali bin Abithalib ra :

"Kebenaran yang tak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir."
Ini Sunatullah,  harus ada usaha jika mau berhasil.

Maka ketika kita mau pergi Haji juga harus membawa perbekalan.

 وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰى  ۖ  وَاتَّقُوْنِ يٰۤاُولِى الْاَلْبَابِ

"... Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!"
(QS. Al-Baqarah 197)

Perintahnya berbekal, maka selain bekal uang juga bekal ilmu. Karena itu ada manasik haji. Tak mungkin pergi haji "ngglundung" saja. Setelah memahami Sunatullah, kemudian melaksanakan Sunatullah secara maksimal baru kemudian kita tawakal kepada Allah, karena kadang kita tidak mengetahui Sunatullah 100%.

*3. Al Qur'an pembawa khabar Sunatullah*

Al Qur'an membawa khabar tentang Sunatullah yg tak kita ketahui. Karena itu kita perlu mengkaji Al Qur'an. Kalau kita ingin tahu tentang alam setelah kematian tak mungkin menunggu khabar WA dari orang mati.  Kita tahu hal itu dari Allah melalui Al Qur'an. Al Qur'an memberi tahu Sunatullah dunia yg akan membawa akibat di alam akhirat. Jika ingin masuk surga maka harus melakukan Shalat dan sebagainya.
Akhirat adalah akibat dari perbuatan di dunia, maka ada ungkapan :
"Ad-Dunya Mazro’atul Akhirat" (Dunia Ladang Akhirat).

Kesimpulannya Al Qur'an itu bukan untuk orang mati,  tapi untuk orang hidup. Kita tak perlu mikir bagaimana nanti di akhirat, cukup melaksanakan petunjuk Al Qur'an saja di dunia dengan sebaik-baiknya.
Maka seharusnya umat islam yg mendalami Al Qur'an adalah orang yg bekerja keras, tidak bermalas-malas.

فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ

"Maka apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain," (QS. Al-Insyirah 7)

Kita juga diajarkan agar berdoa untuk tidak malas. Karena kunci sukses adalah perjuangan. Rasulullah SAW biasa membaca do’a:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka ketika kita beribadah cari yg pahalanya berkelanjutan,  misal taklim pasti akan ada kelanjutannya setelah tambah ilmu. Tetapi jangan terjebak hadits palsu,  biasanya ciri hadits palsu menjanjikan pahala yg bombastis.
Sebagai penutup,  apabila kita telah belajar,  jangan menyombongkan diri karena Allah akan menjauhkan Al Qur'an dari orang yg menyombongkan diri

سَاَصْرِفُ عَنْ اٰيٰتِيَ الَّذِيْنَ يَتَكَبَّرُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَـقِّ  

"Akan Aku palingkan dari tanda-tanda kekuasaan-Ku orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar.." (QS. Al-A'raf 146)

Salah satu ciri sombong adalah menolak untuk mendengar pendapat yg berbeda.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Rabu, 23 Mei 2018

Kajian Ramadhan PCM Banyumanik

Kajian Ramadhan PCM Banyumanik

MAKNA IHTISABAN

Tanggal : 7 Ramadhan 1439 H / 23 Mei 2018

Nara Sumber : Drs.H. Marsquri, MPd

Ada orang yg menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan agak khawatir :
" Wah,  ini belum Puasa saja cuaca panasnya seperti ini. Lalu nanti kalau Puasa bagaimana nanti... ?"
Dari segi nalar ini wajar, bisa dibenarkan. Namun siapa yg menyangka bahwa ketika kita mulai masuk bulan Ramadhan bahkan sering hujan. Pada waktu siangpun juga mendung. Ini semua membuktikan bahwa apa yg ada di depan kita,  kita tidak tahu. Ini adalah rahasia Allah.

Karena itu maka kita sebagai umat muslim seharusnya Khusnudzon kepada Allah SWT. Mestinya yg semula mengkhawatirkan cuaca akan "keweleh" (malu karena pendapatnya keliru).Adanya hujan ini membuktikan adanya berkah Allah.

Kita sudah memasuki hari ke 7 puasa,  maka sudah waktunya kita melakukan retrospeksi kira-kira bobot puasa yg telah kita lakukan seperti apa? Sebab Nabi SAW sudah pernah memberi peringatan kepada kita agar jangan sampai puasa kita hanya bernilai lapar dan dahaga saja.

"Ka min shoimin laisa lahu min shiyamihi illal ju'i wal athosy."

Kalau hanya itu yg kita dapatkan maka alangkah ruginya , karena tidak dapat menangkap substansi dari ibadah puasa itu sendiri. Persoalannya adalah bagaimana kita dapat memperoleh apa yg dijanjikan oleh Allah,  yaitu ampunan dosa yg telah lalu.

Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan atas landasan iman dan mengharap pahala dari sisi Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Dan diakhir puasa mendapatkan derajat Mutaqin. Pasti orang yg beriman sangat mengharapkan hal tersebut.

Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS. Al-Baqarah  183)

Kalau puasa kita orientasinya mengharap kesitu (ihtisaban) ; maka pertanyaannya apakah ibadah yg kita lakukan sudah mengharap kesitu atau belum.
Jangan-jangan hari-hari kita di bulan Ramadhan ini masih biasa-biasa saja seperti kemarin. Supaya ada bobot,  maka hari-hari kita harus ada perubahan yg lebih baik.

Untuk menggambarkan ihtisaban (harapan mendapat pahala) , kita mencoba ilustrasikan ibadah puasa kita itu sebuah lokomotif kereta api yg menarik gerbong-gerbong yg banyak sekali dan berjalan di atas rel yg telah ditentukan yaitu syariat islam.

Mungkin ada yg merasa sudah melakukan puasa dengan baik. Karena muslim dan sudah berniat puasa,  sudah makan sahur dan menahan hal-hal yg membatalkan puasa sejak fajar sampai maghrib. Memang itu syariat puasa tapi itu belum mencapai derajat untuk menggapai apa yg telah dijanjikan Allah.
Apabila puasa hanya seperti itu maka ketika selesai, akan kembali seperti semula.

Yg perlu diperhatikan adalah ketika lokomotif Puasa tadi menarik gerbong-gerbong,  apa isi gerbong tersebut?  Ini yg penting untuk memberi bobot pada puasa itu sendiri. Jangan sampai ketika sampai ke stasiun tujuan gerbong tadi kosong,  atau bahkan membawa kemaksiatan.

Maka mari kita lihat gerbong yg ditarik puasa,  mungkin berupa :
Gerbong 1 : Tadarus
Gerbong 2 : Sedekah
Gerbong 3 : Qaulan Makrufan
Gerbong 4 : Shalat Fardhu Berjama'ah
Gerbong 5 : Shalat-shalat Sunah
Intinya apakah gerbong tadi ada isinya?  Atau masih kosong seperti biasanya.. ?
Mungkin masih ada gerbong lain. Jika masih banyak gerbong lain yg berupa amalan sholeh dan semua gerbong terisi penuh in syaa Allah lokomotif puasa tadi telah sukses sesuai dengan yg diperintahkan dan termasuk puasa yg berkualitas.

Ini sebenarnya kegelisahan kita,  karena kita ini sudah bertahun-tahun menjalani puasa. Apakah puasa kita sudah mengubah diri kita menjadi semakin baik?

Kita bisa mengambil iktibar pada seekor ulat yg berpuasa mengurung diri menjadi kepompong. Ulat itu menjijikkan dan menakutkan sebagian orang. Jika dipandang dia jelek kalau dipohon dia merusak. Tapi pada saat menjadi kepompong dia menghentikan semua kegiatan buruknya. Ketika waktunya selesai dia keluar dan berubah menjadi makhluk yg indah yaitu kupu-kupu. Berubah bentuk dan perilakunya. Semua suka melihat kupu-kupu dan ketika dia hinggap pada bunga, dia membantu penyerbukan.  Dia makhluk yg berguna dan indah.

Harapan kita puasa kita juga seperti kepompong yg mengubah kita menjadi manusia baru,  dihapus dosa-dosanya dan mencapai tingkat takwa. Bukan sekedar gugur kewajiban dengan menghindari hal yg membatalkan puasa,  yaitu ada 3 :
Makan dan minum,  Berhubungan suami istri dan Memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar menjadi bersemangat atau kenyang.

*TANYA - JAWAB*

Pertanyaan :

1.  Terkait dengan gerbong tadi agar berbobot ,  kenyataan ada banyak pilihan amalan yg bisa dipilih,  misal antara membaca mushaf Al Qur'an sendiri di rumah dengan target mengkhatamkan dalam sebulan,  atau menghadiri Kajian Ramadhan. Bagaimana memilihnya.
2. ‎Di WA beredar amalan do'a Ramadhan mulai hari ke 1 dan seterusnya,  bagaimana dibandingkan dengan do'a Ramadhan secara umum yg diajarkan.
3. ‎Ada ustadz yg mengatakan bahwa batalnya Puasa tidak sekedar seperti yg tadi disebut,  tapi juga batal jika memasukkan sesuatu ke 5 lubang tubuh. Contohnya mengkorek kotoran telinga atau hidung. Ini bagaimana?

Jawaban

1. Ada hadits ;

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ ( رواه البخاري .)

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.” [Al-Bukhari]

Memang benar bahwa membaca Al Qur'an amat baik dan banyak pahalanya, banyak yg mentargetkan khatam 3 atau 2 kali dalam sebulan dan kadang ada yg diceritakan. Lepas dari masalah riya, hal tersebut memang baik namun seperti dikatakan dalam hadits bahwa ada dimensi yg lebih baik,  yaitu mengamalkan Al Qur'an. Maka kita perlu mengaji agar dapat mengamalkan Al Qur'an. Maka ketika kita sibuk kesana kemari dalam rangka mengamalkan Al Qur'an, misal menghadiri Majelis ilmu atau Memberi santunan dhuafa itu lebih baik,  karena mengamalkan Surat Al Ma'un.

2.  Do'a itu memang banyak dan saya yakin dari segi teksnya pasti baik. Namun kita tak tahu dari mana asal usul do'a tadi,  mungkin dari ulama.
Ketika kita berdo'a dalam konteks ritual, maka sebaiknya memakai do'a yg matsurat,  yg memang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

3. Dalam kajian fiqih itu memang banyak pendapat yg debatable . Kemudian karena dalam rangka ibadah maka menerapkan kehati-hatian. Ketika itulah muncul hal-hal yg kadang terlalu protect,  hal-hal yg sebenarnya tidak membatalkan dianggap membatalkan, seperti "Menangis" ada yg menganggap batal puasanya.
Menurut saya yg membatalkan puasa hanya dua,  yaitu makan- minum dan hubungan suami-isteri. Dari makan minum berkembang jadi memasukkan sesuatu ke dalam tubuh sehingga menguatkan tubuh atau menimbulkan semangat,  misal Merokok atau Suntik atau memasukkan obat ke dubur.
Masih ada lagi unsur sengaja atau tak sengaja. Makan bila karena lupa,  tak sengaja tidak batal puasanya.
Maka menurut saya tentang mengorek lobang hidung atau telinga itu tidak membatalkan puasa.

Wallohu alam

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Kajian Ramadhan PCM Banyumanik

Kajian Ramadhan PCM Banyumanik

MENJAGA HATI

Tanggal : 6 Ramadhan 1439 H / 22 Mei 2018

Nara Sumber : Dr. H. Haerudin,  SE, MT

Ketika kita puasa,  yg sulit bukan menahan lapar ataupun haus. Misalkan jamnya ditambah pun tidak akan menjadikan masalah terhadap kekuatan kita. Akan tetapi yg paling berat adalah menjaga hati,  menahan nafsu.

Banyak yg kalah ketika menahan nafsu. Ini tantangan paling besar bagi orang yg berpuasa.
Contohnya adalah : Menahan Marah.
Kita tahu bahwa tujuan puasa adalah menjadikan orang bertaqwa.  Dan kriteria orang yg taqwa adalah :

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ

"yaitu orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain...."
(QS. Ali 'Imran 134)

Salah satu ciri adalah Menahan Marah. Menahan marah tidak berarti Tidak Marah.  Bisa saja hatinya marah,  tetapi ditahan ( bahasa jawa : mangkel) .Dapat saja hatinya tersinggung,  tapi tak boleh keluar. Ini hal yg sangat berat.

Dalam kitab Ihya Ulumuddin dikatakan bahwa MARAH adalah awal DENGKI, DENGKI adalah awalnya FITNAH. FITNAH adalah awalnya PERMUSUHAN dan akibatnya adalah KEHANCURAN.
Jadi marah itu bukannya tidak berbahaya. Marah itu sangat berbahaya terhadap Silaturahim karena menyebabkan Kehancuran. Maka puasa yg benar itu sangat berat.

Kenapa terjadi Kemarahan?
Karena menganggap orang lain salah. Makanya dalam Surat Ali Imran ayat 134 di atas ada Persyaratan orang Taqwa : MEMAAFKAN KESALAHAN.
Ini tidak mudah. Mulut bisa bilang Memaafkan,  tapi dilain waktu kadang dipermasalahkan lagi,  diungkit lagi.  Ini artinya belum mencapai tingkat MEMAAFKAN.  Kadang lupa akan kesalahan orang, tapi bila masih mengingat berarti belum ikhlas Memaafkan. Puasa yg benar harus bisa menghilangkan hal tadi.

Sebenarnya LISAN adalah akibat kondisi HATI. Orang yg hatinya baik tak mungkin mengeluarkan lisan Jelek. Orang yg baik tidak akan menyimpulkan kejelekan. Orang yg Suudzon sama orang lain hatinya jelek. Rasulullah SAW tidak mengenal suudzon. Ketika kita suudzon itu kita mengumpulkan sifat-sifat jelek kita sendiri dan dibayangkan pada orang lain. Perilaku orang lain dianggap seperti dirinya.

وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ   ۗ  اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا

"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra' 36)

Kadang kita suudzon,  teman kita tak hadir dalam pertemuan pasti karena malas. Memangnya punya dasar apa menuduh demikian? Kita menghukumi padahal tak punya data.
Padahal perintahnya jelas : "Jangan kamu mengikuti sesuatu yg kamu tidak tahu !"

Sering terjadi kita menerima berita dari orang lain,  yg kita tidak tahu. Mungkin berita itu benar. Tapi mungkin juga salah. Dalam hati berkata : " Tak mungkin temanku menipu aku .. "
Mungkin teman kita tidak menipu,  tapi dia juga tidak tahu, dia cuma pembawa berita.  Bisa seperti itu.

Hati-hati, sering kita tidak punya data tetapi menyimpulkan orang itu begini-begitu..
Jangan hanya karena teman tak hadir rapat lalu disimpulkan malas. Itu bukan data. Bisa saja dia sudah berangkat tapi ada gangguan kendaraan, mungkin ada kendala lain.

Seringkali kita terjebak dengan analisa angan-angan kita (persepsi). Padahal persepsi amat sangat tergantung pada apa yg ada dalam dirinya. Seringkali orang sudah menyimpulkan sesuatu dengan data yg amat minim. Orang yg baik tidak akan mempersepsikan sesuatu yg jelek.

Ibarat menonton film,  kita membuat penilaian sesuai dengan persepsi kita masing-masing. Yg bisa melihat keterkaitan alur antar adegan akan mengatakan filmnya bagus. Yg tidak melihat akan mengatakan filmnya tak karuan.

Ketika kita menganalisa sesuatu maka kita mengumpulkan semua data yg kita peroleh lewat mata,  lewat telinga kemudian hati kita menyusun sesuai theori kita. Maka kelak ,  telinga,  mata dan hati kita akan diminta pertanggung -jawaban. Kenapa kamu memutuskan sesuatu yg jelek?

Dikisahkan ada seorang wanita mendatangi Rasulullah sambil menangis, minta dihukum karena dirinya habis berzina. Tetapi Rasulullah tidak mempunyai data,  dengan siapa wanita itu berzina,  saksinya juga tidak ada. Maka Rasulullah tak mau memberi hukuman,  padahal hukuman itu diminta oleh yg bersangkutan atas pengakuannya. Ini adalah pelajaran bagi kita,  bahkan seorang yg disayang Allah tidak menghukumi sesuatu ketika kurang data.

Demikian juga dengan Fitnah oleh Kafir Quraisy terhadap isteri Rasulullah. Itu hanyalah fitnah satu data yg dibesar-besarkan. Maka tidak ada putusan.

Di jaman sekarang ini dengan maraknya berita di WA,  maka kita perlu hati-hati.
Jangan gampang nge-share di Grup WA bila tidak yakin. Karena akan memproduksi dosa jariyah bila ternyata salah. Kita hanya nge-share sekali, tetapi mana bisa kita menghentikan viralnya sharingan WA kita ? Bisa bertahun-tahun muncul dan memutar kembali.

Jangan nge-share sesuatu yg tidak tahu. Bila ingin nge-share, kirimlah sesuatu yg pasti dan baik atau bermanfaat ,  misalnya Hadits atau Pendapat ulama.
Misal tentang sahnya shalat berjama'ah yg berbeda niatnya. Misal seorang yg shalat sunah Bakdiah,  tiba-tiba dimakmumi oleh orang yg baru datang dan shalat fardhu. Itu sah menurut pendapat ulama,  tapi tak ada haditsnya.

Berbeda dengan share berita. Melihat berita yg benar atau salah saja susah. Kadang ada berita kematian seseorang,  kita ikut share,  ternyata orangnya masih hidup. Tiga bulan kemudian orangnya benar-benar wafat malah tak ada yg nge-share berita,  khawatir salah.
Maka jangan kamu ikuti sesuatu yg kamu tidak tahu.

Tentang klarifikasi berita,  perlu diingat bahwasanya jangan mencari kejelekan seseorang. Kadang ada berita sampai kepada kita tentang kejelekan seseorang.
Maka haram hukumnya untuk mencari bukti tentang kejelekannya itu. Tak boleh diteruskan mencari kejelekan seseorang,  karena untuk apa?  Karena jika kita tahupun tak boleh memberitakannya.

Yang dalam hati saja akan ditanya Allah, walaupun tidak terungkap dalam statement kita, apalagi yg terucap. Kenapa kamu membawa hal itu ke hatimu?  Hati-hati,  kebiasaan ini sering dilakukan secara tidak sadar.

Dalam WA itu kebohongan luar biasa. Dan orang akan tertarik dengan berita yg bombastis. Maka sebenarnya lebih aman jika hanya mengirim berita secara pribadi, bukan ke Grup.

*TANYA-JAWAB*

Pertanyaan 1 :

Dalam medsos itu susah memilih mana berita benar dan mana yg salah. Bagaimana kiat atau cara untuk mengetahui

Jawaban :

Tidak tahu.
Maka saya mengambil sikap tak mau share berita,  khususnya ke Grup.
Maka akan lebih aman komunikasi pribadi karena sifatnya adalah konsultasi.

Beda masalahnya jika itu tentang Sikap Perjuangan,  itu lebih mantap karena merupakan pendapat. Kita harus memilih untuk bersikap diantara pilihan.
Jangan mengira bahwa mereka yg dholim tidak memproduksi berita. Pasti mereka memproduksi berita dholim.

Pertanyaan 2 :

Biasanya yg kita kenal adalah Amalan Jariyah yg pahalanya mengalir terus.
Pertanyaannya tentang dosa Jariyah,  dalilnya dari mana?

Jawaban :

Ada suatu hadits tentang seseorang yg membangun tempat maksiat. Selama tempat maksiat itu terus dipakai maka dosanya terus mengalir kepadanya,  walaupun dia sudah meninggal.

Contohnya,  bila orang membangun tempat judi maka selama gedung itu dipakai untuk judi,  dosa terus mengalir.
Beda jika niatnya adalah membangun Gedung Dakwah,  tetapi setelah dia wafat penerusnya bukan orang yg baik dan mengubah jadi tempat judi.
Maka dia,  pembangun gedung itu selamat,  tidak kena dosa jariyah.

Makanya jangan membuat sesuatu yg salah,  termasuk aktivitas share berita hoax,  kesalahan akan permanen mengalirkan dosa.

Kesimpulannya adalah pentingnya Menjaga Hati,  tidak mudah ngeshare berita. Manfaatkan HP untuk yg jelas manfaat misal membaca Al Qur'an,  mencari dalil atau Hadits untuk menambah ilmu agama dan sebagainya.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK,

Senin, 21 Mei 2018

Kajian Ramadhan PCM Banyumanik

Kajian Ramadhan PCM Banyumanik

BAHAYANYA HAWA NAFSU

Tanggal : 4 Ramadhan 1439 H / 20 Mei 2018

Nara Sumber : Ustadz Djasadi

Manusia ini adalah makhluk yg diciptakan Allah dalam bentuk yg sebaik-baiknya,  bahkan sempat diminta untuk bersumpah ketika masih dalam kandungan.

وَ اِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْۤ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَ اَشْهَدَهُمْ عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ  ۚ  اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ  ۗ  قَالُوْا بَلٰى  ۛ  شَهِدْنَا  ۛ  اَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَ

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka seraya berfirman, Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul Engkau Tuhan kami, kami bersaksi. Kami lakukan yang demikian itu agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini," (QS. Al-A'raf  172)

Manusia bersumpah akan beriman dan taat kepada Allah SWT, namun kemudian manusia sering lupa akan sumpahnya tadi.

Manusia itu diciptakan mempunyai nafsu,  namun juga diberi cara untuk mengendalikan nafsu,  yaitu dengan puasa.  Namun pada kenyataannya ada tiga tipe manusia dalam menyambut Puasa.
1. Menyambut dengan gembira dan antusias,  "Marhaban Maa Ramadhan", mereka sangat gembira dan semangat dengan datangnya Ramadhan.
2. ‎Menyambut Puasa, biasa saja. Ikut puasa tapi hanya semangat pada awalnya saja.
3. ‎Tetap bermaksiat seperti biasa.

*Surat Mu’awwidzatain*

Apa bedanya surat Mu'awwidzatain?
(Surat Al Falaq dan Surat An-Nas).

*Surat al-Falaq* mengandung isti’adzah (permintaan perlindungan) kepada Allah SWT dari beberapa kejahatan, yaitu:
Kejahatan pada waktu subuh, kejahatan setiap makhluk yang mempunyai kejahatan. Kejahatan yang terjadi dalam kegelapan malam jika cahaya bulan menghilang. Kejahatan tukang sihir yang meniupkan sihir pada ikatan sihirnya. Kejahatan penghasad ketika dia berbuat hasad.

Hal ini menunjukkan bahwa surat al-Falaq mengandung isti’adzah dari kejahatan yang berasal dari luar diri manusia.

*Surat an-Nas* mengandung istia’adzah dari kejahatan yang disebabkan oleh diri itu sendiri, sebagai akibat timbulnya hawa nafsu yang disebabkan oleh bisikan kejahatan jin dan manusia. Surat ini menyebutkan isti’adzah dari kejahatan yang lebih berbahaya daripada kejahatan yang disebutkan dalam surat al-Falaq.

Iblis akan berusaha agar manusia tidak menyembah Allah dengan jalan berbisik kepada Hawa nafsunya. Pembisik bisa jin bisa manusia. Godaan iblis sudah dimulai sejak Nabi Adam dan Hawa untuk memakan buah larangan.  Godaan berlanjut pada Qabil sehingga membunuh Habil,  saudaranya sendiri.

Sedemikian hebatnya bisikan iblis kedalam hawa nafsu manusia,  iblis selalu mencari celah kelemahan dari hati manusia. Ada Kisah yg diriwayatkan dari Wahb bin Munabbih ra.

*Kisah Ahli ibadah yg menjadi Kafir*

Ada ahli ibadah yang tekun beribadah pada zamannya. Pada saat itu ada tiga laki laki bersaudara yang memiliki satu saudari, seorang gadis. Ketika mereka hendak pergi ikut dalam pasukan, mereka sepakat menitipkan saudari mereka kepada ahli ibadah.

Namun ahli ibadah menolak. Mereka mendesak ahli ibadah itu hingga akhirnya dia berkenan. Ahli ibadah itu berkata, “Suruhlah dia menginap di bilik di lantai bawah biaraku.”
Maka mereka menempatkan saudarinya di bilik yang dimaksudkan. Dan gadis tersebut berada di tempat ahli ibadah.

Ahli ibadah turun dari biaranya untuk memberikan makan kepada sang gadis. Dia meletakkan makanan di dekat pintu biara, kemudian menutupnya kembali lalu naik ke atas dalam biaranya. Setelah itu sang gadis keluar dari biliknya untuk mengambil makanan.

Setan cukup sabar menghadapi ahli ibadah itu, sambil membesar-besarkan masalah jika gadis itu keluar pada siang hari. Setan berkata,  “Andaikan engkau mau berjalan  lalu engkau letakkan makanan didepan biliknya, tentu pahalamu bertambah.”
Setan terus membujuk hingga dia mau berjalan mendekati bilik gadis dan meletakkan makanan di depan pintunya, tanpa bicara sedikitpun.

Iblis menyuruh ahli ibadah kepada kebaikan, seraya berkata, “Andaikata engkau mau berbicara dan ngobrol dengannya, tentu engkau akan bisa menjaganya.”
Iblis senantiasa membujuknya, hingga ahli ibadah itu mau berbicara dengan sang gadis dari lantai atas.

Setelah itu Iblis mendatangi ahli ibadah dan membujuknya, “Andaikata engkau mau turun ke biliknya, duduk di depan pintu biaramu dan mengajaknya berbicara tentu hal itu lebih dia sukai.”
Iblis senantiasa membujuk hingga ahli ibadah mau duduk di depan pintu biaranya dan keduanya berbincang bincang.

Iblis mendatangi ahli ibadah lagi dan berkata, “Andaikan saja engkau mau keluar dari biaramu dan duduk lebih dekat lagi ke pintu bilik si gadis itu serta berbincang bincang dengannya tanpa perlu keluar dari sana.” Ahli ibadah melakukan anjuran Iblis ini.

Kemudian Iblis mendatangi ahli ibadah dan berkata, “Andaikata engkau mau masuk ke dalam bilik gadis itu, berbincang bincang dengannya dan tanpa diketahui seorang pun, maka hal ini tentu lebih baik bagimu.” Maka sehari penuh ahli ibadah menemani sang gadis di dalam biliknya.

Iblis mendatangi ahli ibadah dan terus menerus membujuknya, hingga dia berani makin mendekati gadis itu.
Iblis terus memperdaya ahli ibadah dengan membisikkan bahwa hal itu merupakan kebaikan, hingga akhirnya mereka berzina dan gadis itu pun hamil.

Ketika gadis itu melahirkan. Iblis mendatangi ahli ibadah seraya berkata, “Apa pendapatmu jika saudaranya datang sementara saudari mereka telah melahirkan bayi akibat perbuatanmu? Apa yang hendak engkau lakukan? Tentu saja aku tak berani menjamin dirimu. Karena itu hampirilah bayi itu, bunuhlah dia. Gadis itu akan merahasiakannya karena takut.”

Maka ahli ibadah itu melakukan apa yang dianjurkan Iblis. Lalu Iblis berkata lagi, “Apakah menurut pendapatmu wanita itu akan menyembunyikan kepada saudaranya apa yang engkau perbuat terhadap anaknya? Ambillah wanita itu, bunuhlah dia dan kubur bersama anaknya!”
Ahli ibadah benar benar mengikuti anjuran Iblis, membunuh dan mengubur gadis itu bersama anaknya.

Tidak lama berselang saudara sang gadis datang dari peperangan, lalu mereka menanyakan saudari mereka. Ahli ibadah menangis dan menunjukkan belas kasihannya terhadap saudari mereka seraya berkata, “Dia adalah seorang wanita yang paling baik. Itu adalah kuburannya. Lihatlah!”
Mereka mendatangi kuburan saudari mereka dan menangis. Beberapa hari mereka di kuburan itu lalu pulang.

Malam harinya, setan mendatangi mereka lewat mimpi dan bertanya tentang nasib saudarinya. Orang itu menjawab seperti apa yang dikatakan ahli ibadah. Namun setan menyangkal seraya berkata, “Ahli ibadah itu tidak jujur tentang saudari kalian. Saudari kalian itu telah hamil dan melahirkan bayi karena perbuatan ahli ibadah, lalu dia membunuh saudari kalian dan menguburnya di balik pintu di biliknya. Pergilah kesana dan buktikan.”

Akhirnya mereka mendatangi bilik yang dulu ditempati saudarinya. Ternyata benar, saudari mereka dan anaknya terkubur di tempat itu. Mereka menemui ahli ibadah dan menanyakan nasib saudari mereka dan tak ada pilihan lain bagi ahli ibadah selain mengakuinya karena godaan setan. Mereka pun menangkap ahli ibadah untuk di penjara.

Tatkala ahli ibadah itu di penjara , setan menemuinya seraya berkata, “Tentunya engkau tahu bahwa sebenarnya akulah yang menggodamu dengan kehadiran wanita itu, lalu engkau membuatnya hamil dan membunuh dia dan anaknya. Jika saat ini engkau tunduk kepadaku dan kufur kepada Allah, tentu engkau selamat dari keadaan yang akan menimpamu ini..”
Maka ahli ibadah itu menyatakan kufur kepada Allah, supaya tidak dipenjara.

*Ibrah yg dapat diambil*

Bisikan iblis itu kepada siapa saja,  kepada Pedagang agar dia mengurangi timbangan ketika menjual,  dan menambah ketika membeli. Kepada Pengusaha Umrah murah yg kemarin terungkap. Dan juga kepada kita semua ketika berpuasa. Godaan lewat Minuman yg segar di siang hari. Godaan agar banyak bicara agar menjurus ghibah.

Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (HR: Al-Bukhari; Muslim)

Banyak orang terjerumus kedalam bisikan iblis karena orang-orang dekat darinya. Orang yg imannya kuat,  bentengnya juga bisa jebol ketika bisikan iblis juga kuat.

Maka Rasulullah ketika mau tidur membaca surat Al Ikhlas,  Al Falaq dan An Nas agar mendapat perlindungan Allah.

Dari ‘Aisyah, beliau r'anha berkata,
“Nabi SAW ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari)

Maka marilah kita berhati-hati menjaga keimanan kita ini,  setidaknya bisa menjadi tauladan dalam lingkungan.
Lebih-lebih di bulan Ramadhan ini ketika semua amalan,  pahalanya digandakan.
Kita usahakan sekuatnya untuk menjalani sunah.

Salah satu sunah yg ringan adalah makan sahur. Karena akan mendapat barokah Allah.
“Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad)

Kesimpulan akhir adalah setebal apapun iman kita,  harus kita rawat terus, jangan sampai dikotori Syirik. Jangan biarkan bisikan iblis kepada hawa nafsu kita,  sekecil apapun bisikannya.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Sabtu, 19 Mei 2018

Kajian Ramadhan PCM Banyumanik

Kajian Ramadhan PCM Banyumanik

RAHASIA MENGAPA LEBIH BAIK PUASA

Tanggal : 3 Ramadhan 1439 H / 19 Mei 2018

Nara Sumber : Dr. dr. H. Masrifan Djamil MPH, MMR

Puasa Ramadhan adalah kewajiban yg harus dilaksanakan oleh orang yg beriman. Ada orang yg diberi keringanan (rukshah)  untuk tidak berpuasa,  yaitu orang yg sakit atau bepergian (safar) :

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ  وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍ ۗ  فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ  ۗ  وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّـکُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"... Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan lalu tidak berpuasa, maka wajib mengganti sebanyak hari yang dia tidak berpuasa itu pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah 184)

Menariknya adalah bahwa ayat tentang rukshah ini ditutup dengan kalimat :
"... Puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui".
Ada rahasia disini yg perlu diungkap, bahwa puasa itu lebih baik. Mudah-mudahan kelak ada yg mau membuat Desertasi tentang hal ini.
Mungkin karena rahasia ini juga yg kemudian seseorang memunculkan hadits palsu :

صوموا تصحوا

“Berpuasalah agar kalian sehat."

Sanad hadits ini rusak, namun isinya bisa jadi benar bisa juga salah. Mari coba kita uraikan.

*HUBUNGAN PUASA DENGAN KESEHATAN*

*Penyakit-penyakit yg bisa menjadi sehat jika kita berpuasa :*

*1. Sakit Tekanan Darah Tinggi.*

Tekanan Darah Tinggi ini 95% dikatakan oleh dokter sebagai Penyakit Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya). Dalam bahasa lain disebut Hipertensi Primer. Yg diketahui penyebabnya hanya 5%. Mungkin karena akibat penyakit hormonal atau mungkin akibat Penyakit Ginjal. Orang yg berpuasa suasananya penuh kedamaian dan tekanan darah ini turun.

*2. Sakit Kencing Manis (Gula darah)*

Orang yg berpuasa,  gula darahnya turun. Perlu hati-hati ketika berbuka. Kabar baiknya adalah bahwa kurma yg dianjurkan Nabi untuk buka puasa memang terbukti tidak menimbulkan lonjakan gula darah.  Sepiring nasi setara dengan 12 kurma. Maka kita dianjurkan berbuka dengan 3 biji kurma yg umum.

*3. Sakit Maag*

Kaitannya dengan psikis juga. Kalau psikis bagus maka asam lambung mereda. Maka penyakit ini berkurang karena puasa.

*Penyakit yg masih menjadi tanda tanya apa dapat sembuh karena puasa adalah  Gangguan Ginjal*

Orang yg kena gangguan ginjal Kreatinin dan Ureumnya meningkat. Kreatinin ini normalnya 1,2 - 1, 3.
Orang yg begini butuh air lebih banyak daripada orang normal. Padahal puasa diniati untuk dehidrasi. Maka diragukan apa dengan Puasa lalu menjadikan sehat.

*SIKLUS SIRKADIAN*

Kalau kita perhatikan Siklus Sirkadian,  tubuh itu punya memory. Misal Memory tubuhnya adalah bila makan itu harus nasi. Maka ketika kita ganti dengan makan 3 roti,  tubuh masih belum merasa makan. Jadi sel itu punya memory,  termasuk kekebalan tubuh terhadap penyakit juga memanfaatkan memory ini dengan jalan imunisasi.

Siklus Sirkadian bila dibuat tidak normal selama sebulan dalam setahun secara berulang, maka tubuh akan menjawab,  tak apa-apa dan kita bisa puasa.
Ketika memory ini terbentuk,  maka puasa tak menjadi masalah. Tetapi tak semua orang tubuhnya bisa membentuk memory. Ada orang yg tak pernah puasa,  maka dia tak bisa puasa. Maka puasa ini bisa dilatih dulu misal sejak kecil dengan Puasa Bedhug dulu. Lalu ditingkatkan sampai jam 15.00 dan seterusnya.

Masalahnya adalah kadang ada yg Puasa hanya mengganti jam makan. Makan selama puasa tetap banyak. Ini yg tidak benar, seolah-olah balas dendam ketika malam hari makan sebanyaknya.
Maka memory yg dibentuk juga memory "balas dendam". Mestinya ketika puasa berat badan kita turun. Jika tetap atau nambah berat pasti ada yg keliru.

Puasa adalah tekanan yg hebat terhadap dehidrasi,  karena kebutuhan tubuh adalah 2 liter air dalam sehari.
Terkait dengan dehidrasi ini, bila dilatih maka mestinya tubuh bisa menerima. Kita bisa mengecek dehidrasi dari warna urine. Bila kuning berarti dehidrasi.
Maka Nabi mencontohkan ketika berbuka adalah dengan Kurma dan Air Putih. Beliau mengatakan air itu mensucikan. Air putih akan menetralisir dehidrasi. Kurma agar gula darah tidak naik mendadak ,  jangan berbuka dengan kolak atau teh manis karena gula darah naik mendadak.

Jadi yg menjadi rahasia sampai sekarang adalah mengapa Berpuasa tetap akan lebih baik. Ini harus dijawab oleh Science,  karena dalam banyak hal agama Islam ini paling cocok dengan Science modern seperti dikatakan oleh Dr. Maurice Bucaille dari Perancis. Dia pernah meneliti tiga kitab suci : Taurat,  Injil dan Al Qur'an dari sisi pandangan Science.

Saya tertarik rahasia berpuasa ini,  analisa sementara adalah Detox. Detox adalah proses membuang racun dari tubuh dengan cara spesifik.  Dengan berpuasa maka alat pencernaan kita istirahat dari jam 04.30 sampai jam 17. 30.
Usus akan istirahat total,  padahal dia biasa kerja keras.  Usus ini pekerjaannya :
1. Memeras makanan.
2. ‎Memasukkan sari makanan
3. ‎Mendorong sisa makanan kebelakang.

Bila Puasa sukses secara kesehatan maka berat badan pasti turun. Karena selain makannya berkurang juga tidurnya pasti berkurang. Ini bagi yg puasanya benar.
Salah satu yg menyebabkan gagal adalah banyaknya snack jaman sekarang. Makanan dulu lebih sehat,  hanya tepung dan gula. Sekarang ditambah lemak dan keju.  Maka صوموا تصحوا.  tadi menjadi bisa benar bisa salah.

Ada analisa lain,  bahwa ketika kita puasa maka kita menjalankan shalat malam. Tentang shalat malam ini sudah diteliti dan terbukti meningkatkan kekebalan tubuh. Ini jelas mengurangi jam tidur. Padahal dulu diajarkan tidur yg sehat itu 8 jam. Berarti kalau umur 60 tahun,  maka dia tidurnya sudah 20 tahun. Ini dibantah theori lain,  bahwa tidur yg sehat tidak harus 8 jam,  tetapi harus berkualitas. Yang biasa Shalat Tahajud ini Siklus Sirkadiannya bekerja,  membangunkan tidur tanpa bantuan alarm jam.

*HADITS DHAIF YG LAIN*

Siklus Sirkadian juga akan mengikut jika kita biasa makan terus sampai kenyang.
Ada lagi hadits terkait makan ini namun hadits ini dhaif.

نحن قوم لا نأكل حتى نجوع وإذا أكلنا لا نشبع

“Kita kaum muslimin adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang“

Hadits ini dhaif, akan tetapi maknanya benar. Kalau dipraktekkan akan baik buat kesehatan.

Tentang hadits dhaif terkait Ramadhan ini ternyata banyak,  antara lain.
Dari Salman Al Farisi, ia berkata:

Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami di akhir hari bulan Sya’ban atau di awal hari bulan Ramadhan, beliau bersabda:
“Wahai manusia, bulan yang agung telah mendatangi kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai ibadah sunnah.
Barangsiapa pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain.
Barangsiapa mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedangkan kesabaran itu balasannya adalah surga. Ia juga bulan tolong-menolong. Di dalamnya rezki seorang mukmin ditambah.
Barangsiapa pada bulan Ramadhan memberikan hidangan berbuka kepada seorang yang berpuasa, dosa-dosanya akan diampuni, diselamatkan dari api neraka dan memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tadi sedikitpun”

Kemudian para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan kepada orang yang berpuasa.”

Rasulullah SAW berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan hidangan berbuka berupa sebutir kurma, atau satu teguk air atau sedikit susu.

Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka”.

Hadits ini lemah karena terdapat perawi Ali bin Zaid bin Jud’an. Adapun Hadits yg Shahih adalah :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan atas landasan iman dan mengharap pahala dari sisi Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Apa bedanya?  Dalam hadits Shahih ini ternyata pengampunan tak menunggu 10 hari terakhir. Artinya sejak hari pertama Ramadhan sudah ada Pengampunan.
Maka jangan sampai melewatkan Ramadhan tanpa do'a mohon ampunan.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Senin, 14 Mei 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

AMALAN UTAMA DI BULAN RAMADHAN

Tanggal : 27 Sya'ban 1439 H/ 13 Mei 2018

Nara sumber :  Tri Wiyanto S. Sos

Ada jama'ah saya yg bertanya : Jika Shalat adalah tolok ukur masuk surga atau neraka, lalu bagaimana jika ada orang tak pernah shalat,  tetapi dia sedekahnya banyak dan selalu berbuat baik.  Apakah dia akan masuk neraka?

Karena dia lulusan IPB,  seorang eksakta maka saya menjawab secara matematika plus dan minus. Bila kita melakukan kebaikan maka kita dinilai plus. Tapi bila kita melakukan kejahatan atau menolak untuk melakukan kebaikan maka kita akan dinilai minus.
Shalat sudah jelas kebaikan yg akan mendapat 27 derajat. Maka ketika kita shalat Allah menilai kita plus 27 derajat. Kita shalat lagi,  ditambah 27 derajat. Demikian seumur hidup akan ditambah ketika kita shalat. Sebaliknya jika kita tidak shalat maka Allah mengurangi nilai kita. Katakan misal minus 27, ini belum tentu juga karena bisa jadi minusnya lebih banyak. Maka hati-hati jika tidak shalat , dengan tidak shalat berkali-kali maka bisa habis nilai kita karena mendapat minus terus.

Bila Allah mewajibkan sesuatu, itu berarti Allah telah menyiapkan sesuatu yg amat luar biasa sebagai imbalannya.
Maka ketika Allah mewajibkan shalat maka semestinya kita akan dengan senang melakukannya. Puasa pun demikian juga.  Allah memerintahkan kepada kita, maka semestinya kita senang dengan datangnya Ramadhan.
Hanya mereka yg imannya lemah , merasa tidak nyaman dengan datangnya Ramadhan.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
(QS. Al-Baqarah 183)

*Rindu Datangnya Ramadhan*

Doa Salaf terdahulu riwayat Yahya bin Abi Katsir :
"Allahumma sallimni li Ramadhana
wa sallim Romadhona li,
Wa sallimhu minni mutaqabbala.".
(Ya Allah selamatkan kami di bulan Ramadhan dan jadikanlah Ramadhan ini sebagai keselamatan untuk kami, dan jadikanlah setiap amal yang kami lakukan sebagai ibadah yang diterima disisiMu)

Do'a ini dibaca orang-orang dulu dan menunjukkan kerinduan akan Ramadhan.

Ada Hadits dari Ibnu Madjah yg menceritakan kisah dua orang sahabat dan tentang besarnya pahala Puasa Ramadhan.

Thalhah bin Ubaidillah, salah satu sahabat Rasulullah, pada suatu hari bermimpi. Dalam mimpinya dia mendapati dirinya sedang berada di depan pintu surga bersama dua orang muslim yang dikenal semasa hidupnya rajin beribadah. Salah satunya adalah orang yang mati syahid karena terbunuh dalam sebuah peperangan bersama Rasulullah dan satunya lagi meninggal satu tahun kemudian.

Malaikat mempersilahkan orang yang meninggal belakangan untuk masuk surga terlebih dahulu. Setelah itu, baru kemudian orang yang syahid dalam peperangan tersebut.
Esok harinya, mimpi itu diceritakan kepada orang-orang hingga akhirnya cerita perihal mimpi itu sampai ke Rasulullah.

Rasulullah pun menanggapi “Bukankah orang yang meninggal belakangan itu hidup satu tahun lebih lama dari orang yang meninggal sebagai syahid?” “Benar,” jawab mereka. ‘Jika demikian, bukankah orang yang meninggal belakangan masih bisa berjumpa dengan ramadhan, berpuasa penuh dan melaksanakan berbagai ibadah dan kebaikan lainnya?” balas Rasulullah. “Benar” jawab mereka.

“Itulah yang menjadikan kebaikan orang yang meninggal belakangan lebih banyak daripada kebaikan orang yang meninggal lebih dulu meski sebagai syahid. Kebaikan mereka lebih jauh daripada jarak langit dan bumi.”

Dari kisah itu bisa dibayangkan betapa besar pahala Shalat dan Puasa Ramadhan.

*Kekeliruan memaknai Rukhsah*

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍ ۗ  فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ  وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍ ۗ  فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ  ۗ  وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّـکُمْ اِنْ كُنْتُمْْ تَعْلَمُوْنَ

"(yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan lalu tidak berpuasa, maka wajib mengganti sebanyak hari yang dia tidak berpuasa itu pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
(QS. Al-Baqarah  184)

Orang yg sakit atau bepergian memang boleh tidak berpuasa. Itu adalah rukhsah (keringanan), dengan mengganti dihari lain. Namun ayat tersebut menegaskan bahwa pahala bila tetap puasa di bulan Ramadhan itu lebih baik.
Maka kita perlu mengoptimalkan Puasa Ramadhan.

*Amalan 1 : PUASA*

Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan atas landasan iman dan mengharap pahala dari sisi Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Puasa harus karena iman,  bukan karena sebab yg lain. Iman bahwa Puasa itu diperintahkan Allah. Iman bahwa puasa adalah cara dari Allah SWT untuk memberi pahala. Iman karena kita tetap yakin walaupun pahala itu tidak terlihat tapi pasti ada.
Ihtisaban adalah harapan. Mengharap agar puasa kita diterima. Mengharap agar dijauhkan dari api neraka dan mengharap diampuni dosa yg lalu.
Kalau kita jujur mau introspeksi,  kira-kira dosa kita dalam sehari pasti banyak.
Tapi kalau yg mengingatkan orang lain,  bisa-bisa akan menimbulkan kemarahan. Ketika kita berpuasa,  menahan marah,  maka mestinya kita bersyukur jika ada yg mengingatkan.

Ada sebuah Hadits Qudsi yg dapat menjadi sumber motivasi kita :
Rasulullah SAW bersabda:

( كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ )

"Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya." (HR Bukhori-Muslim)

Contoh dari amalan yg pahalanya 10 kali adalah Membaca Al Qur'an, tiap membaca 1 huruf pahalanya 10 kebaikan.
Adapun yg pahalanya 700 adalah Sedekah,  ini disebutkan dalam Surat Al Baqarah 261 : "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui."

Puasa ternyata lebih dari itu,  karena Allah menjanjikan pahala tanpa batas. Maka jangan mudah meninggalkan puasa hanya karena sakit ringan atau perjalanan.

*Amalan 2 : SHALAT MALAM*

Nabi SAW bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Shalat malam yg pada malam Ramadhan disebut dengan Shalat Tarawih adalah cara Allah untuk mengampuni dosa manusia.

Hadits lain bagi suami - isteri :
"Barangsiapa yang bangun malam dan membangunkan istrinya kemudian mereka berdua melaksanakan shalat dua rakaat secara bersama, maka mereka berdua akan dicatat sebagai orang yang selalu mengingat Allah Ta'ala.” (HR. Abu Daud)

Tentang Shalat malam ada banyak versi,  namun dari Muhammadiyah menyampaikan tiga versi. Salah satunya adalah 13 raka'at,  ini jarang dipakai. Adapun yg dua lainnya 11 raka'at.

Haditsnya :
Rasulullah SAW melakukan shalat pada waktu setelah selesainya shalat Isya’, hingga waktu fajar, sebanyak 11 raka’at, mengucapkan salam pada setiap dua raka’at, dan melakukan witir dengan satu raka’at.” [HR Muslim].

Hadits di atas tentang shalat malam Rasulullah SAW,  tidak menyebutkan tentang bulan Ramadhan. Ketika bulan Ramadhan, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan dari Aisyah, beliau berkata:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah bilangan pada bulan Ramadhan dan tidak pula pada bulan selain Ramadhan dari 11 Rakaat. Beliau shalat 4 rakaat sekali salam maka jangan ditanya tentang kebagusan dan panjangnya, kemudian shalat 4 rakaat lagi sekali salam maka jangan ditanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian shalat witir 3 rakaat.” (HR Muslim)

Maka Muhammadiyah memakai hadits kedua ini untuk Shalat Tarawih (4-4-3) , namun memakai yg pertama juga tidak salah.
Adapun shalat Tarawih 23 raka'at adalah Sunah Khulafaul Rasyidin,  boleh juga dipakai dan tidak boleh disalahkan.

Dalam hadits pertama dikatakan bahwa Rasul shalat malam itu semalam suntuk. Tentu berat buat kita untuk menirukan,  maka ada cara untuk mendapat pahala yg sama dengannya yaitu shalat sampai selesai bersama imam.

Hadits Abu Dzar ra :
“Barang siapa qiyamul lail bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” [HR Tirmidzi]

*Amalan 3 : SHADAQAH RAMADHAN*

Shadaqah Harta

"Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi saat ramadhan,” (Shahih Bukhari)

Maka salah satu persiapan Ramadhan adalah Persiapan uang. Di hari biasa saja pahalanya 700 kali,  maka di bulan Ramadhan akan berlipat ganda.

Hadits lain :
" Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan dalam hal kebaikan. Beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan. Sesungguhnya malaikat Jibril as. bertemu dengan beliau setiap tahun pada bulan Ramadan sampai selesai. Rasulullah SAW membaca Alquran di hadapannya. Saat Rasulullah SAW  bertemu dengan malaikat Jibril, maka beliau adalah orang yang paling dermawan dalam hal kebaikan melebihi angin yang berhembus". (Shahih Muslim)

Selain shadaqah harta ada shadaqah khusus bulan Ramadhan, yaitu memberi makan berbuka puasa kepada orang puasa.

“Barangsiapa memberi makanan berbuka kepada orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR. Turmudzi dan An-Nasa’i)

Ada lagi Hadits dari Salman.

''Barangsiapa memberi buka orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, maka amalnya itu sebagai ampunan atas dosanya, membebaskannya dari api neraka, dan ia mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu.''

Pahala itu dijanjikan jika shadaqah makanan diberikan kepada yg puasa.  Kadang ada yg membagi di masyarakat umum yg kita tak tahu mereka puasa atau tidak, atau kadang ke Anak TPQ yg belum wajib puasa. Memang tetap baik,  tapi tak memenuhi hadits di atas.

*Amalan 4 : MEMBACA AL QUR'AN*

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْۤ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ

"Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yg batil"
(QS. Al-Baqarah 185)

Bulan Ramadhan adalah turunnya Al Qur'an,  maka salah satu amalan terbaik adalah membaca Al Qur'an. Banyak sahabat yg mampu mengkhatamkan Al Qur'an dalam 1 hari saja. Tentu ini sulit ditirukan. Namun perlu usaha sekuat kemampuan kita.

Ada hadits :
“Orang yang mahir membaca Al-Qur’an, dia berada bersama para malaikat yang terhormat dan orang yang terbata-bata di dalam membaca Al-Qur’an serta mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala”

Hadits ini adalah untuk memotivasi agar kita belajar membaca Al Qur'an, meskipun usia sudah tua. Selain itu perlu diketahui bahwa pahala membaca Al Qur'an adalah 10 kali tiap hurufnya.

*Amalan 5 : SEGERA BERBUKA DAN MENGAKHIRKAN SAHUR*

Ini Sunah yg paling disenangi umat yg berpuasa , Sabda beliau :

" Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur." (HR Ahmad) .

Sunahnya adalah makan kurma 3 biji dan air putih. Kemudian shalat maghrib lalu makan.
Do'a ketika berbuka yg shahih :
Rasulullah SAW berdo'a setelah berbuka :

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ

“Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.”

[Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki] (HR Abu Daud)

Rasulullah SAW berhenti makan sahur sebelum subuh kira-kira selama bacaan 50 ayat Al Qur'an, untuk mengadakan persiapan shalat.

Do'a ketika makan sahur adalah yg disebut dalam Surat Ali Imran 16.

... رَبَّنَاۤ اِنَّنَاۤ اٰمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

" robbanaaa innanaaa aamannaa faghfir lanaa zunuubanaa wa qinaa 'azaaban-naar"

".. Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari azab neraka."

Dasarnya adalah ayat lanjutannya :
“(Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menaf kahkan hartanya di jalan Allah , dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran. : 17)

*Amalan 6 : MENGHIDUPKAN MALAM LAILATUL QODAR*

اِنَّاۤ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَاۤ  اَدْرٰٮكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ   ۙ  خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan." (QS. Al-Qadr Ayat 1- 3)

Rasulullah SAW bersabda.

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إَيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa shalat pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”

Malam Lailatul qodar, disunahkan untuk shalat , selain mendapat pahala juga mendapat ampunan dosa.
Untuk itu kita diperintahkan mencari malam itu yg mempunyai ciri fisik,  malam yg tenang / sakinah. Amat sayang jika malam ini dilewatkan sia-sia.

*Amalan 7 : I'TIKAF*

Rasulullah SAW melakukan i'tikaf 10 hari terakhir di dalam masjid. Waktu i'ktikaf yg dilakukan Rasulullah SAW adalah 24 jam. I'tikaf itu ibadah,  bukan bermain HP di masjid.

*Amalan 8 : MEMPERBANYAK DZIKIR, ISTIGHFAR DAN DO'A*

وَاِذَا  سَاَلَـكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ  اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu Muhammad tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintah-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran." (QS. Al-Baqarah 186)

Ayat ini berurutan dengan ayat tentang Puasa Ramadhan. Artinya ketika kita puasa diperintahkan untuk banyak berdo'a , karena ketika puasa maka do'a akan dikabulkan.

Rasulullah SAW bersabda :
"Ada tiga golongan manusia yg do'anya tidak tertolak : Orang berpuasa sampai dia berbuka,  Imam yg adil dan Orang teraniaya. " (HR. Turmudzi dan Nassa'i).

Do'a yg disunahkan adalah :

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَدْعُو قَالَ تَقُولِينَ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma , dia berkata: “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku, jika aku menemui malam al-qadr, doa apa yang akan aku katakan?” Beliau menjawab: “Katakanlah, Allahuma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni (Wahai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi maaf, Engkau suka memberi maaf, maka maafkanlah aku)”.
(HR. Turmudzi)

*Amalan 9 : ZAKAT MAAL & ZAKAT FITRAH*

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْن.

"Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk." (QS. Al-Baqarah 43)

Shalat dan Zakat adalah perintah yg tak dapat dipisahkan. Harta jika dizakatkan akan dapat nilai Plus. Sebaliknya bila disimpan saja atau dibelanjakan untuk hal yg tidak di jalan Allah maka akan bernilai Minus.

Zakat Maal bila dibayarkan di bulan Ramadhan pahalanya akan dilipat gandakan. Karena Zakat ini wajib maka baik yg memberi ataupun menerima menjadi hal yg penting. Demikian juga Lembaga Amil Zakat juga penting.

خُذْ  مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۗ   اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ  وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

"Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu menumbuhkan ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
(QS. At-Taubah 103)

Zakat itu mensucikan harta dan membersihkan hati,  karena kadang harta tercampur dengan hal yg haram dan yg mempunyai harta akan cenderung tamak. Dalam ayat diatas maka Amil Zakat mestinya mendoakan kepada yg membayar zakat.

Dalam zakat harta ada dikenal : Batasan nilai harta yg mulai kena zakat (nishob),  sudah dimiliki 1 tahun (haul). Selain itu harta yg melebihi kebutuhan pokok juga wajib dizakati,  misal Rumah lebih dari satu,  atau punya simpanan Tanah.

Zakat Fitrah berlaku bagi setiap jiwa dan harus dibayarkan sebelum shalat Iedhul Fitri.
Hadits Nabi tentang hal itu :
“Dari Ibnu ‘Umar ra , dia berkata: “Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fithri sebanyak satu shaa’ kurma atau satu shaa’ gandum. Kewajiban itu dikenakan kepada budak, orang merdeka, lelaki wanita, anak kecil, dan orang tua dari kalangan umat Islam. Dan beliau memerintahkan agar zakat fithri itu ditunaikan sebelum keluarnya orang-orang menuju shalat ” (HR Bukhori Muslim)

Ulama sepakat bahwa kurma bisa diganti makanan pokok setempat. Ukuran 1 shaa ini ulama berbeda pendapat. Ulama Indonesia mengambil jalan tengah 2, 5 kg. Namun bila ingin aman bisa dilebihkan menjadi 3 kg.

*TANYA - JAWAB*

Pertanyaan :

1.  Doa makan Sahur,  dasarnya apa ?
 ‎
2. ‎Jika Sahur,  bangunnya terlambat sehingga ketika makan baru separo, terdengar adzan apa makan dihentikan atau diteruskan.?

3.  Sunah mempercepat buka,  jika kita masih di kendaraan dan tak ada makanan bagaimana?

4. Imsak yg jaraknya dengan Subuh 10 menit itu katanya gak ada dasarnya,  imsak kan artinya menahan.

5.  Bila punya rumah lebih dari satu,  tapi untuk usaha,  zakatnya bagaimana?

Jawaban :

1.  Do'a makan Sahur disebutkan dalam Surat Ali Imran ayat 16,  penjelasannya pada terusannya ayat 17.

2. Kalau menurut pendapat saya, kita berhenti makan saat adzan. Karena puasa itu menahan diri. Di jaman Rasul yg terjadi adalah minum ketika adzan. Boleh diteruskan karena minum itu cepat,  beda dengan makan.

3. Itu kasus,  dalam perjalanan semua bisa terjadi. Maka ini pelajaran bila kita bepergian saat puasa bawa bekal air dan kurma.

4. Imsak itu hanya di Indonesia. Berhenti makan sebenarnya waktu subuh. Jadwal imsakiyah ini mengambil perkiraan dari sunahnya Rasulullah SAW berhenti makan kira-kira selama orang membaca 50 ayat Al Qur'an.

5. Yg dizakati itu adalah kelebihan dari kebutuhan pokok. Usaha adalah merupakan kebutuhan pokok. Maka bila punya rumah kedua untuk usaha,  rumah tersebut tidak perlu dizakati,  tetapi hasil usahanya perlu dizakati.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Senin, 07 Mei 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KORELASI ANTARA ROJAB, SYA'BAN DAN RAMADHAN

Tanggal : 20 Sya'ban 1439 H/ 6 Mei 2018

Nara sumber : Drs. H. Syarif Hidayat MPd


Rojab adalah salah satu bulan yg dimuliakan Allah.

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَاۤ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, di antaranya ada empat bulan haram.." (QS. At-Taubah 36)

12 bulan ini sebenarnya sudah ada sebelum islam datang. Allah menyebutkan secara resmi hanya di dalam kitab Al Qur'an,  tak pernah disebutkan dalam kitab Injil ,Taurat maupun Zabur.
Kenapa Allah menetapkan 12 bulan dalam setahun? Karena pada awal-awal kenabian jumlah bulan sampai 13 atau 14 seperti disebutkan dalam kalender China Kuno. Maka Al Qur'an adalah kitab yg pertama kali menetapkan setahun adalah 12 bulan.

Ketika Allah menetapkan ada 12 bulan,  sudah langsung disebutkan adanya 4 bulan Haram,  atau yg dimuliakan.
Dalam tafsir Ibnu Katsir ketika menafsirkan bulan haram pada Surat Al Baqarah ayat 194 disebutkan bahwa yg dimaksud adalah bulan Dzulqo'dah,  Dzulhijjah,  Muharram dan Rojab.

*1.  Dzulqo'dah dan Dzulhijjah*

Dua bulan tadi adalah sejarah awalnya Ibadah Haji ditetapkan sebagai Rukun Islam. Bahwa ibadah haji adalah wajib bagi mereka yg mampu.
Maka bagi mereka yg tidak mampu Allah memberikan hadiah hiburan bahwa siapa yg mengerjakan Shalat Jum'at 40 kali tidak terputus , pahalanya seperti melaksanakan ibadah haji. Maka ada istilah bahwa hajinya orang miskin adalah Shalat Jum'at. Maka janganlah sekali-sekali membuat alasan meninggalkan shalat jum'at.

Saat ini begitu sulitnya kita melaksanakan haji,  karena daftar tunggunya saja sudah sampai 22 tahun. Padahal kebiasaan kita mendaftar haji ketika sudah longgar,  nunggu pensiun usia 58 baru mendaftar. Akhirnya berangkat sudah tua sekali. Mestinya kita bisa belajar pada Malaysia,  karena mereka simultan ketika mendaftar akte kelahiran langsung mendaftarkan haji. Sehingga usia 25 sampai 35 sudah haji.
Kita ini lebih senang mengurus asuransi anak daripada mendaftarkan haji untuk anak,  lebih khawatir terhadap masa depan anak di dunia dari pada masa di akhirat kelak.

*2. Pentingnya menjaga Makna Haji Mabrur*

Pendapat Syeh Ali Zainal Abidin :
Orang yg hajinya mabrur tidak diukur dari apa kendaraan mereka,  penginapan mereka,  bekal materi mereka atau banyaknya oleh-oleh yg dibawa mereka tetapi diukur setelah pulang haji semakin sholeh atau tidak.
Namun yg terjadi adalah kebanyakan berlomba mengejar fasilitas untuk berangkat , penginapan dan sibuk berburu oleh-oleh haji. Tak sadar bahwa kebanyakan oleh-oleh haji tersebut malah mungkin asalnya dari Indonesia.

Yg terpenting adalah bagaimana sepulang haji tetap menjaga kemabruran haji. Yg tadinya shalatnya bolong-bolong atau tidak tepat waktu sekarang malu bila shalatnya terlambat. Lepas dari ikhlas atau tidak,  maka hal tersebut akan dapat menjadi contoh buat yg lain.
Malu jika sudah haji tidak berjama'ah , malu jika tidak ikut pengajian.
Jangan sampai merasa bahwa pahala hajinya sudah banyak,  karena pahala tak dapat dihitung dengan matematika.
Ingat bahwa hitungan Pahala dan dosa adalah memakai Hitungan Allah yaitu Hidayah dan Rahmah.
Maka tugas kita bila belum haji adalah bagaimana mengusahakan agar bisa Haji dalam usia muda sehingga bisa menjaga makna haji mabrur lebih lama.

*3. Bulan Muharram*

Muharram adalah bulan pertama dari kalender Hijriyah. Tetapi karena yg dipopulerkan adalah nama lain yaitu Suro maka nama bulan Muharram menjadi asing. Mengubah budaya ini butuh usaha pembiasaan.
Kita tidak gampang mengembalikan istilah Minggu menjadi Ahad. Padahal kalender setelah kemerdekaan sampai tahun 70 an tak ada hari Minggu,  yg ada hari Ahad. Kebalikan dengan sekarang, kita sulit mencari Kalender dengan hari Ahad.  Ini butuh pembiasaan tiap hari. Apakah ini penting?  Penting !
Agar generasi muda mengenal arti Ahad dan apa itu Minggu.

Sama dengan Muharram, apabila kita tidak membiasakan dengan menyebut bulan Muharram maka yg terbayang adalah Suro dengan segala macam kegiatan bulan Suro. Apalagi keadaan di Indonesia yg belum lepas dari Paganisme dan Sinkretisme, yaitu budaya-budaya yg tidak sesuai dengan Syariah agama.
Paganisme dan Sinkretisme tidak hanya di Indonesia,  bahkan juga ada di Arab.
Ketika Nabi telah hijrah dan kebetulan terjadi gerhana,  yg pada saat itu juga kebetulan Putra Nabi wafat, maka ada yg mengatakan bahwa gerhana terjadi karena wafatnya putra Nabi. Hal ini tentu saja dibantah Nabi dan menjelaskan bahwa gerhana adalah peristiwa alam.

Maka bila bulan Suro ini tetap dibudayakan,  apalagi bertepatan dengan malam jum'at kliwon dan mungkin ada bencana , petir dan sebagainya,  maka ini akan menjadi makanan empuk untuk penyesatan-penyesatan oleh kaum Paganisme dan Sinkretisme yg biasa disebut Paranormal,  yg sebenarnya lebih tepat disebut : Para tidak Normal.
Padahal itu semua adalah sunatullah sehubungan dengan perputaran alam. Maka kita perlu membiasakan diri dengan bulan Muharram.

Kata "Suro" sendiri asalnya dari Sabda Nabi yg kemudian berubah pengucapannya. Asalnya ketika Rasul menyebutkan tanggal 10 Muharram sebagai Hari Asyura.
Banyak riwayat yg mengisahkan Pertolongan atau Kasih sayang Allah untuk menyelamatkan para Nabi, turun pada tanggal 10 Muharram. Maka tanggal 10 Muharram juga disebut Hari Kasih Sayang. Dan Nabi memperingati dengan berpuasa dan menyantuni orang miskin dan anak yatim.

Sebenarnya pada tanggal 10 Muharram itu orang Yahudi dan Nasrani juga berpuasa.  Bahkan menurut Injil Barnabas,  mereka juga puasa putih seperti umat Islam pada tanggal 13, 14 dan 15. Namun puasa mereka berbeda. Orang Jawa juga mengenal Puasa Putih yg beda,  dan disebut Puasa Mutih,  beda syariatnya.

Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa padanya, mereka menyampaikan,  ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari itu adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nashrani.’

Nabi SAW bersabda : " Bukankah kita beriman kepada Nabi Isa a. s,  Nabi Ibrahim a. s dan Nabi Ishak a.s ?

  كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓئِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ  ۗ  لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ

"... Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.." (QS. Al-Baqarah 285)

Kita umat islam wajib mengimani 25 Rasul,  maka kalau mereka berpuasa, kita umat islam juga berhak untuk puasa. Dan untuk menyelisihi kaum Yahudi,  Nabi SAW memerintahkan :
“Berpuasalah pada hari ‘Asyura dan selisihilah kaum Yahudi dengan berpuasa satu hari sebelumnya dan satu hari sesudahnya.”

Jika engkau tidak bisa berpuasa tanggal 9, 10, dan 11 , maka engkau berpuasalah pada tanggal 9 dan 10 atau tanggal 10 dan 11 Muharram .Bila itupun tidak dapat,  maka berpuasalah pada tanggal 10.

Muharram adalah bulan Mulia,  namun justru banyak yg takut dengan Muharram. Mau melakukan perletakan Batu pertama,  mau menikahkan anak, semua menunggu Muharram lewat dulu.
Suasana ini tak akan berubah jika kita tidak berani melakukan perubahan.

*4. Bulan Rojab*

Bulan Rojab menjadi istimewa karena ada peristiwa besar, yaitu Isra' Miradj. Bagaimana mungkin jarak Mekkah ke Palestina pulang pergi hanya ditempuh dalam satu malam. Padahal pada waktu itu kira-kira membutuhkan 2 bulan perjalanan.

Tentu tak bisa dijelaskan karena kita memakai pikiran dan cara manusia. Peristiwa Isra' Miradj itu menggunakan teknologinya Tuhan. Kita ambil contoh perkembangan teknologi manusia. Jaman dulu untuk berkomunikasi membutuhkan waktu 2 minggu,  karena kita memakai surat lewat Pos. Sekarang untuk komunikasi cuma butuh berapa detik saja lewat SMS/ WA.

Manusia berfikir mengikut hukum alam. Padahal hukum Alam hanya berlaku untuk makhluk Allah dan tidak berlaku untuk Allah.
Maka dikisahkan ketika Nabi Ibrahim dibakar, tapi Allah tak berkehendak maka api jadi dingin.

قُلْنَا يٰنَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰۤى اِبْرٰهِيْمَ

"Kami (Allah) berfirman, Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim," (QS. Al-Anbiya 69)

Maka Isra' Miradj pun bisa diyakini dengan akal,  tidak sekedar iman.
Inti Isra' Miradj adalah perintah Shalat.
Shalat mempersyaratkan pelakunya : Suci diri,  Suci pakaian,  Suci Tempat dan Menutup aurat.

Terkait dengan judul,  Korelasi Rojab, Sya'ban Dan Ramadhan.  Maka kita fahami bahwa bulan Rojab adalah bulan Persiapan mensucikan diri .
Seperti ketika mau Shalat kita harus mensucikan fisik kita maka pada bulan Rojab kita bersiap mensucikan diri dengan banyak melakukan Puasa.
Kita tak perlu berdebat tentang puasa Rojab yg mana ? , karena ada kemungkinan di jaman Cyber War ini ada yg bertujuan ingin memecah belah umat. Ingat jaman dulu ada Snuck Hurgronye yg menyamar jadi islam untuk mengadu domba. Tujuan mereka adalah agar umat islam sibuk berdebat tentang dalil dan tak ada waktu untuk memikirkan Kemajuan.

Kembali ke bulan Rojab, adalah bulan evaluasi ;
1.  Apakah Shalat kita sudah lengkap?
2. ‎Bila sudah lengkap apa sudah dilengkapi dengan Qobliyah dan Bakdiyah?
3. ‎Apakah shalat kita sudah ditambah dengan shalat malam?
Bila itu semua sudah dilakukan maka kita masih harus mengevaluasi shalat kita apa sudah memenuhi : Syarat Shalat, Rukun Shalat dan apakah kita sudah tahu Sunah-sunah shalat.?
Maka ketika kita melihat perbedaan pada Sunah- sunah,  hal ini tidak akan menjadi masalah pada diri kita.

Itu terkait bulan Rojab sebagai persiapan. Lalu kenapa dengan Sya'ban. ? Apakah Sya'ban dan Ramadhan bukan bulan mulia?
Rasulullah SAW bersabda,
“Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i).

Dalam hadits lain :

فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ،....

“Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah SAW berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan..”

لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

“Belum pernah Nabi SAW  berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Jadi Rasul melakukan ibadah puasa yg banyak di bulan Sya'ban.

Banyak orang berpuasa,  tapi tidak mendapat apa-apa. Rasulullah SAW bersabda :

"KAM MIN SHOIMIN LAISA LAHU MIN SHIYAMIHI ILLAL JU'U WAL 'ATHOSY"

"begitu banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan pahala, kecuali mendapatkan haus dan laparnya saja"

Jadi kalau di atas tadi kita diajarkan membersihkan fisik,  maka dengan Puasa kita dilatih untuk membersihkan hati dari berbagai Penyakit hati.
99% penyakit hati berasal dari Hablu minanas. Maka Nabi mengajarkan kepada kita untuk Silaturahim.
Kepada yg masih hidup kita minta maaf dan datang memberi sesuatu. Karena ketika kita memberi itu maka mereka akan menerima dan terjalin silaturahim.
Kepada yg meninggal kita mendo'akan. Dan ketika kita mendo'akan hendaknya tahu etika berdo'a.

Berdo'a boleh dimana saja. Ketika kita memilih berdo'a di makam maka kita harus tahu etika memasuki makam :

1.  Salam kepada Ahli Kubur

Jangan tak mau mengucap salam karena merasa tak ada yg menjawab. Karena memang ada salam yg tak boleh dijawab,  yaitu Salam ketika Shalat dan Salam kepada Ahli Kubur. Meskipun mereka tak menjawab tapi mereka mendengar salam.

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا  ۗ  بَلْ اَحْيَآءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ

"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki,"
(QS. Ali 'Imran 169)

2. Tidak boleh menginjak, melompati atau menduduki makam.

Larangan melompati makam ini hampir sama dengan larangan melewati orang yg shalat. Maka mengatur makam semestinya seperti konsep mengatur Shof Shalat Jama'ah.

Pelajaran bagi kita,  kenapa makam di tempat kita tak karuan,  kenapa Makam Belanda yg ada disini bisa rapi?  Padahal kita,  orang islam yg punya konsep Shalat Jama'ah.

Konsep Shalat Jama'ah adalah :
Yg datang pertama menempati Shaf pertama. Anak-anak dipisahkan dari Orang dewasa. Maka mestinya ketika memakamkan jenazah juga demikian. Disini makam semrawut,  ada makam yg kosong karena orangnya masih hidup.

3.  Mendo'akan,  bukan Minta do'a pada Makam.

Pada awal hijrah Nabi SAW melarang ziarah untuk menyelamatkan akidah, karena orang Muhajirin yg gugur dan ada keluarganya yg tidak ikhlas, mereka menangisi kematian. Dan do'a mereka salah.
Namun karena pentingnya mengingat Mati,  maka Nabi SAW mengijinkan lagi ziarah kubur.

Maka Korelasi antara Rojab,  Sya'ban dan Ramadhan adalah ketika Rojab kita membersihkan badan dengan latihan banyak Shalat. Ketika Sya'ban kita membersihkan Hati dengan latihan banyak  Puasa. Dan ketika Ramadhan,  Tamu agung kita datang kita sudah terbiasa menyambutnya dengan banyak Shalat dan Puasa.


*TANYA - JAWAB*

Pertanyaan :

1. Bagaimana hukumnya jika ada orang memesan kuburan lebih dulu ketika dia masih hidup. Karena di Yayasan Khusnul Khotimah juga begitu.

Jawaban :

Hukum memesan makam ketika masih hidup itu tidak apa-apa. Pada prinsipnya adalah bahwa makam harus diatur,  seperti tadi saya katakan seperti Manajemen Orang Shalat,  ada Sutrah atau Batas.
Saya yakin bahwa mereka yg profesional seperti Mount Caramel,  Khusnul Khotimah sudah melaksanakan itu,  bahwa makam diatur menurut kapling, dibedakan antara anak dan dewasa (terkait panjang makam)  agar rapi. Maka tak ada masalah disana.
Masalah kita ada di makam umum yg semua memiliki,  tak ada manajemen yg mengatur disana sehingga makam tidak rapi. Ini perlu dibenahi.

Pertanyaan :

2. Ketika usia kita sudah tua tapi belum haji. Kita punya dana tapi cukupnya hanya untuk umrah saja,  ini bagaimana.

Jawaban :

Pada prinsipnya kita harus mengutamakan yg wajib,  baru kemudian yg sunah. Haji itu wajib bagi yg mampu.
Tentang usia ternyata tak dapat menjadi pedoman,  ada orang tua yg kuat karena dimampukan Allah kesehatannya, sebaliknya ada yg muda tapi tidak mampu.
Kalau mau umrah dulu juga tidak apa,  cuma harus diingat bahwa Umrah Ramadhan yg pahalanya seperti haji,  Shalat Jumat 40 kali yg pahalanya seperti haji itu tidak menggugurkan kewajiban naik haji.
Masalah kita adalah tidak obyektif terhadap kemampuan. Mengatakan belum mampu tapi bisa beli mobil,  bisa beli asuransi.  Ini namanya tidak obyektif.


Pertanyaan :

3. Ketika kita bertakziah kemudian membaca Yasin itu bagaimana?

Jawaban :

Menurut Imam Maliki menghadiahkan bacaan do'a kepada mayit itu boleh.
Baca Yasin boleh,  Al Kahfi juga boleh,  do'a Thoyibah lain boleh.
Selama ini kita anggap itu pendapat Imam Syafi'i,  keliru karena itu pendapat Imam Malik. Pendapat Imam Syafi'i tentang mengirim pahala dapat dilakukan oleh anak si mayit,  yaitu dengan memanfaatkan harta yg ditinggal oleh mayit.

Masalahnya pahalanya sampai ke mayit atau tidak itu Wallohu alam. Tetapi kita yg membaca kan dapat pahala.
Kenapa harus Yasin?  Karena itu kebiasaan saja. Saking biasanya meskipun lampu mati tetap jalan,  karena sudah hafal. Kalau mau diganti Al Kahfi pun tidak apa, pahala lebih banyak karena lebih panjang. Tapi mungkin tak ada yg hafal,  harus dibiasakan dulu.


Pertanyaan :

4. Ketika selesai shalat dan sudah salam kita ragu jumlah raka'at kurang atau kelebihan,  bagaimana?


Jawaban :

Ada dua cara,  yg pertama dengan menghapus keraguan dan memantapkan yg tidak ragu.
Cara kedua dengan Sujud Sahwi. Dapat dilakukan sebelum salam atau sesudah salam.
Bila shalat jama'ah dan imam Sujud Sahwi sebelum salam maka makmum harus ikut.
Tapi bila sudah salam,  cukup imam saja yg sujud sahwi.


Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK