Minggu, 25 Februari 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

9 Jumadil Akhir 1439 H /25 Februari 2018

H. M. Arif Rahman Lc. MA

*GHULAMUD DAKWAH*

Terbukti sesuai yg dikatakan oleh Imam Syafii bahwa ketika kita membaca Al Qur'an , ternyata Al Quran bisa menjawab segala macam persoalan kita, tetapi jawaban tidak seperti jawaban matematika.  Jawaban Al Qur'an bersifat global.

Kali ini akan dibahas salah satu surat dari Al Qur'an yaitu Surat Al Buruj. Allah SWT menyampaikan betapa pentingnya iman.  Allah mengawali surat ini dengan sumpah. Ketika Allah bersumpah maka ada sesuatu yg sangat penting yg akan disampaikan, seperti ketika Allah menyampaikan surat Al Ashri.

Dari Surat Al Buruj ayat 8, bahwa iman itu pengaruhnya sangat luar biasa.

وَمَا نَقَمُوْا مِنْهُمْ اِلَّاۤ اَنْ يُّؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ  الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِ

"Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa, Maha Terpuji," (QS. Al-Buruj 8)

Iman itu yg menyelamatkan kita dunia dan akhirat. Iman itu yg menyebabkan kita mampu bertahan dalam kondisi apapun yg kita hadapi di dunia ini.
Maka Rasulullah menyampaikan bahwa perkara orang beriman itu menakjubkan.

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)

Dengan iman kita menghadap Allah,  dengan iman kita percaya diri,  tetapi karena iman itu pula orang tidak suka kepada kita.
Contoh Rasulullah SAW,  awal beliau berdakwah,  beliau di Mekkah disenangi orang Mekkah karena selalu jujur dan dapat dipercaya. Namun ketika beliau meminta agar orang Mekkah mengucap kalimat : "Laa ilaha illallah" , maka mulailah beliau dimusuhi.

Demikian pula keadaan saat ini,  belum tentu kita diterima ketika kita menyampaikan tentang islam. Kepribadian yg baik diterima,  tetapi kebenaran islam belum tentu diterima.
Hal ini yg disampaikan Allah dalam Surat Al Buruj,  tentang Ashabul Uqdud. Yaitu tentang orang-orang yg menggali parit.
Karena banyak orang yg beriman,  maka penguasa pada waktu itu menggali parit dan diberi api. Orang-orang yg beriman dilemparkan ke dalam parit api.
Mereka dibunuh karena beriman.

Demikian terjadi pula dijaman Firaun ketika kemudian para penyihir beriman,  mereka dihukum Firaun.

وَمَا تَـنْقِمُ مِنَّاۤ اِلَّاۤ اَنْ اٰمَنَّا بِاٰيٰتِ رَبِّنَا لَمَّا جَآءَتْنَا  

"dan engkau tidak melakukan balas dendam kepada kami, melainkan karena kami beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami. ..."

Kekalahan tukang sihir dari Musa tak dipermasalahkan Firaun,  tetapi karena mereka beriman maka tangan kanan dan kaki kirinya dipotong.
Artinya setiap orang yg beriman tak akan dibiarkan demikian saja oleh Allah,  pasti akan diuji. Allah berfirman : "Apakah manusia mengira bahawa mereka akan dibiarkan mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum diuji?" (QS Al-Ankabut:2).

Dan kemudian Tukang sihir itu berdoa :

 رَبَّنَاۤ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ

"......Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim berserah diri kepada-Mu." (QS. Al-A'raf  126)

Yg diminta curahan kesabaran, berarti tekanan siksa itu luar biasa. Orang sabar akan dapat balasan pahala tanpa batas.

اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

"..... Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas." (QS. Az-Zumar 10)

Maka tak perlu heran kalau puasa pahalanya langsung dari Allah,  karena melatih kesabaran.

Kesimpulannya kita tak akan pernah selesai belajar keimanan,  karena Allah akan terus memberikan ujian.
Terlebih saat ini dunia medsos sedemikian hebatnya fitnah kepada kaum mukmin. Maka keimanan dan kesabaran harus terus ditingkatkan.
Allah telah menyampaikan bahwa janganlah kita sampai putus asa.

اِنَّ الَّذِيْنَ فَتَـنُوا الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنٰتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوْبُوْا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيْقِ

"Sungguh, orang-orang yang mendatangkan fitnah kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan lalu mereka tidak bertobat, maka mereka akan mendapat azab Jahanam dan mereka akan mendapat azab neraka yang membakar." (QS. Al-Buruj 10)

Janji Allah ini hendaknya memantapkan iman kita,  jangan sampai iman tergadai.

Kemudian dari Hadits Rasulullah , bila musuh itu ada,  maka kita harus siap-siap.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ وَسَلُوا اللَّهَ تَعَالَى الْعَافِيَةَ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِي السَّحَابِ وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ

"Janganlah kalian berharap bertemu dgn musuh, & mohonlah keselamatan kepada Allah ta'ala. Apabila kalian telah bertemu dgn mereka maka bersabarlah & ketahuilah bahwa Surga di bawah naungan pedang. Kemudian beliau berdoa: Ya Allah, Yang menurunkan Al Qur'an, Yang menjalankan awan, & Yang mengalahkan kelompok-kelompok musuh, kalahkan mereka & menangkan kami atas mereka! (HR.Abu Daud)

Jangan mencari musuh,  maknanya carilah kebaikan,  carilah teman yg banyak. Dan kita diajari untuk berdoa agar mendapat ampunan dan selamat. Kemudian jika bertemu harus bersabar. Makna sabar bukanlah defensif. Sabar punya arti positif melahirkan solusi.
Surga dibawah naungan pedang maknanya bukan perang, tapi perjuangan yg istiqomah.

Dalam Al Qur'an,  kisah yg diceritakan bukan sekedar sejarah. Kisah itu bisa berulang kapan saja dengan subyek dan obyek yg berbeda.
Ketika di awal dakwahnya di Mekkah,  penderitaan umat islam luar biasa, seperti Bilal yg dihimpit Batu dan sebagainya. Maka ada sahabat yg meminta Rasul agar berdoa memohon kepada Allah agar menghentikan cobaan.
Namun Rasul menyuruh mereka bersabar karena dijanjikan surga. Rasul menceritakan ujian umat terdahulu lebih dahsyat,  dan jalan keluarnya adalah sabar.

Kisah yg diceritakan itu diambil dari surat Al Buruj,  yg didalamnya menceritakan tentang Ghulam, seorang anak laki-laki.
Kisah itu menjadi sebuah Hadits. (HR. Ahmad , Muslim dan An-Nasa’i)

Haddab bin Khalid menceritakan kepada kami daripada Hammad bin Salamah daripada Tsabit bin Abdul Rahman bin Abu Laila daripada Suhaib bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Ada seorang raja pada zaman sebelum kalian. Ia memiliki seorang tukang sihir. Ketika tukang sihir itu telah tua, ia berkata kepada sang raja, ‘Sesungguhnya usiaku telah tua dan ajalku telah dekat. Kerana itu, utuslah kepadaku seorang anak muda agar aku ajari sihir’.

( Dimana-mana Penguasa dekat dengan "klenik" ; Perdukunan. Karena memang dia tak percaya Allah. Penasehat dari Penguasa atau Guru Spiritual kepengin melanggengkan kekuasaannya di bidang materi,  maka Orang yg berbuat kerusakanpun juga ingin mewariskan ilmunya yg merusak ,  seperti Kisah Tukang Sihir diatas.
Semangat ini mestinya juga harus dapat menginspirasi kita untuk mewariskan kebaikan kepada anak-anak kita.)

Maka diutuslah oleh raja, seorang pemuda yang bernama Ghulam, kemudian ia ajari sihir. Dan jalan antara raja dengan tukang sihir itu terdapat seorang rahib. Pemuda itu mendatangi sang rahib dan mendengarkan pembicaraannya. Sang pemuda begitu kagum kepada rahib dan tertarik dengan pembicaraannya.

Begitu ia sampai kepada tukang sihir karena terlambat serta merta ia dipukulnya seraya ditanya, ‘Apa yang menghalangimu?’

Dan bila sampai di rumahnya, keluarganya memukulnya seraya bertanya, ‘Apa yang menghalangimu sehingga terlambat pulang ?’

Lalu, ia pun mengadukan halnya kepada sang rahib. Rahib berkata, ‘Jika tukang sihir ingin memukulmu katakanlah, aku terlambat karena keluargaku. Dan jika keluargamu hendak memukulmu maka katakanlah, aku terlambat karena belajar dengan tukang sihir’.

(Pelajaran yg diambil,  bila kita ingin di dengar maka harus memberikan solusi, selain itu harus membuat suasana nyaman tidak gampang memarahi).

Suatu kali, Ghulam menyaksikan binatang besar dan menakutkan yang menghalangi jalan manusia, sehingga mereka tidak bisa menyeberang. Maka Ghulam berkata, ‘Saat ini aku akan mengetahui, apakah perintah ahli sihir lebih dicintai Allah ataukah perintah rahib. Setelah itu ia mengambil batu seraya berkata, ‘Ya Allah, jika perintah rahib lebih engkau cintai dan ridhai daripada perintah tukang sihir maka bunuhlah binatang ini, sehingga manusia bisa menyeberang’. Lalu ia melemparnya, dan binatang itu pun terbunuh kemudian ia pergi. Maka ia beritahukan halnya kepada rahib. Lalu sang rahib berkata, ‘Wahai anakku, kini engkau telah menjadi lebih utama dari diriku. Kelak, engkau akan diuji. Jika engkau diuji maka jangan tunjukkan diriku.

Selanjutnya, pemuda itu bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan segala jenis penyakit. Allah menyembuhkan mereka melalui kedua tangannya. Alkisah, ada pejabat raja yang tiba-tiba buta. Ia mendengar tentang pemuda itu. Maka ia membawa hadiah yang banyak kepadanya seraya berkata, ‘Sembuhkanlah aku, dan engkau boleh memiliki semua ini! Pemuda itu menjawab, ‘Aku tidak bisa menyembuhkan seseorang. Yang bisa menyembuhkan adalah Allah Azza wa Jalla. Jika Anda beriman kepada Allah dan berdo’a kepadaNya, niscaya Ia akan menyembuhkanmu. Ia lalu beriman dan berdo’a kepada Allah dan sembuh.

Kemudian ia datang kepada raja dan duduk di sisinya seperti sedia kala. Sang raja bertanya, ‘Wahai fulan, siapa yang menyembuhkan penglihatanmu?’ Ia menjawab, ‘Tuhanku’. Raja berkata, ‘Saya?’ ‘Tidak, tetapi Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’, tegasnya. Raja bertanya, ‘Apakah kamu memiliki Tuhan selain diriku?’ Ia menjawab, ‘Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’. Demikianlah, sehingga ia terus-menerus disiksa sampai ia menunjukkan kepada Ghulam. Ghulampun didatangkan. Sang raja berkata, ‘Wahai anakku, sihirmu telah sampai pada tingkat kamu bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan berbagai penyakit lainnya’. Ghulam menangkis, ‘Aku tidak mampu menyembuhkan seorang pun. Yang menyembuhkan hanyalah Allah Azza wa Jalla. Raja berkata, ‘Aku?’ ‘Tidak!’, kata Ghulam. ‘Apakah kamu punya Tuhan selain diriku?’ Ia menjawab, ‘Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’.

Lalu ia pun terus disiksa sehingga ia menunjukkan kepada rahib. Maka rahib itu pun didatangkan. Sang raja berkata, ‘Kembalilah kepada agamamu semula!’ Ia menolak. Lalu di tengah-tengah kepalanya diletakkan gergaji dan ia dibelah menjadi dua. Kepada pejabat raja yang (dulunya) buta juga dikatakan, ‘Kembalilah kepada agamamu semula!’ Ia menolak. Lalu di tengah-tengah kepalanya diletakkan gergaji dan ia dibelah menjadi dua.Kepada Ghulam juga dikatakan, ‘Kembalilah kepada agamamu semula!’ Ia menolak.

Lalu bersama beberapa orang ia dikirim ke gunung ini dan itu. (Sebelumnya) sang raja berpetuah, ‘Ketika kalian telah sampai pada puncak gunung maka bila ia kembali kepada agamanya (biarkanlah dia). Jika tidak, maka lemparkanlah dia! Mereka pun berangkat. Ketika sampai di ketinggian gunung, sang pemuda berdo’a, ‘Ya Allah, jagalah diriku dari mereka, sesuai dengan kehendakMu. Tiba-tiba gunung itu mengguncang mereka, sehingga semuanya tergelincir. Lalu Ghulam datang mencari sampai bisa bertemu raja kembali. Raja bertanya, ‘Apa yang terjadi dengan kawan-kawanmu?’ Ia menjawab, ‘Allah menjagaku dari mereka’.

Kembali ia dikirim bersama beberapa orang dalam sebuah perahu kecil. Raja berkata, ‘Jika kalian berada di tengah lautan (maka biarkanlah ia) jika kembali kepada agamanya semula. Jika tidak, lemparkanlah dia ke laut yang luas dan dalam’. Ghulam berdo’a, ‘Ya Allah, jagalah aku dari mereka, sesuai dengan kehendak-Mu’. Akhirnya mereka semua tenggelam dan Ghulam datang lagi kepada raja.

Sang raja bertanya, ‘Apa yang terjadi dengan kawan-kawanmu?’

Ghulam menjawab, ‘Allah menjagaku dari mereka’.

Lalu Ghulam berkata, ‘Wahai raja, kamu tidak akan bisa membunuhku sehingga engkau melakukan apa yang kuperintahkan. Jika engkau melakukan apa yang aku perintahkan maka engkau akan bisa membunuhku. Jika tidak, engkau tak akan bisa membunuhku’.

Raja penasaran, ‘Perintah apa?’

Ghulam menjawab, ‘Kumpulkanlah orang-orang di satu padang yang luas, lalu saliblah aku di batang pohon. Setelah itu ambillah anak panah dari wadah panahku, lalu ucapkan, ‘Bismillahi rabbil ghulam (dengan nama Allah, Tuhannya Ghulam).

Maka raja memanahnya dan anak panah itu tepat mengenai pelipisnya.  Ghulam meletakkan tangannya di bagian yang kena panah lalu meninggal dunia. Maka orang-orang berkata, ‘Kami beriman kepada Tuhannya Ghulam. Kami beriman kepada Tuhannya Ghulam. Lalu dikatakan kepada raja, ‘Tahukah Anda, sesuatu yang selama ini Anda takut-kan? Kini sesuatu itu telah tiba, semua orang telah beriman.

Lalu ia memerintahkan membuat parit-parit di beberapa persimpangan jalan, kemudian dinyalakan api di dalamnya. Dan raja pun bertitah, ‘Siapa yang kembali kepada agama-nya semula, maka biarkanlah dia. Jika tidak, maka lemparkanlah dia ke dalamnya’. Maka orang-orang pun menolaknya sehingga mereka bergantian dilemparkan ke dalamnya. Hingga tibalah giliran seorang wanita bersama bayi yang sedang disusuinya. Sepertinya, ibu itu enggan untuk terjun ke dalam api. Tiba-tiba sang bayi berkata, ‘Bersabarlah wahai ibuku, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran’.”

Pelajaran yg diambil,  bahwa tekanan terhadap iman itu luar biasa,  dan Ghulam sampai mengorbankan jiwa demi dakwahnya.
Iman harus kita wariskan kepada anak kita dan keluarga kita.

Pelajaran ini menunjukkan bahwa umat islam sangat sulit diminta menanggalkan iman,  maka musuh islam berusaha umat islam biarlah tetap islam tapi jangan melaksanakan ajarannya. Biarlah islam ada tapi keropos.  Caranya hilangkan dakwah islam dan ganti dengan hiburan agar umat islam lupa.
Maka waspadalah kita dalam menjaga keimanan dan keislaman kita.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Senin, 19 Februari 2018

Pengajian Ahad AMM Banyumanik

Pengajian Ahad AMM Banyumanik

2 Jumadil Akhir 1439 H / 18 Februari 2018

Tri Wiyanto S. Sos

*Bahaya Pemikiran Neo Khawarij*

Ini kisah sejarah di jaman Rasulullah yg perlu kita angkat karena keprihatinan kita, bahwa akhir -akhir ini khususnya di Jabar,  ustadz-ustadz diserang bahkan ada yg dibunuh oleh orang "Gila".
Dalam sejarah,  ulama kita sulit dikalahkan ketika berperang,  namun gampang dicelakai ketika ibadah karena sedang dalam kondisi pasrah tidak siaga.
Kita akan mempelajari tentang pemikiran Khowarij,  ini bukan tentang orang atau kelompok,  tapi tentang pemikiran. Dan pemikiran bisa memasuki siapa saja,  bahkan juga bisa memasuki organisasi kita bila tidak waspada.

*Pemikiran Khawarij*

Dari riwayat Al Hakim ,beliau mengatakan: "Kami dulu diturunkan keimanan sebelum turunnya Al Qur'an, sehingga ketika Al Qur'an turun kami mengimaninya semua,  sementara ada kaum yg diturunkan Al Qur'an sebelum diturunkan keimanan di dalam hati mereka,  maka mereka membaca dari Alif Lam Mim sampai Minal jinati wannas tapi tidak tahu mana perintah mana larangan,  mana yg halal mana yg Haram"

Kemudian Ibnu Abbas ra, beliau berkata tentang orang Khawarij :
"Pakaian mereka itu kasar dan berserat mukanya pucat, keningnya menghitam seperti lutut kambing, tapak tangan dan Kakinya keras, bacaan Al Qur'an nya sangat lama".

Mereka secara fisik luar biasa,  keningnya menghitam. Padahal Rasulullah keningnya bercahaya., bahkan para Sahabat wajahnya bersih dan tidak ada bekas-bekas sujud yg menghitam.
Orang khawarij ini ibadahnya luar biasa tetapi tidak sesuai dengan yg dicontohkan Rasulullah.

Siapa mereka Orang khawarij ? didefinisikan para ulama menyebutkan mereka disebut khawarij ( berasal dari kata kerja kharaja - yakhruju yg berarti keluar). Karena mereka keluar dari Pasukan Ali ra.  Mereka sering juga disebut Haruriyyah karena asal daerah mereka yaitu dari daerah Haruri. Mereka juga disebut Muhkamat karena mereka menggugat Tahkim Ali ra.

Ketika perang Shiffin antara Ali dengan kelompok Muawiyah bin Abu Sufyan perihal persengketaan khalifah, mereka adalah Sahabat Rasulullah.
Peristiwa tahkim atau arbitrage,  perjanjian damai antara Ali dan Muawiyah ditolak mereka. Pada saat itu Muawiyah, Gubernur Syam tidak mengakui kepemimpinan Ali sebagai pengganti Usman bin Affan,  karena tidak diundang saat pemilihan Khalifah (karena tempatnya jauh dari Madinah), dan dia merasa berhak jadi Khalifah,  maka terjadilah perang.
Dalam perang ini kubu Muawiyah kalah,  namun tidak diperlakukan sebagai tawanan oleh Ali, karena mereka sahabat Rasul bahkan Aisiyah ada di kubu Muawiyah. Akhirnya Ali bahkan mengalah menyerahkan kekhalifahan kepada Muawiyah. Namun akibatnya kubu Ali pecah menjadi 3 kelompok: Syiah Ali,  Khawarij dan Murjiah yg tidak membela pihak Ali ataupun Muawiyah.
Belakangan kemudian permusuhan paling hebat justru antara Pengikut Ali dengan Khawarij.
Pada saat itu Khawarij menjadi kelompok. Meski saat ini tak ada,  namun pemikiran Khawarij ada sampai saat ini.

*Sejarah Khawarij*

Secara perseorangan mereka sebenarnya sudah ada sejak masa Nabi SAW,  namun Namanya baru muncul pada jaman Ali.
Setelah perang Hunain, Rasulullah SAW  membagikan harta rampasan perang, lebih banyak kepada Pembesar-pembesar Quraisy yg membantunya.Mereka itu berasal dari sekitar Mekkah, diambilkan dari jatah Rasul. Biasanya pembagian sesuai aturan seperti dalam Surat Al Anfal. Hal ini diprotes oleh seseorang yang dikenal dengan nama Dzul Khuwaishiroh At Tamimi mengatakan :
“ Demi Allah , pembagian ini tidak adil dan tidak mengharap ridha Allah!”.

Akhirnya menjadi ramai diantara sahabat Medinah, dimana mereka mendapat pembagian sedikit.
Ketika berita tentang kaum Anshar dan ucapan sebagian mereka terdengar oleh Rasûlullâh Saw, beliau mengumpulkan mereka dan bersabda kepada mereka:
"Wahai kaum Anshar! Pembicaraan apa ini yang sampai kepadaku dari kalian?!
"Wahai kaum Anshar! Apakah kalian tidak rela orang-orang itu pergi dengan membawa dunia sementara kalian pulang membawa serta nabi Muhammad SAW ke rumah-rumah kalian?”
Mereka menangis menjawab, “Tentu kami rela, wahai Rasûlullâh!”

Namun masih ada yg tetap merasa tak adil,  sampai Umar bin Khattab minta ijin untuk membunuhnya namun dilarang Rasul ., " Jangan sampai ada cerita bahwa Rasul membunuh sahabatnya".

Dalam hadits lain :
“Sesungguhnya akan lahir dari orang ini suatu kaum yang membaca al qur’an tapi tidak sampai melewati kerongkongannya, mereka membunuh orang islam dan membiarkan para penyembah berhala, mereka terlepas dari islam sebagaimana anak panah yang terlepas dari busurnya.”

Karena peristiwa inilah maka timbul dendam dari Kaum khawarij ini kepada Rasulullah dan keluarganya.

*Terbunuhnya Umar bin Khattab*

Umar bin Khattab ini meninggal karena ditikam pada saat shalat Subuh. Demikian juga Usman bin Affan dan Ali bin AbiThalib semua meninggal karena diserang pada saat subuh. Ini tadi yg saya katakan kondisinya mirip saat ini tentang banyaknya penyerangan kepada Ulama pada saat Subuh.
Umar ditikam oleh Abu Lu'luah Fairuz pada tanggal 25 Dzulhijjah 23 H namun wafat 3 hari kemudian karena ususnya putus akibat penikaman itu.
Abu Lu'luah sempat lari setelah melukai 13 orang dan membunuh 6 orang jama'ah.
Abu Lu'luah ini adalah orang Majusi,  budak dari Mughirah bin Syubah. Ketika di jaman Ali Mughirah ini menjadi Khawarij. Abu Lu'luah ini mati membunuh dirinya ketika ditangkap.

*Terbunuhnya Utsman bin Affan*

Terbunuhnya Utsman merupakan peristiwa tragis. Beliau dikepung beberapa hari sehingga tak bisa ke masjid. Maka beliau menyuruh orang lain untuk mengimami. Pada saat subuh di rumah dan Utsman sedang membaca Al Qur'an,  rumahnya diserbu.

Ibnu Katsir menceritakan kisah Pembunuhan Utsman :
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ibnu Aun bahwa Kinanah bin Bisyr memukul rusuk dan ubun-ubun Usman dengan besi sehingga Beliau tersungkur disebelahnya. Lalu Saudan bin Humran Al Murady memukul lagi hingga beliau terbunuh. Kemudian Amr bin Hamiq melompat ke dada Usman dan pada saat itu beliau menghembuskan nafas yang terakhir lalu ia menikam Usman dengan sembilan tikaman seraya berkata :
“Adapun tiga tikaman karena Allah dan enam tikaman karena dendam di dalam dadaku”.

Dari penjelasan Ibnu Katsir ini dapat diketahui bahwa salah satu dari pembunuh Usman adalah Amr bin Hamiq adalah orang islam, dia termasuk Khawarij.

*Terbunuhnya Ali bin Abithalib*

Karena berdamai dengan Muawiyah,  maka Ali dikafirkan oleh Kaum Khawarij. Mereka sebanyak 12.000 orang Kaum Khawarij tersebar ke seluruh dunia.
Yg membunuh Ali bernama Abdur Rahman bin Amru atau Ibnu Muljam.
Ibnu Muljam ini dikenal sebagai ahli Al Qur'an. Dia mengajarkan Al-Qur`ân kepada orang lain. Dia pun pernah dikirim Khaliifah ‘Umar ke Mesir untuk memberi pengajaran Al-Qur`ân di sana.
Ibnu Muljam inilah Khawarij.

*Sifat-sifat Khawarij yg perlu diwaspadai*

*1. Mudah mencela dan mengkafirkan Orang lain*

Mereka berani mencela Nabi SAW, mengkafirkan Utsman dan Ali,  padahal mereka itu menantu Nabi.
Perlu waspada saat ini ada Pengajian yg ustadznya mudah mengkafirkan kelompok lain,  menuduh bahwa ibadahnya mengada-ada tak ada dasarnya. Mereka itu mungkin ada yg hebat ilmunya,  tetapi miskin hikmah kebijaksanaan.
Maka bila kita menghadiri pengajian yg semacam itu,  suka mencela orang,  sebaiknya kita evaluasi.  *Kita tidak setuju mereka berbuat bid'ah tak perlu mencela orang,  yg kita cela adalah Perilaku.*
Tentang orangnya akan berbuat bid'ah itu tanggung jawab masing-masing. Jangan sampai kita mencela orang,  agar kita tidak terjerumus ke dalam Khawarij.

*2. Berburuk Sangka pada Muslimin*

Sifat mudah bersuudzon kepada kelompok muslim lain. Sifat inipun sekarang mulai menghinggapi sebagian kelompok muslim kontemporer sehingga dengan mudahnya memberi level kepada kelompok diluar kelompoknya sebagai sesat,  kafir,  ahlul bid'ah,  bahkan termasuk kepada orang yg sudah wafatpun mereka fasikkan walaupun tanpa ada bukti yg kuat.
Kisah pembunuhan Utsman bin Affan juga karena suudzon akibat hasutan seseorang bernama Abdullah bin Saba. Dia mencuri lihat surat Utsman dan mengartikan secara keliru.
Hal semacam ini sering dilakukan Kaum Khawarij,  mereka belajar Al Qur'an secara sempit dan tak mau membuka diri terhadap pandangan yg lain.

*3. Keras pada Muslimin tapi Hati-hati pada Kafir.*

Mereka senang menyalahkan kaum Muslim yg berbeda dengan alasan bid'ah,  tapi mendiamkan Orang Kafir. Alasan mereka adalah :
- Orang Kafir sudah ditutup hatinya,  jadi tak perlu dinasehati.
- ‎Kerusakan yg diakibatkan oleh ahlul bid'ah lebih dahsyat dari pada Orang kafir,  karena bid'ah dianggap ibadah.

Itu semua adalah pemikiran Khawarij

*4. Ilmu mereka sedikit*

Ilmu mereka sangat sedikit karena mereka hanya mau menimba ilmu dari kelompok mereka dan tak mau membuka diri terhadap pandangan lain.

Kita lihat perdebatan mereka dengan Ali. Kaum Khawarij bertanya 3 hal :
“Pertama: Ali telah menjadi hakim dalam urusan Allah, padahal Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya hukum itu hanyalah milik Allah” .
“Kedua: ia memimpin perang namun tidak menawan tawanan dan tidak mengambil ghanimah."
"Ketiga : Mereka menyampaikan perkataan yang intinya kaum Khawarij berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib telah menghapus gelar Amirul Mu’minin dari dirinya."

Tiga hal tadi dijawab :

Dalam masalah pertikaian suami istri, kita diperintah mendamaikan :
“Dan bila kamu mengkhawatirkan perceraian antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam (penengah yang memberi putusan) dari keluarga laki-laki dan seorang penengah dari keluarga wanita” (QS. An Nisaa: 35).
Demi Allah kita diperintahkan berhukum kepada manusia dalam mendamaikan suami-istri yang bertikai, lalu bagaimana dengan urusan khilafah yg lebih besar?

Adapun perkataan bahwa Ali berperang (melawan pihak ‘Aisyah) namun tidak menawan dan tidak mengambil ghanimah, apakah kalian akan menawan ibu kalian ‘Aisyah? Apakah ia halal bagi kalian sebagaimana tawanan lain halal bagi kalian?

Adapun perkataan bahwa Ali menghapus gelar Amirul Mu’minin darinya, maka  disampaikan bukankah Nabi pada Hudaibiyah membuat perjanjian dengan kaum Musyrikin. Namun beliau sendiri pernah menghapus gelar “Rasulullah”.

Kemudian 8000 kaum Khawarij bertaubat dan 4000 tetap melawan.

*5. Meremehkan Orang lain dan merasa diri paling benar*

Kaum Khawarij ini kagum terhadap pendapatnya sendiri,  jika mereka mengacu pada ulama Salafpun maka hanya pendapat yg disenangi yg diambil,  yg tidak cocok baginya ditolak. Mereka suka memaksakan pendapat.

Kita ingat bahwa dulu Imam Malik yg sangat ahli, beliau menolak ketika bukunya Al Muwatho dijadikan rujukan hukum tunggal oleh Khalifah,  dengan alasan bahwa diluar ada pendapat yg berbeda.

*Bagaimana jika Terpaksa berdebat dengan mereka*

Yg penting kita harus hati-hati,  pemahaman mereka termasuk menganggap bahwa bom bunuh diri adalah jihad,  maka kita jangan sampai terpengaruh oleh mereka. Lalu apa yg harus kita lakukan?

1. Pilihlah orang yg memiliki kefahaman Syari'ah untuk berdiskusi dengan mereka.

Contoh Ibnu Abbas sengaja mendatangi mereka dengan pakaian yg indah, lalu mereka mencibir. Lalu kata Ibnu Abbas :"Katakanlah siapa yg mengharamkan pakaian yg indah? "(QS 7 / 32)

Kaum Khawarij ini menganggap bahwa berpakaian indah itu dilarang.

Umar bin Abdul ‘Aziz ra pernah berdiskusi dengan mereka lalu diminta oleh mereka untuk melaknat leluhurnya (Bani Umayyah) maka jawab Ibnu Abdul ‘Aziz ra : Coba sebutkan dalilnya kita harus melaknat Fir’aun jika ada ?!
Jawab mereka : Tidak ada !
Maka kata Ibnu Abdul Aziz : Kalau demikian apalagi terhadap orang yang lebih baik dari Fir’aun !

Artinya hanya Allah yg boleh melaknat,  kita manusia dilarang melaknat sesama manusia.

2. ‎Berhati-hati pada Sifat mereka

Hendaknya kita merenungkan pendapat Imam Syafi’i rahimahullah ketika berkata: Ra’yii shawab walakin yahtamilul khatha’, wa ra’yu ghairii khatha’ walakin yahtamilush shawab (Pendapatku benar tapi mengandung kesalahan, sementara pendapat orang lain salah tapi tetap mengandung kebenaran). Kalau beliau saja yang demikian luas ilmunya demikian menghargai pendapat orang lain, maka bagaimana pula dengan kita ?!

3. ‎Pilihlah dialog dengan cara terbaik

Bila kita tak dapat berdebat, lebih baik tinggalkan saja daripada terpengaruh.

4. ‎Kita belajar islam dengan pengetahuan yg mendalam.

Ini penting untuk terus belajar. Banyak hal berupa kilafiyah,  perbedaan pendapat pada hal furu' bukan masalah Pokok.
Maka selama mereka syahadatnya sama,  Puasa sama,  Shalat dan Hajinya sama berarti masih sama-sama muslim.

Perbedaan yg ada misal shalawat memakai Sayidina atau tidak,  membaca Basmalah secara keras atau pelan itu semua ada dasarnya. Memakai Qunut atau tidak itu semua biasa.
Bila beda harus dihormati, yg perlu diwaspadai bila ada ciri-ciri seperti yg diuraikan diatas.


Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Minggu, 11 Februari 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

25 Jumadil Awal 1439 H / 11 Februari 2018

Dr. H. Haerudin, SE. MT

*Makna Laa ilaha illallah*

Menurut Hadits Buchory,  bahwa Islam itu dibangun atas 5 perkara yg disebut dengan Rukun Islam.  Kita kenal yg pertama adalah Syahadat. Yaitu kalimat "Laa ilaha illallah ". Kita sering mengartikan kalimat "Laa ilaha illallah dengan : "Tidak ada Tuhan selain Allah..."
Lalu apakah Hakekat dari Tuhan?
Kadang kita nyebut kalimat tauhid tadi berkali-kali : Tuhan...Tuhan.. Tu. Han ..Tu ..Han.Tu....Han. Tu.. Hantu.. Hantu ...Han..
Tuhan berubah jadi Hantu....
Orang Jawa bahkan menyebut Tuhan itu Pangeran...Padahal di Solo dan Yogya banyak sekali Pangeran....
Maksudnya adalah Tuhan menjadi tidak jelas.

Kita perlu memahami hal tentang Tuhan ini dengan pemahaman yg benar. Ini masalah Tauhid,  hal yg paling mendasar dalam agama karena yg akan menyelamatkan kita dari api neraka.
Rasulullah SAW bersabda,"Barangsiapa mengucapkan, 'Laa ilaaha illallaah,' kemudian meninggal, maka pasti masuk surga."  ‎Dalam hadits lain ditambahkan ; "Sekalipun ia pernah berzina dan mencuri?' Dan dijawab 'Ya'"
Asal tidak ada syirik,  maka pencuri dan pezina akan masuk surga, namun dengan lewat neraka sebentar untuk membersihkan dosa.

Penghuni neraka, setelah tinggal beberapa waktu sesuai dengan dosanya akan diangkat ke surga. Hanya ada 3 golongan yg tidak akan diangkat :
1. Mereka yg mati dalam keadaan Kafir.
2. ‎Mereka yg mati dalam keadaan Syirik
3. ‎Mereka yg mati dalam keadaan Munafik.
Mereka dikatakan kekal selamanya di dalam neraka. Kepada Orang Kafir bahkan kita dilarang mendoakan ketika meninggal. Demikian juga kepada orang musyrik kita dilarang mendoakan ketika meninggal.

مَا كَانَ  لِلنَّبِيِّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۤ اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَ لَوْ كَانُوْۤا اُولِيْ قُرْبٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ  اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ

"Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampunan kepada Allah bagi orang-orang musyrik sekalipun orang-orang itu kaum kerabatnya setelah jelas bagi mereka bahwa orang-orang musyrik itu penghuni Neraka Jahanam." (QS. At-Taubah 113)

Orang munafikpun sama,  tak bisa dimintakan ampun.  Allah SWT berfirman:
"Sama saja engkau Muhammad memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan ampunan bagi mereka. Walaupun engkau memohonkan ampunan bagi mereka 70 kali, Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka...." (QS. At-Taubah  80)

Rasulullah bersabda,  bahwa seandainya dimintakan ampun 71 kalipun tetap sia-sia. Artinya bukan bilangan,  tapi hal yg tak terbatas.

Jadi bahaya Syirik itu luar biasa. Amalan orang musyrik tidak ada bekasnya sama sekali, hilang ibarat pasir diatas Batu yg hilang dicuci air..

مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِيْنَ اَنْ يَّعْمُرُوْا مَسٰجِدَ اللّٰهِ شٰهِدِيْنَ عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ بِالـكُفْرِ ۗ  اُولٰٓئِكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ  ۚ  وَ فِى النَّارِ هُمْ خٰلِدُوْنَ

"Tidaklah pantas orang-orang musyrik memakmurkan masjid Allah, padahal mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Mereka itu sia-sia amalnya, dan mereka kekal di dalam neraka." (QS. At-Taubah 17)

Penyakit syirik bahaya karena sangat samar,  ibarat semut hitam berjalan diatas Batu dimalam hari. Tidak terasa padahal sudah syirik. Penyebab syirik itu banyak,  antara lain karena Tradisi.
Contoh,  tradisi menghitung hari,  hari ini baik dan hari ini buruk.
Mengagung-agungkan suatu waktu dan mecela waktu lain adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.Dalam sebuah Hadist Qudsi Allah berfirman : "Anak-anak Adam ada yang menyakiti hatiku, mereka mencela waktu, padahal Akulah yang menciptakan waktu” (HR. Bukhari).

*1. Tauhid Rububiyah*

Tauhid itu dibagi dua,  Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah. Ada yg menambah Tauhid Asma wa Sifat.
Tauhid Rububiyah itu membahas tentang Dzat. Lalu kalau Dzat Allah seperti apa?

*Allah itu Absolut , Makhluk itu Relatif*

Dalam agama lain, Tuhan diberi nama oleh Makhluknya dengan gambaran -gambaran tertentu. Ini tidak sama dengan ilmu Tauhid. Pencipta pasti beda dengan makhluknya.
Sering digambarkan dengan meja dan Pembuat meja pasti beda,  walaupun Keduanya sama-sama materi. Kita tidak bisa menjangkau sifat-sifat Allah , kalau kita bisa menjangkau sifat-sifat Allah tanpa bantuan Allah,  maka Allah bukan Tuhan.
Kita itu relatif,  banyak keterbatasan. Maka Allah pasti tidak Relatif, atau disebut Allah itu Absolut , tak mungkin dijangkau oleh Relatif.
Kita uji dengan pertanyaan :

Dapatkah Allah menciptakan Batu yg Maha Besar sehingga Allah sendiri tak mampu mengangkatnya ?

Kita pasti bingung untuk menjawabnya,  tak mungkin kita bisa menjawab karena Kita itu Relatif dan Allah itu Absolut.
Memikir tentang Allah yg Absolut tak mungkin bisa dengan menggunakan logika kita yg Relatif. Absolut tidak mengenal sebab akibat,  maka kesalahan diatas terletak pada Pertanyaan Relatif untuk hal yg Absolut.

Contoh lain,  Seorang rajin ibadah rajin usaha tetapi tetap miskin dan sengsara,  sebaliknya ada orang lain tak pernah ibadah, malas tapi kaya raya.  Pertanyaannya apakah Allah adil ?

Seseorang tak bisa membayangkan bila tidak tahu. Kita mengenal Kereta api,  tetapi mungkin seseorang di Pedalaman yg tak mendapat akses informasi tak dapat membayangkan Kereta api.
Demikian juga dengan Konsep Keadilan Allah itu tidak sama dengan Konsep Keadilan manusia.

Allah tak bisa dijangkau tanpa informasi dari Allah.  Kita mengenal Allah karena diberi tahu Allah.
Allah SWT berfirman:

اِنَّنِيْۤ اَنَا اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ  اَنَا فَاعْبُدْنِيْ  ۙ  وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

"Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah sholat untuk mengingat Aku." (QS. Ta-Ha 14)

Jadi nama Allah itu bukan buatan makhluk,  tapi langsung dari Allah memberitahu kita. Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa sholat itu agar mengingat Allah.. Namun kembali kadang jadi dilogikakan terbalik,  jika sudah ingat maka tak perlu sholat. Tentu itu logika yg keliru.
Kita tak boleh melogikakan, logika Allah dengan logika kita yg relatif,  maka dalam ibadah mahdoh ketika Perintah Allah jelas maka kita tak boleh mengubah. Bila diubah namanya bid'ah. Dan setiap bid'ah itu sesat. Jadi tak boleh ditambahi meskipun ditambah hal baik.
Contoh :
- Shalat Subuh itu 2 raka'at,  maka tak boleh kita tambah jadi 4 raka'at

- Saat Sujud dalam sholat itu tak boleh membaca Al Qur'an,  meskipun Membaca Al Qur'an itu sesuatu yg baik .

Yg banyak membahas ibadah itu Hadits, bukan Al Qur'an. Tentang hadits itu ada pendapat yg berbeda. Misal tentang Qunut, Shalat Tasbih itu ada hadits yg menshohihkan namun ada juga yg mendhoifkan maka timbul pendapat yg berbeda.

Jadi Allah itu absolut,  tempat kita minta tolong.  Jangan menyembah kepada yg relatif,  seperti Gunung Merapi,  atau Dukun,  atau malahan Keris.
Manusia pembuat Keris saja relatif, apalagi Keris buatannya.

Kadang juga ada yg keliru menafsirkan logika Allah : Bersedekahlah agar engkau Kaya.  Lalu banyak yg bersedekah karena mengharap Kaya. Padahal dalam hadits dijelaskan bahwa yg disebut Kaya itu bukan Kaya materi tetapi Kaya hati,  merasa dirinya cukup.

Mengharap sesuatu dari makhluk maka siap-siaplah untuk kecewa. Karena setiap makhluk punya keterbatasan. Sekaya apapun setiap manusia mempunyai kebutuhan yg berkembang, jadi dia bukan tanpa batas. Karena itu bila ingin shadaqah jangan menunggu kaya, karena pasti kebutuhan juga meningkat.

Karena itu kalau mau meminta kepada Allah,  karena Allah yg Maha Kaya.
Meminta kepada Allah itu mudah :
- Tak perlu washilah (perantara) kenapa? Karena Allah itu dekat.  Menganalogikan meminta kepada Allah dengan menghadap Pejabat yg harus lewat Ajudan atau Sekertaris jelas salah,  karena Allah bukan Pejabat.
- ‎Meminta Kepada Allah tak harus datang ke Mekkah,  karena yg tak punya uang akan sulit kesana
- ‎Meminta kepada Allah tak perlu dengan suara keras,  karena Allah Maha Mendengar,  bahkan suara hatipun didengar
- ‎Meminta kepada Allah tak harus berbahasa Arab,  karena Allah Maha tahu, bahasa Jawa juga tahu. Bahasa Arab malah mungkin kita yg tidak tahu.
- ‎Mendoakan yg telah wafat tidak harus mendatangi makam,  karena dari rumahpun bisa.

Kekeliruan kita yg sering terjadi adalah memahami Logika Allah dengan logika manusia,  memahami Alam Kubur dengan kondisi Alam Dunia.  Padahal jelas beda.
Meminta kepada Allah karena tanpa batas. Diibaratkan Kasih sayang Allah sejumlah 70,  yg satu dibagi untuk dunia semua.  Rasul mengatakan bahwa di hadapan Allah kenikmatan dunia ini hanya setara dengan sebelah sayap nyamuk. Sabdanya ;

    “Seandainya dunia ini di sisi Allah punya nilai setara dengan sebelah sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum seorang kafir seteguk air pun.” (HR. At-Tirmidzi)

Kekayaan materi dunia seberapa banyakpun bisa dihitung,  artinya sedikit karena bisa dihitung.
Bandingkan dengan Kekayaan hati yg lapang,  siapa bisa menghitung. ?
Kekayaan Allah itu absolut,  tak terhitung karena immaterial.

Kenapa kita kagum dengan Kekayaan seseorang padahal terbatas,  kitapun tak mendapat manfaat apapun. Beda dengan Kekayaan Allah,  kita banyak mendapatinya dan menikmati dengan gratis ! Ubah pola pikir kita,  agar kita tergantung hanya kepada Allah.
Ingat bahwa Setan pun menggoda kita dari 4 sisi,  kanan,  kiri,  depan dan belakang. Artinya dari sisi dunia. Setan tak bisa menggoda dari atas !  Kenapa, karena keatas adalah hubungan kita dengan Allah.

Hubungan ke atas nilainya tanpa batas. Karena itu jika ibadah ingin luas harus lillahi ta'ala,  hanya ke atas.
Ibadah jangan disempitkan, apa maksudnya?  Ibadah yg dipamerkan ke manusia maka nilainya kecil.

*2. Tauhid Uluhiyah*

Tidak ada illah kecuali Allah.

وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا 

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.." (QS. Al-Isra' 23)

Perintahnya adalah menyembah Allah,  tetapi banyak orang yg menjadikan hawa nafsu sebagai sesembahan.

Allah SWT berfirman:

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰٮهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةً   ۗ  فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِ   ۗ  اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"
(QS. Al-Jasiyah 23)

Menyembah hawa nafsu,  apakah hawa nafsu?  Apakah kemarahan?  Belum tentu

Allah SWT berfirman:

ثُمَّ جَعَلْنٰكَ عَلٰى شَرِيْعَةٍ مِّنَ الْاَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَآءَ  الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْن

"Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui." (QS. Al-Jasiyah  18)

Ayat diatas memberi tahu kita bahwa semua urusan manusia itu ada aturannya. Ayat ini terkait dengan ayat yg terakhir turun yaitu

 اَ لْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَـكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَ تْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَـكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًا 

"... Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu...." (QS. Al-Ma'idah 3)

Semua hal diatur oleh Al Qur'an.
Bagaimana jika ada yg tanya apakah Al Qur'an juga mengatur cara membuat onde-onde.. ?
Jawaban Al Qur'an :

فَسْــئَلُوْۤا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْن

".. maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui."
(QS. Al-Anbiya  7)

Setelah tanya ahlinya lalu ikutilah.
Orang yg menyembah hawa nafsu adalah orang yg tidak mau mengikuti aturan (syari'ah).

Jadi makna bertauhid secara utuh tidak sekedar Laa ilaha illallah saja tapi juga taat pada aturan Syari'ah.
Kenapa?  Kalau hanya percaya Allah maka iblis itu sangat percaya Allah tapi dia menolak ketika diminta bersujud kepada Adam. Karena merasa lebih baik.
Maka iblis dihukum.

Kesimpulannya Percaya kepada Allah saja tidak cukup,  harus konsekwen dengan menjalani aturan Allah

Demikian semoga bermanfaat
Barokallohu fikum.

🖍SAK

Senin, 05 Februari 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

18 Jumadil Awal 1439 H / 4 Februari 2018

Drs. H. Hamzah Rifqi MSi

*Tetap Bersyukur , Bagaimanapun*

Bersyukur kadang dimaknai dengan ucapan :  Alhamdulillah.
Bila ditanya apa khabar, jawaban juga Alhamdulillah, yg mungkin maksudnya adalah baik , namun bisa juga kondisinya buruk. Artinya dalam kondisi apapun maka kita harus bersyukur dan bersabar.
Bagaimana kita harus bersyukur dan bersabar?

*Syukur dan Sabar hiasan orang beriman*

Kehidupan menjadi indah bagi orang beriman, karena dalam segala hal yg terjadi hanya ada dua pilihan,  Bersyukur dan Bersabar. Kalimat ini gampang diucapkan ketika dalam keadaan baik,  namun tak mudah diterima bila dalam keadaan buruk.

Pada suatu saat Nabi pernah berjalan di suatu pekuburan bersama para Sahabat. Di Pekuburan ada seorang ibu yg menangis. Lalu Nabi mengatakan kepada ibu tadi : " Bersabarlah engkau ibu".
Ibu yg menangis tadi berkata : "Kamu bisa mengatakan begitu".

Artinya apa? 
Dia memprotes karena menganggap bahwa Nabi tidak dapat memahami betapa besar kedukaannya.
Menasehati orang yg sedang sakit atau susah untuk bersabar itu tidak mudah, bahkan mungkin bisa memancing kemarahan.  Jangankan misalnya yg menasehati lebih muda,  bahkan Nabi saja ketika menasehati agar bersabar beliau diprotes.

Ketika ibu tadi diberi tahu bahwa yg menasehati adalah Rasulullah SAW,  barulah mukanya pucat pasi. Lalu mendatangi rumah Rasulullah, disana tak ada penjaganya. Kemudian dia menemui Nabi dan mengatakan : "Saya tidak mengenal engkau wahai Rasulullah "..
Ibu tadi bermaksud minta maaf karena berlaku kasar,  dan sekarang dia sudah bersabar.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda : “Hanyalah kesabaran itu pada benturan yang pertama kali.”

Urusan orang beriman itu mengagumkan, ada sebuah hadits :

عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ :قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Dari sahabat Shuhaib RA, Rasulullah SAW telah bersabda:
“Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena ia mengetahui hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia mengetahui hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR Muslim)

Orang Mukmin yg sebenarnya adalah yg percaya dan memiliki iman kepada Allah dan beragama Islam dan dia menegakkan ajaran-ajaran Islam, dia shalat.
Orang Mukmin bila mendapatkan kesenangan dia bersyukur,  karena dia tahu bahwa semua yg dia dapat adalah karena ijin Allah. Kita dapat bepergian dengan selamat karena ijin Allah,  tanpa ijin Allah mungkin saja terjadi kecelakaan ketika di jalan. Karena itulah kita wajib bersyukur kepada Allah,  apapun yg kita dapatkan.

Bersyukur jangan dikotori dengan takabur, walaupun mungkin tak terasa.  Ketika seorang naik Haji dan dia berdoa tentang suatu hal dan kebetulan dikabulkan oleh Allah,  janganlah muncul takabur bahwa diri ini dekat dengan Allah dan doanya manjur.
Belum tentu keberhasilan sesuatu akibat doanya. Tak ada seorangpun yg tahu, maka jangan takabur bila doa terkabul.

Orang Mukmin ketika mendapati keadaan sulit,  atau apapun dianggap buruk dia tetap bersabar. Bersabar itu tetap tegar dalam iman dan islam.  Tetap beribadah dengan baik sebagaimana dia sebelum terkena musibah.
Dia yakin bahwa semua atas ijin Allah.

مَاۤ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ

"Tidak ada suatu musibah yang menimpa seseorang , kecuali dengan izin Allah; ..." (QS. At-Taghabun 11)

*Fadhilah Syukur*

*1. Menghindarkan dari Siksa*

مَا يَفْعَلُ اللّٰهُ بِعَذَابِكُمْ اِنْ شَكَرْتُمْ وَاٰمَنْتُمْ  ۗ  وَكَانَ اللّٰهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا

"Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui." (QS. An-Nisa'  147)

Allah saja bersyukur,  maka kenapa manusia tidak bersyukur?
Bagaimana memahami cara bersyukurnya Allah?
Kita ambil ilustrasi ketika kita punya makanan, katakan oleh-oleh atau buah tangan kemudian kita antar ke tetangga memakai nampan,  maka biasanya Tetangga akan membalas , nampan tadi tidak pulang kosong tapi ada isinya,  bahkan kadang lebih baik,  bisa seketika atau diwaktu lain.
Kira-kira seperti itu,  Allah tidak memberi siksa, tapi membalas dengan kebaikan.

*2. Bertambah Nikmat*

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ  لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim  7)

Banyak yg tahu bahkan hafal ayat ini, namun mengerjakannya berat. Karena syukur tidak sekedar mengucap Alhamdulillah.

*3. Merupakan Kekayaan yg Hakiki*

Harta itu ternyata bukan Kekayaan yg sebenarnya. Buktinya meskipun rumahnya banyak,  uangnya banyak tapi masih terus merasa kurang.

Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekal.i tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (HR. Bukhari - Muslim)

Kekayaan yg hakiki ada di dalam hati,  yaitu syukur. Disebutkan dalam hadits:

Dari Tsauban sebelum turun ayat tentang zakat emas dan perak, ( yaitu ayat ini :)
 
وَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ  سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ  فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ

"..... Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih," (QS. At-Taubah 34)

Kami bertanya : ‘Wahai Rasulullah, jika mengumpulkan emas dan perak akibatnya seperti ini, alangkah baiknya seandainya kami mengetahui harta manakah yang paling baik untuk dijadikan sebagai simpanan?
Rasulullah SAW bersabda, “Lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri shalihah yang membantu urusan dunia dan akhirat.”(HR Ahmad dan Ibnu Madjah)

Kekayaan yg hakiki, antara lain adalah Banyak berdzikir,  menyebut Nama Allah.
Berapa banyak kita menyebut : Subhanallah. ? Sangat sedikit,  paling hanya setelah shalat fardhu,  33 kali.
Itupun jika tidak tergesa-gesa.

Kekayaan berikutnya adalah Hati yg selalu Bersyukur. Orang Jawa punya filsafat : " Nrimo ing pandum" , yg maknanya juga Bersyukur.

Kekayaan berikutnya adalah Isteri yg Sholehah yg menolong Suaminya dalam urusan Dunia dan Akhiratnya.
Yg dimaksud dengan isteri yg membantu suami dalam urusan dunia bukanlah isteri yg bekerja,  karena jaman Nabi isteri tidak bekerja seperti sekarang.
Yg dimaksud adalah isteri yg menolong suaminya agar tidak melakukan kebathilan didalam mendapatkan harta benda, bukan malah merongrong suami agar memikirkan dunia saja.
Isteri yg selalu mengingatkan suami akan akhirat, bahwa kehormatan itu bukan pada harta atau jabatan. Kehormatan itu ada di dalam diri.

*Anasir Syukur*

Bersyukur itu ada prosesnya : Ilmu - Keadaan - Perbuatan.

*1. Ilmu agar Bersyukur dengan benar*

Kalau ilmunya salah maka yg diyakini akan salah dan akibatnya bersyukurnya juga salah.

Contoh :
Misal mendapat ilmu bahwa Minuman Teh mengandung cyanida,  padahal tahu bahwa cyanida adalah Racun. Maka tindakannya : Minuman Teh dibuang.
Padahal yg benar Minuman Teh tidak mengandung Cyanida, jadi mestinya diminum.

Perbuatan akan Salah akibat Ilmu yg salah. Jadi untuk memastikan Bersyukur dengan benar maka harus mencari ilmu atau informasi yg benar,  yg datang dari Allah. Bila informasi salah maka Perbuatan akan salah.

Contoh lain :
Orang sakit berobat ke Dokter,  diberi obat dokter lalu sembuh. Info atau Ilmu yg ditangkap adalah Dokter yg menyembuhkan, maka dia bersyukur kepada Dokter.
Padahal mestinya info yg benar semua dari Allah,  kesembuhan dari Allah. Kenapa?  Karena ada yg sama-sama sakitnya,  diobati obat yg sama oleh dokter yg sama,  akibat bisa beda. Yang satu sembuh yg lain mati.
Maka mestinya bersyukur kepada Allah, yg mengijinkan obat berproses menyembuhkan. Berterima kasih kepada dokter.

Pengetahuan ‎Siapa Pemberi Nikmat.
Bila tidak tahu siapa yg memberi nikmat bisa keliru. Bersyukur tetap kepada Allah,  berterima kasih kepada manusia sebagai perantara.

*2. Keadaan yg Memotivasi Bersyukur*

Orang disamping harus punya ilmu yg benar untuk bersyukur, dia juga harus punya Keadaan yg bisa memotivasi untuk bersyukur.

2.1. Merasakan kelezatan yg sebelumnya tak dirasakan.

Seseorang biasanya bisa merasakan Nikmat Sehat, apabila dia baru saja sembuh dari Sakit.
Bila dia Sehat terus dalam waktu lama malah mungkin tak sadar akan Nikmatnya Sehat,  maka tidak bersyukur.

Maka kita diajari oleh Nabi agar berdoa ketika bangun tidur agar sadar akan nikmatnya bangun tidur. Bisa jadi kita menganggap bangun tidur itu hal biasa.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

“ Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan ". (HR. Bukhari)

2.2. Mendapatkan apa yg dia senangi.

Bila dia tidak menyenangi maka dia tidak bersyukur.
Contoh,  kadang kita bermaksud membelikan Es Cream untuk oleh-oleh anak kita. Kebetulan anak kita tak senang dengan rasa Es Cream yg dipilih. Maka bisa jadi malah protes,  tidak bersyukur.
Sama dengan kita,  kepengin anak laki-laki namun diberi anak perempuan oleh Allah. Kadang ada yg menggerutu karena tidak bersyukur.

Senang dengan nikmat maka semestinya juga senang dengan yg memberi nikmat, yaitu Allah.

2.3. Orang harus tahu bagaimana Mendaya gunakan nikmat.

Bila sudah mendapat kesehatan,  maka harus tahu bagaimana menjaga kesehatan. Jangan melanggar apa yg harus dipantang untuk kesehatan.
Kita mendapat nikmat Allah harus mendaya-gunakan dengan baik. Kita mendapat Mata harus melihat hal yg baik. Kita mendapat Lisan harus digunakan untuk hal yg baik dengan cara yg baik. Sebab ada bicara yg baik dengan cara yg tidak baik.

2.4.  Menghindari dengki agar bisa Bersyukur.

Hindari dengki karena dengki itu ibarat api yg memakan dirinya sendiri, menghilangkan Rasa Syukur.
Contoh , A dengki dengan B yg sebenarnya orang baik. Suatu saat B memberi hadiah kepada A , sesuatu yg sebenarnya kesukaannya.  Namun karena dengki maka menutup rasa senangnya,  yg timbul malah prasangka buruk. Jangan.. jangan... macam-macam yg difikir. Dan dia tidak bersyukur.
Orang beriman harus menghindari dengki.

*3.Perbuatan agar selalu Bersyukur*

Ada 3 perbuatan untuk selalu bersyukur yaitu Perbuatan Hati,  Perbuatan Lisan dan Perbuatan Anggota Badan.
Hati merasa senang,  bersyukur dan berterima kasih.
Demikian pula Lisan, akan mengucap terima kasih,  alhamdulillah ....
Kemudian amaliah,  anggota Badan.

Untuk bisa bersyukur terus maka kita harus berusaha.

3. 1 .Yakin

Yakin bahwa apapun yg kita miliki adalah Nikmat dari Allah.

وَمَا بِكُمْ  مِّنْ نّـِعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِلَيْهِ تَجْئَرُوْنَ

"Dan segala nikmat yang ada padamu datangnya dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan." (QS. An-Nahl 53)

Kita diperintahkan berdoa setelah shalat

اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِىَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

“Alloohumma laa maani’a lima a’thoita, wa laa mu’thiya lima mana’ta, wa laa yanfa’u dzal jadi minkal jaddu.”

“Ya Allooh tidak ada yang dapat menghalangi terhadap apa yang Engkau beri, tidak ada yang dapat memberi terhadap orang yang Engkau halangi, dan tanpa izin-Mu pemilik manfaat tidak dapat memberikan manfaat.” (HR Muslim)

3. 2. Melihat yg lebih bawah.

Hindari melihat yg lebih tinggi.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,

انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم ، فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم

“Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. 3 Melihat dari Sisi Positif

وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ  وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ  وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"... Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah 216)

3. 4.  Mungkin masih banyak nikmat yg belum disyukuri.

وَلَقَدْ مَكَّـنّٰكُمْ فِى الْاَرْضِ وَجَعَلْنَا لَـكُمْ فِيْهَا مَعَايِشَ  ۗ  قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ

"Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan sumber penghidupan untukmu. Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur." (QS. Al-A'raf 10)

Berapa hari kita sehat?  Dan berapa hari kita sakit?  Kenapa kita hanya ingat nikmat sehat ketika sakit?

*Sikap dan Konsekwensi*

Rizki itu bisa Luas dan bisa Sempit.
Jika Rizki luas ataupun sempit tapi disikapi dengan Bersyukur dan Sabar maka konsekwensinya adalah Surga.
Sebaliknya jika diingkari maka Konsekwensinya adalah Neraka.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK