Minggu, 25 Februari 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

9 Jumadil Akhir 1439 H /25 Februari 2018

H. M. Arif Rahman Lc. MA

*GHULAMUD DAKWAH*

Terbukti sesuai yg dikatakan oleh Imam Syafii bahwa ketika kita membaca Al Qur'an , ternyata Al Quran bisa menjawab segala macam persoalan kita, tetapi jawaban tidak seperti jawaban matematika.  Jawaban Al Qur'an bersifat global.

Kali ini akan dibahas salah satu surat dari Al Qur'an yaitu Surat Al Buruj. Allah SWT menyampaikan betapa pentingnya iman.  Allah mengawali surat ini dengan sumpah. Ketika Allah bersumpah maka ada sesuatu yg sangat penting yg akan disampaikan, seperti ketika Allah menyampaikan surat Al Ashri.

Dari Surat Al Buruj ayat 8, bahwa iman itu pengaruhnya sangat luar biasa.

وَمَا نَقَمُوْا مِنْهُمْ اِلَّاۤ اَنْ يُّؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ  الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِ

"Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa, Maha Terpuji," (QS. Al-Buruj 8)

Iman itu yg menyelamatkan kita dunia dan akhirat. Iman itu yg menyebabkan kita mampu bertahan dalam kondisi apapun yg kita hadapi di dunia ini.
Maka Rasulullah menyampaikan bahwa perkara orang beriman itu menakjubkan.

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)

Dengan iman kita menghadap Allah,  dengan iman kita percaya diri,  tetapi karena iman itu pula orang tidak suka kepada kita.
Contoh Rasulullah SAW,  awal beliau berdakwah,  beliau di Mekkah disenangi orang Mekkah karena selalu jujur dan dapat dipercaya. Namun ketika beliau meminta agar orang Mekkah mengucap kalimat : "Laa ilaha illallah" , maka mulailah beliau dimusuhi.

Demikian pula keadaan saat ini,  belum tentu kita diterima ketika kita menyampaikan tentang islam. Kepribadian yg baik diterima,  tetapi kebenaran islam belum tentu diterima.
Hal ini yg disampaikan Allah dalam Surat Al Buruj,  tentang Ashabul Uqdud. Yaitu tentang orang-orang yg menggali parit.
Karena banyak orang yg beriman,  maka penguasa pada waktu itu menggali parit dan diberi api. Orang-orang yg beriman dilemparkan ke dalam parit api.
Mereka dibunuh karena beriman.

Demikian terjadi pula dijaman Firaun ketika kemudian para penyihir beriman,  mereka dihukum Firaun.

وَمَا تَـنْقِمُ مِنَّاۤ اِلَّاۤ اَنْ اٰمَنَّا بِاٰيٰتِ رَبِّنَا لَمَّا جَآءَتْنَا  

"dan engkau tidak melakukan balas dendam kepada kami, melainkan karena kami beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami. ..."

Kekalahan tukang sihir dari Musa tak dipermasalahkan Firaun,  tetapi karena mereka beriman maka tangan kanan dan kaki kirinya dipotong.
Artinya setiap orang yg beriman tak akan dibiarkan demikian saja oleh Allah,  pasti akan diuji. Allah berfirman : "Apakah manusia mengira bahawa mereka akan dibiarkan mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum diuji?" (QS Al-Ankabut:2).

Dan kemudian Tukang sihir itu berdoa :

 رَبَّنَاۤ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ

"......Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim berserah diri kepada-Mu." (QS. Al-A'raf  126)

Yg diminta curahan kesabaran, berarti tekanan siksa itu luar biasa. Orang sabar akan dapat balasan pahala tanpa batas.

اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

"..... Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas." (QS. Az-Zumar 10)

Maka tak perlu heran kalau puasa pahalanya langsung dari Allah,  karena melatih kesabaran.

Kesimpulannya kita tak akan pernah selesai belajar keimanan,  karena Allah akan terus memberikan ujian.
Terlebih saat ini dunia medsos sedemikian hebatnya fitnah kepada kaum mukmin. Maka keimanan dan kesabaran harus terus ditingkatkan.
Allah telah menyampaikan bahwa janganlah kita sampai putus asa.

اِنَّ الَّذِيْنَ فَتَـنُوا الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنٰتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوْبُوْا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيْقِ

"Sungguh, orang-orang yang mendatangkan fitnah kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan lalu mereka tidak bertobat, maka mereka akan mendapat azab Jahanam dan mereka akan mendapat azab neraka yang membakar." (QS. Al-Buruj 10)

Janji Allah ini hendaknya memantapkan iman kita,  jangan sampai iman tergadai.

Kemudian dari Hadits Rasulullah , bila musuh itu ada,  maka kita harus siap-siap.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ وَسَلُوا اللَّهَ تَعَالَى الْعَافِيَةَ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِي السَّحَابِ وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ

"Janganlah kalian berharap bertemu dgn musuh, & mohonlah keselamatan kepada Allah ta'ala. Apabila kalian telah bertemu dgn mereka maka bersabarlah & ketahuilah bahwa Surga di bawah naungan pedang. Kemudian beliau berdoa: Ya Allah, Yang menurunkan Al Qur'an, Yang menjalankan awan, & Yang mengalahkan kelompok-kelompok musuh, kalahkan mereka & menangkan kami atas mereka! (HR.Abu Daud)

Jangan mencari musuh,  maknanya carilah kebaikan,  carilah teman yg banyak. Dan kita diajari untuk berdoa agar mendapat ampunan dan selamat. Kemudian jika bertemu harus bersabar. Makna sabar bukanlah defensif. Sabar punya arti positif melahirkan solusi.
Surga dibawah naungan pedang maknanya bukan perang, tapi perjuangan yg istiqomah.

Dalam Al Qur'an,  kisah yg diceritakan bukan sekedar sejarah. Kisah itu bisa berulang kapan saja dengan subyek dan obyek yg berbeda.
Ketika di awal dakwahnya di Mekkah,  penderitaan umat islam luar biasa, seperti Bilal yg dihimpit Batu dan sebagainya. Maka ada sahabat yg meminta Rasul agar berdoa memohon kepada Allah agar menghentikan cobaan.
Namun Rasul menyuruh mereka bersabar karena dijanjikan surga. Rasul menceritakan ujian umat terdahulu lebih dahsyat,  dan jalan keluarnya adalah sabar.

Kisah yg diceritakan itu diambil dari surat Al Buruj,  yg didalamnya menceritakan tentang Ghulam, seorang anak laki-laki.
Kisah itu menjadi sebuah Hadits. (HR. Ahmad , Muslim dan An-Nasa’i)

Haddab bin Khalid menceritakan kepada kami daripada Hammad bin Salamah daripada Tsabit bin Abdul Rahman bin Abu Laila daripada Suhaib bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Ada seorang raja pada zaman sebelum kalian. Ia memiliki seorang tukang sihir. Ketika tukang sihir itu telah tua, ia berkata kepada sang raja, ‘Sesungguhnya usiaku telah tua dan ajalku telah dekat. Kerana itu, utuslah kepadaku seorang anak muda agar aku ajari sihir’.

( Dimana-mana Penguasa dekat dengan "klenik" ; Perdukunan. Karena memang dia tak percaya Allah. Penasehat dari Penguasa atau Guru Spiritual kepengin melanggengkan kekuasaannya di bidang materi,  maka Orang yg berbuat kerusakanpun juga ingin mewariskan ilmunya yg merusak ,  seperti Kisah Tukang Sihir diatas.
Semangat ini mestinya juga harus dapat menginspirasi kita untuk mewariskan kebaikan kepada anak-anak kita.)

Maka diutuslah oleh raja, seorang pemuda yang bernama Ghulam, kemudian ia ajari sihir. Dan jalan antara raja dengan tukang sihir itu terdapat seorang rahib. Pemuda itu mendatangi sang rahib dan mendengarkan pembicaraannya. Sang pemuda begitu kagum kepada rahib dan tertarik dengan pembicaraannya.

Begitu ia sampai kepada tukang sihir karena terlambat serta merta ia dipukulnya seraya ditanya, ‘Apa yang menghalangimu?’

Dan bila sampai di rumahnya, keluarganya memukulnya seraya bertanya, ‘Apa yang menghalangimu sehingga terlambat pulang ?’

Lalu, ia pun mengadukan halnya kepada sang rahib. Rahib berkata, ‘Jika tukang sihir ingin memukulmu katakanlah, aku terlambat karena keluargaku. Dan jika keluargamu hendak memukulmu maka katakanlah, aku terlambat karena belajar dengan tukang sihir’.

(Pelajaran yg diambil,  bila kita ingin di dengar maka harus memberikan solusi, selain itu harus membuat suasana nyaman tidak gampang memarahi).

Suatu kali, Ghulam menyaksikan binatang besar dan menakutkan yang menghalangi jalan manusia, sehingga mereka tidak bisa menyeberang. Maka Ghulam berkata, ‘Saat ini aku akan mengetahui, apakah perintah ahli sihir lebih dicintai Allah ataukah perintah rahib. Setelah itu ia mengambil batu seraya berkata, ‘Ya Allah, jika perintah rahib lebih engkau cintai dan ridhai daripada perintah tukang sihir maka bunuhlah binatang ini, sehingga manusia bisa menyeberang’. Lalu ia melemparnya, dan binatang itu pun terbunuh kemudian ia pergi. Maka ia beritahukan halnya kepada rahib. Lalu sang rahib berkata, ‘Wahai anakku, kini engkau telah menjadi lebih utama dari diriku. Kelak, engkau akan diuji. Jika engkau diuji maka jangan tunjukkan diriku.

Selanjutnya, pemuda itu bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan segala jenis penyakit. Allah menyembuhkan mereka melalui kedua tangannya. Alkisah, ada pejabat raja yang tiba-tiba buta. Ia mendengar tentang pemuda itu. Maka ia membawa hadiah yang banyak kepadanya seraya berkata, ‘Sembuhkanlah aku, dan engkau boleh memiliki semua ini! Pemuda itu menjawab, ‘Aku tidak bisa menyembuhkan seseorang. Yang bisa menyembuhkan adalah Allah Azza wa Jalla. Jika Anda beriman kepada Allah dan berdo’a kepadaNya, niscaya Ia akan menyembuhkanmu. Ia lalu beriman dan berdo’a kepada Allah dan sembuh.

Kemudian ia datang kepada raja dan duduk di sisinya seperti sedia kala. Sang raja bertanya, ‘Wahai fulan, siapa yang menyembuhkan penglihatanmu?’ Ia menjawab, ‘Tuhanku’. Raja berkata, ‘Saya?’ ‘Tidak, tetapi Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’, tegasnya. Raja bertanya, ‘Apakah kamu memiliki Tuhan selain diriku?’ Ia menjawab, ‘Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’. Demikianlah, sehingga ia terus-menerus disiksa sampai ia menunjukkan kepada Ghulam. Ghulampun didatangkan. Sang raja berkata, ‘Wahai anakku, sihirmu telah sampai pada tingkat kamu bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan berbagai penyakit lainnya’. Ghulam menangkis, ‘Aku tidak mampu menyembuhkan seorang pun. Yang menyembuhkan hanyalah Allah Azza wa Jalla. Raja berkata, ‘Aku?’ ‘Tidak!’, kata Ghulam. ‘Apakah kamu punya Tuhan selain diriku?’ Ia menjawab, ‘Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’.

Lalu ia pun terus disiksa sehingga ia menunjukkan kepada rahib. Maka rahib itu pun didatangkan. Sang raja berkata, ‘Kembalilah kepada agamamu semula!’ Ia menolak. Lalu di tengah-tengah kepalanya diletakkan gergaji dan ia dibelah menjadi dua. Kepada pejabat raja yang (dulunya) buta juga dikatakan, ‘Kembalilah kepada agamamu semula!’ Ia menolak. Lalu di tengah-tengah kepalanya diletakkan gergaji dan ia dibelah menjadi dua.Kepada Ghulam juga dikatakan, ‘Kembalilah kepada agamamu semula!’ Ia menolak.

Lalu bersama beberapa orang ia dikirim ke gunung ini dan itu. (Sebelumnya) sang raja berpetuah, ‘Ketika kalian telah sampai pada puncak gunung maka bila ia kembali kepada agamanya (biarkanlah dia). Jika tidak, maka lemparkanlah dia! Mereka pun berangkat. Ketika sampai di ketinggian gunung, sang pemuda berdo’a, ‘Ya Allah, jagalah diriku dari mereka, sesuai dengan kehendakMu. Tiba-tiba gunung itu mengguncang mereka, sehingga semuanya tergelincir. Lalu Ghulam datang mencari sampai bisa bertemu raja kembali. Raja bertanya, ‘Apa yang terjadi dengan kawan-kawanmu?’ Ia menjawab, ‘Allah menjagaku dari mereka’.

Kembali ia dikirim bersama beberapa orang dalam sebuah perahu kecil. Raja berkata, ‘Jika kalian berada di tengah lautan (maka biarkanlah ia) jika kembali kepada agamanya semula. Jika tidak, lemparkanlah dia ke laut yang luas dan dalam’. Ghulam berdo’a, ‘Ya Allah, jagalah aku dari mereka, sesuai dengan kehendak-Mu’. Akhirnya mereka semua tenggelam dan Ghulam datang lagi kepada raja.

Sang raja bertanya, ‘Apa yang terjadi dengan kawan-kawanmu?’

Ghulam menjawab, ‘Allah menjagaku dari mereka’.

Lalu Ghulam berkata, ‘Wahai raja, kamu tidak akan bisa membunuhku sehingga engkau melakukan apa yang kuperintahkan. Jika engkau melakukan apa yang aku perintahkan maka engkau akan bisa membunuhku. Jika tidak, engkau tak akan bisa membunuhku’.

Raja penasaran, ‘Perintah apa?’

Ghulam menjawab, ‘Kumpulkanlah orang-orang di satu padang yang luas, lalu saliblah aku di batang pohon. Setelah itu ambillah anak panah dari wadah panahku, lalu ucapkan, ‘Bismillahi rabbil ghulam (dengan nama Allah, Tuhannya Ghulam).

Maka raja memanahnya dan anak panah itu tepat mengenai pelipisnya.  Ghulam meletakkan tangannya di bagian yang kena panah lalu meninggal dunia. Maka orang-orang berkata, ‘Kami beriman kepada Tuhannya Ghulam. Kami beriman kepada Tuhannya Ghulam. Lalu dikatakan kepada raja, ‘Tahukah Anda, sesuatu yang selama ini Anda takut-kan? Kini sesuatu itu telah tiba, semua orang telah beriman.

Lalu ia memerintahkan membuat parit-parit di beberapa persimpangan jalan, kemudian dinyalakan api di dalamnya. Dan raja pun bertitah, ‘Siapa yang kembali kepada agama-nya semula, maka biarkanlah dia. Jika tidak, maka lemparkanlah dia ke dalamnya’. Maka orang-orang pun menolaknya sehingga mereka bergantian dilemparkan ke dalamnya. Hingga tibalah giliran seorang wanita bersama bayi yang sedang disusuinya. Sepertinya, ibu itu enggan untuk terjun ke dalam api. Tiba-tiba sang bayi berkata, ‘Bersabarlah wahai ibuku, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran’.”

Pelajaran yg diambil,  bahwa tekanan terhadap iman itu luar biasa,  dan Ghulam sampai mengorbankan jiwa demi dakwahnya.
Iman harus kita wariskan kepada anak kita dan keluarga kita.

Pelajaran ini menunjukkan bahwa umat islam sangat sulit diminta menanggalkan iman,  maka musuh islam berusaha umat islam biarlah tetap islam tapi jangan melaksanakan ajarannya. Biarlah islam ada tapi keropos.  Caranya hilangkan dakwah islam dan ganti dengan hiburan agar umat islam lupa.
Maka waspadalah kita dalam menjaga keimanan dan keislaman kita.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar