Senin, 05 Februari 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

18 Jumadil Awal 1439 H / 4 Februari 2018

Drs. H. Hamzah Rifqi MSi

*Tetap Bersyukur , Bagaimanapun*

Bersyukur kadang dimaknai dengan ucapan :  Alhamdulillah.
Bila ditanya apa khabar, jawaban juga Alhamdulillah, yg mungkin maksudnya adalah baik , namun bisa juga kondisinya buruk. Artinya dalam kondisi apapun maka kita harus bersyukur dan bersabar.
Bagaimana kita harus bersyukur dan bersabar?

*Syukur dan Sabar hiasan orang beriman*

Kehidupan menjadi indah bagi orang beriman, karena dalam segala hal yg terjadi hanya ada dua pilihan,  Bersyukur dan Bersabar. Kalimat ini gampang diucapkan ketika dalam keadaan baik,  namun tak mudah diterima bila dalam keadaan buruk.

Pada suatu saat Nabi pernah berjalan di suatu pekuburan bersama para Sahabat. Di Pekuburan ada seorang ibu yg menangis. Lalu Nabi mengatakan kepada ibu tadi : " Bersabarlah engkau ibu".
Ibu yg menangis tadi berkata : "Kamu bisa mengatakan begitu".

Artinya apa? 
Dia memprotes karena menganggap bahwa Nabi tidak dapat memahami betapa besar kedukaannya.
Menasehati orang yg sedang sakit atau susah untuk bersabar itu tidak mudah, bahkan mungkin bisa memancing kemarahan.  Jangankan misalnya yg menasehati lebih muda,  bahkan Nabi saja ketika menasehati agar bersabar beliau diprotes.

Ketika ibu tadi diberi tahu bahwa yg menasehati adalah Rasulullah SAW,  barulah mukanya pucat pasi. Lalu mendatangi rumah Rasulullah, disana tak ada penjaganya. Kemudian dia menemui Nabi dan mengatakan : "Saya tidak mengenal engkau wahai Rasulullah "..
Ibu tadi bermaksud minta maaf karena berlaku kasar,  dan sekarang dia sudah bersabar.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda : “Hanyalah kesabaran itu pada benturan yang pertama kali.”

Urusan orang beriman itu mengagumkan, ada sebuah hadits :

عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ :قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Dari sahabat Shuhaib RA, Rasulullah SAW telah bersabda:
“Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena ia mengetahui hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia mengetahui hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR Muslim)

Orang Mukmin yg sebenarnya adalah yg percaya dan memiliki iman kepada Allah dan beragama Islam dan dia menegakkan ajaran-ajaran Islam, dia shalat.
Orang Mukmin bila mendapatkan kesenangan dia bersyukur,  karena dia tahu bahwa semua yg dia dapat adalah karena ijin Allah. Kita dapat bepergian dengan selamat karena ijin Allah,  tanpa ijin Allah mungkin saja terjadi kecelakaan ketika di jalan. Karena itulah kita wajib bersyukur kepada Allah,  apapun yg kita dapatkan.

Bersyukur jangan dikotori dengan takabur, walaupun mungkin tak terasa.  Ketika seorang naik Haji dan dia berdoa tentang suatu hal dan kebetulan dikabulkan oleh Allah,  janganlah muncul takabur bahwa diri ini dekat dengan Allah dan doanya manjur.
Belum tentu keberhasilan sesuatu akibat doanya. Tak ada seorangpun yg tahu, maka jangan takabur bila doa terkabul.

Orang Mukmin ketika mendapati keadaan sulit,  atau apapun dianggap buruk dia tetap bersabar. Bersabar itu tetap tegar dalam iman dan islam.  Tetap beribadah dengan baik sebagaimana dia sebelum terkena musibah.
Dia yakin bahwa semua atas ijin Allah.

مَاۤ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ

"Tidak ada suatu musibah yang menimpa seseorang , kecuali dengan izin Allah; ..." (QS. At-Taghabun 11)

*Fadhilah Syukur*

*1. Menghindarkan dari Siksa*

مَا يَفْعَلُ اللّٰهُ بِعَذَابِكُمْ اِنْ شَكَرْتُمْ وَاٰمَنْتُمْ  ۗ  وَكَانَ اللّٰهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا

"Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui." (QS. An-Nisa'  147)

Allah saja bersyukur,  maka kenapa manusia tidak bersyukur?
Bagaimana memahami cara bersyukurnya Allah?
Kita ambil ilustrasi ketika kita punya makanan, katakan oleh-oleh atau buah tangan kemudian kita antar ke tetangga memakai nampan,  maka biasanya Tetangga akan membalas , nampan tadi tidak pulang kosong tapi ada isinya,  bahkan kadang lebih baik,  bisa seketika atau diwaktu lain.
Kira-kira seperti itu,  Allah tidak memberi siksa, tapi membalas dengan kebaikan.

*2. Bertambah Nikmat*

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ  لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim  7)

Banyak yg tahu bahkan hafal ayat ini, namun mengerjakannya berat. Karena syukur tidak sekedar mengucap Alhamdulillah.

*3. Merupakan Kekayaan yg Hakiki*

Harta itu ternyata bukan Kekayaan yg sebenarnya. Buktinya meskipun rumahnya banyak,  uangnya banyak tapi masih terus merasa kurang.

Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekal.i tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (HR. Bukhari - Muslim)

Kekayaan yg hakiki ada di dalam hati,  yaitu syukur. Disebutkan dalam hadits:

Dari Tsauban sebelum turun ayat tentang zakat emas dan perak, ( yaitu ayat ini :)
 
وَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِيْ  سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ  فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ

"..... Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih," (QS. At-Taubah 34)

Kami bertanya : ‘Wahai Rasulullah, jika mengumpulkan emas dan perak akibatnya seperti ini, alangkah baiknya seandainya kami mengetahui harta manakah yang paling baik untuk dijadikan sebagai simpanan?
Rasulullah SAW bersabda, “Lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri shalihah yang membantu urusan dunia dan akhirat.”(HR Ahmad dan Ibnu Madjah)

Kekayaan yg hakiki, antara lain adalah Banyak berdzikir,  menyebut Nama Allah.
Berapa banyak kita menyebut : Subhanallah. ? Sangat sedikit,  paling hanya setelah shalat fardhu,  33 kali.
Itupun jika tidak tergesa-gesa.

Kekayaan berikutnya adalah Hati yg selalu Bersyukur. Orang Jawa punya filsafat : " Nrimo ing pandum" , yg maknanya juga Bersyukur.

Kekayaan berikutnya adalah Isteri yg Sholehah yg menolong Suaminya dalam urusan Dunia dan Akhiratnya.
Yg dimaksud dengan isteri yg membantu suami dalam urusan dunia bukanlah isteri yg bekerja,  karena jaman Nabi isteri tidak bekerja seperti sekarang.
Yg dimaksud adalah isteri yg menolong suaminya agar tidak melakukan kebathilan didalam mendapatkan harta benda, bukan malah merongrong suami agar memikirkan dunia saja.
Isteri yg selalu mengingatkan suami akan akhirat, bahwa kehormatan itu bukan pada harta atau jabatan. Kehormatan itu ada di dalam diri.

*Anasir Syukur*

Bersyukur itu ada prosesnya : Ilmu - Keadaan - Perbuatan.

*1. Ilmu agar Bersyukur dengan benar*

Kalau ilmunya salah maka yg diyakini akan salah dan akibatnya bersyukurnya juga salah.

Contoh :
Misal mendapat ilmu bahwa Minuman Teh mengandung cyanida,  padahal tahu bahwa cyanida adalah Racun. Maka tindakannya : Minuman Teh dibuang.
Padahal yg benar Minuman Teh tidak mengandung Cyanida, jadi mestinya diminum.

Perbuatan akan Salah akibat Ilmu yg salah. Jadi untuk memastikan Bersyukur dengan benar maka harus mencari ilmu atau informasi yg benar,  yg datang dari Allah. Bila informasi salah maka Perbuatan akan salah.

Contoh lain :
Orang sakit berobat ke Dokter,  diberi obat dokter lalu sembuh. Info atau Ilmu yg ditangkap adalah Dokter yg menyembuhkan, maka dia bersyukur kepada Dokter.
Padahal mestinya info yg benar semua dari Allah,  kesembuhan dari Allah. Kenapa?  Karena ada yg sama-sama sakitnya,  diobati obat yg sama oleh dokter yg sama,  akibat bisa beda. Yang satu sembuh yg lain mati.
Maka mestinya bersyukur kepada Allah, yg mengijinkan obat berproses menyembuhkan. Berterima kasih kepada dokter.

Pengetahuan ‎Siapa Pemberi Nikmat.
Bila tidak tahu siapa yg memberi nikmat bisa keliru. Bersyukur tetap kepada Allah,  berterima kasih kepada manusia sebagai perantara.

*2. Keadaan yg Memotivasi Bersyukur*

Orang disamping harus punya ilmu yg benar untuk bersyukur, dia juga harus punya Keadaan yg bisa memotivasi untuk bersyukur.

2.1. Merasakan kelezatan yg sebelumnya tak dirasakan.

Seseorang biasanya bisa merasakan Nikmat Sehat, apabila dia baru saja sembuh dari Sakit.
Bila dia Sehat terus dalam waktu lama malah mungkin tak sadar akan Nikmatnya Sehat,  maka tidak bersyukur.

Maka kita diajari oleh Nabi agar berdoa ketika bangun tidur agar sadar akan nikmatnya bangun tidur. Bisa jadi kita menganggap bangun tidur itu hal biasa.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

“ Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan ". (HR. Bukhari)

2.2. Mendapatkan apa yg dia senangi.

Bila dia tidak menyenangi maka dia tidak bersyukur.
Contoh,  kadang kita bermaksud membelikan Es Cream untuk oleh-oleh anak kita. Kebetulan anak kita tak senang dengan rasa Es Cream yg dipilih. Maka bisa jadi malah protes,  tidak bersyukur.
Sama dengan kita,  kepengin anak laki-laki namun diberi anak perempuan oleh Allah. Kadang ada yg menggerutu karena tidak bersyukur.

Senang dengan nikmat maka semestinya juga senang dengan yg memberi nikmat, yaitu Allah.

2.3. Orang harus tahu bagaimana Mendaya gunakan nikmat.

Bila sudah mendapat kesehatan,  maka harus tahu bagaimana menjaga kesehatan. Jangan melanggar apa yg harus dipantang untuk kesehatan.
Kita mendapat nikmat Allah harus mendaya-gunakan dengan baik. Kita mendapat Mata harus melihat hal yg baik. Kita mendapat Lisan harus digunakan untuk hal yg baik dengan cara yg baik. Sebab ada bicara yg baik dengan cara yg tidak baik.

2.4.  Menghindari dengki agar bisa Bersyukur.

Hindari dengki karena dengki itu ibarat api yg memakan dirinya sendiri, menghilangkan Rasa Syukur.
Contoh , A dengki dengan B yg sebenarnya orang baik. Suatu saat B memberi hadiah kepada A , sesuatu yg sebenarnya kesukaannya.  Namun karena dengki maka menutup rasa senangnya,  yg timbul malah prasangka buruk. Jangan.. jangan... macam-macam yg difikir. Dan dia tidak bersyukur.
Orang beriman harus menghindari dengki.

*3.Perbuatan agar selalu Bersyukur*

Ada 3 perbuatan untuk selalu bersyukur yaitu Perbuatan Hati,  Perbuatan Lisan dan Perbuatan Anggota Badan.
Hati merasa senang,  bersyukur dan berterima kasih.
Demikian pula Lisan, akan mengucap terima kasih,  alhamdulillah ....
Kemudian amaliah,  anggota Badan.

Untuk bisa bersyukur terus maka kita harus berusaha.

3. 1 .Yakin

Yakin bahwa apapun yg kita miliki adalah Nikmat dari Allah.

وَمَا بِكُمْ  مِّنْ نّـِعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِلَيْهِ تَجْئَرُوْنَ

"Dan segala nikmat yang ada padamu datangnya dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan." (QS. An-Nahl 53)

Kita diperintahkan berdoa setelah shalat

اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِىَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

“Alloohumma laa maani’a lima a’thoita, wa laa mu’thiya lima mana’ta, wa laa yanfa’u dzal jadi minkal jaddu.”

“Ya Allooh tidak ada yang dapat menghalangi terhadap apa yang Engkau beri, tidak ada yang dapat memberi terhadap orang yang Engkau halangi, dan tanpa izin-Mu pemilik manfaat tidak dapat memberikan manfaat.” (HR Muslim)

3. 2. Melihat yg lebih bawah.

Hindari melihat yg lebih tinggi.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,

انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم ، فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم

“Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. 3 Melihat dari Sisi Positif

وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ  وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ  وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"... Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah 216)

3. 4.  Mungkin masih banyak nikmat yg belum disyukuri.

وَلَقَدْ مَكَّـنّٰكُمْ فِى الْاَرْضِ وَجَعَلْنَا لَـكُمْ فِيْهَا مَعَايِشَ  ۗ  قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ

"Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan sumber penghidupan untukmu. Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur." (QS. Al-A'raf 10)

Berapa hari kita sehat?  Dan berapa hari kita sakit?  Kenapa kita hanya ingat nikmat sehat ketika sakit?

*Sikap dan Konsekwensi*

Rizki itu bisa Luas dan bisa Sempit.
Jika Rizki luas ataupun sempit tapi disikapi dengan Bersyukur dan Sabar maka konsekwensinya adalah Surga.
Sebaliknya jika diingkari maka Konsekwensinya adalah Neraka.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar