Minggu, 28 Januari 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

11 Jumadil Awal 1439 H / 28 Januari 2018

Drs. H. Muchtar Hadi MAg

*Berhati-hati (2)*

*1. Umar Bin Khattab dan Ubay Bin Ka'ab*

Dikisahkan Khalifah Umar bin Khattab adalah seorang yg hati-hati. Ketika seorang Pembesar Romawi mau menemuinya dengan informasi bahwa beliau selalu shalat di Masjid,  ternyata tak bisa menemui beliau.  Ini karena ke hati-hatian Khalifah Umar yg ternyata berpakaian sederhana,  sehingga persepsi dari Tamu bahwa Umar pasti berpakaian kebesaran dan dikawal menjadi keliru dan tak ketemu.

Khalifah Umar yg sedemikian hati-hatinya itu ternyata masih belajar kepada Sahabat Ubay bin Ka'ab.
Umar bin Khaththab r.a bertanya kepada Ubay bin Ka’ab r.a tentang taqwa.
Jawab Ubay bin Ka’ab r.a
“Apakah anda tidak pernah berjalan di tempat yang penuh duri?”
Jawab Umar r.a, “Ya.”
Ubay r.a bertanya, “Lalu anda berbuat apa?”
Jawab Umar r.a, “Saya sangat waspada dan bersungguh-sungguh menyelamatkan diri dari duri itu.”
Ubay r.a berkata, “Itulah contoh taqwa.”
Jadi Taqwa adalah Hati-hati.

*2. Munasabah*

Dalam kehidupan kita diperintahkan untuk selalu hati-hati. Berdasarkan hadits Rasulullah SAW :

 دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ

Rasulullah SAW : ‘Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu’.” [HR at-Tirmidzi.]

Kita sering menghadapi dua pilihan yg membingungkan untuk dipilih.  Ambil contoh dalam menentukan jodoh anak atau memilih sekolah untuk anak misalnya.  Tidak selalu pilihan bersifat hitam putih sehingga gampang.
Yg sering terjadi hampir sama bobotnya,  untuk itu tetap pedomannya adalah Pilih yg paling tidak meragukan.
Bila tetap tidak dapat memilih maka kita diperintahkan untuk shalat Istikharah.
Yaitu shalat untuk memohon dipilihkan yg terbaik dan diperbanyak membaca do'anya : " Ya Allah,  pilihkanlah bagiku yg terbaik,  dan carikanlah bagiku yg terbaik ".
Shalat Istikharah tidak harus malam hari,  boleh setelah shalat fardhu namun yg terbaik tetap pada 2/3 malam.

Ketika kita berdoa maka kita dihadapkan pada dua pilihan do'a matsurah (dicontohkan Nabi) atau Doa Ghoiru matsurah. (Bukan contoh Nabi).
Tentunya dipilih doa Matsurah,  meskipun yg Ghoiru Matsurah kadang diperlukan,  misal apa hajat keinginan kita. Juga tentang redaksi doa yg biasanya untuk diri sendiri (seorang)  boleh diganti jadi untuk banyak orang.

*3. Hati Nurani*

Dalam rangka berhati-hati maka salah satu hal yg penting adalah memperhatikan Suara Hati Nurani.  Dalam ilmu ESQ disebut sebagai God Spot. Dalam ilmu agama disebut Fitrah.
Dalam setiap perjuangan memilih sesuatu pasti akan ada pergulatan batin.
Dan orang yg berhati-hati akan selalu melibatkan Hati Nurani.

Bahkan dikisahkan bahwa orang jahatpun dalam melakukan kejahatan memilih yg kejahatannya terkecil ketika memakai hati nurani. Maka jaman dahulu sudah meramalkan bahwa kelak akan makin susah menentukan suatu kesalahan atau bukan. Bahkan orang dulu akan ragu-ragu jika anaknya mau menjadi hakim. Ini karena khawatir terhadap Hadits ini :

Rasulullah SAW bersabda :
"Hakim itu ada tiga, dua di neraka & satu di surga: seseorang yg menghukumi secara tak benar padahal ia mengetahui mana yg benar, maka ia di neraka. Seorang hakim yg bodoh lalu menghancurkan hak-hak manusia, maka ia di neraka. Dan seorang hakim yg menghukumi dgn benar, maka ia masuk surga". [HR. Tirmidzi].

Hikmahnya adalah segala sesuatu perlu hati-hati. Karena yg namanya iman atau ketaqwaan itu mengalami pasang surut, naik turun.

Pada zaman Nabi Muhammad Saw ada seorang pencuri yang hendak bertobat, dia duduk di majelis Nabi Saw.  Suatu ketika dia menangkap perkataan Nabi Saw:

*"Barangsiapa meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah, maka suatu ketika dia akan memperoleh yang haram itu dalam keadaan halal."*

Dia tidak memahami maksudnya. Ketika larut malam sang pencuri merasakan perutnya lapar, ia pun keluar dari masjid.
Di suatu tempat dia berjalan, dia mendapati suatu rumah yang pintunya agak terbuka, dan timbullah perang dalam hatinya untuk mencuri atau tidak.

Tidak, ia merasa tidak boleh mencuri lagi. Tapi ini ada kesempatan, masak dilewatkan begitu saja?

Terjadilah perang dalam batinnya.
Setelah berpikir ia memutuskan untuk mengingatkan pemilik rumah agar mengunci pintu rumahnya. Dia hendak memberi salam, namun timbul kembali keraguan. Maka masuklah ia ke rumah itu tanpa suara. Timbullah keinginannya untuk mencuri lagi, namun segera ia sadar, ia tidak boleh mencuri lagi.
Tiba-tiba terdengar suara mendengkur halus dari sudut ruang. Ternyata ada yang tidur, seorang perempuan muda , cantik, tidak lengkap busana tidur yang menutup sang wanita membuat timbul hasrat kotor yang ada dalam dirinya.

Tidak, aku tidak boleh melakukan ini aku ingin bertobat dan tidak mau menambah dosa yang ada, tidak !

Segera ia memutar badan untuk pergi. Akan ia ketuk dan beri salam dari luar sebagaimana tadi. Ketika menuju pintu keluar ia melalui meja makan, tiba-tiba ia lapar. Timbullah suara dalam hati :
" Sudah sepantasnya engkau mendapat ganjaran dari sang pemilik rumah atas niat baikmu itu, ambillah makanan  !"

Tiba-tiba ia tersadar:  "Celaka aku, bila ada orang yang di luar dan melihat perbuatanku …. aku harus keluar.”

Maka tergesa-gesa ia keluar rumah wanita tersebut, ketika tiba dihadapan pintu ia mengetuk keras dan mengucap salam yang terdengar serak menakutkan.
Semakin khawatir ia akan suaranya yang berubah, setelah itu tanpa memastikan pemiliknya mendengar atau tidak ia kembali menuju masjid dengan perasaan galau namun lega.
Sesampai dimasjid, ia melihat Nabi saw sedang berdiri sholat. Di sudut ruang ada seorang yang membaca al qur'an dengan khusyu’ , di sudut-sudut terdapat para shahabat tidur.

Dingin sekali malam ini, lapar sekali perut ini teringat lagi ia akan pengalaman yang baru dia alami, bersyukur ia atas pertolongan Allah yang menguatkan hatinya.
Ditengah melamunnya ia mendengar sayup namun jelas bait-bait ayat suci …
Cukup lama ia mendengarkan bacaan orang itu hingga tiba-tiba tersentak ia karena bacaan itu dihentikan berganti dengan ucapan menjawab salam. Terlihat olehnya pula bahwa pria itu menjawab salam seseorang wanita dan seorang tua yang masuk langsung menuju tempat Nabi Muhammad SAW sedang duduk berdzikir, dan wajah wanita itu
 … adalah wajah wanita tadi !
Dan ia lihat mereka sudah berbicara dengan Nabi Saw.

Hampir celentang jatuh ia ketika mendengar suara Nabi Saw : "Hei fulan, kemarilah !"
Dengan perlahan dan perasaan takut ia mendekat. Ia mendengar sang wanita masih berbicara kepada Nabi Saw, katanya :
"...benar ya Rasulullah, saya sangat takut pada saat itu, saya bermimpi rumah saya kemasukan pencuri, dia mendekati saya dan hendak memperkosa saya, ketika saya berontak... ternyata itu hanya mimpi. Namun ketika saya melihat sekeliling, ternyata pintu rumah terbuka membuat saya takut. Maka saya segera menuju rumah paman saya untuk meminta dicarikan suami buat saya, agar kejadian di mimpi saya tidak terjadi bila ada suami yang melindungi. Sehingga beliau mengajak saya menemui Engkau disini agar memilihkan calon suami bagi saya".

Nabi Saw memandang kepada si pemuda bekas pencuri, lalu berkata
" Hei fulan, karena tidak ada pria yang bangun kecuali engkau saat ini, maka aku tawarkan padamu, maukah engkau menjadi suaminya?"
Terkejut ia mendengar itu, tetapi dengan cepat mengangguklah ia.

Sekarang ia faham :
Ia dapat memakan makanan yang tadinya haram kini dengan halal, dan ia dapat menikmati wanita itu sebagai istrinya yang halal.

*4.Bacaan Basmalah*

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللَّهِ (وفي رواية بِذِكْرِاللّه) فَهُوَ أَ قْطَع (وفي رواية فَهُوَ أبتر)

Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan bismillah (dalam riwayat lain : dengan mengingat Allah) maka amalan tersebut terputus (kurang) keberkahannya. (HR Ibnu Madjah)

Maka setiap mau memulai pekerjaan, selalu awali dengan Basmalah. Semua itu dalam rangka hati-hati, dan hikmahnya :
1.  Meniru kebiasaan Rasul yg selalu memulai pekerjaaan dengan Basmalah.
2. ‎Mengharapkan barokah dari Allah
3. ‎Melakukan dzikir kepada Allah.



Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar