Senin, 25 Maret 2019

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KAJIAN AHAD MUHAMMADIYAH BANYUMANIK

JIHAD ITU PERLU SERIUS

Dr. dr. H. Masrifan Djamil MMR, MPH

17 Rojab 1440 H/ 24 Maret 2019

Allah SWT berfirman:

سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

"Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Itu sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (QS. As-Saff  1- 3)

Mengapa saat ini banyak anak muda berani melanggar aturan,  padahal dia tahu tentang hal itu ? Ada anak muda yang jelas memakai jilbab tetapi dia berani berpacaran di muka umum. Mungkin mereka menganggap bahwa jilbab itu hanya sekedar mode, karena memang 100% mahasiswi ditempat saya mengajar itu berjilbab semua.

Memakai jilbab sudah bagus, tetapi sayang pembelajarannya kurang. Di fakultas itu kuliah agama cuma satu semester. Mungkin mereka mendapat pelajaran agama di SMP dan SMA,  tapi terputus-putus tidak nyambung. Apalagi jika mereka tak pernah sekolah madrasah,  sudah pasti pelajaran agamanya kurang. Ini masalah kita saat ini, kita khususnya generasi muda tidak mendalami agama.

Padahal Allah SWT sudah mengingatkan agar kita disiplin,  teratur seperti sebuah bangunan yang kokoh.

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَا تِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَ نَّهُمْ بُنْيَا نٌ مَّرْصُوْصٌ

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh."
(QS. As-Saff 4)

Kenyataan kita ini semakin hari semakin terpecah-belah. Padahal di masa kini perjuangan akan semakin berat dan persaingan makin keras. Bagaimana kita akan menyiapkan anak-anak kita?
Mengapa umat lain, orang Tiong Hoa lebih sukses dari pada kita.?
Mengapa ada 1% orang Indonesia menguasai 55,4 % perekonomian ? Itu hal yang luar biasa, mengapa mereka bisa sukses?
Itu semua karena mereka "berjihad" lebih serius dalam menghadapi kehidupan. Mungkin mereka tak tahu ayat di atas,  tapi mereka mempraktekkan proses secara serius dan teratur.

Kebetulan saya ketemu mereka dan mereka berkata bahwa seharusnya umat islam itu bisa lebih sukses.  Lhoh kok bisa?
Dia menjelaskan ada tiga sebab yang seharusnya mengakibatkan umat islam sukses :
1. Umat islam bangun tidur diawali dengan do'a, lalu shalat.
2. ‎Pada waktu dhuha umat islam melaksanakan shalat dhuha,  yang dapat melancarkan rejeki.
3. ‎Orang islam diperintah untuk  jihad atau bersungguh-sungguh.

Tak perlu heran mereka juga mengenal istilah Shalat Dhuha karena memang bergaul dengan umat islam. Mari kita renungkan ucapan orang Tionghoa yang saya temui ini. Dia mengatakan kunci sukses : Do'a secara umum dan khusus serta Usaha yang serius.
Kita umat islam berdo'a , shalat juga banyak,  tetapi kunci yang ketiga pelaksanaannya tidak serius. Beda dengan mereka, mereka selalu serius dalam jihad mereka. Mereka juga berdo'a dengan cara mereka.

Ada sebuah rumah makan milik mereka yang tak perlu disebut nama. Mereka membuka cabang dan melihat peluang, bahwa banyak warung kopi malam hari.  Akhirnya  mereka membuat cafe kecil di Rumah makannya,  jual roti dan kopi. Ternyata sangat laris karena mereka serius dalam bekerja,  rasa dan tampilannya hebat. Sukses di cafe, mereka berani menyewa tempat di Transmart, padahal sewanya mahal. Tetapi mereka sudah menghitung semuanya.  Semua digarap serius sampai ke mebel,  menu,  layanan semua kelas premium.

Mereka berjuang tidak main-main,  tidak kecil-kecilan. Perhatikan saja pabrik sabun, hotel kemudian ada lagi Pabrik rokok. Bapak semua yang perokok telah menyumbang Pabrik Rokok sehingga sekarang mereka mampu membuat hotel di dekat Taman Diponegoro , Semarang.
Kita umat islam ini semestinya jadi kunci sukses,  karena jumlahnya banyak. Namun ada satu hal yang belum kita punyai yaitu Keseriusan atau Profesionalisme.

Di Palembang ada pembangunan LRT,  namun sayang tiap bulan rugi operasional. Ini adalah contoh ketidak seriusan kita dalam perencanaan. Mungkin tidak ada dalam berita tapi ini nyata.  Maka perlu bagi kita untuk punya jaringan medsos. Tidak semua yang di medsos itu hoax. Kadang banyak hal benar ada di Medsos yang di Media tak ada.

Contohnya ada pabrik di Sulawesi Tenggara yang begitu ketatnya dijaga sampai tak bisa dimasuki Pemda untuk diperiksa. Padahal kalau menurut aturan kan harus diperiksa misal amdalnya dan sebagainya. Namun bukan itu point yang ingin kita sampaikan , ternyata mereka malah menerapkan apa yang diperintah oleh islam :

فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَ نَّهُمْ بُنْيَا نٌ مَّرْصُوْصٌ

"fii sabiilihii shoffang ka`annahum bun-yaanum marshuush"

Mereka berusaha dengan serius untuk rapi dan terorganisir.
Ketika kita mandi,  mungkin tak pernah berfikir bahwa sabun yang kita pakai,  pasta gigi yang kita pakai, deodorant yang kita pakai, tak satupun dimiliki oleh umat islam.

Ketua IPHI yang kebetulan adalah Dirut sebuah BUMN berencana membuat produk-produk untuk kebutuhan rumah tangga.
Dia cerita karena BUMN usahanya banyak,  punya 26 gerai toko. Namun itu tak lepas dari ancaman. Dia didatangi konglomerat dan dibujuk kerjasama melepaskan usahanya untuk dikelola mereka , nanti bagi hasil . Usulan ini ditolak.
Demikian pula ketika membuat produk lain,  juga didatangi mau dibeli.  Kenapa?  Supaya tidak jadi pesaing.

Umat islam ini sulit untuk diubah preferensi produk yang dipakai. Kalau sudah memakai, sulit untuk diajak pindah memakai produk umat. Padahal kualitas sudah bagus.  Maka perjuangan untuk membuat Produk buatan umat perlu kerjasama yang kuat. Jika Muhammadiyah punya Jaringan Saudagar, maka IPHI akan membuat jaringan Juragan. Ini baru akan mulai bergerak untuk meluncurkan 36 item produk.
36 Produk ini sudah ada tapi tak bisa masuk pasar, ditolak mereka karena potensi jadi saingan.

Banyak produk mati di pasar antara lain Air mineral dan gula. Padahal itu produk BUMN. Apalagi jika hanya milik perorangan pasti gampang dihabisi. Namun ada pengusaha yang justru berhasil memasarkan produk umat ini ke Timur Tengah. Disana tak ada monopoli. Mudah-mudahan akan berhasil kerjasama dengannya,  dan produk umat ini akan dilabeli Haji ditawarkan ke umat,  mudah-mudahan berhasil. Kualitas tidak kalah dan akan dibuat patentnya. Kalau kita ingin sukses memang harus menyiapkan segalanya dengan serius,  jangan sampai terjadi seperti LRT Palembang.

Kemudian Surat As Saff ayat 10 sampai 13 membahas tentang janji Allah yang perlu kita usahakan agar kita menjadi Pemenang.

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِّنْ عَذَا بٍ اَلِيْمٍ

"Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?" (QS. As-Saff 10)

Yang diseru hanya orang beriman , bukan semua orang. Sebagai orang beriman kita ini wajib meyakini hal-hal yang bersifat takdir , bersifat "given".

Kita ini wajib bersyukur jika punya anak atau cucu lahir sehat dan lengkap. Karena ada hal-hal yang dokter juga tak tahu ketika bayi belum lahir. Misalnya saja ada bayi yang ternyata tak bisa minum susu ibunya. Penyakit ini namanya Intoleransi Laktosa. Penyebabnya adalah karena bayi ini tidak diberi satu enzym saja oleh Allah. Jadi bayi ini tidak lengkap.

Allah SWT berpesan kepada kita yang beriman :

تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَ مْوَا لِكُمْ وَاَ نْفُسِكُمْ ۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّـكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۙ

"Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui," (QS. As-Saff 11)

Kita wajib beriman kepada Allah dan kepada Rasulullah. Hambatannya ternyata banyak, ada yang meragukan. Ada yang bertanya apakah Al Qur'an ini asli?  Bukankah Al Qur'an ini ditulis oleh Usman bukan oleh Rasulullah? Bukankah Usman saat itu Kepala Negara dan dia bisa mengatur Al Qur'an?

Pertanyaan ini bahaya karena bisa menggoyahkan iman , maka harus diketahui bahwa pada saat Nabi mendapat wahyu itu dicatat.
Ada lima pencatat wahyu saat itu. Ketika Usman bin Affan menyusun Al Qur'an,  mereka itu masih hidup semua. Ali bin Abi Thalib , Muawiyah, Ibnu Abbas yang hafal Al Qur'an masih hidup dan itu dikumpulkan semua mengawasi penyusunan Al Qur'an.

Ketika Al Qur'an selesai dikumpulkan, kemudian yang lain yang tidak penting dibakar. Agar tidak membuat kebingungan. Ini menunjukkan betapa cerdasnya para sahabat. Maka banyak sekali pujian kepada generasi sahabat.
Mereka para sahabat selalu shalat jama'ah di masjid. Kita ini untuk terus berjama'ah lima kali dalam sehari di masjid belum berhasil. Padahal hanya imam Syafi'i saja yang tidak mewajibkan shalat jama'ah di masjid.

Perintah selanjutnya adalah jihad dengan harta. Betapa hebatnya semangat untuk berinfak dikalangan para sahabat.
Umar bin Khattab r.a berkata:
“Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah SAW bertanya: ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal dengan ini’.

Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah SAW lalu bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’” (HR. Tirmidzi)

Luar biasa sekali,  kita belum apa-apa dibandingkan mereka.
Alhamdulillah bahwa sekarang sudah banyak yang mulai paham pentingnya infaq shadaqah.
Alumni HMI membuat masjid di Sampangan,  kemudian ada rencana jalan dilebarkan dua meter, tentu tempat parkir akan habis. Akhirnya dibentuk panitia untuk mencari dana penyelamatan masjid. Hasilnya memang luar biasa,  semangat untuk menyumbang masjid ada yang menyumbang 5 juta,  10 juta sampai 50 juta.

Pesan yang tersirat dalam ayat adalah agar kita ini selalu berusaha melakukan amalan yang terbaik.
Tentang shalat yang terbaik adalah berjama'ah di masjid,  maka kalau bisa seorang isteri mengingatkan suaminya yang ketika ada adzan dia masih di rumah,  belum berangkat ke masjid.

Selanjutnya Allah SWT menjanjikan imbalan berupa ampunan dosa dan memasukkan ke Surga.

يَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍ ۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ ۙ

"niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam Surga 'Adn. Itulah kemenangan yang agung," (QS. As-Saff  12)

Di Surga, keluarga yang beriman akan dikumpulkan kembali. Orang-orang sholeh juga akan dipertemukan dengan kawan-kawan yang sholeh. Adapun kedudukan yang tertinggi adalah mereka yang mati syahid seperti kurban penembakan di New Zealand.

Selanjutnya Allah SWT berfirman:

وَاُخْرٰى تُحِبُّوْنَهَا ۗ نَصْرٌ مِّنَ اللّٰهِ وَفَـتْحٌ قَرِيْبٌ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ

"dan ada lagi karunia yang lain yang kamu sukai yaitu pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat waktunya. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin." (QS. As-Saff  13)

Ada kalimat yang sering dipinjam oleh Muhammadiyah : "nashrum minallohi wa fat-hung qoriib"
Kalau kita semua taat, maka Allah menjanjikan kemenangan. Janji Allah SWT pasti benar,  namun sampai sekarang ini kita belum mendapatkan kemenangan itu.
Ada pabrik tak boleh dimasuki oleh Pemerintah Daerah,  padahal ada di lokasi kita. Dan banyak lagi kekalahan-kekalahan kita,  seperti diuraikan di atas.  Namun kita diminta untuk menggembirakan kaum Muslimin.

Maka marilah kita selalu berusaha dan meningkatkan do'a. Ada surat yang diinginkan oleh Rasulullah agar kita semua membaca dan menghafalnya yaitu : Surat Al Mulk.
Fadilahnya, tentu akan membuat Rasulullah senang dan selain itu untuk menghindarkan siksa kubur.

Namun seperti dimuka tadi,  do'a tak cukup tanpa jihad. Terjemahan yang paling baik untuk saat ini kata jihad adalah bersungguh -sungguh meraih ridha Allah.  Maka bagi pemuda yang masih sekolah , jihadnya adalah belajar sungguh-sungguh.
Kita juga bisa mencontoh orang barat. Mereka kalau ditugasi akan menjawab :  "I will do my best".
Penting bagi kita untuk menjaga semangat, jangan sampai "nglokro". Peluang hanya akan muncul bila kita sungguh-sungguh.

Rasulullah SAW mengajarkan do'a yang sangat hebat kepada kita :

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

“Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu, yang dapat menghalangi antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan Kami ke surga-Mu dan keyakinan yang akan menyebabkan ringannya bagi kami segala musibah dunia ini. Ya Allah, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran kami, penglihatan kami dan dalam kekuatan kami selama kami masih hidup, dan jadikanlah ia warisan dari kami. Jadikanlah balasan kami atas orang-orang yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami dalam urusan agama kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita terbesar kami dan puncak dari ilmu kami, dan jangan Engkau jadikan orang-orang yang tidak menyayangi kami berkuasa atas kami” (HR Tirmidzi dan Hakim).

Do'a tersebut sangat lengkap,  isinya :

1. Memohon diberi rasa takut kepada Allah yang dapat menghalangi perbuatan maksiat.
2. ‎Memohon ketaatan kepada Allah agar masuk ke surga.
3. ‎Memohon keyakinan yang  meringankan segala musibah.
4. ‎Memohon kenikmatan pendengaran , penglihatan dan kekuatan.
5. ‎Memohon menjadikannya sebagai warisan.
6. ‎Memohon balasan atas orang-orang yang menganiaya.
7. ‎Memohon pertolongan terhadap orang yang memusuhi.
8. ‎Memohon jangan ada musibah dalam urusan agama.
9. ‎Memohon jangan menjadikan dunia ini sebagai hal terbesar.
10. ‎Memohon jangan sampai orang yang tidak menyayangi islam menjadi Pemimpin.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

#SAK

Sabtu, 16 Maret 2019

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KAJIAN AHAD MUHAMMADIYAH BANYUMANIK

MENJAGA KEIMANAN

KH. Drs Gunarto Muchsin

3 Rojab 1440 H/ 10 Maret 2019

Menjelang kenabian dari Nabi Muhammad SAW keadaan di Arab pada waktu itu disebut Jahiliyah. Kondisi ini tidak berarti mereka tak dapat menulis, bahkan dapat dikatakan bahwa Arab pada saat itu sudah maju baik di bidang Politik Pemerintahan maupun Kehidupan Perekonomian,  mereka sudah mengenal perdagangan sampai menembus negara lain,  seperti dikisahkan dalam Surat Quraisy.

لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍ ۙ  اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَآءِ وَا لصَّيْفِ ۚ

"Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas." (QS. Quraisy 1 - 2)

Jadi kejahiliyahan mereka bukan dalam masalah duniawi,  tetapi masalah rohani. Kehidupan spiritual jauh dari tuntunan Allah SWT.
Ada ritual peribadatan tetapi ala Jahiliyah. Setelah kedatangan Nabi Muhammad SAW dibersihkan sesuai dengan tuntunan Allah SWT.

Seorang bernama Zaid bin Amru bin Nufail, seorang tokoh yang lurus dan menentang kejahiliyahan. Dia mempunyai uang dan dia memelihara bayi wanita yang ditelantarkan oleh orang tuanya. Ketika anak itu besar dikembalikan kepada orang tuanya.

Dia pergi ke Syam untuk konsultasi kepada Pendeta Yahudi tentang keadaan masyarakatnya. Pada waktu itu agama Yahudi sudah terpecah belah. Zaid bin Amru ingin masuk ke dalam agama Yahudi  tetapi ditolak oleh Pendeta itu. Dia disarankan untuk memasuki agama yang hanif,  agama Yahudi "garis lurus", agamanya Nabi Ibrahim. Hanif artinya lurus dan cenderung pada Tauhid.

Jarak Nabi Ibrahim dengan Nabi Muhammad kira-kira 3000 tahun. Nabi Ibrahim mempunyai dua putera yaitu Ishak dan Ismail. Ishak mempunyai putera Yakub kemudian darinya berkembang Nabi-nabi bani Israel.  Israel ini nama lain Yakub, artinya Pejuang Allah. Nabi Yakub mempunyai 12 putera dan salah satunya menjadi Nabi yaitu Nabi Yusuf yang namanya diabadikan dalam Al Qur'an.

Ada yang percaya bila ingin mempunyai anak yang tampan dan sholeh harus dibacakan surat Yusuf.
Hal ini kita tanggapi positif saja, daripada mencari idola diluar Al Qur'an. Namun perlu diluruskan : Bila ingin anak sholeh yang dibaca mulai Al Fatihah sampai An Nas,  jangan memilih surat.
Nabi Ismail dikirim ke Mekkah dan selanjutnya menurunkan Nabi Muhammad SAW. Jadi Nabi Muhammad SAW turunan garis lurus dari Nabi Ibrahim.

Dari kisah di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun saat itu masa Jahiliyah,  namun ternyata tidak semua terseret dalam kedholiman. Masih ada yang bertauhid dengan lurus.

Zaid bin Amru pulang ke Mekkah dan kemudian dia ke Ka'bah membuat pengumuman :

"Wahai masyarakat Quraisy,  saya baru pulang dari Syam.  Saya mempunyai keyakinan untuk menyeru dan membimbing kepada umat ini agar tidak mendapatkan kemurkaan Allah maka ikutilah agama yang hanif,  agama Ibrahim".

Jadi agama Ibrahim masih ada pada saat itu. Ibrahim adalah Nabi yang hanif dan dapat dijadikan teladan.

Allah SWT berfirman:

اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ كَا نَ اُمَّةً قَا نِتًا لِّـلّٰهِ حَنِيْفًا ۗ وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ ۙ  شَا كِرًا لِّاَنْعُمِهِ ۗ اِجْتَبٰٮهُ وَهَدٰٮهُ اِلٰى صِرَا طٍ مُّسْتَقِيْم

"Sungguh, Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan , patuh kepada Allah dan hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik, dia mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Allah telah memilihnya dan menunjukinya ke jalan yang lurus." (QS. An-Nahl ayat 120 - 121)

Kepada Nabi Ibrahim kita juga bershalawat sebagaimana kepada Nabi Muhammad SAW. Shalawat Ibrahimiah ini yang paling baik untuk diucapkan. Setiap kita shalat harus bershalawat ibrahimiah.

Agama Islam mempunyai garis hubungan yang lurus dengan Agama Nabi Ibrahim.

ثُمَّ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ اَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗ وَمَا كَا نَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

"Kemudian Kami wahyukan kepadamu Muhammad , Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik."
(QS. An-Nahl 123)

Maka kita semua yang ingin selamat harus mengikut kepada Nabi Muhammad SAW agar akidah kita lurus :

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
َ
*Tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah dan Muhammad Rasulullah*

Syahadat ini kita ucapkan tiap hari dalam Shalat,  jangan sampai kita dan anak-anak kita hanya hapal saja tapi tak mendalami maknanya.
Syahadat harus kita ucapkan dengan serius, dihayati dalam hati dan dipraktekkan dalam kehidupan.
Dalam Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dituliskan pula Syahadat.

*Hidup harus berdasar Tauhid dan Taat kepada Allah SWT.*

Pokok pikiran ini terpenting karena menuju jalan yang lurus. Tauhid inilah akidah yang diperjuangkan oleh para Nabi,  sejak Nabi Adam,  Nabi Idris,  Nabi Nuh, Nabi Ibrahim  sampai Nabi Muhammad SAW.
Hidup ini harus mempertahankan syahadat,  iman tak boleh kering. Maka kita harus tahu makna apa yang kita baca ketika duduk akhir shalat.

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ

(Segala kehormatan, dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu punya allah.).

Ketika kita membaca attahiyat itu adalah penghormatan kepada Allah,  maka posisi kita duduk tawarruk,  bukan bersila.
Pandangan mata ke tempat sujud. Ini masalah kesopanan. Ketika kita menghadap atasan saja harus menjaga pandangan mata terlebih lagi dihadapan Allah.

Kemudian kita lanjutkan dengan do'a.

 السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ

(Keselamatan atas engkau wahai Nabi Muhammad, demikian pula rahmat engkau dan berkahNya. keselamatan dicurahkan pula untuk kami dan atas seluruh hamba allah yang shaleh - shaleh)

Demikian pula ketika kita membaca Al Fatihah, itu tidak sekedar do'a,  menurut Hadits Muslim,  bacaan Al Fatihah ketika shalat adalah dialog dengan Allah SWT.

Dari Abu Hurairah r.a Nabi. SAW bersabda :

Allah berfirman, “Saya membagi shalat antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua. Untuk hamba-Ku apa yang dia minta.
Apabila hamba-Ku membaca, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.”
Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memuji-Ku.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Ar-rahmanir Rahiim.”
Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku mengulangi pujian untuk-Ku.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Maaliki yaumid diin.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Hamba-Ku mengagungkan-Ku.” Dalam riwayat lain, Allah berfirman, “Hamba-Ku telah menyerahkan urusannya kepada-Ku.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’in.”
Allah Ta’ala berfirman, “Ini antara diri-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku sesuai apa yang dia minta.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Ihdinas-Shirathal mustaqiim….dst. sampai akhir surat.”
Allah Ta’ala berfirman, “Ini milik hamba-Ku dan untuk hamba-Ku sesuai yang dia minta.”
(HR. Muslim)

Dengan memahami makna bacaan Al Fatihah, maka kita akan dapat menghayati shalat, membayangkan Allah dihadapan kita dan menjawab Al Fatihah yang kita baca.
Maka Nabi Muhammad SAW ketika membaca Al Fatihah ada jeda, untuk  merasakan suasana dialog dengan Allah SWT.

*Memelihara Qolbu*

Dengan shalat yang khusyuk maka Allah SWT mengakses kita dan kita "mengakses" Allah SWT dengan qolbu kita. Qolbu itu ada dua dan keduanya wajib kita pelihara. Yang pertama Qolbu rohani dan yang kedua Qolbu jasmani.

Orang Jawa menerjemahkan Qolbu sebagai Hati,  padahal sebenarnya Qolbu jasmani adalah jantung. Qolbu harus dijaga kesehatannya agar dapat hidup lebih sehat dan lama,  dapat beribadah lebih lama.

Qolbu Rohani adalah Ruh,  yang dapat mengakses Allah SWT.
Sejak janin berusia 4 bulan di dalam rahim,  ruh ini sudah dikirim oleh Allah SWT. Ruh ini makhluk Allah yang suci dan cinta kepada Allah SWT.

Manusia terdiri dari jasmani dan rohani , berbeda dengan malaikat yang hanya ruh saja ,berbeda dengan binatang yang materi saja.
Manusia memang dibekali dengan nafsu dan takwa.

Allah SWT berfirman:

وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰٮهَا ۖ  فَاَ لْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰٮهَا ۖ

"demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya, maka Dia mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketakwaannya," (QS. Asy-Syams Ayat 7-8)

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰٮهَا ۖ  وَقَدْ خَا بَ مَنْ دَسّٰٮهَا ۗ

"sungguh beruntung orang yang menyucikannya jiwa itu, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." (QS. Asy-Syams Ayat 9 - 10)

Berbahagialah orang yang memperbaiki ketaatannya, shalatnya diperbaiki,  amal ibadahnya diperkuat. Sebaliknya mereka yang tak pernah mengaji,  imannya berlepotan kelak akan mendapat siksa yang pedih.

Maka marilah kita menjaga qolbu baik yang ruhani maupun yang jasmani. Qolbu jasmani dijaga dengan makanan yang baik dan olah raga yang proporsional. Namun jangan berlaku berlebihan melupakan usia. Kita ingat dulu ada beberapa orang terkenal , ada Benyamin, Adji Mas Said meninggal ketika memaksakan diri berolah raga. Karena tidak terlatih maka jantungnya tidak kuat.

*Hanif sumbernya "Laa ilaha Ilallah"*

Dari ‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib r.a, bahwa dia telah mendengar Rasulullah SAW bersabda,

((ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً)

“Akan merasakan kelezatan iman, orang yang ridha kepada Allah  sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta nabi Muhammad sebagai rasulnya” (HR Muslim)

Banyak anak kecil yang sudah hapal hadits ini, namun tak cukup untuk dihapal saja. Kita harus paham maknanya.

Orang yang dapat merasakan nikmatnya iman adalah dia yang rela Allah SWT sebagai Tuhannya,  Muhammad SAW sebagai nabinya dan Islam sebagai agamanya. Rela itu ketika diperintah dia rela,  disuruh mengaji dia rela. Infaq, Ibadah dan berjuang membela agama islam dia rela.

Tetangga kita namanya Abdul Aziz,  tetapi agamanya Non Muslim. Boleh jadi orang tuanya muslim,  masa kecilnya mungkin mengaji. Namun akibat pergaulan dan lingkungan, apalagi mungkin karena kefakiran, maka ketika akidah tidak kuat, akan dijual akidahnya. Ini karena dia dulu tidak rela islam sebagai agamanya.

Kita mungkin termasuk muslim yang baik karena tiap Ahad jam 6 pagi sudah datang di Gedung Dakwah untuk mengaji. Tetapi ada dimanakah putera-puteri kita?  Jangan sampai mereka tidur di rumah tak diberi kesempatan mendalami agamanya. Keluarga kita juga harus kita jaga agar tidak masuk neraka.

Maka untuk memahami Laa ilaha Ilallah ada enam point penting :

*1. Memahami arti dengan benar.*

Laa ilaha ilallah bukan sekedar tidak ada Tuhan selain Allah seperti hapalan anak-anak kita. Arti yang harus ditanamkan adalah :
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah,  ditaati,  diibadahi selain Allah.  Karena ada banyak Tuhan selain Allah diluar sana.

*2. Melekat dengan Ikhlas.*

Kerelaan terhadap Allah,  Muhammad dan Islam harus ikhlas. Tidak tercampur yang lain. Menerima islam juga harus murni tidak tercampur akidah lain. Maka kita harus mengaji Islam Garis Lurus. Jangan ada keyakinan yang musyrik. Tidak boleh tercampur Takhayul,  Bid'ah dan Khurofat.

*3. Harus Jujur tidak Munafik.*

Jujur dalam bersyahadat adalah  ketika lesan kita mengucap syahadat,  melekat dalam hati dan diamalkan dalam perbuatan. Bila tidak sesuai maka dia adalah Munafik.

Ada sahabat bernama Hudzaifah bin Yaman yang mengetahui orang munafik atau tidak. Bahkan sampai Umar bin Khattab ketika menjadi Khalifah,  beliau meminta masukan dari Hudzaifah bin Yaman ketika mau memilih pejabat,  agar tidak keliru memilih orang munafik.

*4. Harus Cinta kepada Allah.*

Menurut konsep imam Al Ghozali cinta itu mempunyai Empat Puluh persyaratan untuk memperbaiki hati.
10 yang pertama tentang akidah jangan sampai tercampur kemusyrikan.
10 yang kedua tentang ibadah jangan sampai tercampur dengan takhayul, bid'ah dan khurofat.
10 yang ketiga tentang Akal yang sehat.
10 yang Keempat tentang akhlakul karimah.

Ketika kita mengucapkan syahadat harus melahirkan kecintaan kepada Allah.  Wujud cinta adalah kerinduan. Kita rindu dan memohon perlindungan , kita taat ketika diperintah.
Ketika ada panggilan adzan,  apakah kita mendatanginya?
Satu jam sebelum Subuh kita diminta bangun, untuk shalat Tahajud,  apakah kita lakukan?
Ketika datang petugas Lazis untuk menarik zakat apakah kita terima dengan ikhlas?

Cinta itu bila ketemu akan senang. Maka ketika kita cinta kepada Allah pasti rindu. Rindu dan menunggu Ramadhan dengan penuh harap,  rindu menunggu datangnya waktu shalat subuh. Dengan adanya kecintaan maka tak ada keraguan dalam amal ibadah.

*5. Semakin yakin tak ada keraguan*

Nabi Muhammad SAW berdakwah di
Mekkah 13 tahun dan di Medinah 10 tahun. Ada suku Bani Asad ibnu Khuzaimah. Mereka islam dan kaya sekali, namun mereka sombong ketika kaya tak mau menyumbang. Suatu saat terjadi krisis ekonomi yang menimpa mereka. Bani Asad Ibnu Khuzaimah ini jadi miskin dan mereka datang menghadap Nabi. Mereka mengaku beriman dan meminta sumbangan.

Maka turunlah ayat 14 dan 15 surat Hujurat. Allah SWT berfirman:

قَا لَتِ الْاَعْرَا بُ اٰمَنَّا ۗ قُلْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا وَلٰـكِنْ قُوْلُوْۤا اَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْاِيْمَا نُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ ۚ وَاِ نْ تُطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ لَا يَلِتْكُمْ مِّنْ اَعْمَا لِكُمْ شَيْئًــا ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَا بُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَ مْوَا لِهِمْ وَاَ نْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ

"Orang-orang Arab Badui berkata, Kami telah beriman. Katakanlah kepada mereka , Kamu belum beriman, tetapi katakanlah Kami telah Islam , karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun pahala amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (QS. Al-Hujurat ayat 14 - 15)

Ayat ini membuktikan bahwa faktor ekonomi itu sangat ampuh,  dapat memaksa seseorang bahkan untuk melepaskan akidahnya.
Ayat di atas juga menunjukkan bahwa  islam saja belum cukup. Harus terus dibina agar menjadi iman. Orang yang beriman itu harus yakin. Orang yang murtad itu karena ragu-ragu.

Maka semua harus membina iman, dengan mengaji dan berdo'a. Tidak cukup bagi kita untuk mendoakan anak agar sukses ekonominya. Kita harus mendoakan agar anak kita teguh dalam keimanan. Nabi Yakub ketika meninggal dunia dia kumpulkan anak cucunya dan ditanya agama mereka.

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَآءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُ ۙ اِذْ قَا لَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْ ۗ قَا لُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِ لٰهَ اٰبَآئِكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًا ۚ وَّنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

"Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya'qub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, Apa yang kamu sembah sepeninggalku? Mereka menjawab, Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya berserah diri kepada-Nya."
(QS. Al-Baqarah 133)

Maka mendidik anak itu tidak berhenti ketika dia dewasa,  khusus dalam hal pendidikan agama sampai akhir hayat kita.
Jangan sampai iman mereka ragu-ragu. Ragu-ragu itu keimanannya 50% . Jika anak tak pernah belajar atau mengaji maka iman akan habis.

*6. Harus menimbulkan Ketaatan.*

Manusia diberi pilihan untuk Taat atau Durhaka kepada Allah.
Kita tahu bahwa iblis itu tahu tentang Allah, pengetahuan iblis tentang Allah melebihi pengetahuan manusia, tetapi iblis durhaka kepada Allah. Dia iblis termasuk golongan yang menolak,  sombong dan kafir.

وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰٓئِكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْۤا اِلَّاۤ اِبْلِيْسَ ۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَ ۖ وَكَا نَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ

"Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam! Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir." (QS. Al-Baqarah 34)

Semoga kita mendapat pencerahan , sehingga semakin iman kepada Allah,  tidak memilih-milih ibadah yang ringan saja.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

#SAK

Selasa, 05 Maret 2019

Kajian Ahad Sendang Gede

KAJIAN AHAD SENDANG GEDE

TIPOLOGY AKHLAK MANUSIA DIKAITKAN DENGAN ILMU MATHEMATIKA

Drs. H. Sukamdo MSi

26 Jumadil Akhir 1440 H/ 3 Maret 2019

Nabi SAW bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” [HR Bukhari]

Dalam hadits yang lain disebutkan Nabi SAW,

أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)

Kita ketahui istilah manusia yang bermoral dan manusia yang tidak bermoral,  atau manusia berakhlak dan manusia tak berakhlak. Manusia yang akhlaknya baik dan manusia yang akhlaknya buruk.
Apa hubungannya dengan mathematika? Secara mathematika, jika kita kaji secara mendalam,  kharakter manusia itu ternyata ada Empat Tipology , jadi bukan dua seperti disebut di atas.

Mari kita introspeksi diri kita masing-masing kira-kira masuk mana?  Adapun ke Empat Tipology mathematis tadi adalah :

*1. Tipe Manusia Minus.*

Adalah tipology manusia yang selalu merasa kurang,  tidak pernah merasa puas dan sangat rakus. Dia tidak mau bersyukur kepada Allah SWT.
Tipe manusia minus sangat cinta kepada harta dan gemerlapnya dunia. Apapun yang diberikan Allah kepada mereka selalu terasa kurang.
Mungkin kita sendiri, kadang-kadang juga merasa kurang.

Dulu ketika masih muda,  membayangkan betapa bahagia apabila sudah kerja dan punya isteri. Pasti akan senang. Namun ternyata kemudian setelah beristeri,  kita mulai berfikir bahwa harus punya Rumah dan perabotannya.
Ternyata yang namanya keinginan itu berkembang terus. Kemudian kita ingin punya TV dan Sepeda Motor.

Merasa pasti semuanya sudah cukup bila itu dipunyai. Namun ketika kita diberi kesempatan untuk memilikinya ternyata masih kurang,  kurang dan selalu kurang.
Nabi Muhammad SAW mengibaratkan manusia tipe Minus ini sebagai Serigala yang sangat lapar dilepas di dalam kerumunan kambing.

عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ

Dari Ka’ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.” ( Hadits Tirmidzi dan Ahmad)

Masyarakat menjadi rusak,  agamapun menjadi rusak. Itu tipology manusia minus.
Mudah-mudahan kita semua tidak termasuk tipe Manusia minus.

*2. Tipe Manusia Plus.*

Manusia yang suka menjilat,  manusia yang bermuka dua atau manusia munafik. Manusia seperti ini mau melakukan apapun apabila dirinya mendapatkan keuntungan.

Kita mengenal tentang orang munafik ini dalam Surat Al Baqarah.

وَاِذَا لَقُوْا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قَا لُوْاۤ اٰمَنَّا ۚ وَاِذَا خَلَوْا اِلٰى شَيٰطِيْنِهِمْ ۙ قَا لُوْاۤ اِنَّا مَعَكُمْ ۙ اِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُوْنَ

"Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, Kami telah beriman. Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok." (QS. Al-Baqarah 14)

Dalam sejarah ada sahabat Nabi Muhammad SAW bernama Abdullah bin Ubay bin Salul,  dia orang yang dekat Nabi,  kemana-mana ikut Nabi tetapi begitu pisah dengan Nabi dia mengolok-olok Nabi. Ini tipology orang-orang plus.

Dalam hadits dikatakan :

إِنَّ شَرَّ النَّاسِ ذُو الْوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتِي هَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ وَهَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ

"Manusia yang paling buruk adalah orang yang bermuka dua, yang mendatangi kaum dengan muka tertentu dan mendatangi lainnya dengan muka yang lain.” (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Orang munafik,  ketika berkumpul dengan orang yang mengaji dia ikut mengaji. Temannya shalat dia ikut shalat. Tetapi begitu keluar dari kelompok orang beriman, dia meninggalkan semua ibadah yang dilakukan.

Orang munafik jelas orang yang berbahaya,  "bunglon" kata orang Jawa. Atau di dalam pepatah disebut sebagai : "Seperti Air di daun Talas".
Dalam hadits di atas dikatakan
 شَرَّ النَّاس.   manusia yang paling buruk
Manusia seperti ini dapat membuat celaka orang lain yang dekat dengan dirinya,  dia akan menyebar fitnah,  gosip tentang orang yang ada di dekatnya :
_"Saya ini temannya sejak kecil,  jadi tahu 'hitam-putihnya dirinya' ..."_

Pada akhirnya tentu tidak akan baik. Orang semacam inilah yang disebut sebagai "Penyebar Kebencian".
Ini kaitannya dengan tahun politik,  dia suka mencaci-maki dan berbicara kotor.
Kita bisa mengutip dari taushiah A'a Gym :
Kita tidak terjamin oleh Presiden siapapun,  kita terjamin oleh Allah SWT,  maka janganlah menuhankan Capres. Gara-gara Pilpres kita lebih banyak ingat Capres daripada ingat Allah. Gara-gara Pilpres akhlak jadi rusak.

Ingat Surat Al Hujurat ayat 11 - 12
Dilarang saling mengolok- kita saling mengejek.
Dilarang saling mencela -kita saling mencela.
Dilarang saling memanggil dengan panggilan buruk : Kampret dan Kecebong.
Dilarang berburuk sangka - kita saling suudzon.
Dilarang mencari aib - Kerjanya mengkorek aib.
Dilarang menggunjing - Kita menggunjing.

*3. Tipe Manusia Kali.*

Dia mempunyai keinginan tinggi,  cita-cita tinggi, gagasan-gagasan yang tinggi,  tetapi tidak mau berusaha maksimal.
Di masyarakat orang seperti ini jumlahnya banyak.
Pernah ketemu dengan kenalan lama yang bertahun-tahun tak jumpa. Kadang ada yang ketemu kemudian mengeluh,  bahwa sejak dulu sampai sekarang hidupnya sengsara terus. Tak pernah cukup hidupnya. Dia kalau mencari pekerjaan maunya yang enak,  besar gajinya ringan kerjanya.

Punya keinginan tinggi,  tapi tak mau usaha. Dalam konteks agama juga ada,  ingin masuk surga tapi tak mau ibadah. Tahu bahwa Al Qur'an adalah petunjuk hidup , tetapi mengaji tak pernah. Bahkan mendengar kata mengaji sudah alergi. Mengaku islam, mengaku beriman tetapi tak mau mengaji. Ini adalah orang yang berangan-angan tinggi tapi tak mau usaha. Ingin masuk surga tapi tak mau ibadah.

Seorang yang punya cita-cita harusnya mau usaha. Seorang yang ingin jadi manusia yang baik pun juga harus usaha.
Ada satu contoh yang dapat ditiru,  di Solo ada organisasi yang disebut MTA. Mereka kalau Kajian Ahad semua diwajibkan datang,  walaupun dari luar kota. Ini adalah contoh tentang komitmen mengakui Al Qur'an sebagai Petunjuk Hidup. Maka begitu ada undangan Kajian Al Qur'an mereka wajib datang.

Diantara kita mungkin juga ada yang berusaha merutinkan untuk membaca Al Qur'an,  minimal ketika malam jum'at. Namun sebenarnya itu belum cukup. Al Qur'an tidak cukup dengan hanya dibaca.
Kalau kita melihat Kajian Ustadz Danu , itu contoh mengaji lillahi ta'ala.  Kita bandingkan dengan diri kita untuk mengaji tempatnya dekat,  mestinya tak ada kendala, namun timbul kemalasan.

Anas bin Malik r.a berkata bahwa Rasulullah SAW biasa membaca do’a:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

“Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat.

(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketika kita malas, yang masuk ke pikiran kita setan, dia mempengaruhi kita. Maka tak ada orang malas yang maju.
Lelaki mestinya shalat jama'ah Lima waktu di masjid,  tapi karena malas maka dia shalat di rumah. Ketika jum'at dia terpaksa ke masjid karena harus melakukan shalat jum'at .Namun dia datang setelah khotib di mimbar. Khotib memberikan khutbah,  dia mengantuk.
Lalu kapan dia mendapat ilmu?

*4. Tipe Manusia Bagi.*

Sesuai dengan sebutannya,  manusia bagi adalah manusia yang suka berbagi. Orang yang suka membagikan sesuatu,  atau dengan kata lain dermawan.
Tadi malam ada jama'ah ketemu saya,  menyerahkan infaq rutin bulanan. Orang ini tidak diminta,  tidak juga diperintah -tetapi karena kesadaran diri- dia mau berbagi.
Inilah contoh orang dermawan.

Diantara kita ini banyak yang sudah haji ataupun Umrah. Kalau mereka itu bisa berkumpul, kemudian mencari ide untuk membangun ekonomi masjid. Dengan dikoordinir dan tidak sekedar berbagi harapannya akan dapat membentuk suatu usaha ekonomi yang dapat mengambil keuntungan. Kemudian dari keuntungan tadi untuk memakmurkan masjid.

Dengan memakmurkan masjid pasti otomatis untuk kemakmuran jama'ah. Contoh untuk ini sudah ada, yaitu Masjid Namira di Lamongan ada unit usaha yang digunakan untuk operasional Masjid. Kita juga kenal Masjid Jogokaryan di Yogya,  disana ternyata juga punya unit usaha,  sehingga lingkungan Jogokaryan jadi lingkungan islami yang terkenal di Indonesia,  bahkan berita tentang Jogokaryan sudah sampai ke luar negeri.

Allah SWT berfirman:

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَا لَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَا بِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَا للّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ  ۗ وَا للّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah 261)

Mudah-mudahan Allah mengabulkan apa yang menjadi permohonan kita bersama.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Kamis, 28 Februari 2019

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KAJIAN AHAD MUHAMMADIYAH BANYUMANIK

PILIHAN-PILIHAN DALAM HIDUP

Dr.dr. H. Masrifan Djamil MMR, MPH

19 Jumadil Akhir 1440 H/ 24 Februari  2019

*Penciptaan Manusia.*

Kita itu diciptakan Allah SWT  dengan ciptaan yang terbaik.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَا نَ فِيْۤ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ ۖ

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya," (QS. At-Tin 4)

Sedemikian baiknya manusia diciptakan sehingga malaikat yang posisinya sangat tinggi, pekerjaannya bertasbihpun mau bersujud ketika diperintahkan Allah.
Padahal manusia dibuat dari tanah.

Kalau kita menengok tubuh kita,  ternyata tidak semua bisa kita kendalikan. Tubuh kita ini ada yang dipinjamkan kepada kita untuk dikendalikan ,  tetapi sisanya dikendalikan oleh sistem.
Sistem ini menghasilkan output berupa gerakan, bicara dan lain sebagainya. Jadi tubuh itu merupakan satu kesatuan yang utuh, bekerja , ada yang terkendali oleh diri kita dan ada yang tak terkendali.

Salah satu yang tak terkendali adalah sel. Jumlahnya triliunan tapi ternyata kita tak dapat mengendalikan. Maka ada penyakit yang namanya Kanker.
Kanker sebenarnya adalah sel tubuh sendiri yang berubah jadi asing.
Kita bisa ibaratkan kanker ini seperti gerakan separatis dalam suatu negara. Padahal awalnya satu negara satu bangsa. Sel itu tiba-tiba berubah.

Adapun sel sendiri terdiri dari Inti dan Cito plasma. Kita kenal Pabrik Kertas membutuhkan pohon untuk bahan baku. Intinya adalah Pabrik. Sedangkan di sekitarnya diminta menanam Pohon dan disebut Plasma. Didalam inti ada Molekul yang disitu merupakan cetakan diri kita : Hidung yang mancung atau pesek ,  Mata sipit atau tidak. Itu semua dicetak inti sel.

Tentang penciptaan manusia ini diceritakan dalam Surat Al Hajj ayat 5 dan Surat Al Mukminun ayat 12 sampai 16 dan dalam sebuah hadits Arbain Nawawiyah no 4. Dimana tugas kita adalah menjaga diri agar husnul khotimah. Karena amal tergantung pada penutupan.

Sel bergabung menjadi Organ,  ada jantung, paru-paru , hati dan sebagainya. Dan sel ini menurun dari kedua orang tuanya.
Hanya sebagian kecil saja dari tubuh kita yang bisa kita kendalikan.
Misalnya merasa kenyang, artinya lambungnya penuh maka kita berhenti makan. Tapi jika nafsu makannya masih ingin terus akibatnya lambungnya besar.

Intinya adalah bahwa ternyata tubuh kita itu ada yang tak bisa dikendalikan. Maka kita dianjurkan untuk selalu mengucap *ALHAMDULILLAH* dan *ASTAGHFIRULLAH*
Maka ketika kita bisa BAB saja sudah semestinya disyukuri, karena berarti organ pencernaan kita sehat.
Kalau tak bisa BAB kita istighfar.

Kita ini diciptakan Allah sebagai Dholim dan Bodoh. Maka jangan merasa pintar.
Allah SWT berfirman:

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَ حَمَلَهَا الْاِنْسَانُ ۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًا ۙ

"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya, lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh," (QS. Al-Ahzab 72)

Kita wajib bersyukur bahwa kita telah diurus oleh Allah SWT dengan sangat teliti. Kita harus memahami bahwa tidak semua organ bisa kita urus. Ketika kita tidur itu jantung kita diurus Allah.
Jantung ibarat Pompa,  maka bila ada yang sampai berusia 70 tahun berarti "Pompa" buatan Allah itu telah diurus selama 70 tahun. Apakah ada Pompa buatan manusia bertahan sampai 70 tahun?

Cara Allah mengurus Organ Tubuh dengan sistem. Sel itu diurus Allah,  sel sudah dibekali paket tugas harus bekerja bagaimana dan juga diberi jatah sampai kapan dia hidup.
Maka kadang ada orang yang tiba-tiba mati,  padahal jika dicek semua organnya seperti Paru-paru,  Jantung semua dalam keadaan baik. Kematian ini disebut Kegagalan Organ Secara Bersama. Dokter tak bisa menjelaskan. Namun bila Sel belum saatnya mati, bisa jadi akan koma. Keadaan Koma tidak selalu berakhir dengan Kematian,  bisa jadi dia bangkit, salah satunya adalah Ustadz AI.

Semua fenomena ini harusnya kita amati terus supaya kita bersyukur.
Bulan depan ada Seminar Gangguan Menelan,  kelihatan sepele tapi yang membahas banyak. Maka kalau kita bisa menelan harus bersyukur.
Alhamdulillah. Kita juga harus mengevaluasi diri kita sendiri.

*Tugas Manusia.*

Manusia ditugaskan untuk menjadi Khalifah di muka bumi.

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْۤا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ ۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ قَالَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah 30)

Jadi jangan mengatakan bahwa rumah kita surga. Kelak kita pulang itu ke akhirat,  disana bisa belok kanan ke Surga atau belok kiri ke Neraka. Ini adalah pilihan luar biasa yang ditentukan akibat perjalanan hidup kita di dunia.

ٗ ۗ هُوَ اَنْشَاَ كُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْۤا اِلَيْهِ ۗ اِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ

"... Dia telah menciptakanmu dari Bumi dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat rahmat-Nya dan memperkenankan doa hamba-Nya."
(QS. Hud  61)

Tugas kita semua adalah memakmurkan bumi. Jadi baik itu Presiden atau Pak Lurah tugasnya memakmurkan bumi, jangan ada yang merusak bumi. Maka kita wajib menanam pohon. Bila kita menanam pohon kemudian berbuah dan buahnya dimanfaatkan oleh makhluk maka itu Sadaqah kita.
Sayang bahwa sekarang banyak halaman rumah yang tak ada pohonnya, semua dipaving.
Padahal pohon itu Sadaqah jariah yang akan terus mengirim pahala bagi kita meski kita telah wafat. Maka halaman rumah jangan dipaving.

*Takdir Manusia.*

Ketika dilahirkan manusia sudah dibekali takdir. Nabi Muhammad SAW bersabda:

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخُلُقَ  السَّمَاوَاتِوَالْأَرْضِ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ وَعَرْشُه عَلَى الْمَاء

” Allah telah menulis takdirnya makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan beberapa langit dan bumi.  Dan, arsy Allah di atas air. “ (HR Muslim).

Manusia dilahirkan di muka bumi ini bersifat 'given' , tak dapat memilih antara lain :

1. Orang tua kita.
Kita tak dapat memilih orang tua kita siapa. Kalau bisa milih mungkin memilih jadi anak Presiden. Kita menjadi anak siapapun harus disyukuri. Maka orang islam menyebutkan dirinya dengan "bin" , yang artinya bapaknya siapa.

2. Jenis kelamin.
Kita tak dapat memilih jenis kelamin kita.  Yang jadi wanita tak perlu ingin jadi lelaki, semua disyukuri saja. Ukuran sukses itu bukan karena lelaki atau perempuan,  tetapi apakah nanti masuk surga atau tidak.

لَا يَسْتَوِيْۤ اَصْحٰبُ النَّارِ وَاَصْحٰبُ الْجَـنَّةِ ۗ اَصْحٰبُ الْجَـنَّةِ هُمُ الْفَآئِزُوْنَ

"Tidak sama para penghuni neraka dengan para penghuni surga; para penghuni surga itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan."
(QS. Al-Hasyr 20)

Penghuni surga adalah orang yang  beruntung. Jadi ukuran kita sukses atau tidak bukan karena lelaki atau perempuan,  tetapi kalau bisa masuk surga

3. Kaya atau miskin.
Tentang kekayaan hanya takdir awalnya saja yang ditentukan, kemudian ada pilihan kita mau berusaha atau tidak.  Memang ada orang yang kelihatannya santai tapi rezekinya besar. Kita tidak boleh suudzon terhadapnya.

4. Amalan kita.
Amalan juga sudah ditetapkan awalnya,  namun kita dapat mengubah dengan pilihan.

5. Ajal.
Ajal jelas tak dapat memilih, sudah ditetapkan.

6. Bahagia atau sengsara.
Terakhir tentang kebahagiaan dan sengsara juga dapat diusahakan.

Dr Maurice Bucaille,  seorang ahli Bedah dari Perancis masuk islam karena melakukan penelitian terhadap Al Qur'an. Beda dengan kita membaca Al Qur'an bertahun-tahun tapi tak pernah meneliti. Alhamdulillah sekarang mulai ada gerakan kembali mengikuti Sunah. Jangan merasa takut untuk menyampaikan kebenaran yang datang , meskipun mungkin akan dikomentari orang lain.

Ada contoh sunah yang bagus , misalnya gerakan shalat Subuh berjama'ah di Masjid ,  memang seharusnya dilakukan seperti di Masjid Jogokaryan. Kalau disini yang sedang menuju ke arah sana adalah Masjid Sendang Gede, shalat subuhnya banyak jama'ahnya kemudian ada Taushiah. Bahkan kalau ahad ada makan bersama.

Takdir dapat diubah dengan do'a.
Allah SWT berfirman:

وَقَا لَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْۤ اَسْتَجِبْ لَـكُمْ ۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ٪

"Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." (QS. Ghafir 60)

Namun do'a harus benar. Do'a yang diterima adalah do'a yang benar, tidak lalai. Kita ini kadang memilih orang yang tidak tepat untuk memimpin do'a. Hanya karena rajin ke masjid disuruh memimpin do'a,  padahal tak tahu artinya.
Memimpin doa untuk orang banyak dan diamini orang banyak tapi sebenarnya dia berdo'a untuk diri sendiri : "Robighfirli wali-walidaya ..."
Itu karena dia tak tahu artinya. Akan lebih baik jika dia memakai bahasa sendiri,  apakah itu Jawa atau Indonesia.

Jadi ketika kita berdo'a itu ada syaratnya yaitu :
1.  Yakin bahwa akan dikabulkan
2. ‎Tahu arti apa yang diucapkan.
Do'a jangan hanya menghapalkan teks dan tanpa mengetahui maknanya. Oleh karena itulah betapa pentingnya ilmu.

Penting mengilmui segala ibadah kita. Kenyataan dilapangan banyak yang tak belajar ilmu,  bahkan sampai wudhu juga ada yang aneh.
Mestinya membasuh tangan kanan tiga kali,  kemudian kiri tiga kali. Tetapi yang dilakukan kanan kemudian kiri,  diulang tiga kali.
Wudhu tetap sah,  tetapi tidak sesuai sunah. Ada pula ketika sujud,  tangan nempel semua kelantai,  padahal mestinya hanya telapak tangan saja. Kalau perempuan memang diperbolehkan tangan nempel semua.

Do'a itu adalah ibadah,  dan ibadah itu tugas manusia. Berdoa itu langsung kepada Allah, karena Allah itu dekat. Allah SWT berfirman:

وَاِذَا سَاَ لَـكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِ نِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَا نِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu Muhammad tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintah-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran." (QS. Al-Baqarah  186)

Allah tidak suka jika kita tak berdo'a.
Dalam sebuah hadits HR Ahmad disebutkan "Barang siapa tidak berdoa kepada Allah taala maka Allah Talla akan murka".
Kita tahu bahwa Nabi Muhammad SAW itu setiap saat berdo'a,  hampir segala perbuatannya dengan do'a,  bahkan sampai memakai baju berdo'a , bercermin berdo'a.

*Kesimpulan Pilihan-pilihan*.

- Orang dapat memilih Berilmu atau bodoh
- ‎Orang dapat memilih bersekolah dimana, fakultas apa - atau tidak sekolah.
- ‎Orang dapat memilih bekerja sebagai apa, dimana - atau tidak memilih kerja dan tidak dimana-mana
- ‎Orang dapat memilih Menjabat -atau tidak mau menjabat , seperti Imam Ghozali memilih menulis kitab.
- ‎Orang boleh Menikah memilih pilihan sendiri - atau dijodohkan tidak memilih pasangan.
- ‎Orang boleh memilih Lokasi tempat tinggal dekat masjid agar mudah mengikuti ibadah - atau tidak memilih lokasi rumah.
- ‎Orang boleh memilih Beriman dan bertakwa  - atau kufur.

*Menggapai Husnul Khotimah.*

- ‎Meninggal secara islam itu juga pilihan - atau meninggal sebagai kafir.
Ada penelitian seorang dokter bahwa
dari 1800 orang yang bisa menyebut "laa ilaha ilallah" cuma 16 orang. Maka kita perlu introspeksi,  kira-kira kita masuk kelompok 16 atau tidak?

Ada beberapa cara yang diajarkan agar kita husnul khotimah.

_1. Dzikir setelah shalat Subuh dan Maghrib._

Rasulullah mengajarkan kita untuk dzikir pagi dan petang agar husnul khotimah dengan membaca :
"Laa ilaha ilallah huwahdahu laa syarikallah.  Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai'in qadir" ( 10 kali atau 100 kali)

Dasarnya adalah hadits, Rasulullah SAW- bersabda:
“Barang siapa yang berucap: “Tidak ada Tuhan kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kekuasaan, segala puji hanya bagi-Nya, Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dalam satu hari dibaca 100 kali, maka baginya sama dengan memerdekakan 10 budak, dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus baginya 100 keburukan, dia akan dijaga dari syetan pada hari itu sampai sore hari, dan tidak ada seorang pun yang datang mendapatkan yang lebih utama dari apa yang dia kerjakan, kecuali seseorang yang melakukan yang lebih banyak darinya”. (HR Bukhari) .

_2. Berdo'a ketika mendengar Adzan._

“Allahumma Robba haadzihid da’watit taammati wash-sholaatill qooimah, Aati Muhammadanil wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqoomam mahmuuda-nillladzi wa’adtahu.”

“Ya Allah Pemilik seruan yang sempurna ini dan sholat yang ditegakkan, anugerahkanlah kepada Nabi Muhammad; wasilah dan keutamaan , dan bangkitkanlah beliau dalam kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan.”

Dijanjikan bagi yang membaca do'a ini kelak akan mendapat syafaat dari Rasulullah SAW. Dengan mendapat syafaat maka akan husnul khotimah.
Dasarnya adalah hadits , Nabi SAW bersabda :

 “Jika kalian mendengar muadzin, maka jawablah seperti apa yang ia katakan, kemudian bershalawatlah untukku, karena barangsiapa yang bershalawat untukku, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintakanlah kepada Allah untukku al wasilah, karena ia adalah satu kedudukan di surga yang tidak sepatutnya, kecuali untuk seorang hamba Allah; dan aku berharap, bahwa akulah ia. Barangsiapa yang memohonkan untukku al wasilah, maka akan mendapat syafaatku. [HR Muslim].

Namun kekeliruan yang sering terjadi,  mereka menjawab adzan dan berdo'a kemudian terus melanjutkan kegiatan. Padahal mestinya segera bersiap untuk shalat.

*Konsekwensi Pilihan.*

- Karena memilih iman maka dia bersyahadat.
- ‎Setelah bersyahadat ada konsekwensinya ketentuan yang Baku dan ada yang Tawaran.
- ‎ Ketentuan Baku adalah menjalani rukun iman dan rukun islam.
- ‎Tawarannya untuk dipilih oleh kita menjadi Makruf, Sholeh, Hasanah.
- ‎Tugas kita adalah ibadah.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat 56)

اِنَّا خَلَقْنَا الْاِنْسَا نَ مِنْ نُّطْفَةٍ اَمْشَاجٍ ۖ نَّبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنٰهُ سَمِيْعًۢا بَصِيْرًا

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya dengan perintah dan larangan, karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat." (QS. Al-Insan 2)

٭لَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَا لْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ ۙ

"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun," (QS. Al-Mulk 2)

اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَ يُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya. " (QS. Al-Kahf  7)

- ‎Ibadah wajib bukan pilihan,  yang penting menjaga syarat dan rukun kemudian lakukan dengan istiqomah.

- ‎Pilihan ada pada ibadah sunah.

Kita dibebaskan memilih,  maka semestinya memilih yang terbaik.
Namun masih banyak yang belum konsekwen dengan memilih.

1. Ada yang ketika jum'atan langsung memilih duduk di belakang menyandar tembok. Padahal jelas pahala shalat di Shaf depan lebih besar dari shaf di belakangnya. Dia memilih,  tapi pemilihan tidak didasari ilmu. Maka kita harus selalu menambah ilmu.

2. ‎Ibadah jum'at itu satu paket Mendengar Khutbah dan Melaksanakan Shalat,  tak boleh diambil salah satu. Kesalahan lain ada jama'ah yang tetap diluar masjid, maksudnya menunggu shalat - tapi mereka menghadap ke Timur - Padahal jelas perintah menghadap ke Masjidil Haram (Barat laut).

3. ‎Kita ini diberi modal Pendengaran dan Penglihatan. Ini sangat penting,  bagaimana bisa ditalqin jika Pendengaran kita terganggu?  Maka ada pilihan doa untuk menjaga kesehatan yang diajarkan Rasulullah.

_"Allahumma ‘afini fi badani. Allahumma ‘afini fi sam’i. Allahumma ‘afini fi bashari
Allahumma inni a’udzu bika minal kufri wal faqri. Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qabri. La ilaha illa anta."_

Artinya, "Ya Allah sehatkanlah badanku. Ya Allah, sehatkanlah pendengaranku. Ya Allah, sehatkanlah penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan selain Engkau."

4. Pilihan shalat Sunah Rawatib, bila dilakukan 10 atau 12 raka'at tiap hari akan mendapatkan Rumah di Surga.

5. ‎Ibadah Wajib tak ada pilihan,  pilihannya ada pada cara melaksanakan,  misal untuk Shalat 5 waktu pilihannya adalah :
- Di awal waktu.
- ‎Dikerjakan di Masjid.

Pilihan ibadah atau amalan yang paling utama ada tiga,  yaitu : Shalat di awal waktu,  Berbakti kepada kedua Orang Tua, Jihad fi Sabilillah.

Jihad fi Sabilillah saat ini lain, bukan hanya Perang.  Sedekah ke masjid itu juga termasuk jihad. Jihad adalah melakukan ketaatan kepada Allah dengan sungguh-sungguh.
Alhamdulillah sudah banyak yang Sadaqah makan ke masjid saat jum'at. Tholabul ilmi atau mengaji juga jihad, dijanjikan mendapat pahala seperti haji.

6. Shalat Isyiraq dijanjikan pahala seperti Haji dan Umrah. Yang perlu dijaga adalah jangan dilakukan pada saat waktu Terbit. Tambahkan waktu 10 menit setelah alarm waktu Terbit.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Selasa, 19 Februari 2019

Kajian Ahad Sendang Gede

KAJIAN AHAD SENDANG GEDE

MAATAT QULUBUKUM FIE ASYROTI ASY YA'

Drs.H. Fachrur Rozy MAg

12 Jumadil Akhir 1440 H/ 17 Februari 2019

Suatu hari Ibrahim bin Adham rahimahullah , seorang ahli Tasawuf didatangi santrinya,  kemudian  santrinya bertanya kepadanya dan pertanyaannya kemungkinan sama dengan pertanyaan kita.

"Mengapa do'a kita tidak terkabul ?"
Padahal kita sudah berdo'a dengan serius. Di pihak lain yang tak pernah berdo'a malah hidupnya nyaman. Mungkin setiap orang pernah mengalami,  meminta A dapatnya B. Apa yang diinginkan tidak didapatkan,  yang didapat bukan yang diinginkan.

Ibarat pedagang mengharap pembelinya lewat namun ternyata tidak , yang lewat tak ada yang membeli pada dirinya.
Orang boleh bangga dengan adanya jalan toll, tapi dampak ekonominya hebat. Mungkin penjual telur asin di Brebes kehilangan pembelinya. Penjual Gudeg di Merak Mati kehilangan pembeli, karena sekarang masuk toll.

Di satu pihak ada yang menikmati,  dilain pihak ada yang mati perekonomiannya. Ini adalah salah satu dampak perubahan sosial. Penjual ayam goreng A , sebelum jalan toll dibuka omzetnya 100 sampai 150 juta. Kemudian setelah ada jalan toll omzetnya turun sampai dibawah 10 juta akibat berkurangnya pembeli yang melalui jalan lama. Itu warung besar,  belum warung yang kecil seperti pedagang telur asin,  pedagang batik Pekalongan dampaknya lebih parah.

Dalam konteks diri kita,  apakah isteri kita atau suami kita persis seperti yang kita inginkan dulu?
Ternyata banyak orang yang merasa tidak mendapat yang paling baik.
Yang diinginkan tidak didapat,  yang didapatkan tidak seperti yang diinginkan.

Kalau kita sudah berdoa,  namun yang kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan,  maka dengarlah nasehat Ibrahim bin Adham

مَاتَتْ قُلُوبُكُمْ فِي عَشَرَةِ أَشْيَاء

*Maatat qulubukum fie asyroti asy .ya'*

“Yang demikian itu karena hati kalian telah mati disebabkan sepuluh perkara.”

 أَوَّلُهَا : عَرَفْتُمُ اللَّهَ ولَمْ تُؤَدُّوا حَقَّه

1. Pertama: "Kalian mengenal Allah. Namun kalian tidak menunaikan hak-Nya”.

 الثَّانِي : قَرَأْتُمْ كِتَابَ اللَّهِ ولَمْ تَعْمَلُوا بِه

2. Kedua: "Kalian membaca Kitabullah Al-Quran Al-Karim. Namun kalian tidak mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya.”

وَالثَّالِثُ : ادَّعَيْتُمْ حُبَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَرَكْتُمْ سُنَّتَه

3. Ketiga: "Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah SAW. Namun kalian meninggalkan tuntunannya.”

وَالرَّابِعُ : ادَّعَيْتُمْ عَدَاوَةَ الشَّيْطَانِ وَوَافَقْتُمُوهُ

4. Keempat: "Kalian mengatakan benci dan memusuhi syetan. Namun kalian justru selalu menyepakati dan mengikutinya.”

وَالْخَامِسُ : قُلْتُمْ نُحِبُّ الْجَنَّةَ ولَمْ تَعْمَلُوا لَهَا

5. Kelima: "Kalian mengatakan, ‘kami cinta surga’. Namun kalian tidak beramal untuk mendapatkannya.”

وَالسَّادِسُ : قُلْتُمْ نَخَافُ النَّارَ وَرَهَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِهَا

6. Keenam: "Kalian mengatakan, ‘kami takut masuk Neraka’. Namun kalian justru menggadaikan diri kalian dengannya.”

وَالسَّابِعُ : قُلْتُمْ إِنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ وَلَمْ تَسْتَعِدُّوا لَهُ

7. Ketujuh: "Kalian mengatakan, ‘sesungguhnya kematian pasti akan datang’. Namun kalian tidak mempersiapkan diri untuk menyambutnya.”

وَالثَّامِنُ : اشْتَغَلْتُمْ بِعُيُوبِ إِخْوَانِكُمْ وَنَبَذْتُمْ عُيُوبَكُمْ

8. Kedelapan: "Kalian sibuk mencari aib saudara-saudara kalian. Namun lalai dari aib diri kalian sendiri.”

وَالتَّاسِعُ : أَكَلْتُمْ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ ولَمْ تَشْكُرُوهَا

9. Kesembilan: "Kalian memakan kenikmatan dari Rabb kalian. Namun kalian tidak pernah mensyukurinya.”

وَالْعَاشِرُ : دَفَنْتُمْ مَوْتَاكُمْ وَلَمْ تَعْتَبِرُوا بِهِم

10. Kesepuluh: "Kalian menguburkan orang mati di antara kalian. Namun kalian tidak mau mengambil pelajaran darinya.”

Kita akan membahas beberapa diantaranya.

 عَرَفْتُمُ اللَّهَ ولَمْ تُؤَدُّوا حَقَّه

Mengaku beriman kepada Allah tetapi tidak tidak menunjukkan keimanan sama sekali.

Mengaku beriman tetapi bila dapat masalah langsung bingung,  gelisah tak karuan dan melupakan Allah.
Terhadap anak yang memecahkan gelas dimarahi luar biasa. Hanya karena merasa gelas itu gelas kenangan. Padahal cuma berapa harga gelas? Kenapa anak memecahkan gelas? Pernahkah kita introspeksi diri?

Ketika bapak di pagi hari berangkat menuju masjid dan anak masih tidur nyenyak,  kenapa tidak menyesalinya?  Seorang bapak harus memastikan anaknya mendapat didikan agama,  anak lelaki harus ke masjid. Kita diamanati harta atau anak itu bisa jadi fitnah,  jika kita keliru dalam mengelolanya.

Kita berdo'a minta harta kepada Allah. Begitu dikabulkan dapat uang dibelikan AC. Setelah pakai AC tidur menjadi nyenyak. Waktu subuh yang biasanya ke masjid sekarang tidak,  karena nikmatnya AC. Maka ini adalah harta yang menjadi fitnah.

Allah SWT berfirman:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ ۗ  وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ

"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya.
Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya." (QS. Az-Zalzalah Ayat 7 - 8)

Kita punya uang dan kita tahu harus beramal karena Allah,  yakin bahwa Allah akan membalas. Namun kotak amal di depan kita,  kita biarkan lewat tanpa kita isi. Sepertinya kita tidak yakin bahwa infak kita akan dibalas oleh Allah.

Kita yakin Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat,  namun kalau berbuat maksiat tak peduli keberadaan Allah , seolah Allah tak melihat,  padahal malaikat selalu mencatat.

Seorang isteri menyembunyikan uang suami karena ingin memberikan pada keluarganya, dia seolah menganggap bahwa Allah tak melihat perbuatannya. Ini beriman tapi seolah-olah tak beriman. Uang disimpan dimana saja Allah akan melihat. Akan lebih baik terus terang kepada suami,  meminta ijin untuk memberikan sebagian uang belanja untuk keluarga. In syaa Allah jika suaminya beriman akan ikhlas.

Termasuk pada saat Pilpres ini kita menjadi seolah-olah orang tak beriman. Mencaci-maki pihak lain dengan penuh kebencian : "Kecebong", "Kampret" . Seakan-akan tidak tahu besuk semua yang kita ucapkan akan dihisab. Kita seperti tak beriman kepada Allah.
Berhati-hatilah, kalau mau berpolitik cukup sampaikan kelebihan pilihanmu, jangan memaki yang lain. Mengkritik boleh,  tapi jangan mencaci.

Ketika Pilpres selesai,  maka yang menang akan jadi dan yang kalah akan kembali ke profesi semula. Tapi pendukung yang saling mencaci sulit untuk pulih kembali. Karena itu janganlah saling mencaci. Sebagai warga yang baik kita harus memilih. Sebagai muslim yang baik kita tak boleh golput, kita harus memilih dengan hati nurani dan jangan berpecah belah. Jangan sampai yang dipilih tidak jadi,  yang jadi bukan yang dipilih.

قَرَأْتُمْ كِتَابَ اللَّهِ ولَمْ تَعْمَلُوا بِه

"Kalian membaca Kitabullah Al-Quran Al-Karim. Namun kalian tidak mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya.”

Ada ayat-ayat Al Qur'an ditulis pada kain putih dan dipasang dipintu rumah,  katanya untuk menolak setan. Al Qur'an itu mestinya dibaca dan diamalkan,  bukan dijadikan jimat.

Membaca itu ada beberapa istilah.

1. Murotal.  : Membaca dengan pelan, karena perintahnya memang begitu.

 وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًا

"........ dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan." (QS. Al-Muzzammil  4)

Baik yang membaca maupun yang menyimak akan mendapat pahala.

2. Qiro'ah,  dari kata Iqra'
Membaca dengan memahami makna.

Umar bin Khattab r.a kalau membaca ayat Al Qur'an tentang orang kafir atau munafik , beliau sampai menangis. Umar Bin Khattab r.a takut bila beliau tergolong kedalam kaum munafik.

اَلْهٰٮكُمُ التَّكَاثُرُ ۙ  حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ۗ

"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur." (QS. At-Takasur Ayat 1 - 2)

Umar bin Khattab r.a merasa tersindir dengan ayat tadi,  padahal apakah benar Umar bin Khattab r.a termasuk orang yang bermegah-megah?  Rasanya terlalu jauh , karena Umar bin Khattab r.a amalnya luar biasa.

Ayat di atas perlu menjadi perenungan kita yang suka menyimpan harta benda,  tapi sulit beramal Sadaqah. Bukankah ada anekdote tentang uang ;
Orang yang berpeci masuk Mall,  Orang berpedang masuk masjid.

Bukankah orang berpeci pantasnya masuk Masjid?  Dan orang berpedang ke Medan Jihad?  Namun kenyataan, uang bergambar orang berpeci (Rp 100. 000)  tak pernah masuk masjid. Sebaliknya uang bergambar Orang berpedang (Rp 1000)  berkeliaran di masjid.

Harta ditumpuk-tumpuk,  tak pernah dinikmati,  tahu-tahu kematian datang menjemput. Banyak ibu senang mengkoleksi gelas mahal dan bagus,  namun tak dipakai dan hanya disimpan terus. Sehari-harinya pakai gelas plastik,  atau misal pakai gelas kaca biasanya yang ada iklannya, karena gelas hadiah promosi. Gelas yang indah disimpan untuk tamu. Tapi ketika tamu datang dijamu dengan aqua gelas.

Beli mobil baru,  tiap hari dibersihkan dan dirawat. Tapi ketika pergi naik bis karena takut mobil rusak.
Punya makanan kaleng enak dan mahal,  disimpan untuk tamu terhormat dan tak boleh dimakan anak. Tamu tidak datang dan makanan akhirnya kadaluwarsa.
Punya sofa baru. Karena bagus tak dipakai dan dibuat pajangan saja bahkan plastik pembungkus tak dilepas karena takut rusak. Sehari-harinya duduk cukup di atas karpet...

Harta ditumpuk-tumpuk,  sampai mati tak pernah menikmati harta.
Keadaan -keadaan di atas menunjukkan bahwa Al Qur'an dibaca,  tetapi tak pernah dipahami.
Harta dibeli semestinya untuk dimanfaatkan.

Semoga Allah melindungi kita semua dari segala perkara yang dapat merusak dan mematikan hati. Aamiin

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Selasa, 12 Februari 2019

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KAJIAN AHAD MUHAMMADIYAH BANYUMANIK

TENTANG TAKWA

Drs.H. Fachrur Rozy MAg

5 Jumadil Akhir 1440 H/ 10 Februari  2019

*1. Wasiat Takwa dalam Khutbah Jum'at*

Diantara rukun khutbah Jum'at, salah satunya adalah wasiat tentang takwa. Bahwa wasiat takwa ini merupakan rukun khutbah maka apabila khotib tidak menyampaikan wasiat takwa dampaknya adalah shalat jum'at tidak sah. Maka bapak-bapak yang menghadiri shalat jum'at hendaknya jangan mengantuk. Kadang kita bisa mendapati bahkan ada jama'ah yang sampai tidur ketika khotib sedang khutbah.

Ada kelompok dalam sebuah kampung setelah shalat jum'at mereka melanjutkan dengan shalat dhuhur. Hal ini karena berhati-hati. Mereka tidak yakin yang mendengarkan khutbah mencapai 40 orang. Dengan berpendapat bahwa mendengarkan khutbah hukumnya wajib , mereka menganggap shalat jum'at batal. Dasar pendapat mereka karena ada hadits bahwa ketika khotib naik mimbar maka catatan amal ditutup.

Rasulullah SAW bersabda,
“Apabila hari Jumat tiba maka akan ada para malaikat di setiap pintu-pintu masjid. Mereka akan mencatat setiap orang yang datang dari yang pertama, lalu berikutnya dan berikutnya. Hingga ketika Imam telah naik di mimbarnya para malaikat pun menutup catatan-catatannya, lalu mereka ikut mendengarkan khutbah.” (HR. Bukhari)

Ini adalah Tamsil bahwa mendengarkan Khutbah adalah wajib. Dan mereka yang datang terlambat tak dapat pahala.
Hadits itupun masih ada penguatnya:

Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa mandi pada hari jumat sebagaimana mandi janabah, lalu berangkat menuju masjid, maka dia seolah berkurban dengan seekor unta. Barangsiapa yang datang pada kesempatan kedua maka dia seolah berkurban dengan seekor sapi. Barangsiapa yang datang pada kesempatan ketiga maka dia seolah berkurban dengan seekor kambing yang bertanduk. Barangsiapa yang datang pada kesempatan keempat maka dia seolah berkurban dengan seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang pada kesempatan kelima maka dia seolah berkurban dengan sebutir telur. Dan apabila imam sudah keluar untuk memberi khutbah, maka para malaikat hadir mendengarkan khutbah tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim )

Ini menunjukkan betapa pentingnya khutbah Jum'at. Bagi orang yang sangat sibuk jadualnya dan tak ada kesempatan menghadiri pengajian maka Khutbah Jum'at adalah satu-satunya informasi agama yang dia dapatkan. Kalau jumatannya saja terlambat dan waktu khutbah dia mengantuk maka akan dapat ilmu agama dari mana dirinya?
Maka yang terjadi banyak orang yang melakukan shalat rutin tapi dia tak faham agama, seperti di Pilkada Jakarta banyak yang tak tahu ada larangan memilih pemimpin kafir.

Khutbah Jum'at itu sangat penting,  bahkan Bilal selalu mengingatkan agar jama'ah mendengarkan khutbah.

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ: أَنْصِتْ، يَوْمَ الْجُمُعَةِ، وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ، فَقَدْ لَغَوْتَ

"Jika kamu berkata "diamlah" pada hari jum'at, saat khutbah sedang berlangsung, maka engkau telah melakukan hal yang sia-sia." (HR.  Muslim).

Namun sayangnya memakai bahasa Arab dan artinya tak dibaca, jangan-jangan jama'ah tak tahu dan bahasa Arab tadi dikira do'a?
Repotnya yang memakai bahasa Indonesia pun ternyata malah tidak mengingatkan jama'ah.

Peringatan ini kepada jama'ah agar diam,  bila tidak maka jumatannya sia-sia. Ada yang mengambil jalan praktis dengan menempel hadits di atas sebagai pengumuman.
Jadi mestinya Takmir mengumumkan hadits ini ketika jumatan. Tidak hanya pengumuman mematikan HP saja.

Ketika jama'ah mengantuk itu sebenarnya bukan kesalahan jama'ah saja. Bisa juga Khotib nya andil kesalahan karena membuat jama'ah mengantuk. Jadi banyak faktor membuat orang tertidur. Padahal dalam khutbah ada Wasiat Takwa yang sangat penting,  sehingga khutbah dianggap tidak sah bila tak ada wasiat takwa. Maka jama'ah wajib menyimak,  apakah khutbahnya sah atau tidak. Namun hampir tak ada jama'ah yang berani menginterupsi khotib yang salah.

Khutbah jum'at berbeda dengan ceramah biasa yang santai,  kalau khutbah harus serius. Oleh karena itu masih ada kelompok yang melestarikan memakai tongkat. Ini bukan perintah tetapi ada riwayatnya. Rasulullah SAW dan para Sahabat tak ada yang memakai tongkat untuk khutbah. Pada jaman Muawiyah barulah dimulai khutbah membawa tongkat , yang pada waktu itu sebenarnya memakai Tombak sebagai senjata.

Sejarah islam menceritakan bahwa para Khalifah , kecuali Abu Bakar wafat karena terbunuh. Bahkan Umar Bin Khattab dibunuh ketika mengimami shalat. Dibunuh oleh orang munafik. Usman bin Affan dibunuh ketika membaca Al Qur'an. Ali bin Abi Thalib dibunuh ketika berangkat shalat subuh.
Muawiyah membuat kebijakan baru, ketika Shalat jum'at membawa Tombak Trisula.  Dalam perjalanan waktu makin lama makin aman kemudian diganti tongkat biasa.

Oleh kelompok Syafiiyah tongkat ini diabadikan dengan azas manfaat,  mengurangi gerakan tangan khotib. Selama khutbah dia harus memegang tongkat, agar tidak banyak bergerak. Karena khotib dimakruhkan untuk banyak bergerak. Kalau sekarang masih dipakai maka itu hanya pelestarian saja,  seperti Bedug masjid dan Kentongan yang fungsinya diganti Sound system, yaitu untuk memanggil orang. Masalah tongkat,  bedug dan kentongan ini tak perlu diperselisihkan.

Kembali ke masalah khotib,  pernah terjadi diinterupsi jama'ah sebelum iqomat. Karena ternyata ada rukun khutbah yang ditinggalkan dan ada jama'ah yang tahu ilmunya. Akhirnya khutbah diulang dengan melengkapi rukunnya antara lain wasiat takwa tadi.
Salah satu rukun khutbah yang lain adalah Hamdallah. Maka khotib selalu mengawali Khutbah dengan membaca : " Alhamdulillah ..."
Rukun yang lain adalah : Shalawat,  membaca Ayat dan Do'a.
Do'a itu kepada semua,  baik yang hadir maupun tidak hadir,  karena muslimat tidak wajib hadir shalat jum'at.

Betapa pentingnya meningkatkan kualitas khutbah jum'at ini,  karena merupakan satu-satunya sarana yang dihadiri semua muslim. Karena banyak muslim yang tak mau menambah ilmu dengan menghadiri majelis ilmu,  akibatnya banyak muslim dengan cara berfikir tidak muslim. Dia hanya tahu ritual islam saja,  tidak tahu tentang islam.
Maka dengarlah khutbah jum'at dengan serius,  karena inti dari khutbah adalah wasiat takwa.

Salah satu rukun khutbah adalah wasiat takwa dan takwa itu dalam khutbah disampaikan secara ringkas karena waktunya pendek.
Nabi SAW menyampaikan wasiat takwa dengan kalimat :

اتق الله حيثما كنت، واتبع السيىءة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن. رواه الترمذي

ittaqillah haitsuma kunta, wa atbi'is sayyiatal hasanata tamhuha, wa kholiqinnasa  bi khuluqin hasanin

"Bertaqwalah  kepada Allah dimanapun kamu berada, ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik maka akan meleburnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang mulia" (HR At Tirmidzi)

Pesannya adalah : Bergaulah dengan manusia dengan akhlak yang mulia. Apa yang dapat kita ambil dalam kondisi saat ini ketika politik memanas? Beda pilihan silahkan,  tetapi jangan caci-mencaci saudaranya. Jangan menyebut "Cebong" jangan menyebut "Kampret". Pilih mana saja silahkan,  tetapi jangan membawa nama organisasi Muhammadiyah. Nama Muhammadiyah terlalu mahal untuk dibawa ke arah perpecahan.

Takwa menjadi barometer seorang dihadapan Allah. Allah tidak peduli apakah dia ustadz atau bukan,  jama'ah atau bukan. Yang diperhatikan hanya takwa atau tidak. Bisa jadi seorang ustadz masuk surga belakangan,  karena dia di depan terus malah tak pernah mengisi kotak amal,  karena kotak amal beredar hanya di jama'ah. Bisa jadi ustadz shalat subuhnya telat karena sampai malam keliling mengisi pengajian terus,  sementara jama'ahnya tak pernah telat shalat.
Idealnya seorang Ustadz,  Kiyai akan lebih takwa,  tetapi dihadapan Allah belum tentu.

Takwa ukuran kualitas kita dihadapan Allah,  bukan gelar kesarjanaan, bukan kepangkatan,  bukan jabatan dalam organisasi , maka siapapun tak boleh sombong dengan jabatan.

Allah SWT berfirman:

اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ

".. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.." (QS. Al-Hujurat 13)

Rata-rata semua hafal ayat di atas.
Namun bagaimana pemahamannya tentang takwa ?

*2. Takwa menurut Ali bin Abi Thalib r.a*

Sebelum membahas tentang takwa menurut Ali bin Abi Thalib r.a, akan kita jelaskan dulu tentang menantu Nabi. Ali bin Abi Thalib r.a adalah menantu Rasulullah.
Ali bin Abi Thalib r.a ini seorang yang istimewa karena dia adalah Sahabat Rasulullah. Semua sahabat mendapat gelar radhiyAllahu anhu wa radhu anhu (Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah).

Ali bin Abi Thalib r.a ini mendapat gelar Karomallohu wajhahu (Yang dimuliakan Allah wajahnya).
Ali bin Abi Thalib r.a ini selain sahabat Rasulullah juga saudara sepupu Rasulullah. Pada saat berangkat hijrah,  Ali bin Abi Thalib r.a ini berbaring ditempat tidur Rasulullah, menggantikan posisi Rasulullah kemudian wajahnya diserupakan Rasulullah.

Diantara sahabat Nabi ada dua menantu Nabi,  yaitu Ali bin Abi Thalib r.a dan Utsman bin Affan. Keadaan dua menantu ini berbeda,  Utsman bin Affan ini kaya raya
Bukti kekayaan Usman bin Affan antara lain pada saat ini ada Sumur Utsman bin Affan yang diwakafkan kepada masyarakat dan airnya masih mengalir. Sumur itu dulu dibeli dari Orang Yahudi yang menjual airnya kepada masyarakat dengan harga mahal.

Utsman bin Affan membelinya dengan harga sangat mahal. Kemudian airnya digratiskan bagi masyarakat.
Hal ini tentu menyebabkan Orang Yahudi tersebut heran. Dia bertanya kepada Utsman bin Affan ,  dapat apa dia dengan menggratiskan air sumur. Utsman bin Affan menjawab, saya mendapat kampung akhirat. Akhirnya Orang Yahudi tadi minta dipertemukan dengan Nabi Muhammad dan masuk islam.

Utsman bin Affan diberi gelar dengan dzunnurain (Pemilik dua cahaya) , karena dia menikahi dua puteri Nabi Muhammad,  tentu tidak bersamaan waktunya karena diharamkan. Kita kenal beberapa hal yang menyebabkan haramnya pernikahan, antara lain akibat Keturunan , Persusuan dan Perkawinan. Tidak akan kita bahas semua disini, hanya kita jelaskan bahwa akibat Perkawinan maka tak boleh menikahi ipar. Namun bila isteri meninggal diperbolehkan menikahi saudara isteri. Itu yang terjadi pada Utsman bin Affan.

Beda dengan Utsman bin Affan,  Ali bin Abi Thalib itu tidak kaya. Dia tak punya pembantu dan Fatimah istrinya sampai melepuh tangannya karena menggiling gandum.
Ketika tangan Fatimah ini melepuh Rasulullah mengajarkan kepada Fatimah :
"Ya Fatimah,  bacalah Subhanallah. 33 kali,  Alhamdulillah 33 kali dan Allahu Akbar 34 kali. Maka engkau akan menikmati keindahan dunia,  menikmati indahnya hidup melebihi seluruh isi dunia.. "

Ini adalah nasehat orang tua kepada puterinya yang mempunyai kakak lebih kaya,  sedangkan dia sendiri hidup sederhana. Kadang ada orang tua yang salah, hanya mendekat pada anak yang kaya. Ada yang menyesali anak wanitanya yang menikah dengan pria yang tidak kaya. Nabi Muhammad SAW memberi contoh kepada kita, beliau memberi penghiburan kepada anak yang kurang mampu. Beliau memuji menantunya yang tidak kaya.

Rasulullah SAW bersabda:

أنا مدينة العلم ، وعلي بابها ، فمن أراد العلم فليأته من بابه

“Aku adalah kotanya ilmu dan Ali adalah pintunya, maka barang siapa yang menghendaki ilmu maka datangilah pintunya.” (Al Hakim)

Diantara para Sahabat yang menuliskan ayat-ayat Al Qur'an adalah Ali bin Abi Thalib. Kemudian tulisan diperiksa oleh Rasulullah SAW, sehingga kebenaran Al Qur'an terjamin.

Kembali ke masalah takwa, sebagaimana disebutkan oleh Ali bin Abi Thalib r.a , beliau berkata takwa adalah :
*_al Khaufu minal Jalil_*
(takut kepada Allah yang Mahaagung),
*‎_al 'Amal bil Tanziili_*
(mengamalkan al Qur'an dan al Sunnah),
*_al syuhhu bil- fadli_*
(bahil terhadap anugerah yang Allah berikan)
*‎_al Ridla bil Qalil_*
(ridla atas pembagian rizki yang sedikit)
*‎_al isti'dad liyaum al Rahiil_*
(mempersiapkan diri untuk perjalanan di akhriat).

Pada kesempatan ini hanya akan diuraikan yang nomer satu.

*al Khaufu minal Jalil*

Dalam bahasa khutbah para khotib mengatakan :
"Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala PerintahNya dan meninggalkan segala laranganNya".

Orang yang takwa memiliki kekhawatiran yang sangat tinggi terhadap siksa Allah SWT,  sehingga hidupnya tidak sembrono. Mudah-mudahan kita termasuk dalam orang yang bertakwa. Menjalankan perintah Allah SWT baik yang Wajib maupun yang Sunah.
Kadang ada yang meremehkan Sunah,  ini tidak boleh karena meninggalkan Sunah rugi besar.

Termasuk Sunah adalah meninggalkan caci-maki. Dalam Pemilu jika anda memilih A maka tunjukkan kelebihan A , jangan mencaci B,  demikian pula sebaliknya. Caci maki itu bukan kritik. Kritik diperbolehkan,  sepanjang bentuknya kritik,  tapi tidak boleh mencaci. Kritik itu ditujukan kepada tindakan atau kebijakan yang keliru.

Jadilah seperti lebah,  lebah itu selalu memilih tempat dan hal baik. Berbanggalah kita menjadi orang dan bangsa Indonesia. Indonesia ini tempat yang sangat indah marilah kita jaga ,  jangan kita rusak Indonesia gara-gara Pilleg dan Pilpres. Agar kita mewariskan hal yang baik kepada anak cucu kita. Semua ucapan dan perbuatan kita kelak akan diminta pertanggung jawaban dihadapan Allah SWT.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Selasa, 05 Februari 2019

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KAJIAN AHAD MUHAMMADIYAH BANYUMANIK

JANGAN PUTUS ASA

Drs.H. Hamzah Rifki MAg
28 Jumadil Awal 1440 H/ 3 Februari  2019

Manusia itu tempatnya lupa dan dosa,  namun bila dia mau bertaubat Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Maka bagi orang beriman tak boleh berputus asa. Hanya orang kafir saja yang berputus asa. Mereka tahu bahwa kelak akan ditimbang antara amalan dan dosa mereka. Mereka tahu bahwa dosa mereka terlalu banyak dan pasti masuk neraka. Karena sudah putus asa tak pernah shalat ,tak pernah puasa maka di dunia mereka makin nekad, merasa sudah terlanjur.

Kenapa terjadi seperti itu?  Karena iman yang salah,  dia tak percaya bahwa Allah Maha Pengampun.
Putus asa ini bisa tergantung iman ,bisa juga tergantung akidah atau keyakinan.  Ada orang yang keyakinannya benar (islam) tapi imannya lemah,  namun ada orang yang keyakinan atau akidahnya salah tapi dia pegang dengan kuat. Maka orang inipun juga akan ingkar,  dia akan putus asa terhadap Allah.

Allah SWT berfirman:

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

"Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar 53)

Allah melarang putus asa. Sebanyak apapun dosa kalau mau bertaubat maka Allah akan memberi ampun dan memasukkan ke surga.
Ini harus disampaikan kepada semua orang,  Bertaubatlah,  hentikan kemaksiatan dan perbaiki dirimu dengan sungguh-sungguh.
Sebesar apapun dosa masa lalu kita,  kita harus yakin bahwa Allah masih membuka pintu taubat.

Kita bisa membayangkan jika kelak ditimbang dan tak ada ampunan mungkin hampir semua akan masuk neraka. Betapa banyak dosa-dosa kecil yang kita kumpulkan tiap hari. Maka jika tak ada ampunan pasti kita masuk neraka.
Maka Nabi SAW, bersabda :

لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ

“Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah” (HR. Muslim).

Tanpa rahmat Allah sulit bagi kita untuk masuk surga. Kalau kita bandingkan yang kita ambil atau dapat pasti lebih banyak daripada yang kita berikan sebagai sedekah. Padahal yang kita dapatkan semua itu milik Allah. Waktu kita mengambil tak pernah ingat bahwa itu milik Allah. Meskipun Allah memang menyediakan semua untuk manusia.

*Manusia Pasti Diuji*

Setiap manusia itu pasti akan diuji Allah. Kemudian tergantung kepada dirinya apakah dia akan tegar dan lulus ketika diuji ataukah dia akan gagal. Allah membuat pertanyaan retorika :

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَالضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ

"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan , sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (QS. Al-Baqarah 214)

Kita ini sudah masuk jaman enak. Di jaman Nabi dulu kalau shalat dilempar dengan tahi onta. Saat ini tanpa dilempar ternyata kita malas untuk shalat. Bahkan disuruh untuk shalat saja kadang sulit,  menunda-nunda waktu dan tidak berangkat.
Maka kira-kira jika orang sekarang mendapat ujian seperti pada jaman Nabi pasti tidak lulus.

Bayangkan jika Indonesia ini diperangi oleh lawan,  kira-kira banyak yang mengangkat senjata atau banyak yang bersembunyi?
Dulu jaman Rasulullah ditimpa berbagai macam ujian sehingga banyak yang bertanya kapan pertolongan Allah datang ?
Demikian juga ketika Nabi Musa sudah terjepit ditepi laut saat dikejar tentara Fir'aun. Semua umat nabi Musa bingung dan takut,  mana pertolongan Allah?

_Padahal pertolongan Allah sangat dekat._
 *alaaa inna nashrollaahi qoriib*
".. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."

Bagi Allah ukuran dekat ternyata tak sama dengan kita. Waktu 30 tahun,  100 tahun bagi Allah sangat dekat.
Bagi kita menunggu istri belanja di Pasar 1 jam saja terasa lama. Karena kita tak tahu apa yang sedang dilakukan.  Padahal yang belanja sudah berusaha untuk secepat mungkin.

Waktu terasa lebih lama ketika kita menunggu. Apalagi ketika kita sedang sakit dan antri menunggu layanan Rumah Sakit. Maka rasanya tak ada Rumah Sakit yang baik,  semua terasa lamban dalam melayani. Namun bila kita mendapat kelezatan, semua terasa cepat berlalu.

Menurut Allah pertolongan Allah sangat dekat. Bagi manusia paling lama sepanjang umurnya,  katakan mungkin 75 tahun. Kalau kita sabar berjuang terus dijalan Allah maka ketika meninggal ditolong Allah dimasukkan ke surgaNya.
Bagi Allah 75 tahun itu sangat pendek karena di akhirat satu hari sama dengan 50 ribu tahun. Bagi kita terasa sangat lama.

Allah sudah memberikan kisi-kisi tentang ujianNya. Waktunya kapan hanya Allah yang tahu.
Namun Allah menjanjikan hiburan bagi yang sabar.

وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَالْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ۙ

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar," (QS. Al-Baqarah 155)

Bagaimanakah orang yang sabar itu?

الَّذِيْنَ اِذَاۤ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۙ قَالُوْۤا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّـاۤ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ ۗ

"yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un."
(QS. Al-Baqarah 156)

Orang sabar merasa diri dan semua miliknya adalah milik Allah. Maka harta atau milik kita mau diambil Allah atau tidak , terserah kepada Allah.
Kita harus yakin bahwa Allah berbeda dengan manusia. Allah tak akan menyia-nyiakan hambaNya. Allah Maha Adil dan tak akan berbuat semena-mena walaupun itu dapat dilakukan Allah.

Ketika kita istiqomah mengaji tiap Ahad pagi ,  kemudian kita sakit dan tak bisa datang ke pengajian, Allah tetap memberi pahala seperti kebiasaan kita mengaji. Karena sudah istiqomah datang mengaji. Yang memberi sakit adalah Allah, dan Allah Maha Adil maka ketika kita sabar juga akan mendapat pahala yang sama meskipun secara fisik tidak hadir di pengajian.

Ini sesuai dengan hadits Qudsi

عَنْ أَبِـيْ ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّـى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَـا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ : «يَا عِبَادِيْ ! إِنِّـيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَـى نَفْسِيْ ، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَـكُمْ مُحَرَّمًا ؛ فَلاَ تَظَالَـمُوْا.

Dari Abu Dzar al-Ghifâri r. a bahwa Nabi SAW meriwayatkan firman Allah Azza wa Jalla , “Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian. Maka, janganlah kalian saling menzhalimi......” (HR Bukhari)

Allah sudah janji tak akan zalim. Allah memberikan dua jalan : Jalan Kebaikan dan Jalan Keburukan.  Jika ada orang masuk neraka itu karena dia sendiri yang mau masuk neraka.  Allah tidak bertindak sebagai dosen yang killer,  yang senang membuat soal yang sulit agar banyak Mahasiswa gagal.
Allah memberikan petunjuk dengan cara mengirimkan beberapa Nabi agar manusia selamat, itu karena saking cintanya Allah. Meskipun Nabi-nabi itu kemudian dikhianati namun Allah tetap menurunkan Nabi penggantinya. Paling tidak kita kenal ada 25 Nabi.

Kita yakin Allah pemilik kita. Keburukan yang ada pada kita bukan karena Allah membenci kita,  tapi karena kita memilih yang buruk.
Dan Allah menguji kita tidak selalu dengan hal yang buruk saja. Ada yang jadi kaya,  maka kekayaannya itu ujian dari Allah. Ada yang menjadi Pejabat,  maka jabatannya itu ujian dari Allah.

Nabi Sulaiman a.s ,  bisa berbicara dengan burung,  Dia dapat memerintahkan angin.Kemampuannya luar biasa,  tapi Nabi Sulaiman a.s mengatakan itu semua dari Allah.

قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْـكِتٰبِ اَنَاۡ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَ ۗ فَلَمَّا رَاٰهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهٗ قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْ ۗ لِيَبْلُوَنِيْٓءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُ ۗ وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖ ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ

".. Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmat-Nya. Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia." (QS. An-Naml  40)

Jadi jelas yang diuji bukan hanya yang miskin saja. Semua kita ini sedang diuji. Cuma kita ini merasa ujian hanya ketika tidak enak , dan tidak merasa bila enak itu juga ujian.
Kita sakit itu diuji,  tetapi ketika sembuh ternyata lupa kenapa bisa sembuh. Merasa yang menyembuhkan adalah obat,  padahal itu semua dari Allah. Maka nikmat sembuh itu juga ujian.  Kita diuji apakah kita bersyukur atau tidak.

*Mengapa Allah Menguji ?*

Allah menguji untuk mengetahui siapa yang sungguh-sungguh beriman dan siapa yang kufur. Bila dia beriman maka dia akan sabar ketika diuji dan bersyukur ketika mendapat nikmat.

Orang yang lemah akidahnya dia tak punya kesabaran. Dia akan meminta tolong kepada selain Allah.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّعْبُدُ اللّٰهَ عَلٰى حَرْفٍ ۚ فَاِنْ اَصَابَهٗ خَيْرٌ ٭ِطْمَاَنَّ بِهٖ ۚ وَاِنْ اَصَابَتْهُ فِتْنَةُ ٭ِنْقَلَبَ عَلٰى وَجْهِهٖ ۚ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةَ ۗ ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُ
يَدْعُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَضُرُّهٗ وَمَا لَا يَنْفَعُهٗ ۗ ذٰلِكَ هُوَ الضَّلٰلُ الْبَعِيْدُ ۚ

"Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi, maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata. Dia menyeru kepada selain Allah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bencana dan tidak pula memberi manfaat kepadanya. Itulah kesesatan yang jauh."
(QS. Al-Hajj Ayat 11 - 12)

Ketika kita mendapat musibah sakit yang lama, maka datanglah ujian terhadap akidah kita.  Ujian itu bisa berupa tawaran pertolongan oleh dukun atau paranormal, atau mungkin pengobatan dengan barang haram.  Siapa yang tak ingin sembuh?  Padahal kesembuhan belum pasti,  tapi dosa sudah pasti. Disini kekuatan akidah mendapat ujian yang berat. Hanya yang kuat akidahnya akan bertahan meminta tolong hanya kepada Allah.

Kesimpulannya :

Ujian itu ada dua,  Nikmat dan Musibah. Bila dia mendapat Nikmat kemudian bersyukur,  maka dia akan mendapat Surga.  Namun bila dia mendapat Nikmat kemudian ingkar maka Neraka-lah balasannya.

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku , maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim  7)

Ketika ujian berupa Musibah,  jika dia bersyukur atau bersabar dia akan mendapatkan Surga. Sebaliknya jika dia Putus asa maka dia mendapatkan Neraka. Maka hanya orang kafir saja yang putus asa.

Keburukan apapun yang menimpa kita hendaknya kita bersabar. Siapa tahu yang kita anggap buruk itu nanti pada akhirnya akan membawa kebaikan buat kita.

وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ٪

"... Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 216)

Apakah pasangan kita itu dulu orang yang paling kita senangi? Belum tentu apa yang kita senangi akan membawa kebaikan pada diri kita. Maka syukurilah apa yang kita dapat sekarang,  karena itulah yang terbaik.

Penumpang pesawat yang datang terlambat di airport mungkin dia merasa sial,  bahkan mungkin menyalahkan istrinya, anaknya, yang mengantarkan,  menyalahkan lalu lintas yang macet. Tetapi ketika ternyata pesawat yang meninggalkannya mengalami kecelakaan di laut, dia jadi orang yang bersyukur karena tak ikut pesawat. Baru dia tahu,  bahwa dalam keburukan itu ada hikmah yang tidak diketahui.

Allah tak mungkin menyiapkan keburukan untuk kita. Allah pasti menyiapkan yang terbaik.
Yang kamu senangi dulu tapi tak diijinkan Allah,  mungkin akan membuatmu bermaksiat.

وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ

"... Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya," (QS. At-Talaq 2)

اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۗ

"sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah  6)

Allah mengatakan "ma'a." (bersama)  kesulitan itu ada kemudahan.
Ketika kita mau wudhu tak ada air,  kita boleh tayamum.
Ketika kita tidak tahu arah Kiblat,  maka semua arah adalah Kiblat.
Kekeliruan kita adalah kita sering fokus pada kesulitan. Maka kita tidak melihat kemudahan yang ada disebelahnya.

Ketika kita sakit , kalau kita fokus pada sakit kita maka isinya penderitaan. Bila pikiran kita alihkan pada yang lain, maka kita akan melihat kebahagiaan.
Yang pernah saya alami ketika habis operasi, sakitnya luar biasa. Namun saya bayangkan Umar yang terkena panah sampai tembus,  seperti apa sakitnya? Maka yang harus kita lakukan adalah menerima dengan ikhlas. Mengalihkan pikiran dan mendekatkan diri kepada Allah karena Dia adalah sumber kemudahan dan pertolongan.

Apapun yang menimpa kita itu sudah kehendak Allah.

قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَـنَاۤ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَـنَا ۚ هُوَ مَوْلٰٮنَا ۚ وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ

"Katakanlah Muhammad, Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman." (QS. At-Taubah 51).

Derek Redmond, pada lomba lari 400 meter putra Olimpiade 1992. Namanya populer dan dia berambisi merebut medali setelah gagal melakukannya di Korea, empat tahun sebelumnya karena cedera.
Pada tahun 1992 , semua pelari melesat bagai peluru dari lokasi start. Redmond mulai mengadu kecepatan. Ketika sudah 250 meter, Redmond ada di posisi keempat. Namun ketika balap lari itu menyisakan 150 meter, Redmond terpincang-pincang di lintasan lari.

Tim medis  menyebut bahwa Redmond mengalami cedera hamstring. Tim medis memintanya naik ke tandu. Namun ditolak Redmond. Keinginannya kini menyelesaikan lomba !
Redmond tak mau dikalahkan oleh cederanya. Sambil terpincang-pincang, dia berlari menyelesaikan pertandingan. Seorang pria bertopi menerobos barikade keamanan. Dia itu ternyata ayah sekaligus pelatihnya, Jim Redmond. Sang ayah melarangnya untuk menyelesaikan balapan.

Sambil berlari dan menangis, Derek menjawab pernyataan ayahnya. "Tidak ayah, saya ingin menyelesaikan perlombaan,"
Melihat kekuatan anaknya yang ingin menyelesaikan balapan, Jim tersentuh. Jim merangkul Redmond dan membantunya menuju garis akhir.

"Baiklah, jika itu keinginanmu. Kita akan finis bersama-sama," ucap Jim sambil menemani anaknya.
Beberapa langkah dari finis, Jim melepaskan rangkulannya. Dia biarkan Redmond memenuhi ambisinya. Ketika Redmond menyentuh garis finis, semua orang yang memadati stadion bertepuk tangan untuk kegigihannya.

*Jangan pernah menyerah !  Jangan pernah putus asa*
Allah menilai jerih payah kita,  bukan menilai apa yang kita hasilkan.
Berjuanglah terus,  semua ingin anaknya sholeh,  maka lakukan semua usaha agar anak sholeh.
Tugas kita berusaha,  maka Allah menganggap kita sebagai pemenang.
Sadaqah kita untuk membangun masjid cuma sedikit?  Allah menganggap kita sebagai dermawan. Karena harta kita sedikit tapi tetap menyumbang.

Ketika Redmond tetap berlari,  banyak yang menawarkan untuk istirahat. Itu ibarat setan yang menggoda kita agar berhenti berjuang.
Ternyata ada pula pendamping yang menyebabkan Redmond sukses. Maka dalam hidup ini yakinlah bahwa Allah selalu mendampingi kita. Bertawakalah wahai orang yang beriman.. !

Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَقَالُوْا لِاِخْوَانِهِمْ اِذَا ضَرَبُوْا فِى الْاَرْضِ اَوْ كَانُوْا غُزًّى لَّوْ كَانُوْا عِنْدَنَا مَا مَاتُوْا وَمَا قُتِلُوْا ۚ لِيَجْعَلَ اللّٰهُ ذٰلِكَ حَسْرَةً فِيْ قُلُوْبِهِمْ ۗ وَاللّٰهُ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۗ وَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu seperti orang-orang kafir yang mengatakan kepada saudara-saudaranya apabila mereka mengadakan perjalanan di bumi atau berperang, Sekiranya mereka tetap bersama kita, tentulah mereka tidak mati dan tidak terbunuh. Dengan perkataan yang demikian itu, karena Allah hendak menimbulkan rasa penyesalan di hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan, dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Ali 'Imran 156)

Ketika berjuang kita harus sabar.
Sabar itu tak ada batasnya.  Selama bersabar maka waspadalah karena banyak musuhmu.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْا ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ٪

"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." (QS. Ali 'Imran 200)

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK