Selasa, 05 Februari 2019

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KAJIAN AHAD MUHAMMADIYAH BANYUMANIK

JANGAN PUTUS ASA

Drs.H. Hamzah Rifki MAg
28 Jumadil Awal 1440 H/ 3 Februari  2019

Manusia itu tempatnya lupa dan dosa,  namun bila dia mau bertaubat Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Maka bagi orang beriman tak boleh berputus asa. Hanya orang kafir saja yang berputus asa. Mereka tahu bahwa kelak akan ditimbang antara amalan dan dosa mereka. Mereka tahu bahwa dosa mereka terlalu banyak dan pasti masuk neraka. Karena sudah putus asa tak pernah shalat ,tak pernah puasa maka di dunia mereka makin nekad, merasa sudah terlanjur.

Kenapa terjadi seperti itu?  Karena iman yang salah,  dia tak percaya bahwa Allah Maha Pengampun.
Putus asa ini bisa tergantung iman ,bisa juga tergantung akidah atau keyakinan.  Ada orang yang keyakinannya benar (islam) tapi imannya lemah,  namun ada orang yang keyakinan atau akidahnya salah tapi dia pegang dengan kuat. Maka orang inipun juga akan ingkar,  dia akan putus asa terhadap Allah.

Allah SWT berfirman:

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

"Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar 53)

Allah melarang putus asa. Sebanyak apapun dosa kalau mau bertaubat maka Allah akan memberi ampun dan memasukkan ke surga.
Ini harus disampaikan kepada semua orang,  Bertaubatlah,  hentikan kemaksiatan dan perbaiki dirimu dengan sungguh-sungguh.
Sebesar apapun dosa masa lalu kita,  kita harus yakin bahwa Allah masih membuka pintu taubat.

Kita bisa membayangkan jika kelak ditimbang dan tak ada ampunan mungkin hampir semua akan masuk neraka. Betapa banyak dosa-dosa kecil yang kita kumpulkan tiap hari. Maka jika tak ada ampunan pasti kita masuk neraka.
Maka Nabi SAW, bersabda :

لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ

“Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah” (HR. Muslim).

Tanpa rahmat Allah sulit bagi kita untuk masuk surga. Kalau kita bandingkan yang kita ambil atau dapat pasti lebih banyak daripada yang kita berikan sebagai sedekah. Padahal yang kita dapatkan semua itu milik Allah. Waktu kita mengambil tak pernah ingat bahwa itu milik Allah. Meskipun Allah memang menyediakan semua untuk manusia.

*Manusia Pasti Diuji*

Setiap manusia itu pasti akan diuji Allah. Kemudian tergantung kepada dirinya apakah dia akan tegar dan lulus ketika diuji ataukah dia akan gagal. Allah membuat pertanyaan retorika :

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَالضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ

"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan , sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (QS. Al-Baqarah 214)

Kita ini sudah masuk jaman enak. Di jaman Nabi dulu kalau shalat dilempar dengan tahi onta. Saat ini tanpa dilempar ternyata kita malas untuk shalat. Bahkan disuruh untuk shalat saja kadang sulit,  menunda-nunda waktu dan tidak berangkat.
Maka kira-kira jika orang sekarang mendapat ujian seperti pada jaman Nabi pasti tidak lulus.

Bayangkan jika Indonesia ini diperangi oleh lawan,  kira-kira banyak yang mengangkat senjata atau banyak yang bersembunyi?
Dulu jaman Rasulullah ditimpa berbagai macam ujian sehingga banyak yang bertanya kapan pertolongan Allah datang ?
Demikian juga ketika Nabi Musa sudah terjepit ditepi laut saat dikejar tentara Fir'aun. Semua umat nabi Musa bingung dan takut,  mana pertolongan Allah?

_Padahal pertolongan Allah sangat dekat._
 *alaaa inna nashrollaahi qoriib*
".. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."

Bagi Allah ukuran dekat ternyata tak sama dengan kita. Waktu 30 tahun,  100 tahun bagi Allah sangat dekat.
Bagi kita menunggu istri belanja di Pasar 1 jam saja terasa lama. Karena kita tak tahu apa yang sedang dilakukan.  Padahal yang belanja sudah berusaha untuk secepat mungkin.

Waktu terasa lebih lama ketika kita menunggu. Apalagi ketika kita sedang sakit dan antri menunggu layanan Rumah Sakit. Maka rasanya tak ada Rumah Sakit yang baik,  semua terasa lamban dalam melayani. Namun bila kita mendapat kelezatan, semua terasa cepat berlalu.

Menurut Allah pertolongan Allah sangat dekat. Bagi manusia paling lama sepanjang umurnya,  katakan mungkin 75 tahun. Kalau kita sabar berjuang terus dijalan Allah maka ketika meninggal ditolong Allah dimasukkan ke surgaNya.
Bagi Allah 75 tahun itu sangat pendek karena di akhirat satu hari sama dengan 50 ribu tahun. Bagi kita terasa sangat lama.

Allah sudah memberikan kisi-kisi tentang ujianNya. Waktunya kapan hanya Allah yang tahu.
Namun Allah menjanjikan hiburan bagi yang sabar.

وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَالْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ۙ

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar," (QS. Al-Baqarah 155)

Bagaimanakah orang yang sabar itu?

الَّذِيْنَ اِذَاۤ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۙ قَالُوْۤا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّـاۤ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ ۗ

"yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un."
(QS. Al-Baqarah 156)

Orang sabar merasa diri dan semua miliknya adalah milik Allah. Maka harta atau milik kita mau diambil Allah atau tidak , terserah kepada Allah.
Kita harus yakin bahwa Allah berbeda dengan manusia. Allah tak akan menyia-nyiakan hambaNya. Allah Maha Adil dan tak akan berbuat semena-mena walaupun itu dapat dilakukan Allah.

Ketika kita istiqomah mengaji tiap Ahad pagi ,  kemudian kita sakit dan tak bisa datang ke pengajian, Allah tetap memberi pahala seperti kebiasaan kita mengaji. Karena sudah istiqomah datang mengaji. Yang memberi sakit adalah Allah, dan Allah Maha Adil maka ketika kita sabar juga akan mendapat pahala yang sama meskipun secara fisik tidak hadir di pengajian.

Ini sesuai dengan hadits Qudsi

عَنْ أَبِـيْ ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّـى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَـا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ : «يَا عِبَادِيْ ! إِنِّـيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَـى نَفْسِيْ ، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَـكُمْ مُحَرَّمًا ؛ فَلاَ تَظَالَـمُوْا.

Dari Abu Dzar al-Ghifâri r. a bahwa Nabi SAW meriwayatkan firman Allah Azza wa Jalla , “Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian. Maka, janganlah kalian saling menzhalimi......” (HR Bukhari)

Allah sudah janji tak akan zalim. Allah memberikan dua jalan : Jalan Kebaikan dan Jalan Keburukan.  Jika ada orang masuk neraka itu karena dia sendiri yang mau masuk neraka.  Allah tidak bertindak sebagai dosen yang killer,  yang senang membuat soal yang sulit agar banyak Mahasiswa gagal.
Allah memberikan petunjuk dengan cara mengirimkan beberapa Nabi agar manusia selamat, itu karena saking cintanya Allah. Meskipun Nabi-nabi itu kemudian dikhianati namun Allah tetap menurunkan Nabi penggantinya. Paling tidak kita kenal ada 25 Nabi.

Kita yakin Allah pemilik kita. Keburukan yang ada pada kita bukan karena Allah membenci kita,  tapi karena kita memilih yang buruk.
Dan Allah menguji kita tidak selalu dengan hal yang buruk saja. Ada yang jadi kaya,  maka kekayaannya itu ujian dari Allah. Ada yang menjadi Pejabat,  maka jabatannya itu ujian dari Allah.

Nabi Sulaiman a.s ,  bisa berbicara dengan burung,  Dia dapat memerintahkan angin.Kemampuannya luar biasa,  tapi Nabi Sulaiman a.s mengatakan itu semua dari Allah.

قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْـكِتٰبِ اَنَاۡ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَ ۗ فَلَمَّا رَاٰهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهٗ قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْ ۗ لِيَبْلُوَنِيْٓءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُ ۗ وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖ ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ

".. Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmat-Nya. Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia." (QS. An-Naml  40)

Jadi jelas yang diuji bukan hanya yang miskin saja. Semua kita ini sedang diuji. Cuma kita ini merasa ujian hanya ketika tidak enak , dan tidak merasa bila enak itu juga ujian.
Kita sakit itu diuji,  tetapi ketika sembuh ternyata lupa kenapa bisa sembuh. Merasa yang menyembuhkan adalah obat,  padahal itu semua dari Allah. Maka nikmat sembuh itu juga ujian.  Kita diuji apakah kita bersyukur atau tidak.

*Mengapa Allah Menguji ?*

Allah menguji untuk mengetahui siapa yang sungguh-sungguh beriman dan siapa yang kufur. Bila dia beriman maka dia akan sabar ketika diuji dan bersyukur ketika mendapat nikmat.

Orang yang lemah akidahnya dia tak punya kesabaran. Dia akan meminta tolong kepada selain Allah.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّعْبُدُ اللّٰهَ عَلٰى حَرْفٍ ۚ فَاِنْ اَصَابَهٗ خَيْرٌ ٭ِطْمَاَنَّ بِهٖ ۚ وَاِنْ اَصَابَتْهُ فِتْنَةُ ٭ِنْقَلَبَ عَلٰى وَجْهِهٖ ۚ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةَ ۗ ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُ
يَدْعُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَضُرُّهٗ وَمَا لَا يَنْفَعُهٗ ۗ ذٰلِكَ هُوَ الضَّلٰلُ الْبَعِيْدُ ۚ

"Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi, maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata. Dia menyeru kepada selain Allah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bencana dan tidak pula memberi manfaat kepadanya. Itulah kesesatan yang jauh."
(QS. Al-Hajj Ayat 11 - 12)

Ketika kita mendapat musibah sakit yang lama, maka datanglah ujian terhadap akidah kita.  Ujian itu bisa berupa tawaran pertolongan oleh dukun atau paranormal, atau mungkin pengobatan dengan barang haram.  Siapa yang tak ingin sembuh?  Padahal kesembuhan belum pasti,  tapi dosa sudah pasti. Disini kekuatan akidah mendapat ujian yang berat. Hanya yang kuat akidahnya akan bertahan meminta tolong hanya kepada Allah.

Kesimpulannya :

Ujian itu ada dua,  Nikmat dan Musibah. Bila dia mendapat Nikmat kemudian bersyukur,  maka dia akan mendapat Surga.  Namun bila dia mendapat Nikmat kemudian ingkar maka Neraka-lah balasannya.

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku , maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim  7)

Ketika ujian berupa Musibah,  jika dia bersyukur atau bersabar dia akan mendapatkan Surga. Sebaliknya jika dia Putus asa maka dia mendapatkan Neraka. Maka hanya orang kafir saja yang putus asa.

Keburukan apapun yang menimpa kita hendaknya kita bersabar. Siapa tahu yang kita anggap buruk itu nanti pada akhirnya akan membawa kebaikan buat kita.

وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ٪

"... Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 216)

Apakah pasangan kita itu dulu orang yang paling kita senangi? Belum tentu apa yang kita senangi akan membawa kebaikan pada diri kita. Maka syukurilah apa yang kita dapat sekarang,  karena itulah yang terbaik.

Penumpang pesawat yang datang terlambat di airport mungkin dia merasa sial,  bahkan mungkin menyalahkan istrinya, anaknya, yang mengantarkan,  menyalahkan lalu lintas yang macet. Tetapi ketika ternyata pesawat yang meninggalkannya mengalami kecelakaan di laut, dia jadi orang yang bersyukur karena tak ikut pesawat. Baru dia tahu,  bahwa dalam keburukan itu ada hikmah yang tidak diketahui.

Allah tak mungkin menyiapkan keburukan untuk kita. Allah pasti menyiapkan yang terbaik.
Yang kamu senangi dulu tapi tak diijinkan Allah,  mungkin akan membuatmu bermaksiat.

وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ

"... Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya," (QS. At-Talaq 2)

اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۗ

"sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah  6)

Allah mengatakan "ma'a." (bersama)  kesulitan itu ada kemudahan.
Ketika kita mau wudhu tak ada air,  kita boleh tayamum.
Ketika kita tidak tahu arah Kiblat,  maka semua arah adalah Kiblat.
Kekeliruan kita adalah kita sering fokus pada kesulitan. Maka kita tidak melihat kemudahan yang ada disebelahnya.

Ketika kita sakit , kalau kita fokus pada sakit kita maka isinya penderitaan. Bila pikiran kita alihkan pada yang lain, maka kita akan melihat kebahagiaan.
Yang pernah saya alami ketika habis operasi, sakitnya luar biasa. Namun saya bayangkan Umar yang terkena panah sampai tembus,  seperti apa sakitnya? Maka yang harus kita lakukan adalah menerima dengan ikhlas. Mengalihkan pikiran dan mendekatkan diri kepada Allah karena Dia adalah sumber kemudahan dan pertolongan.

Apapun yang menimpa kita itu sudah kehendak Allah.

قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَـنَاۤ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَـنَا ۚ هُوَ مَوْلٰٮنَا ۚ وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ

"Katakanlah Muhammad, Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman." (QS. At-Taubah 51).

Derek Redmond, pada lomba lari 400 meter putra Olimpiade 1992. Namanya populer dan dia berambisi merebut medali setelah gagal melakukannya di Korea, empat tahun sebelumnya karena cedera.
Pada tahun 1992 , semua pelari melesat bagai peluru dari lokasi start. Redmond mulai mengadu kecepatan. Ketika sudah 250 meter, Redmond ada di posisi keempat. Namun ketika balap lari itu menyisakan 150 meter, Redmond terpincang-pincang di lintasan lari.

Tim medis  menyebut bahwa Redmond mengalami cedera hamstring. Tim medis memintanya naik ke tandu. Namun ditolak Redmond. Keinginannya kini menyelesaikan lomba !
Redmond tak mau dikalahkan oleh cederanya. Sambil terpincang-pincang, dia berlari menyelesaikan pertandingan. Seorang pria bertopi menerobos barikade keamanan. Dia itu ternyata ayah sekaligus pelatihnya, Jim Redmond. Sang ayah melarangnya untuk menyelesaikan balapan.

Sambil berlari dan menangis, Derek menjawab pernyataan ayahnya. "Tidak ayah, saya ingin menyelesaikan perlombaan,"
Melihat kekuatan anaknya yang ingin menyelesaikan balapan, Jim tersentuh. Jim merangkul Redmond dan membantunya menuju garis akhir.

"Baiklah, jika itu keinginanmu. Kita akan finis bersama-sama," ucap Jim sambil menemani anaknya.
Beberapa langkah dari finis, Jim melepaskan rangkulannya. Dia biarkan Redmond memenuhi ambisinya. Ketika Redmond menyentuh garis finis, semua orang yang memadati stadion bertepuk tangan untuk kegigihannya.

*Jangan pernah menyerah !  Jangan pernah putus asa*
Allah menilai jerih payah kita,  bukan menilai apa yang kita hasilkan.
Berjuanglah terus,  semua ingin anaknya sholeh,  maka lakukan semua usaha agar anak sholeh.
Tugas kita berusaha,  maka Allah menganggap kita sebagai pemenang.
Sadaqah kita untuk membangun masjid cuma sedikit?  Allah menganggap kita sebagai dermawan. Karena harta kita sedikit tapi tetap menyumbang.

Ketika Redmond tetap berlari,  banyak yang menawarkan untuk istirahat. Itu ibarat setan yang menggoda kita agar berhenti berjuang.
Ternyata ada pula pendamping yang menyebabkan Redmond sukses. Maka dalam hidup ini yakinlah bahwa Allah selalu mendampingi kita. Bertawakalah wahai orang yang beriman.. !

Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَقَالُوْا لِاِخْوَانِهِمْ اِذَا ضَرَبُوْا فِى الْاَرْضِ اَوْ كَانُوْا غُزًّى لَّوْ كَانُوْا عِنْدَنَا مَا مَاتُوْا وَمَا قُتِلُوْا ۚ لِيَجْعَلَ اللّٰهُ ذٰلِكَ حَسْرَةً فِيْ قُلُوْبِهِمْ ۗ وَاللّٰهُ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۗ وَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu seperti orang-orang kafir yang mengatakan kepada saudara-saudaranya apabila mereka mengadakan perjalanan di bumi atau berperang, Sekiranya mereka tetap bersama kita, tentulah mereka tidak mati dan tidak terbunuh. Dengan perkataan yang demikian itu, karena Allah hendak menimbulkan rasa penyesalan di hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan, dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Ali 'Imran 156)

Ketika berjuang kita harus sabar.
Sabar itu tak ada batasnya.  Selama bersabar maka waspadalah karena banyak musuhmu.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْا ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ٪

"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." (QS. Ali 'Imran 200)

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar