Senin, 19 Februari 2018

Pengajian Ahad AMM Banyumanik

Pengajian Ahad AMM Banyumanik

2 Jumadil Akhir 1439 H / 18 Februari 2018

Tri Wiyanto S. Sos

*Bahaya Pemikiran Neo Khawarij*

Ini kisah sejarah di jaman Rasulullah yg perlu kita angkat karena keprihatinan kita, bahwa akhir -akhir ini khususnya di Jabar,  ustadz-ustadz diserang bahkan ada yg dibunuh oleh orang "Gila".
Dalam sejarah,  ulama kita sulit dikalahkan ketika berperang,  namun gampang dicelakai ketika ibadah karena sedang dalam kondisi pasrah tidak siaga.
Kita akan mempelajari tentang pemikiran Khowarij,  ini bukan tentang orang atau kelompok,  tapi tentang pemikiran. Dan pemikiran bisa memasuki siapa saja,  bahkan juga bisa memasuki organisasi kita bila tidak waspada.

*Pemikiran Khawarij*

Dari riwayat Al Hakim ,beliau mengatakan: "Kami dulu diturunkan keimanan sebelum turunnya Al Qur'an, sehingga ketika Al Qur'an turun kami mengimaninya semua,  sementara ada kaum yg diturunkan Al Qur'an sebelum diturunkan keimanan di dalam hati mereka,  maka mereka membaca dari Alif Lam Mim sampai Minal jinati wannas tapi tidak tahu mana perintah mana larangan,  mana yg halal mana yg Haram"

Kemudian Ibnu Abbas ra, beliau berkata tentang orang Khawarij :
"Pakaian mereka itu kasar dan berserat mukanya pucat, keningnya menghitam seperti lutut kambing, tapak tangan dan Kakinya keras, bacaan Al Qur'an nya sangat lama".

Mereka secara fisik luar biasa,  keningnya menghitam. Padahal Rasulullah keningnya bercahaya., bahkan para Sahabat wajahnya bersih dan tidak ada bekas-bekas sujud yg menghitam.
Orang khawarij ini ibadahnya luar biasa tetapi tidak sesuai dengan yg dicontohkan Rasulullah.

Siapa mereka Orang khawarij ? didefinisikan para ulama menyebutkan mereka disebut khawarij ( berasal dari kata kerja kharaja - yakhruju yg berarti keluar). Karena mereka keluar dari Pasukan Ali ra.  Mereka sering juga disebut Haruriyyah karena asal daerah mereka yaitu dari daerah Haruri. Mereka juga disebut Muhkamat karena mereka menggugat Tahkim Ali ra.

Ketika perang Shiffin antara Ali dengan kelompok Muawiyah bin Abu Sufyan perihal persengketaan khalifah, mereka adalah Sahabat Rasulullah.
Peristiwa tahkim atau arbitrage,  perjanjian damai antara Ali dan Muawiyah ditolak mereka. Pada saat itu Muawiyah, Gubernur Syam tidak mengakui kepemimpinan Ali sebagai pengganti Usman bin Affan,  karena tidak diundang saat pemilihan Khalifah (karena tempatnya jauh dari Madinah), dan dia merasa berhak jadi Khalifah,  maka terjadilah perang.
Dalam perang ini kubu Muawiyah kalah,  namun tidak diperlakukan sebagai tawanan oleh Ali, karena mereka sahabat Rasul bahkan Aisiyah ada di kubu Muawiyah. Akhirnya Ali bahkan mengalah menyerahkan kekhalifahan kepada Muawiyah. Namun akibatnya kubu Ali pecah menjadi 3 kelompok: Syiah Ali,  Khawarij dan Murjiah yg tidak membela pihak Ali ataupun Muawiyah.
Belakangan kemudian permusuhan paling hebat justru antara Pengikut Ali dengan Khawarij.
Pada saat itu Khawarij menjadi kelompok. Meski saat ini tak ada,  namun pemikiran Khawarij ada sampai saat ini.

*Sejarah Khawarij*

Secara perseorangan mereka sebenarnya sudah ada sejak masa Nabi SAW,  namun Namanya baru muncul pada jaman Ali.
Setelah perang Hunain, Rasulullah SAW  membagikan harta rampasan perang, lebih banyak kepada Pembesar-pembesar Quraisy yg membantunya.Mereka itu berasal dari sekitar Mekkah, diambilkan dari jatah Rasul. Biasanya pembagian sesuai aturan seperti dalam Surat Al Anfal. Hal ini diprotes oleh seseorang yang dikenal dengan nama Dzul Khuwaishiroh At Tamimi mengatakan :
“ Demi Allah , pembagian ini tidak adil dan tidak mengharap ridha Allah!”.

Akhirnya menjadi ramai diantara sahabat Medinah, dimana mereka mendapat pembagian sedikit.
Ketika berita tentang kaum Anshar dan ucapan sebagian mereka terdengar oleh Rasûlullâh Saw, beliau mengumpulkan mereka dan bersabda kepada mereka:
"Wahai kaum Anshar! Pembicaraan apa ini yang sampai kepadaku dari kalian?!
"Wahai kaum Anshar! Apakah kalian tidak rela orang-orang itu pergi dengan membawa dunia sementara kalian pulang membawa serta nabi Muhammad SAW ke rumah-rumah kalian?”
Mereka menangis menjawab, “Tentu kami rela, wahai Rasûlullâh!”

Namun masih ada yg tetap merasa tak adil,  sampai Umar bin Khattab minta ijin untuk membunuhnya namun dilarang Rasul ., " Jangan sampai ada cerita bahwa Rasul membunuh sahabatnya".

Dalam hadits lain :
“Sesungguhnya akan lahir dari orang ini suatu kaum yang membaca al qur’an tapi tidak sampai melewati kerongkongannya, mereka membunuh orang islam dan membiarkan para penyembah berhala, mereka terlepas dari islam sebagaimana anak panah yang terlepas dari busurnya.”

Karena peristiwa inilah maka timbul dendam dari Kaum khawarij ini kepada Rasulullah dan keluarganya.

*Terbunuhnya Umar bin Khattab*

Umar bin Khattab ini meninggal karena ditikam pada saat shalat Subuh. Demikian juga Usman bin Affan dan Ali bin AbiThalib semua meninggal karena diserang pada saat subuh. Ini tadi yg saya katakan kondisinya mirip saat ini tentang banyaknya penyerangan kepada Ulama pada saat Subuh.
Umar ditikam oleh Abu Lu'luah Fairuz pada tanggal 25 Dzulhijjah 23 H namun wafat 3 hari kemudian karena ususnya putus akibat penikaman itu.
Abu Lu'luah sempat lari setelah melukai 13 orang dan membunuh 6 orang jama'ah.
Abu Lu'luah ini adalah orang Majusi,  budak dari Mughirah bin Syubah. Ketika di jaman Ali Mughirah ini menjadi Khawarij. Abu Lu'luah ini mati membunuh dirinya ketika ditangkap.

*Terbunuhnya Utsman bin Affan*

Terbunuhnya Utsman merupakan peristiwa tragis. Beliau dikepung beberapa hari sehingga tak bisa ke masjid. Maka beliau menyuruh orang lain untuk mengimami. Pada saat subuh di rumah dan Utsman sedang membaca Al Qur'an,  rumahnya diserbu.

Ibnu Katsir menceritakan kisah Pembunuhan Utsman :
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ibnu Aun bahwa Kinanah bin Bisyr memukul rusuk dan ubun-ubun Usman dengan besi sehingga Beliau tersungkur disebelahnya. Lalu Saudan bin Humran Al Murady memukul lagi hingga beliau terbunuh. Kemudian Amr bin Hamiq melompat ke dada Usman dan pada saat itu beliau menghembuskan nafas yang terakhir lalu ia menikam Usman dengan sembilan tikaman seraya berkata :
“Adapun tiga tikaman karena Allah dan enam tikaman karena dendam di dalam dadaku”.

Dari penjelasan Ibnu Katsir ini dapat diketahui bahwa salah satu dari pembunuh Usman adalah Amr bin Hamiq adalah orang islam, dia termasuk Khawarij.

*Terbunuhnya Ali bin Abithalib*

Karena berdamai dengan Muawiyah,  maka Ali dikafirkan oleh Kaum Khawarij. Mereka sebanyak 12.000 orang Kaum Khawarij tersebar ke seluruh dunia.
Yg membunuh Ali bernama Abdur Rahman bin Amru atau Ibnu Muljam.
Ibnu Muljam ini dikenal sebagai ahli Al Qur'an. Dia mengajarkan Al-Qur`ân kepada orang lain. Dia pun pernah dikirim Khaliifah ‘Umar ke Mesir untuk memberi pengajaran Al-Qur`ân di sana.
Ibnu Muljam inilah Khawarij.

*Sifat-sifat Khawarij yg perlu diwaspadai*

*1. Mudah mencela dan mengkafirkan Orang lain*

Mereka berani mencela Nabi SAW, mengkafirkan Utsman dan Ali,  padahal mereka itu menantu Nabi.
Perlu waspada saat ini ada Pengajian yg ustadznya mudah mengkafirkan kelompok lain,  menuduh bahwa ibadahnya mengada-ada tak ada dasarnya. Mereka itu mungkin ada yg hebat ilmunya,  tetapi miskin hikmah kebijaksanaan.
Maka bila kita menghadiri pengajian yg semacam itu,  suka mencela orang,  sebaiknya kita evaluasi.  *Kita tidak setuju mereka berbuat bid'ah tak perlu mencela orang,  yg kita cela adalah Perilaku.*
Tentang orangnya akan berbuat bid'ah itu tanggung jawab masing-masing. Jangan sampai kita mencela orang,  agar kita tidak terjerumus ke dalam Khawarij.

*2. Berburuk Sangka pada Muslimin*

Sifat mudah bersuudzon kepada kelompok muslim lain. Sifat inipun sekarang mulai menghinggapi sebagian kelompok muslim kontemporer sehingga dengan mudahnya memberi level kepada kelompok diluar kelompoknya sebagai sesat,  kafir,  ahlul bid'ah,  bahkan termasuk kepada orang yg sudah wafatpun mereka fasikkan walaupun tanpa ada bukti yg kuat.
Kisah pembunuhan Utsman bin Affan juga karena suudzon akibat hasutan seseorang bernama Abdullah bin Saba. Dia mencuri lihat surat Utsman dan mengartikan secara keliru.
Hal semacam ini sering dilakukan Kaum Khawarij,  mereka belajar Al Qur'an secara sempit dan tak mau membuka diri terhadap pandangan yg lain.

*3. Keras pada Muslimin tapi Hati-hati pada Kafir.*

Mereka senang menyalahkan kaum Muslim yg berbeda dengan alasan bid'ah,  tapi mendiamkan Orang Kafir. Alasan mereka adalah :
- Orang Kafir sudah ditutup hatinya,  jadi tak perlu dinasehati.
- ‎Kerusakan yg diakibatkan oleh ahlul bid'ah lebih dahsyat dari pada Orang kafir,  karena bid'ah dianggap ibadah.

Itu semua adalah pemikiran Khawarij

*4. Ilmu mereka sedikit*

Ilmu mereka sangat sedikit karena mereka hanya mau menimba ilmu dari kelompok mereka dan tak mau membuka diri terhadap pandangan lain.

Kita lihat perdebatan mereka dengan Ali. Kaum Khawarij bertanya 3 hal :
“Pertama: Ali telah menjadi hakim dalam urusan Allah, padahal Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya hukum itu hanyalah milik Allah” .
“Kedua: ia memimpin perang namun tidak menawan tawanan dan tidak mengambil ghanimah."
"Ketiga : Mereka menyampaikan perkataan yang intinya kaum Khawarij berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib telah menghapus gelar Amirul Mu’minin dari dirinya."

Tiga hal tadi dijawab :

Dalam masalah pertikaian suami istri, kita diperintah mendamaikan :
“Dan bila kamu mengkhawatirkan perceraian antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam (penengah yang memberi putusan) dari keluarga laki-laki dan seorang penengah dari keluarga wanita” (QS. An Nisaa: 35).
Demi Allah kita diperintahkan berhukum kepada manusia dalam mendamaikan suami-istri yang bertikai, lalu bagaimana dengan urusan khilafah yg lebih besar?

Adapun perkataan bahwa Ali berperang (melawan pihak ‘Aisyah) namun tidak menawan dan tidak mengambil ghanimah, apakah kalian akan menawan ibu kalian ‘Aisyah? Apakah ia halal bagi kalian sebagaimana tawanan lain halal bagi kalian?

Adapun perkataan bahwa Ali menghapus gelar Amirul Mu’minin darinya, maka  disampaikan bukankah Nabi pada Hudaibiyah membuat perjanjian dengan kaum Musyrikin. Namun beliau sendiri pernah menghapus gelar “Rasulullah”.

Kemudian 8000 kaum Khawarij bertaubat dan 4000 tetap melawan.

*5. Meremehkan Orang lain dan merasa diri paling benar*

Kaum Khawarij ini kagum terhadap pendapatnya sendiri,  jika mereka mengacu pada ulama Salafpun maka hanya pendapat yg disenangi yg diambil,  yg tidak cocok baginya ditolak. Mereka suka memaksakan pendapat.

Kita ingat bahwa dulu Imam Malik yg sangat ahli, beliau menolak ketika bukunya Al Muwatho dijadikan rujukan hukum tunggal oleh Khalifah,  dengan alasan bahwa diluar ada pendapat yg berbeda.

*Bagaimana jika Terpaksa berdebat dengan mereka*

Yg penting kita harus hati-hati,  pemahaman mereka termasuk menganggap bahwa bom bunuh diri adalah jihad,  maka kita jangan sampai terpengaruh oleh mereka. Lalu apa yg harus kita lakukan?

1. Pilihlah orang yg memiliki kefahaman Syari'ah untuk berdiskusi dengan mereka.

Contoh Ibnu Abbas sengaja mendatangi mereka dengan pakaian yg indah, lalu mereka mencibir. Lalu kata Ibnu Abbas :"Katakanlah siapa yg mengharamkan pakaian yg indah? "(QS 7 / 32)

Kaum Khawarij ini menganggap bahwa berpakaian indah itu dilarang.

Umar bin Abdul ‘Aziz ra pernah berdiskusi dengan mereka lalu diminta oleh mereka untuk melaknat leluhurnya (Bani Umayyah) maka jawab Ibnu Abdul ‘Aziz ra : Coba sebutkan dalilnya kita harus melaknat Fir’aun jika ada ?!
Jawab mereka : Tidak ada !
Maka kata Ibnu Abdul Aziz : Kalau demikian apalagi terhadap orang yang lebih baik dari Fir’aun !

Artinya hanya Allah yg boleh melaknat,  kita manusia dilarang melaknat sesama manusia.

2. ‎Berhati-hati pada Sifat mereka

Hendaknya kita merenungkan pendapat Imam Syafi’i rahimahullah ketika berkata: Ra’yii shawab walakin yahtamilul khatha’, wa ra’yu ghairii khatha’ walakin yahtamilush shawab (Pendapatku benar tapi mengandung kesalahan, sementara pendapat orang lain salah tapi tetap mengandung kebenaran). Kalau beliau saja yang demikian luas ilmunya demikian menghargai pendapat orang lain, maka bagaimana pula dengan kita ?!

3. ‎Pilihlah dialog dengan cara terbaik

Bila kita tak dapat berdebat, lebih baik tinggalkan saja daripada terpengaruh.

4. ‎Kita belajar islam dengan pengetahuan yg mendalam.

Ini penting untuk terus belajar. Banyak hal berupa kilafiyah,  perbedaan pendapat pada hal furu' bukan masalah Pokok.
Maka selama mereka syahadatnya sama,  Puasa sama,  Shalat dan Hajinya sama berarti masih sama-sama muslim.

Perbedaan yg ada misal shalawat memakai Sayidina atau tidak,  membaca Basmalah secara keras atau pelan itu semua ada dasarnya. Memakai Qunut atau tidak itu semua biasa.
Bila beda harus dihormati, yg perlu diwaspadai bila ada ciri-ciri seperti yg diuraikan diatas.


Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar