Senin, 05 Maret 2018

Kajian Ahad Masjid Al Hikmah

KAJIAN AHAD
Masjid Al Hikmah, Sendang Gede, Banyumanik,  Semarang

Dr. H. Rosihan, SH, MAg

16 Robiul Akhir 1439 H /4 Maret 2018

*Tafsir Tentang Kemuliaan & Jihad*

*1. Tentang Kemuliaan*

Al Qur'an tidak membeda-bedakan kemuliaan manusia, namun manusialah yg membedakan kemuliaan berdasarkan keturunan,  Kekayaan,  kedudukan dan Ilmu.
Iblis juga merasa lebih mulia daripada manusia karena merasa dibuat dari api, sementara manusia dari tanah. Oleh karena itu iblis menolak ketika diperintah menghormati manusia.
Di Solo dan Yogya, orang juga menghormati seseorang karena keturunan Raden.
Manusia juga ada yg menghormati karena Kekayaan, itu sejak dulu. Dalam Al Qur'an ada kisah tentang Qarun yg dihormati karena Kekayaan. Sedemikian kayanya sampai kunci gudang kekayaannya sangat banyak dan sampai perlu dipikul jika pergi.

Dalam Al Qur'an juga dikisahkan tentang Fir'aun yg dihormati karena kekuasaan, sampai dia mengangkat diri sendiri menjadi Tuhan yg paling tinggi yg harus disembah Manusia. Sekarangpun juga orang menghormati seseorang karena jabatan,  contoh, Kepala daerah,  Gubernur,  Bupati dihormati karena jabatan.
Selain itu juga ada yg dihormati karena ilmu, yaitu Nabi Musa. Tidak ada pertanyaan yg tak bisa dijawab oleh Nabi Musa karena saking pintarnya,  sampai kemudian ditegur oleh Allah karena merasa tak ada yg lebih pintar dari dirinya, dikatakan bahwa di atas orang pandai masih ada orang pandai yg lain, kemudian Nabi Musa diperintahkan agar belajar hikmah kepada Nabi Khidir.
Kisah tersebut diabadikan dalam Surat Al Kahfi ayat 65 - 82 ,  dan kita diperintahkan membaca Surat Al Kahfi setiap malam Jumat,  karena surat tersebut berisi tentang kebijakan dan hikmah.

“Bolehkah aku mengikutimu agar kau bisa mengajarkanku sebagian ilmu yang kau miliki ?” ujar Nabi Musa AS kepada Khidir AS.  Nabi Khidir AS menjawab, “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup bersabar”.
Nabi Musa berkata, “Insya Allah tuan akan mendapati diriku sebagai seorang yang sabar ”.
Khidir selanjutnya mengingatkan, “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun.”

Nabi Musa AS mengikuti Nabi Khidir AS.
Tiba-tiba Nabi Khidir AS melobangi perahu yang mereka tumpangi. Nabi Musa AS bertanya kepada Nabi Khidir AS. Nabi Khidir AS mengingatkan akan janji Nabi Musa AS, dan Nabi Musa AS meminta maaf karena lalai.
Ketika  mereka tiba di suatu daratan, Nabi Khidir AS membunuh bocah. Dan lagi-lagi Nabi Musa AS bertanya kepada Nabi Khidir AS. Nabi Khidir AS kembali mengingatkan janji Nabi Musa AS, dan beliau diberi kesempatan terakhir untuk tidak bertanya-tanya.
Mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai disuatu Perkampungan. Nabi Khidir AS menyuruh Nabi Musa AS untuk  memperbaiki tembok suatu rumah yang rusak . Nabi Musa AS tidak kuasa untuk bertanya terhadap Nabi Khidir AS . Akhirnya Nabi Khidir AS menegaskan pada Nabi Musa AS tidak diperkenankan melanjutkan  bersama dengan Nabi Khidir AS.

Nabi Khidir AS menguraikan  mengapa beliau melakukan hal-hal yang membuat Nabi Musa AS bertanya.
Perahu itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan perahu itu agar berjalan lambat karena di hadapan mereka ada penyamun yang merampas tiap-tiap perahu.

Mungkin kita pernah jengkel ketika jalanan macet, sehingga kita terlambat. Tapi boleh jadi kelambatan tadi adalah penyebab keselamatan kita,  seperti kasus di atas.

 وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ  وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ  وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"... Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah 216)

Adapun bocah itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kekafiran.

Itulah ilmu hikmah,  kadang kita tak tahu maknanya dan baru faham setelah terjadi. Ilmu hikmah ini penting agar kita menjadi orang yg lapang dada.

Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya”.
Bila dinding tadi roboh maka harta benda yg tersimpan akan ditemukan orang lain.

Kisah Nabi Musa yg diabadikan dalam Surat Al Kahfi ini adalah gambaran bahwa manusia mempunyai sifat tergesa-gesa.  Bila dia mendapati sesuatu yg tidak menyenangkan langsung protes, karena tak tahu hikmah. Mestinya manusia belajar sabar, bila mendapat ujian dan introspeksi diri.

*2. Tentang Jihad*

Kita mengenal makna dalam bahasa (etimology)  dan makna dalam istilah (terminology) .
Contoh,  Shalat dalam bahasa artinya adalah do'a, maka ada orang keliru memahami , jika sudah berdoa maka tak perlu shalat.
Shalat dalam istilah adalah segala perbuatan dan ucapan ibadah yg diawali dengan takbir dan ditutup salam. Jadi tidak semua doa adalah shalat.

Jihad menurut makna bahasa artinya bersungguh-sungguh,  namun orang awam memahaminya dengan perang.
Kita perhatikan ayat ini :

Allah SWT berfirman:

اِنْفِرُوْا خِفَافًا وَّثِقَالًا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ  ۗ  ذٰ لِكُمْ خَيْرٌ لَّـكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. At-Taubah 41)

Makna istilah dari Al Qur'an, kata jihad selalu diikuti dengan Amwali (harta)  dan baru kemudian. Anfusi (Diri).
Maka utamanya jihad adalah "memerangi harta milik"  ; apa maksudnya?
Jangan Pelit, bersedekahlah !
Tentu saja ini hal yg sulit karena manusia itu sangat mencintai harta benda.

وَاِنَّهٗ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيْدٌ

"dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan." (QS. Al-'Adiyat 8)

وَّتُحِبُّوْنَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

"dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan." (QS. Al-Fajr  20)

Karena manusia sangat suka harta, maka diperintahkan untuk "memerangi" hartanya, dalam arti jangan terlalu menyukai dan sebagian harta agar digunakan untuk keperluan sosial.
Kemudian baru jihad dengan "anfusikum", dengan diri atau dengan tenaga.

Namun dalam prakteknya sering dibalik,  orang lebih senang jihad tenaga atau diri dibanding harta.  Contohnya jika ada pilihan misal diperintah Puasa Senin-kamis ( jihad diri)  atau Sedekah 500 ribu? (Jihad harta) ; maka akan banyak yg milih Puasa Senin kamis.

Jadi jihad tidak hanya memanggul senjata untuk berperang. Jihad dengan harta antara lain misal dengan uang kita membangun masjid,  sekolah atau Rumah Sakit.

*3. Perbedaan antara Jihad dengan Qital*

Qital artinya adalah membunuh,  jadi sangat berbeda dengan Jihad (bersungguh-sungguh).
Ada Jihad Harta,  seperti telah disebutkan di atas,  yaitu menggunakan uangnya untuk membangun atau untuk dakwah. Ada lagi jihad diri atau tenaga,  misalnya menghadiri Kajian adalah jihad diri, karena memakai tenaga. Demikian juga mengimami shalat jama'ah, adalah jihad. Mengurus Organisasi dakwah itu jihad,  berceramah itu jihad,  menulis itu juga jihad melawan kebodohan.

Pengertian jihad adalah “mengerahkan seluruh potensi baik dalam bentuk ucapan ataupun perbuatan kita.”
Jadi orang yg shalat dengan bermalasan bukanlah jihad. Dan shalat yg bernilai jihad adalah yg sungguh2,  konsentrasi memahami makna bacaan.

وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗ  اِنَّ اللّٰهَ لَـغَنِيٌّ عَنِ  الْعٰلَمِيْنَ

"Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari seluruh alam."
(QS. Al-'Ankabut 6)

Orang yg berjihad, manfaatnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Demikian pula orang yg berbuat baik,  orang yg bersyukur manfaatnya juga akan kembali kepada dirinya.

 وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖ  ۚ  وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ

".... Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia." (QS. An-Naml 40)

وَالَّذِيْنَ  جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا  ۗ  وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ

"Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridaan Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-'Ankabut 69)

Ayat di atas menjelaskan bahwa Petunjuk dari Allah, atau ilmu itu tidak datang dengan sendirinya. Dia datang membutuhkan jihad,  usaha yg sungguh-sungguh seperti misalnya mendatangi pengajian dan mendengarkan itu jihad.

Allah itu membuat perumpamaan, bahkan dengan hal yg kecil,  rendah semisal anak serangga berasal dari telur,  kemudian ada yg jadi ulat dan ada yg jadi larva. Dari ulat menjadi kupu yg indah dan dari larva menjadi lalat yg kotor.
Untuk menjadi kupu yg indah ,ternyata kupu selalu mendatangi yg baik-baik semisal bunga. Sedangkan lalat selalu mendatangi yg jorok.
Maka manusia jika ingin jadi baik harus mendatangi hal-hal yg baik saja.

Jihad menurut ilmu fiqih adalah mengajak diri sendiri atau orang lain kepada agama yg benar. Islam adalah agama yg benar dan baik karena mengajarkan keseimbangan,  bahwa orang itu idealnya memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat. Hal ini sesuai dengan kodrat manusia yg ingin kebaikan.Bahwa manusia itu senang dunia,  senang harta,  namun semua harus seimbang dengan akhirat.

Allah SWT berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَالْبَـنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَـيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَـرْثِ ۗ  ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا  ۚ  وَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ

"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." (QS. Ali 'Imran 14)

Jadi jihad itu berbeda dengan qital. Qital artinya adalah perang dijalan Allah dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

وَلَا تَقْتُلُوْۤا اَنْـفُسَكُمْ ۗ  اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا

"... Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa' 29)

Apa perbedaan antara Jihad dengan Qital?

1.  Kalau Jihad tidak selalu dengan fisik,  sedangkan Qital selalu dengan fisik.
2. ‎Jihad tidak harus siap untuk mati,  sedangkan Qital harus siap untuk mati.
3. ‎Jihad bisa dengan lesan atau tulisan, jadi tidak ada kalah dan menang, adapun ‎Qital ada kalah dan menang.

*4. Methode Jihad*

Dalam hadits Rasulullah disebutkan bahwa jihad itu ada Empat macam.

1.  Al amru bil ma'ruf. (Mengajak kepada yg baik)
2. ‎wa nahi anil mungkar (Mencegah yg tidak baik)
3. ‎Tindakan yg benar yg menuntut kesabaran.
4. ‎Tidak suka atau benci dengan perbuatan maksiat

Orang yg jihad adalah orang yg taat kepada Perintah Allah dengan sungguh-sungguh.
Orang yg hijrah adalah orang yg meninggalkan larangan Allah dengan sungguh-sungguh.

Tahapan Jihad

1. Jihad dengan ilmu,  memerangi kebodohan dan keterbelakangan
2. ‎Jihad dengan tindakan
3. ‎Jihad dengan mengajak / Dakwah.
4. ‎Mengajak dengan sabar dan tawakal.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar