Minggu, 11 Juni 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

16 Ramadhan 1438 H / 11 Juni 2017
*Drs. H. Fachrur Rozy MAg.*

Ibadah puasa adalah satu-satunya ibadah yg tersembunyi,  hanya dirinya sendiri yg tahu dan Allah. Ibadah yg lain jelas akan bisa dilihat .

Syahadad malah harus diucapkan dan didengarkan orang lain. Bahkan sekarang perlu dicatat dan ditanda tangani diatas meterai. Itu semua penting untuk administrasi digunakan untuk mengubah dokumen lain. Itu namanya Maslahah Mursalah, dulu jaman Nabi tidak ada,  sekarang diperlukan.

Shalat jelas terlihat rukuknya, membayar zakat jelas terlihat obyeknya. Apalagi naik Haji. Semua jelas terlihat, yg tidak terlihat hanya puasa.

Puasa itu urusan hamba dengan Allah. Kuncinya ada pada NIAT. Puasa jangan diniati yg lain, misal ingin langsing. Tujuan puasa adalah :
"la allakum tataqun" (Agar engkau menjadi takwa).
La alla. artinya harapan, mungkin tercapai mungkin tidak.
Dan Nabi telah mengingatkan 14 abad  lalu bahwa ada puasa yg hanya menghasilkan lapar dan dahaga. Ujian ada yg lulus ada yg tidak. Kalau pelaksanaannya bagus, in syaa Allah ya lulus.

Rasul pernah ditanya apa itu takwa, jawabnya ' Takwa itu hahuna. (disini-dalam Dada) '.
Alhamdulillah kita mendapat penjelasan dari Khalifah Ali bin Abi Thalib tentang takwa untuk menjadi muhasabah diri sendiri.
Ada 5 tanda menunjukkan adanya takwa, namun pada kesempatan ini hanya 2 yg akan dibahas.

*Al-Khoufu minal Jalil.*

Merasa takut kepada Allah dan yakin Allah selalu melihatnya.

Contoh :
1. Seorang yg berpuasa, ketika wudhu dia meludah berkali-kali hanya karena khawatir air masuk mulutnya.

Itulah orang puasa, jujurnya luar biasa. Jadi kalau puasa berhasil pasti tak ada korupsi.

2. Di rumah,  sepasang suami isteri tak mau berbuat hal yg membatalkan puasa meski hanya berdua, karena takut kepada Allah yg mengawasi.
Padahal ini kepada wanita yg halal, pasti kepada yg tak halal akan tambah mudah untuk menghindarinya.
Itu kalau takwa,  puasanya benar.

Takwa artinya menjalani perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ  وَمَنْ  يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ

"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
"Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."
(QS. Az-Zalzalah 7- 8)

Dengan keyakinan seperti itu maka takwa akan mewujud dalam diri kita.

*2. Al Amalu bil Tanzil*

Beramal dengan apa yg diturunkan oleh Allah, yaitu Al Qur'an.
Alhamdulillah 6-7 bulan yg lalu umat Islam dihentakkan oleh apa yg diucapkan oleh mantan Gubernur DKI.
Allah menghadirkan dia untuk terpeleset lesannya sehingga membuat sebagian umat Islam membuka Al Qur'an.
Inilah cara Allah mengalahkan Petahana, yg semua survey mengatakan Petahana tidak akan bisa dikalahkan. Siapapun lawannya dia pasti menang, karena dia elektabilitasnya tinggi, tingkat kepuasannya tinggi, dengan dukungan dana luar biasa hampir tak bisa dikalahkan.

Akibatnya dia arogannya luar biasa, sehingga umat Islam resah dan bermunajad kepada Allah,  sehingga Allah memplesetkan dia mengucapkan kalimat itu, menyinggung Al Maidah 51. Sehingga menimbulkan kebangkitan umat Islam.

Umat islam yg faham langsung bereaksi. Umat Islam yg tak faham baru mulai membuka Al Qur'an. Banyak umat Islam yg tak pernah membuka Al Qur'an, kadang dianggap hanya sebagai mantera pengusir jin, kadang ditulis dan digantung dipintu.

Pertanyaan introspeksi, haruskah kesadaran umat islam itu bangkit dengan cara itu. ?
Maka Ramadhan ini menjadi momentum yg tepat untuk membuka Al Qur'an.

Allah SWT berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ ۚ ..........

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda.................."
(QS. Al-Baqarah 185)

Al Qur'an adalah Petunjuk,  Penjelasan dan Pembeda. Jadi tidak benar jika dikatakan agama apa saja sama, karena Al Qur'an jelas mengatakan berbeda.

Allah SWT berfirman :

قُلْ يٰۤاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَ

"Katakanlah (Muhammad), Wahai orang-orang kafir!" (QS. Al-Kafirun  1)

Berarti orang kafir itu memang ada. Meskipun beda namun kita-tetap wajib toleransi, hubungan sosial dijaga dengan baik , tolong -menolong dalam hal kemanusiaan.
Dalam agama pedomannya :

لَـكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS. Al-Kafirun 6)

Demikian Al Qur'an mengajarkan kepada kita, karena itulah Al Qur'an perlu dibaca.

Membaca Al Qur'an itu ada beberapa cara :
Murotal.  : Membaca dengan pelan, karena perintahnya memang begitu.

وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًا

"........ dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan." (QS. Al-Muzzammil  4)

Tadarus : Membaca Al Qur'an dengan dilihat terjemahnya. Dikaji maknanya karena itu namanya Pengajian.
Mungkin tidak khatam dalam 1 bulan, namun banyak hal yg bisa kita mengerti.

Qiro'ah,  seperti kalau kita membaca novel,  membaca dengan penghayatan.

Jadi ada tingkatan,  membaca saja,  memahami,  menghayati dan yg terakhir mengamalkan,  yaitu Tilawah.

Al Amalu bil Tanzil,  Qur'an jadi panduan, dibaca, difahami,  dihayati kemudian diamalkan.

Demikian semoga manfaat
Barokallohu fikum

SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar