Senin, 10 Juli 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

15 Ramadhan 1438 H / 9 Juli 2017
Drs. H. Nurbini

*Silaturahmi,  keindahan akhlak Islami*

Setelah Lebaran orang biasanya asyik dengan lebaran, sehingga paska ramadhan seolah telah selesai .Padahal saat ramadhan luar biasa ibadahnya, karena motivator untuk itu memang luar biasa.
Banyak hadits yg menjanjikan :
- Adanya malam lailatul qodar
- Adanya pengampunan dosa Sebelumnya.
- Pahala yg dilipat gandakan, dan ibadah sunah pahalanya dinilai wajib.
- Selain itu juga banyaknya umat yg beribadah juga menjadi motivator.

Mestinya bulan Syawal itu Peningkatan, termasuk ibadahnya. Maka agar tidak terlena kita perhatikan ini :

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَـقِيْنُ

"dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu." (QS. Al-Hijr 99)

Kita diperintah ibadah sampai mati,  jadi jangan pilih2 hari (misal jumat)  atau pilih bulan (Ramadhan). Ibadah harus terus karena Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepadaNya.
Dan ibadah yg disuka adalah yg ajeg.

Mensyukuri nikmat itu dengan menjalani ibadah , apapun ibadahnya. Bila kita mensyukuri Harta ya dengan Zakat, infaq dan sedekah.

Ada hadits :
" Setiap nikmat yg dengan nikmat itu engkau tidak bisa mendekatkan diri kepada Allah azza wajala ketahuilah yg demikian itu adalah mala petaka yg akan membinasakan (Al Baihaqi).

"Syukur adalah dengan meninggalkan maksiat". (Idhah ash shabirin) .

Kalau dalam Al Qur'an. :

لَئِنْ شَكَرْتُمْ  لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

".......Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim 7)

Tanda amal ibadah diterima Allah :
"Diantara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan diantara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya".

Jangan sampai terjadi setelah berbuat kebaikan diikuti dengan kejelekan. Lebih2 jangan sampai mendzolimi orang lain,  karena dapat menimbulkan kebangkrutan ketika di akhirat nanti.

Ada hadits yg terkait dengan "hutang" ini agar tidak "Bangkrut" :
"Siapa yg punya urusan dengan orang lain maka selesaikanlah ketika masih di dunia jangan sampai dibawa ke akhirat".

Solusinya adalah minta dihalalkan. Artinya jika kesalahan ya minta dimaafkan. Hal ini pernah dicontohkan Nabi dalam kisah Akasyah. Beliau Rasul berseru sampai 3 kali menawarkan kepada siapa yg mau mengadakan pembalasan bila pernah disakiti oleh Rasul.

Kejahatan boleh dibalas , namun Memaafkan lebih utama.

وَجَزٰٓؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚ   فَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗ  اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim."
(QS. Asy-Syura 40)

وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهٖ فَاُولٰٓئِكَ مَا عَلَيْهِمْ مِّنْ سَبِيْلٍ

"Tetapi orang-orang yang membela diri setelah dizalimi, tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka." (QS. Asy-Syura  41)

وَاِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوْا بِمِثْلِ مَا عُوْقِبْتُمْ بِهٖ ۚ  وَلَئِنْ  صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصّٰبِرِيْنَ

"Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar." (QS. An-Nahl  126)

Ada hadits tentang orang yg didzolimi tapi tidak membalas , tanggapan Rasul tentang hal tersebut seolah dia melempar Abu panas ke wajah orang yg berbuat dzolim.  Maknanya adalah : Orang yg berbuat dzolim akan sakit hati karena yg didzolimi tetap sabar. Dan dia akan malu karena orang lain akan menghina dia.

Masih tentang silaturahmi,  urutannya juga diatur oleh An Nisa 36 :

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا   ۗ  وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَالْجَـارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَـارِ الْجُـنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَـنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ  ۙ  وَمَا مَلَـكَتْ اَيْمَانُكُمْ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرَا

"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,"
(QS. An-Nisa' 36)

Berbuat baik harus mendahulukan kedua orang tua dulu,  setelah itu baru karib kerabat dan seterusnya.

*Silaturahim itu inti Dakwah Islam*

Silaturahim adalah resep mustajab untuk ukhuwah. Bahkan Rasulullah menjelaskan bahwa silaturahim termasuk inti dakwah Islam, sebagaimana diriwayatkan Abu Umamah, dia berkata: Amr bin ‘Abasah As-Sulami berkata:

فَقُلْتُ: بِأَيِّ شَيْءٍ أَرْسَلَكَ؟ قَالَ: أَرْسَلَنِي بِصِلَةِ الْأَرْحَامِ وَكَسْرِ الْأَوْثَانِ وَأَنْ يُوَحَّدَ اللهُ لاَ يُشْرَكَ بِهِ شَيْءٌ

Aku berkata: “Dengan apa Allah mengutusmu?” Rasulullah menjawab: “Allah mengutusku dengan silaturahim, menghancurkan berhala dan agar Allah ditauhidkan, tidak disekutukan dengan-Nya sesuatupun.” (HR. Muslim)

*Makna Silaturahim*

Silaturahim berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata صِلَةٌ dan الرَّحِمُ . Kata صِلَةٌ adalah bentuk mashdar dari kata وَصَلَ- يَصِلُ, yang berarti sampai, menyambung. Ar-Raghib Al-Asfahani berkata: “وَصَلَ – الْاِتِّصَالُ yaitu menyatunya beberapa hal, sebagian dengan yang lain.” (Al-Mufradat fi Gharibil Qur`an, hal. 525)

Adapun kata الرَّحِمُ, Ibnu Manzhur berkata: “الرَّحِمُ adalah hubungan kekerabatan, yang asalnya adalah tempat tumbuhnya janin di dalam perut.”

Jadi, silaturahim artinya adalah menyambung tali persaudaraan kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab.

*Janji Allah terhadap orang yg menyambung silaturahim*

Dijanjikan masuk surga Adn. Kriterianya ada di ayat ini :

وَالَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ مَاۤ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖۤ اَنْ يُّوْصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَ يَخَافُوْنَ سُوْۤءَ الْحِسَابِ

"dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk." (QS. Ar-Ra'd  21)

Hal yg serupa disebut dalam hadits Nabi :
“Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”.

Yang kedua adalah sadaqah kepada kerabat. Selain mendapat, pahala sadaqah juga mendapat pahala menyambung silaturahim.

Hadits dari Anas bin Maalik radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan ditangguhkan kematiannya, hendaklah ia menyambung silaturahim” .

Menyambung silaturahim tidak Sekedar membalas. Menyambung silaturahim adalah menyambung kembali hubungan kekerabatan terhadap mereka yg memutuskannya. Jadi ada 3 karakter : Memutuskan silaturahim ; Membalas silaturahim ; dan Menyambung silaturahim.

*Ancaman Terhadap Orang yg memutuskan silaturahim*

1.  Diancam masuk neraka

وَالَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مِيْثَاقِهٖ وَيَقْطَعُوْنَ مَاۤ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖۤ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ ۙ  اُولٰۤئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوْۤءُ الدَّارِ

"Dan orang-orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar disambungkan, dan berbuat kerusakan di bumi; mereka itu memperoleh laknat dan tempat kediaman yang buruk ." (QS. Ar-Ra'd 25)

2. Dibuat buta dan tuli

فَهَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ تَوَلَّيْتُمْ اَنْ تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ وَتُقَطِّعُوْۤا اَرْحَامَكُمْ

"Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?"
(QS. Muhammad 22)

اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فَاَصَمَّهُمْ وَاَعْمٰٓى اَبْصَارَهُمْ

"Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; lalu dibuat tuli dan dibutakan penglihatannya."
(QS. Muhammad  23)

3. Disegerakan azab di dunia dan disiksa di neraka.

Rasulullah saw bersabda

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ

"Tidak ada dosa yang Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi"

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum


SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar