Minggu, 30 Juli 2017

Kajian Ahad Pagi Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

6 Dzulqo'dah 1438 H / 30 Juli 2017

Dr. Zuhad Masduqi, MA

*Iman kepada Allah, Takdir dan Dampaknya Pada Kehidupan*

Rukun iman ada 6, tapi yg paling banyak disebut dalam Al Qur'an ataupun Hadits hanya dua,  yg pertama dan terakhir yaitu iman kepada Allah dan iman kepada Qadla dan Qadar (Takdir).

I. Iman Kepada Allah.
Iman kepada Allah itu aspeknya banyak. Salah satu aspek penting adalah ke-Esaan Allah seperti pada surat Al Ikhlas.

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ اَللّٰهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ   ۙ  وَلَمْ يُوْلَدْ  وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

"Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu ,tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
(QS. Al-Ikhlas Ayat 1- 4)

Menurut bahasan para ulama ada 3 hal yaitu : Keesaan Dzat,  Keesaan Sifat dan Keesaan Perbuatan.

1. Keesaan Dzat

Allah itu tidak tersusun oleh materi, unsur atau bagian. Karena bila tersusun dari materi berarti ada materi yg mendahului Allah.

هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۚ

"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; ......"
(QS. Al-Hadid 3)

Dalam bahasa Tauhid, Allah itu Qidam dan Baqa (tak ada awal dan kekal).
Allah tak mungkin melahirkan,  karena semua yg melahirkan itu materi. Hubungan Allah dengan Adam adalah Allah menciptakan Adam.

Beda dengan Tuhannya orang Jahiliyah, mereka punya nasab, kapan diciptakan,  dimana diciptakan,  siapa yg menciptakan, diciptakan dari apa.

اَفَرَءَيْتُمُ اللّٰتَ وَالْعُزّٰى وَمَنٰوةَ الثَّالِثَةَ الْاُخْرٰى

"Maka apakah patut kamu (orang-orang musyrik) menganggap (berhala) Al-Lata dan Al-`Uzza, dan Manat, yang ketiga yang paling kemudian (sebagai anak perempuan Allah)." (QS. An-Najm  19- 20)

Orang jahiliyal bertawassul melalui Berhala untuk berhubungan dengan Tuhannya,  padahal yg membuat berhala dan memberi nama mereka sendiri.

اِنْ هِيَ اِلَّاۤ اَسْمَآءٌ سَمَّيْتُمُوْهَاۤ اَنْتُمْ  وَاٰبَآؤُكُمْ مَّاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ بِهَا مِنْ سُلْطٰنٍ ۗ  اِنْ يَّتَّبِعُوْنَ  اِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْاَنْفُسُ ۚ  وَلَقَدْ جَآءَهُمْ مِّنْ رَّبِّهِمُ  الْهُدٰى

"Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun untuk (menyembah)nya. Mereka hanya mengikuti dugaan, dan apa yang diingini oleh keinginannya. Padahal sungguh, telah datang petunjuk dari Tuhan mereka." (QS. An-Najm 23)

Ketika Nabi mengalahkan Mekkah maka semua Berhala dihancurkan dan tak ada yg membalas.
Menurut Imam Ghozali,  kalau ada orang menyembah selain Allah hakikatnya dia tidak menyembah obyek itu tetapi dia menyembah pikirannya (hawa nafsunya) sendiri.
Jadi Berhala tadi adalah Personifikasi dari hawa nafsu. Inilah yg disebutkan orang menyembah hawa nafsunya

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰٮهُ ......

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya?  ........."  (QS. Al-Jasiyah 23)

Tuhan orang modern sekarang ini adalah : isme -isme,  seperti Kapitalisme , Sosialisme , Demokrasi dan sebagainya, termasuk UANG.

Jadi akidah Islam itu sangat rasional,  Tuhannya boleh dipertanyakan dan selalu ada jawaban baik secara logika atau Al Qur'an.
Maka sebagai umat islam kita mestinya berfikir Rasional,  Ilmiah dan Empirik.

2. Keesaan Sifat

Allah mempunyai sifat yg beda dengan manusia,  kalau Allah tak terbatas,  manusia terbatas. Jika ada sifat yg sama dengan sifat manusia,  pada hakekatnya hanya sama nama saja,  substansinya beda.

Misal Arrahman- Arrahim,  Maha Pengasih dan Maha Penyayang.  Manusia juga punya Kasih dan Sayang,  namun terbatas.  Suami istri bisa saling mengasihi, namun bila salah satu menyeleweng bisa cerai.
Beda dengan kasih sayang Allah tak terbatas,  meski banyak orang durhaka dengan Korupsi, Musyrik,  Melanggar Syariat tapi Allah tetap memberikan rahmatNya selama mereka memenuhi Hukum Sunatullah. Sebaliknya banyak Muslim yg miskin,  itu semua karena Kasih Sayang Allah tak terbatas.

Rumus untuk menjadi kaya itu bukan Shalat sunnah atau Puasa,  tapi Hukum-hukum  Perolehan Rezeki.
Orang islam yg tidak memanfaatkan Hukum Perolehan Rezeki ya dapat sedikit,  sebaliknya Orang Kafir yg memanfaatkan dapat rezeki banyak.
Kalau kita mengkaji Tafsir Al Qur'an ada 4 hukum -Perolehan Rezeki.

-  Mengembangkan Potensi Daya Manusia secara maksimal.

Allah menyayangi manusia melalui Sistem yg dikenal sebagai Sunatullah. Sunatullah ini tidak pandang bulu, hanya yg mengembangkan dapat banyak.
Manusia tak peduli siapapun dia,  diberi potensi2 : Daya Akal,  Daya Qolbu,  Daya Hidup dan Daya Fisik.

Daya akal,  bila dikembangkan jadi pandai,  mencari pekerjaan mudah. Siapapun tak pandang bulu bila mengembangkan daya akal maka pintu rezeki terbuka lebar.
Daya Qolbu ini hati nurani, kemampuan untuk beriman,  empati, berekspresi,  bila dikembangkan akan menjadi orang yg baik dan pintu rezeki terbuka.
Daya Hidup ,  ini untuk menghadapi lingkungan. Bisa lingkungan alam ataupun sosial ,  bila dikembangkan menjadi orang yg tak gampang menyerah. Pintu rezeki terbuka.
Daya Fisik, kaki misalnya bila dikembangkan jadi Pemain Sepak bola dan bayarannya besar.
Masalah kita adalah kita tidak mengembangkan. Teology kita salah,  hanya mengatakan rezeki dari Allah,  hidupnya pasif.

- Jihad,  usaha yg sungguh2
Siapa yg kerja keras pasti akan dapat lebih banyak dari pada yg malas.

- Silaturahim.

Hadits Nabi :

” مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ ”

“Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan ditangguhkan kematiannya, hendaklah ia menyambung silaturahim”

Silaturahim kalau bahasa sekarang adalah Relasi. Barang siapa relasinya banyak maka pintu rezekinya juga akan terbuka. Dan barangsiapa rezekinya banyak,  hidupnya akan sehat dan sejahtera, maka umurnya akan panjang.
Sebaliknya bila tak punya relasi maka rezeki jadi sempit,  kebutuhan hidup tak terpenuhi, jadi sakit-sakitan dan cepat mati.
Allah telah menetapkan Ajal,  artinya Batas Akhir,  bukan Kematian.
Masalah kita Apakah kita bisa mengusahakan hidup kita sampai batas ajal?
Konsep islam,  mati itu ada dua : Mati tabi'i atau mati normal-karena memang sudah sampai ajal.
Mati istirowi,  mati karena sesuatu sebab, misal tertembak,  kecelakaan, mati karena tidak menjaga kesehatan
Jadi Silaturahim itu hasilnya dua : Membuka Pintu Rezeki dan Hidup Sampai Batas Ajal.

- Mengembangkan Daya Fisik dengan cara membuka lapangan Pekerjaan.

Demikianlah cara Allah menyayangi manusia,  lewat sunatullah.

3.  Keesaan Perbuatan

Semua yg ada di alam semesta ,termasuk kita itu ada karena Perbuatan Allah. Allah mencipta melalui Sistem Sunatullah,  tidak semaunya sendiri.
Rezeki,  Reproduksi, Keluarga Sakinah, Negara Adil Makmur semua ada Sunatullahnya.  Bila tidak dijalani ya tak akan terjadi.
Contoh Sunatullah bahwa kerbau beranak kerbau, bukan kambing. Seorang anak akan mirip orang tuanya karena adanya genetik.
Kalau manusia memahami hukum Allah,  Sunatullah dalam Al Qur'an maka dia mestinya akan maju. Maka semestinya orang Islam itu harus berfikir Rasional,  Empirik, Ilmiah.

II.  Iman Kepada Qadla dan Qadar.

Ada dua faham,  faham lama (Jabariyah)  dan Faham Baru. Konsep ini bertentangan sama sekali.
Faham lama :
Takdir adalah Keyakinan bahwa Allah adalah Pencipta semua amal perbuatan manusia. Semua perbuatan sudah ditulis sebelum diciptakan dan Allah menciptakan manusia penghuni Surga dan Neraka.
Dengan faham ini manusia jadi Fatalistik, tidak berusaha. Konsep ini sekarang menguasai dunia islam,  termasuk di Indonesia.  Jadilah kita orang yg tak pernah maju.  Semestinya kita tidak memakai konsep ini,  harus sesuai Tauhid kita yg Rasional, Ilmiah dan Empirik.

Faham Baru
Disampaikan oleh Imam Al Ghozali (tahun 1111)  ,  pada prinsipnya ada 3 hal : Qadla,  Qadar dan Ikhtiar.
Qadla adalah Pengaturan Allah atas segala sesuatu adalah Berdasarkan hukum Sebab Akibat. Jadi Qadla adalah Sistem
Ketika hukum Sebab Akibat berealisasi maka dia menjadi Takdir. Itulah Qadar,  dia terikat waktu dan tempat kejadian.
Ikhtiar adalah Pilihan kita terhadap Sistem yg ditawarkan Allah. Jadi Takdir itu kita yg memilih.

Contoh Reproduksi manusia :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ

"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati dari tanah" (QS. Al-Mu'minun 12)

ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ

"Kemudian Kami menjadikannya air mani dalam tempat yang kukuh (rahim)." (QS. Al-Mu'minun 13)

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ۙ  ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَ   ۗ  فَتَبٰـرَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخٰلِقِيْنَ

"Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik."
(QS. Al-Mu'minun 14)

Itu adalah Qadla atau Sistemnya,  dan Perkawinan Manusia adalah Takdir atau Qadarnya. Ada waktunya dan ada tempatnya.
Allah menciptakan Lelaki cinta Wanita dan sebaliknya,  tapi Siapa menikah dengan siapa itu Pilihan Manusia.
Hitam kawin sama hitam hasilnya anaknya hitam,  itu Sistem. Jika mau anak putih maka harus memilih.

Demikian pula dengan Rezeki,  bila pingin kaya ya harus Memilih ikhtiar untuk menjadi Kaya.
Memang Takdir itu harus diimani,  tapi Konsepnya yg mana?
Orang Islam harus Rasional, Empirik dan Ilmiah karena keimanan kita Rasional, Empirik dan Ilmiah.
Jika kita punya masalah tidak menyerah karena takdir,  tapi ikhtiar mencari Sebab,  lalu kita Analisa dan pilih Solusi.

Demikian semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar