Rabu, 19 Juli 2017

Pengajian AMM Banyumanik

Pengajian AMM Banyumanik

22 Syawal 1438 H / 16 Juli. 2017

ustadz Ir. Didik Udiono

akna Halal bi Halal

Ketika kita membahas halal bihalal,  biasanya diarahkan ke Surat Ali Imran 133-136; yg isinya antara lain adalah :
Bersegeralah menuju Ampunan Allah dan Surga ; Mengingatkan untuk bersedekah baik diwaktu lapang ataupun sempit ; serta Memaafkan Kesalahan.

Halal bihalal adalah suatu momen yg tak bisa lepas dari berakhirnya Puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan adalah puasa yg khas, berbeda dengan Puasa Senin Kamis, Puasa Daud, Puasa Assyura,  Puasa Arofah,  berbeda dengan Puasa Ayyamul Bidh.
Dimana letak perbedaannya ? Disebutkan :

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ .....

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa,......"
(QS. Al-Baqarah 183)

Kalimat "Kutiba alaikumush shiyam" itu yg membedakan. Puasa Ramadhan membutuhkan syarat Iman yg spesifik.
Kita tak bisa mengabaikan bahwa masih ada orang islam berpuasa membubarkan Pengajian Buka Puasa Bersama. Tentu bukan seperti itu orang beriman yg dimaksud.

Puasa Ramadhan itu diwajibkan setelah Peristiwa Hijrah ke Medinah. Jika kita memaafkan,  juga jangan dimaknai pemberian maaf secara massal.
Pada saat Fathu Mekkah banyak orang kafir yg dimaafkan ,diberi amnesti , tapi tidak semua dimaafkan.
Abu Sofyan, Pemimpin Kaum Kafir dimaafkan. Wahsyi,  pembunuh Hamzah paman Rasulullah dimaafkan. Namun Abu Sarah yg menistakan Al Qur'an dieksekusi mati.

Ketika Puasa Ramadhan diwajibkan, kondisi para sahabat Nabi diuraikan dalam Al Qur'an sebagai berikut :

وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ  بَعْضٍ ۘ

"Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain......" (QS. At-Taubah 71)

Muhajirin dan Anshor itu saling setia,  saling melindungi,  tolong-menolong.
Maka kalau Puasa Ramadhan semangatnya belum tolong-menolong puasanya belum memadai.
Sahabat di Mekkah digembleng imannya selama 13 tahun,  masih belum memadai.
Prinsipnya adalah :

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ......"
(QS. Al-Baqarah 286)

Setelah hijrah dan saling tolong-menolong,  kaum muslim dipersaudarakan.

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ .....

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, ....." (QS. Al-Hujurat 10)

Persaudaraan itu karena iman. Itulah dasar puasa Ramadhan. Maka kalau di bulan Ramadhan ada orang islam yg membubarkan buka puasa bersama,  itu berarti tidak ada rasa persaudaraan.
Imannyapun juga bukan iman yg layak dan Puasanyapun juga tidak layak.
Maka Rasul mengatakan :
"Ka min shoimin laisa lahu min shiyamihi illal ju'i wal athosyi."
Puasa mereka tidak ada pahalanya sama sekali.

Muhammadiyah meninggalkan hal2 yg bid'ah,  karena bid'ah menghalangi sunnah Rasul. Meskipun begitu tak ada sejarahnya Muhammadiyah memprovokasi,  membubarkan majelis bid'ah.  Itu karena menghayati semangat persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshor. Tetapi terhadap mereka yg melecehkan Al Qur'an bersikap tegas,  karena Rasul mencontohkan begitu pada fathu Mekkah.

Manhaj Muhammadiyah meniru sahabat. Memang bersifat Reformis,  tapi itu di bidang Muamalah. Di bidang Syariah dan Akidah mengacu para Sahabat.
Tentang kemarahan juga ada contohnya,  hadits yg diceritakan oleh Aisiyah r.a bahwa Rasulullah tidak pernah membalas kezaliman kepadanya sebatas tidak ada aturan agama (Allah)  yg dilanggar. Tapi sedikit saja hukum Allah dilanggar maka Rasulullah termasuk yg paling marah.

Islam itu tertinggi dan tak bisa dilampaui ketinggiannya. Harus bisa membedakan antara Pribadi dan Simbol islam. Ketika Pribadi dizalimi,  kita maafkan. Namun ketika Simbol islam dilecehkan maka tak ada kompromi.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar