Minggu, 04 Juni 2017

Kajian Ahad Pagi Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

9 Ramadhan 1438 H / 4 Juni 2017
*Drs. H. Hamzah Rifqi MSi*

*Korelasi Puasa dengan Iman*

Banyak yg mengaku islam, tapi di bulan Ramadhan tidak berpuasa. Padahal mereka tidak ada udzur tidak ada halangan. Tidak sakit dan tidak pula bepergian. Tanpa alasan mereka meninggalkan ibadah puasa.

Puasa diperintahkan kepada orang yg beriman.

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
(QS. Al-Baqarah 183)

Jadi puasa adalah resiko dari keimanan. Ibarat membayar pajak mobil adalah resiko mempunyai mobil.
Namun banyak yg mengaku beriman tapi tak mau berpuasa.

Itulah yg terjadi di masyarakat kita. Persepsi kita tentang orang islam kebanyakan keliru. Kita sering menganggap bahwa jika dia Islam maka dia beriman.

Ternyata tidak benar, ada orang yg mengaku islam tapi tidak beriman.
Allah telah memberi tahu hal itu kepada Nabi :

قَالَتِ الْاَعْرَابُ اٰمَنَّا    ۗ  قُلْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا وَلٰـكِنْ قُوْلُوْۤا اَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْاِيْمَانُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ   ۚ  وَاِنْ تُطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ لَا يَلِتْكُمْ مِّنْ اَعْمَالِكُمْ شَيْئًــا   ۗ  اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

"Orang-orang Arab Badui berkata, Kami telah beriman. Katakanlah (kepada mereka), Kamu belum beriman, tetapi katakanlah Kami telah tunduk (Islam), karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat  14)

Nabi manusia biasa seperti kita, tidak tahu apa yg ada di dalam hati.
Apalagi yg dalam hati, yg nyata saja kadang Nabi tidak tahu. Ini tentang kisah lain :

_Kisah tentang seorang lelaki yang menggauli istrinya pada siang hari bulan Ramadhan. Nabi memberikan solusi padanya dengan tiga alternatif; membebaskan budak, puasa dua bulan berturut-turut dan memberi makan enam puluh orang miskin. Lelaki tadi ternyata tidak menyanggupi ketiga alternatif ini. Nabi kemudian memberikan sekantung kurma. Lelaki tadi kemudian diperintah untuk menyedekahkannya. Tanpa disangka ternyata lelaki tadi tidak mendapat orang yang lebih miskin darinya. Serentak Rasul pun tertawa hingga terlihat giginya kemudian ia memerintahkan pemuda tadi untuk memberi makan kurma itu pada keluarganya._

Dalam kisah tadi jelas bahwa Nabi tidak tahu keadaan laki2 tesebut. Maka beliau bertanya. Namun Allah Maha Tahu apa yg ada di dalam hati. Dan Allah memberi tahu kepada Nabi.

Boleh jadi ada orang mengucapkan kalimat syahadat namun tidak masuk dalam hati sama sekali. Maka tak perlu heran tentang orang yg islam tapi tak beriman. Mereka memasuki bulan Ramadhan pun juga tidak merasa.
Ini lah yg dikhawatirkan Nabi.

Dikisahkan dalam hadits :

عن معاذ بن جبل قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم: مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ اْلجَنَّةَ

Dari Mu’adz bin Jabal radliyallahu anhu  berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang akhir ucapannya “laa ilaaha illallah” maka dia akan masuk surga”.
Kemudian Mu'adz minta ijin kepada Nabi untuk menceritakan hal tersebut kepada orang banyak . Namun jawab Nabi tidak perlu,  karena khawatir bahwa kelak manusia hanya mengandalkan amalan itu. Kemudian Mu'adz menceritakan kepada Anas dan sampailah kepada kita.
Sekarang kekhawatiran Nabi terbukti. Banyak yg bersyahadat tapi tidak beriman.

Itulah sebabnya, kenapa sekarang ini seorang Naib bila menikahkan mempelai selalu minta agar yg pria mengucapkan syahadat. Padahal hal tersebut tak termasuk syariat nikah.
Karena untuk melindungi dirinya dari dosa, sebab ada larangan menikahkan lelaki kafir dengan wanita mukminah.

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا جَآءَكُمُ الْمُؤْمِنٰتُ مُهٰجِرٰتٍ فَامْتَحِنُوْهُنَّ   ۗ  اَللّٰهُ اَعْلَمُ بِاِيْمَانِهِنَّ   ۚ  فَاِنْ عَلِمْتُمُوْهُنَّ مُؤْمِنٰتٍ فَلَا تَرْجِعُوْهُنَّ اِلَى الْكُفَّارِ   ۗ  لَا هُنَّ حِلٌّ لَّهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّوْنَ لَهُنَّ   ۚ  وَاٰ تُوْهُمْ مَّاۤ اَنْفَقُوْا   ۗ  وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اَنْ تَنْكِحُوْهُنَّ اِذَاۤ اٰ تَيْتُمُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّ   ۗ  وَلَا تُمْسِكُوْا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ وَسْـئَـلُوْا مَاۤ اَنْفَقْتُمْ وَلْيَسْـئَـلُوْا مَاۤ اَنْفَقُوْا   ۗ  ذٰ لِكُمْ حُكْمُ اللّٰهِ   ۗ  يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ   ۗ  وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila perempuan-perempuan mukmin datang berhijrah kepadamu, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; jika kamu telah mengetahui bahwa mereka beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada orang-orang kafir (suami-suami mereka). Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tidak halal bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami) mereka mahar yang telah mereka berikan. Dan tidak ada dosa bagimu menikahi mereka apabila kamu bayarkan kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (pernikahan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta kembali mahar yang telah kamu berikan; dan biarkan mereka meminta kembali mahar yang telah mereka bayarkan. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana." (QS. Al-Mumtahanah 10)

Mereka yg mengaku beriman akan diuji, karena Allah tahu mana yg serius dan mana yg hanya dimulut saja.

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا  يُفْتَـنُوْنَ
وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ  الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta."
(QS. Al-'Ankabut 2- 3)

Bila mereka benar beriman maka pasti percaya terhadap Informasi yg disampaikan oleh Allah dan Rasulnya.

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ   ۗ  اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar."
(QS. Al-Hujurat  15)

Dulu ketika turun ayat2 yg melarang khomr, ataupun melarang judi mereka langsung percaya meskipun tak bisa membuktikan kemudhorotannya.
Namun sekarang justru ketika kita telah mampu membuktikan kemudhorotan khomr ataupun judi, masih banyak yg melanggarnya, karena tidak beriman.

Yg bisa dibuktikan saja mereka tak percaya, apalagi yg belum terjadi?
Kelak manusia akan dibagi dua, yg beriman masuk surga dan yg tidak masuk neraka. Di neraka mereka diberi minum dari sumber air yg mendidih.

وُجُوْهٌ يَّوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ تَصْلٰى نَارًا حَامِيَةً تُسْقٰى مِنْ عَيْنٍ اٰنِيَةٍ

"Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk terhina, (karena) bekerja keras lagi kepayahan, mereka memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum dari sumber mata air yang sangat panas." (QS. Al-Ghasyiyah  Ayat 2 - 5)

Bila orang percaya ini, niscaya dia akan puasa sekarang. Masalahnya memang mereka tak percaya, ini dianggap ilusi saja, yg menceritakan belum mengalami.

وَمِنَ النَّاسِ  مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَبِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَ

"Dan di antara manusia ada yang berkata, Kami beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman."
(QS. Al-Baqarah 8)

Mereka itu tidak menuhankan Allah ,melainkan menuhankan hawa nafsunya.
Jadi ketika Allah memerintahkan menahan lapar dan haus di siang hari ,  mereka memilih yg lain.

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اٰمِنُوْا كَمَاۤ اٰمَنَ النَّاسُ قَالُوْاۤ اَنُؤْمِنُ كَمَاۤ اٰمَنَ السُّفَهَآءُ  ۗ  اَ لَاۤ اِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَآءُ وَلٰـكِنْ لَّا يَعْلَمُوْنَ

"Dan apabila dikatakan kepada mereka, Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman! Mereka menjawab, Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman? Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu."
(QS. Al-Baqarah 13)

Repotnya mereka itu bodoh, tetapi tidak tahu kalau dirinya bodoh. Berapa banyak diantara kita yg tak tahu cara wudhunya salah?  Berapa banyak yg tak tahu cara mandi besar?  Padahal wudhu dan mandi besar adalah syarat sahnya shalat.
Solusinya hanya satu, yaitu Belajar ! .
Nabi itu diperintahkan kepada umat untuk memberi pengajaran, termasuk cara beribadah.

Dikisahkan dalam hadits :
Pada suatu hari, seorang sahabat masuk ke dalam masjid. Saat Rasulullah berada dalam masjid. Sahabat tersebut melakukan shalat 2 rakaat .
Rasulullah memperhatikan. Usai mengerjakan shalat, sahabat itu mendatangi Rasulullah. Rasulullah bersabda :
 “Ulangi shalatmu, karena sesungguhnya engkau tadi belum shalat!”

Sahabat itu mengulangi shalatnya kembali. Namun usai mengerjakan shalat, Rasulullah bersabda :
 “Ulangi shalatmu, karena sesungguhnya engkau tadi belum shalat!”

Demikian berulang tiga kali.  Akhirnya sahabat itu berkata :
“Saya tidak bisa shalat selain seperti shalat yang tadi. Jika salah, maka ajarilah saya!”

Rasulullah bersabda , “Jika engkau hendak melaksanakan shalat, maka lakukanlah wudhu’ dengan sempurna, kemudian menghadaplah kiblat dan ucapkanlah takbir, kemudian bacalah surat Al-Qur’an yang mudah bagimu , kemudian lakukanlah shalat dengan thuma’ninah”

Thuma'ninah adalah rukun shalat, namun berapa banyak orang yg shalatnya ngebut ?
Di YouTube ada tarawih 23 raka'at dalam waktu 8 menit. Ini jelas tidak Thuma'ninah.

Pada hakekatnya puasa adalah test case dari Allah;  orang beriman atau tidak.
Ada yg islam tapi tidak beriman.
Petani menanam padi ,kadang diserang hama, tidak panen. Demikian juga dengan puasa, ada yg tidak menghasilkan apa -apa, karena tidak meninggalkan dusta dan dosa.

Demikian semoga bermanfaat.
Barokallohu fikum

SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar