Minggu, 12 November 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

23 Shafar 1439 H /12 Nopember 2017

Bp. H. Fachrur Rozy

*Bila Doa Tidak Terjawab (2)*

Melanjutkan Kajian bulan lalu,  Mengapa doa tidak terjawab.

*1. Aroftumulloh wa lam tu'iddu haqqohu*
(Katanya beriman kepada Allah,  tetapi kepada Allah tidak memperhatikan.)

Kita hafal ayat :

فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula."
(QS. Az Zalzalah 7 - 8)

Dalam bahasa Jawa kita sebut "Becik ketitik, ala ketara ". Kita juga hafal ayat kursi, yg didalamnya disebut :

  لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ

"Allah, ...tidak mengantuk dan tidak tidur..." (QS. Al-Baqarah  255)

Dalam bahasa Jawa kita sebut "Gusti Allah mboten sare ..."
Kita yakin Allah pasti mengganti,  kita yakin diawasi namun , berat mengeluarkan uang untuk infak.
Berat memenuhi panggilan Adzan,  padahal ketika Telpun berdering kita bergegas menjawab. Seolah tidak yakin kepada Allah.

*2. Qorotumul quran walam ta'malu bihi*
(Membaca Al Qur'an tetapi tidak mengamalkannya.)

Kita punya Al Qur'an tapi tidak dibaca,  kalau dibacapun tidak tahu artinya.Ketika tahu artinya, tidak diamalkan. Kalau diamalkan ternyata tidak ikhlas.

Mengajarkan Al Qur'an dilingkungan kita itu tugas kita. Tugas paling berat adalah mengajarkan kepada Orang Tua kita sendiri yg belum tahu. Karena biasanya orang tua merasa lebih berpengalaman, lebih tahu. Kita ingat bahwa Nabi Musa pun sampai berdo'a untuk melembutkan hati Fir'aun, ayah angkatnya, namun tak berhasil.

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ   وَيَسِّرْ لِيْۤ اَمْرِيْ   وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِیْ   يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ 

"Dia (Musa) berkata, Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku,dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku," (QS. Ta-Ha Ayat 25-28)

Jangan jadikan Al Qur'an hanya sebagai jimat.  Ada lagi trend pejabat atau orang kaya pindahan atau punya hajat lalu mengundang anak yatim untuk membaca Al Qur'an untuk mengusir setan atau apapun hambatan. Tentu bukan hanya itu maksudnya mengamalkan Al Qur'an.
Kita diperintahkan untuk menjaga ukhuwah islamiah,  kenyataan kita suka bertengkar sesama muslim. Alhamdulillah tabligh Akbar di Garut sukses.  Keanehan pengamalan lain,  non muslim dipuja-puja,  tapi Ustadz yg sama-sama muslim dipermasalahkan. Al Qur'an ini dibaca tapi tidak diamalkan.

Bulan Ramadhan kemarin Al Qur'an banyak dibaca,  sekarang jarang yg baca.
Oleh karena itu mari kita baca kembali Al Qur'an, dan sebaik-baik waktu membaca Al Qur'an adalah bakda subuh. Apalagi subuh bulan ini jam 4 kurang jadi makin banyak waktu. Maka kita baca Al Qur'an secara Murotal, Tadarus , Qiro'ah atau Tilawah. Sebaiknya kita baca Al Qur'an dengan pelan-pelan.
Ada perintah :
"zayyinu buyutakum bi qiroatil quran"
(hiasilah rumah mu dengan memperbanyak bacaan al-quran)

Membaca Al Qur'an dengan fasih akan dapat Berkah dari Allah,  membaca Al Qur'an dengan kesulitan dapat dua pahala. Pahala membaca dan pahala usahanya.
Ada kisah di daerah perbatasan Jateng dan Jatim jika khataman Al Qur'an maka membuat hidangan : Cengkaruk - Serabi - Kolak.  Kenapa begitu?  Ternyata riwayatnya diambil dari ayat. Al Qur'an yg pertama turun :
"iqro` bismi robbikallazii kholaq" , mereka mendengarnya "Cengkaruk Serabi Kolak".
Ini karena ketidakmampuan membaca dengan fasih. Yang penting adalah pemahaman maknanya. Perhatikan maknanya agar memahami perintah Al Qur'an.

Bila Al Qur'an diamalkan niscaya kehidupan rumah tangga,  kehidupan sosial dan negara akan harmonis.
Islam tidak bertentangan dengan Pancasila. Jadi tidak benar bahwa Islam anti NKRI,  tidak benar Islam anti Pancasila, karena Pancasila adalah hadiah Umat Islam untuk NKRI.  Ingat bahwa sila Pertama Ketuhanan YME adalah usulan Ki Bagus Hadikusumo ketua Muhammadiyah saat itu.

*3. Idda'aitum Hubba Rosulillah wa taroktum Sunnatahu.*
(Mengaku cinta Rasul tetapi meninggalkan sunah-sunahnya)

Rasulullah mengajarkan makan sambil duduk. Namun banyak resepsi manten yg meninggalkan sunnah ini. Kita sering secara sadar meninggalkan sunnah ini karena sudah biasa. Suatu kesalahan bila dilaksanakan berulang-ulang lama-lama dianggap hal benar. Orang tua jaman dulu mengajarkan kepada kita : "Mangan ngombe karo ngadeg kuwi kaya jaran " ( Makan dan minum sambil berdiri itu perilaku Kuda) .
Jadi sebenarnya Orang Tua dulu sudah mengenal Sunah.

Mudah2 an kita bisa menjaga sunnah-sunnah yg lain. Contoh lain banyak, ada yg ringan,  sedang dan berat.
Sunah yg ringan adalah menyapa dulu bila ketemu kenalan. Bila kita naik mobil maka buka jendela dulu untuk menyapa.
Sunah yg sedang,  adalah disiplin waktu.
Rasul itu kalau shalat Subuh masih gelap dan Shalat Ashar masih terang,  jangan dibalik Shalat Subuh sudah terang,  Shalat Ashar sudah gelap.
Marilah sunah Rasul kita jaga dengan baik,  shalat tepat waktu.

Sunah agak lebih berat lagi adalah Qiyamul lail.  Bila terlewat maka diganti dengan Shalat Dhuha 12 raka'at.
Sunah yg berat,  antara lain menahan emosi dan Memaafkan orang yg memusuhi. 
Dikisahkan di Madinah ada seorang pengemis Yahudi yg tua dan buta, dia setiap hari mencaci-maki Rasul. 
Namun Rasul tidak marah,  bahkan beliau kemudian memerintahkan istrinya memasakkan makanan dan beliau mendatangi dan menyuapi Yahudi tersebut.

Saat ini umat Islam sering dituduh teroris. Padahal tak mungkin. Apakah Rasul mengajarkan Teroris?  Tak ada teroris dalam islam,  karena islam mengajarkan kasih sayang.
Sebaliknya di Papua ada yg menyandera 1300 orang dengan senjata.  Tak ada satu mediapun yg menyebut teroris. Padahal mereka itulah Teroris sesungguhnya.

Maka mari kita mengamalkan sunah Rasul dengan semampu kita.


Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar