Minggu, 26 November 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

7 Robiul awal 1439 H /26 Nopember 2017

Prof. H. Yusuf Suyono MA

*Mengerti Arti Hidup*

Setiap hari kita selalu dituntut untuk menentukan dua pilihan, berjalan menuju Neraka atau menuju Surga. Itu adalah tempat peristirahatan terakhir.
Ruh manusia itu akan menjalani 5 Alam,  alam yg pertama adalah Alam Ruh. Yg kedua Alam Rahim dan yg ketiga sekarang ini,  Alam Dunia. Kelak kita akan masuk alam ke Empat yaitu Alam Kubur.  Dan terakhir kita akan masuk Alam Akhirat. Itu tempat tinggal terakhir dan disana ada dua pilihan tempat tinggal : Surga atau Neraka. Semua itu tergantung pilihan kita, Tuhan tidak memaksa manusia ke Surga atau Neraka.

Kita harus mensyukuri nikmat pendengaran, penglihatan, akal dan hati kita yg akan membuat manusia menjadi satu-satunya makhluk Allah yg dapat mengerti arti hidup. Banyak orang yg faham dan mengerti hidup,  tapi cuma sedikit yg mengerti arti hidup, tidak mengerti untuk apa mereka hidup.
Hanya mereka yg mau mengaji tahu arti hidup.
Maka semboyan kita yg muslim ini adalah : "Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un". Itu adalah ucapan semboyan kita,  bukan ucapan duka,  karena ucapan untuk berbela sungkawa yg paling pendek adalah :
"Itaqillah washbir.. " ( Bertakwalah kepada Allah dan Bersabarlah! ).
Dan ada pula beberapa ucapan lain yg lebih panjang.

Apa dan Siapa yg paling kita tunggu-tunggu di pintu gerbang kehidupan kita?
Kita hidup di Alam ketiga ini ibarat halte menunggu bis,  bukan Terminal Terakhir.
Pintu gerbang keluar yg ditunggu adalah Malaikat Maut atau Kematian. Kematian adalah Terminal Sementara,  bahasa lainnya adalah Fana. Kematian adalah tempat peristirahatan pertama,  bukan Terakhir. Bedanya dengan Komunis,  mati dianggap Alam Terakhir.
Bagi islam kematian adalah Pintu Gerbang menuju kehidupan sesungguhnya.  Sedangkan dunia ini hanya kamuflase saja. Banyak orang kaya yg tidurnya tak nyenyak,  sebaliknya banyak pula orang miskin yg tenteram, karena kamuflase tadi. Di akhirat yg disebut bidadari itu muda dan tak pernah tua.  Berbeda dengan bidadari dunia, bisa menjadi tua.

Kita mensyukuri kehidupan dunia, kita sadar sedang menuju kematian. Orang yg mengerti Arti Hidup akan menyambut datangnya Malaikat Maut dengan tangan terbuka.  Kematian tidak harus melalui sakit atau tua.  Bisa setiap saat terjadi. Nabi Muhammad saja umurnya 63 tahun,  bahkan Nabi Isa cuma 31 tahun.
Agar tidak takut terhadap kematian maka hargailah kehidupan dengan cara mengisi hidup dengan kebaikan setiap menit,  setiap detik dari umur.

Kematian pasti terjadi dan sesuatu yg pasti terjadi tetapi kita tidak tahu kapan terjadinya maka sesuatu tadi pasti sangat dekat. Jadi Kematian dan Kiamat itu pasti dekat. Maka jangan sampai kita tidak mengerti arti hidup. Agar supaya kita mengerti maka kita perlu mengaji.
Salah satu cara mengerti Arti hidup supaya tidak takut mati,  adalah dengan Sujud ( Shalat). Bila kita sudah mengerti maka ketika kedatangan Malaikat Maut kita sudah tidak takut.
Hidup adalah perjalanan panjang dan di ujung perjalanan ini Allah sudah menyiapkan seindah-indahnya tempat kembali kita,  namanya Surga.

Setiap bayi itu lahir dalam keadaan fitrah (suci,  bersih dan bening)
Rasulullah bersabda : "kullu mauludin yuladu alal fitrah". Artinya setiap anak lahir dalam keadaan fitrah.
Semua bayi yg dilahirkan itu suci,  termasuk Nabi Muhammad. Kecuali Nabi Adam yg tidak dilahirkan,  karena beliau diciptakan dari tanah.  Sedang keturunannya berasal dari sari pati tanah.
Tugas kita adalah menjaga diri agar tumbuh dan berkembang dalam fitrah kita jangan sampai terkontaminasi dosa.
Kenapa ketika kita sedang Haji ke Tanah Suci bisa melaksanakan shalat berjama'ah di mesjid,  namun ketika pulang ke Tanah Air tak bisa melakukannya?  Itu namanya tak bisa menjaga fitrah.
Dianjurkan untuk berdoa ; " Ya Allah berilah aku kemampuan untuk menjaga kurnia agung fitrah dariMu ini".
Tapi harus disertai ikhtiar.

Shalat adalah salah satu bentuk atau usaha menjaga fitrah.  Makanya shalat disebut Imaduddien atau Tiang Agama.
Kelak yg pertama kali dihitung di akhirat adalah shalat.

*1. Shalat mengajari kita bahwa hakekat umur bukanlah bilangan waktu yg terus berulang.*

Kita ini diberi ajal yg ada batasnya. Barang siapa yg bilangan ibadah dan amal sholehnya selalu berulang, maka pada saat dia mati dia akan di puncak fitrah kebaikannya. Maka umur harus inline dengan kebaikan.
Jangan sampai ajal lebih panjang dari umur. Karena itu artinya adalah orang jelek. Orang jelek itu jika meninggal banyak yg senang,  orang baik bila meninggal banyak yg sedih.
Umur itu dibagi dua,  Umur kuantitas yg disebut sebagai ajal dan Umur kualitas adalah umur kebaikan. Jadi kalau ajal lebih panjang dari umur berarti kebaikannya sedikit.
Contoh Nabi Muhammad ajalnya 63 tahun,  tapi sampai sekarang seolah masih hidup karena selalu dibicarakan.

"Jika waktu tak bisa berhenti,  Mengapa ada kata nanti? Jika waktu tak bisa dipacu, Mengapa ada kata tunggu? Hidup tak kenal siaran tunda ".

Bila mau berbuat baik, janganlah ditunda-tunda.

*2. Shalat mengajari kita agar tatapan mata kita tertuju hanya ke satu arah,  yaitu Allah Robbiyal A'laa.*

Sekarang ini banyak Tuhan-Tuhan selain Allah. Rasulullah saw pernah bersabda :
“Akan datang suatu zaman atas manusia. Waktu itu, tidak tersisa iman sedikit pun kecuali namanya saja. Tidak tersisa Islam sedikit pun kecuali ritual-ritualnya saja. Tidak tersisa Al-Quran sedikit pun kecuali pelajarannya saja. Mesjid-mesjid mereka makmur dan damai, akan tetapi hati mereka kosong dari petunjuk.......”

Maka takjublah para sahabat mendengar pembicaraan Nabi. Mereka bertanya, “Wahai Rasul Allah, apakah mereka ini menyembah berhala ?”
Nabi menjawab, “Ya ! Bagi mereka, setiap serpihan dan kepingan uang menjadi berhala.”

Jadi sejak Jaman Nabi sudah dikatakan kelak akan ada yg memperTuhankan uang.  Sekarang ini ada lagi Tuhan baru yaitu WA.

Barang siapa yg tatapan matanya hanya tertuju kepada Allah maka ia tidak akan terpana oleh godaan yg ada di sepanjang perjalanan hidup ini.

*3. Shalat mengajari kita untuk selalu menempatkan hati kita di tempat yg semestinya.*

Segala sesuatu bila itu pasti tapi tidak tahu,  berarti itu Dekat...
Kematian itu Dekat,  maka orang Jawa mengatakan bilangan 60 itu "sewidak" yg maknanya bila umur mencapai 60 tahun maka "sawektu-Wektu tindak" (setiap saat akan pergi / mati).
Maksudnya adalah peringatan untuk mempersiapkan kematian, karena godaan manusia tak peduli umur itu ada dua : "Rakus" dan "panjang angan-angan". Panjang angan-angan maksudnya meskipun umur sudah tua namun lelaki tetap tertarik kepada wanita cantik.

Maka kalau kita sudah dekat Allah,  saat kita shalat maka di bumi ini adalah tempat yg cocok buat kita.
Orang yg dekat Allah jika shalat maka pikiran fokus ke "langit" (akhirat) bukan ke bumi . Walaupun dimanapun jika waktunya shalat maka akan merasa nyaman untuk shalat,  di stasiun,  di jalan dan sebagainya. Mereka sudah rindu akan disambut masyarakat langit.

*4. Shalat adalah Representasi perkembangan Kepribadian Manusia*.

Contoh ada 4 Gerakan shalat : Berdiri - Rukuk - I'tidal - Sujud.
Supaya kita bisa menjaga fitrah terus.
Berdiri maka Posisi akal lebih tinggi dari Hati,  menggambarkan bahwa manusia itu Rasional. Rukuk supaya terjadi keseimbangan antara Akal dan Hati. Menyertakan suara Hati kedalam suara Akal.  Seperti Ilmu ekonomi hanya berdasarkan Akal saja,  kita perlu memasukkan suara Hati agar tidak memikir untung rugi saja, itu adalah hawa nafsu. I'tidal, adalah pengarahan Allah agar kita merasakan betapa tidak nyamannya jika kita hanya mendengarkan rasio tanpa mendengarkan suara hati. Sujud mengajar kita untuk menjadikan Hati sebagai Panglima seluruh aktivitas kita.

Allah SWT berfirman:

"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar." (QS. Al-Anfal 28)

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. At-Tahrim 8)

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar