Minggu, 05 November 2017

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

16 Shafar 1439 H /5 Nopember 2017

Drs. Muchtar Hadi

*Berhati-hati*

Dalam hidup ini sangat diperlukan untuk  berhati-hati. Dalam istilah agama,  berhati-hati adalah Ikhtiar.
Khalifah Umar bin Khattab adalah orang yg sangat hati-hati. Dikisahkan ada seorang Raja Romawi ingin bertemu dengan Umar bin Khattab untuk belajar tentang manajerial dan Leadership. Raja Romawi tadi mencari info tentang cara bagaimana menemui Umar bin Khattab dan dia mendapat saran agar menemui Umar bin Khattab di masjid,  karena Umar bin Khattab selalu disana.

Maka Raja Romawi tadi menunggu di muka masjid pada waktu subuh. Namun dia tidak menemukan Umar. Karena dia merasa penting,  maka dia tunggu sampai dhuhur. Tetapi sampai dhuhurpun dia tidak menemui Umar bin Khattab. Maka dia meragukan keakuratan informasi yg diterimanya.
Ternyata persepsi Raja Romawi ini keliru,  dia menganggap karena Umar bin Khattab adalah khalifah, maka ketika keluar dari masjid pasti banyak pengawalnya. Karakter ini tidak ada pada Umar bin Khattab,  maka Raja Romawi tadi tidak berhasil menemukan Umar bin Khattab.

Orang sehebat Umar bin Khattab itupun ternyata masih suka belajar. Beliau bertanya kepada Ubay bin Kaab. Ubay bin Kaab adalah Penghafal Al Qur'an yg terbaik dari golongan Anshor. Ubay adalah yg paling sering menjadi Imam Shalat Tarawih pada waktu itu.

Umar bertanya : "Wahai Ubay,  sebenarnya takwa itu apa? "
Pertanyaan ini mendasar sekali,  kita ingat ayat

 اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

"... Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa....." (QS. Al-Hujurat 13)

Ubay menjawab : " Apakah anda pernah berjalan melewati jalan yg tidak lurus , licin dan berliku-liku ? ".
" Pernah .."
" Apa yg anda lakukan? "
" Saya harus berhati-hati agar tidak jatuh".
" Itulah Takwa, takwa adalah hati-hati... " , demikian jawab Ubay.

Jadi kita itu harus punya SIKAP dan SIFAT HATI-HATI. Sikap adalah sikap mental , tapi juga Sifat,  artinya dilaksanakan tanpa harus difikir-fikir dulu , hati-hati sudah menjadi reflek.

*Hati-hati dalam ibadah*

Ibadah adalah perbuatan atau inisiatif apapun yg tidak bertentangan dengan hukum Allah.

Contoh :

1.  Tempat Wudhu.
Tempat wudhu kadang ada yg dipisah dengan genangan air yg dimaksudkan untuk mencuci kotoran pada kaki agar tidak mengotori tempat suci.
Namun sikap hati-hati akan membasuh kaki lagi setelah melewati genangan tadi,  karena pada genangan tersebut kotoran-kotoran kecil berakumulasi.

Kaidah yang berkaitan dengan hal ini ialah:
اَلْيَقِيْنُ لاَ يُزَالُ باِلشَّكِّ
*“Keyakinan tidak dapat dihapus dengan keraguan.”*

Melewati genangan air yg kotor tadi akan ragu bahwa kaki menjadi kotor , meskipun yakin tidak kena najis dan wudhunya masih ada.
Maka sikap Membasuh kaki setelah lewat genangan adalah untuk menghilangkan ragu-ragu terhadap kotoran. Ikhtiar ini adalah Sikap Hati-hati.

Kondisi lain,  misal kita wudhu kemudian melewati anak kecil yg kencing. Meskipun kita tidak kena,  tapi sikap hati-hati akan memerintah untuk membasuh kaki lagi.
Sikap hati-hati,  setelah wudhu masih membasuh kaki lagi itu adalah kemantapan,  bukanlah pilihan. Bila kemantapan itu hanya masalah ragu atau tidak.  Belum tentu sunah bila dikerjakan, belum tentu makruh kalau ditinggalkan.

2. Menggunakan sesuatu Berlebih.
Menggunakan uang tanpa batas, tanpa prinsip keekonomian itu termasuk tidak hati-hati.
Menggunakan air untuk wudhu dengan boros itu termasuk tidak hati-hati.  Perbuatan itu disebut Tadzir,  orangnya disebut Mubadzir. Kadang kita salah kaprah menyebut perbuatan Mubadzir.

3. Makan dan Minum
Ada sunah yg perlu dijalani,  antara lain adalah. :
Menggunakan tangan kanan.
Sebelumnya membaca do'a :

الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya :
Yaa Allah, berkatilah rezeki yang engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka

Kata rozaqtana,  artinya adalah rezeki yg sudah didapat, yaitu makanan tadi.
Maka harus dihabiskan, karena telah kita mintakan agar barokah. Jangan sampai terjadi,  siapa tahu barokah Allah justru diturunkan pada makanan atau minuman yg tersisa.
Ini termasuk sikap hati-hati,  seperti hadits jika kita makan pakai tangan maka diperintah untuk menjilat sisa yg melekat pada jari.  Jangan sampai membuang makanan.

Jika kita mengajari anak atau cucu makan, bila dia belum bisa membaca do'a, maka kita yg membacakan dan ajari dia untuk menghabiskan makanan.

Jika kita membeli daging ayam, kita ragu-ragu antara halal atau Haram mengenai cara menyembelihnya?
Disini berlaku yg Yakin tidak akan hilang karena ragu.

Hal-hal diatas tadi adalah ibadah biasa atau muamalah. Terkait ibadah khusus,  maka sikap hati-hati adalah sesuai dengan tuntunan yg diajarkan.
Bila kita menambahi maka bukanlah hati-hati tapi bahkan menjadi Bid'ah.
Contoh bertasbih : Subhanallah ..., yg diajarkan adalah 33 kali,  maka jika kita nambahi jadi 40 kali maka tidak menjadi kebaikan,  malah jadi bid'ah.

Kesimpulannya adalah sikap hati-hati pasti ada hikmahnya

TANYA - JAWAB

1.  Sujud Akhir yg lama
Pertanyaan. :
Kadang saat shalat ada yg sujud akhirnya lama sekali,  ini termasuk hati-hati atau bid'ah

Jawab :
Sujud akhir lama,  ada beberapa kemungkinan,  bacaannya diulang-ulang, atau bacaannya memang pelan,  atau dia menambah do'a.
Mengenai tambahan doa ini tidak mengganggu ibadah,  karena ada hadits

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

“Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu.” (HR. Muslim)

Jadi kesimpulannya adalah boleh.

2.  Shalat di rumah Tanpa sajadah
Pertanyaan :
Dalam rumah yg kadang jadi tempat parkir motor,  dan sepatu masuk apa boleh shalat tanpa sajadah.

Jawab :
Kalau itu "yakinnya" adalah tidak suci,  karena ada sepatu masuk. Jadi shalat wajib pakai sajadah.

3. Minum Sedikit Ketika dijamu
Pertanyaan :
Kalau kita bertamu,  dijamu minum,  biasanya hanya diminum sedikit. Ini termasuk Tadzir atau tidak?

Jawab :
Termasuk tadzir.
-----

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar