Minggu, 08 April 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

21 Rojab 1439 H/8 April 2018

Dr. H. M.Saerozi MA

*TANTANGAN JAMAN MILENIA*

Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ ۚ  لَا يَضُرُّكُمْ مَّنْ ضَلَّ اِذَا اهْتَدَيْتُمْ  ۗ  اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُـنَـبِّـئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu; karena orang yang sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu semua akan kembali, kemudian Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al-Ma'idah 105)

Tafsir kata-kata " Hai orang-orang yg beriman jagalah dirimu" , ini terkait dengan hadits dari Tirmidzi :

Berkata Abu Tsa’labah:
“Demi Allah, aku telah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang ayat itu, maka beliau SAW bersabda yang artinya:
“Beramar ma’ruf dan nahi mungkarlah kalian sehingga sampai kalian melihat kebakhilan sebagai perkara yang dita’ati, hawa nafsu sebagai perkara yang diikuti; dan dunia sebagai perkara yang diagungkan , setiap orang merasa ta’jub dengan akal pemikirannya masing-masing, maka peliharalah diri-diri kalian (tetaplah di atas diri-diri kalian) dan tinggalkanlah orang-orang awam karena sesungguhnya pada hari itu adalah hari yang penuh dengan kesabaran.
(HR.At Tirmizi)

Kapan menjaga diri yg diperintahkan dalam ayat Al Maidah 105 itu ?
Akan datang suatu saat bahwa :

1. Ada orang-orang yg amat sangat kikir.
Kita harus melakukan amar makruf dan nahi mungkar. Jangan sampai ikut menjadi kikir.

2. ‎Orang-orang yg menuruti hawa nafsu.
Orang lebih suka bermain daripada mengaji. Orang lebih memilih tidur bermalasan daripada giat bekerja. Orang lebih suka menunda shalat daripada Shalat di awal waktu.

3. ‎Dunia lebih diprioritaskan

4. ‎Orang yg sangat bandel dengan pendapat yg keliru. (Bhs Jawa : "Mbeguguk ngutha Waton")
Ketika diingatkan bahwa pendapatnya salah,  bahkan dia makin marah. Ketika orang tua,  Pejabat sudah saling marah,  merasa benar sendiri,  maka Anak muda tambah tak terkendali.

Maka menurut Sabda Nabi SAW,  ketika itu kita harus mendengar SUARA HATI agar kita tidak terjerumus kepada 4 hal tersebut di atas.
Ini menjadi penting kalau kita melihat kondisi saat ini rasanya empat hal tersebut sudah terjadi. Ada hal-hal yg mestinya tak perlu terjadi,  tapi bisa terjadi.

Seandainya tak ada Puisi : " Saya tidak tahu Syariat Islam,  yg saya tahu Sari Konde...."
Seandainya tak ada itu maka tak perlu ada minta maaf dan cium tangan Kiyai, tak perlu ada kemarahan umat.
Jelas bahwa itu adalah perbuatan tanpa pertimbangan,  itu menuruti hawa nafsu.

Dalam dunia Medsos saat ini mungkin kadang kita juga melakukan, kalau menerima WA yg dirasa bagus segera dishare,  takut kedahuluan teman,  padahal belum dipertimbangkan.
Dan jika ada yg menegur bahwa yg disebar adalah Hoax malah marah.
Jadi yg ada adalah Benar dan Salah,  terjadi Pertengkaran.

"Tinggalkanlah orang awam..." , artinya kita tak harus mengikuti pendapat umum yg awam,  tapi belajarlah mencari yg benar. ..

Dalam hadits yg lain diceritakan kondisi saat itu sebagai berikut , Rasulullah SAW bersabda,

يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ

“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi).

Mungkin hari ini sudah masuk ke Zaman itu,  zaman yg sudah disabdakan oleh Rasulullah SAW,  15 abad yg lalu.
Kita ingat dulu untuk mengenalkan telpun membutuhkan beberapa puluh tahun dan melibatkan beberapa ribu orang. Kemudian berkembang dengan internet,  butuh beberapa tahun untuk mengenal lebih banyak orang. Terakhir dengan Face book dan Media Sosial lainnya hanya butuh 1 - 2 tahun dan melibatkan jutaan orang.
Maraknya internet dan Medsos menyebabkan yg dulu tabu dan ditutup-tutup sekarang menjadi terbuka. Dalam dunia sekarang ini ada kemudahan terhadap agama,  tetapi juga ada kemudharatan terhadap agama.
Maka ada Kaidah fiqih berbunyi:

وما أدى إلى الحرام فهو حرام

Apa saja yang dapat terlaksananya perbuatan haram, maka itu juga haram.

Kembali ke hadits :
Seseorang yang bersabar pada hari itu seperti seseorang yang memegang bara.
Bara itu jika dipegang terasa panas, namun jika dibiarkan pasti mati.
Ibarat agama saat ini. Perhatikan saja agama anak kita,  jika kita biarkan saja ya mereka akan tidak shalat.
Tetapi bila "dipegang", artinya kita perhatian dengan agama mereka,  dengan mengingatkan waktu shalat,  terasa sangat menjengkelkan karena suara kita tak didengarkan, kalah dengan permainan game mereka. Diperingatkan dibilang orang tua cerewet, dibiarkan saja pasti tidak shalat. Jadi benar kata Nabi SAW, seperti Memegang bara.

Contoh lingkungan juga tidak mendukung,  ketika Masjid adzan dan iqomat ternyata kesibukan tetap berjalan, sepak bola tetap jalan. Pengajian seperti ini,  jika tak ada yg menyelenggarakan, pasti Islam akan mati. Namun bagi yg menyelenggarakan,  berkali-kali mengundang orang itu benar-benar membutuhkan kesabaran.
Maka Sabda Nabi pada lanjutan hadits tadi :
"Seseorang yang beramal pada hari itu sama pahalanya dengan 50 orang yang beramal sepertinya.”

Orang-orang yg menemui jaman dimana muncul 4 gejala tadi :  Orang menjadi sangat kikir,  Orang menuruti hawa nafsu,  Dunia lebih diprioritaskan,  dan Orang sulit diarahkan kepada hal yg benar ;  adalah bagai Memegang bara bila dia menegakkan agama. Namun bila dia bersabar maka pahalanya dilipatkan 50 kali.

Ilustrasinya misal ditengah masyarakat individualistis,  maka siapa yg mengajak beramal katakan 1000 rupiah,  maka pahalanya dilipatkan 700 kali,  kemudian masih digandakan lagi 50 kali.
Artinya apa?  Itu berita gembira dari Nabi kepada mereka yg menempuh jalan Amar Makruf Nahi Mungkar.
Artinya adalah : JANGAN PUTUS ASA.
Tetaplah bertahan menjadi Orang yg dermawan,  menjadi orang yg mampu menundukkan hawa nafsu,  menjadi orang yg tidak mengutamakan dunia dan menjadi Manusia yg mau bermusyawarah maka pahala amalan akan dilipat gandakan 50 kali.

Ketika memasuki jaman itu maka berhati-hatilah,  selalu bertanya kepada Suara Hati,  tentang baik-buruk,  benar-salah. Agar tidak terjadi seperti yg dicontohkan didepan yg sedang viral.
Itu adalah hawa nafsu,  mengucap sesuatu tanpa difikir matang akhirnya menimbulkan kegaduhan. Entah apa motifnya, bisa macam-macam, mungkin ingin terkenal atau yg lain.

Orang Jawa mempunyai Nasehat yg bagus : *"Kesandhung ing Rata, Kebentus ing Tawang"*

Artinya, kesandhung ing rata (tersandung di tempat yang rata), kebentus ing tawang (terbentur di langit).
Ini adalah sesuatu yang jarang atau mustahil terjadi .Bagaimana mungkin tersandung  di tempat rata, dan kepala terbentur di langit ? Maka apabila hal itu terjadi, lebih dikarenakan kecerobohan orang yang bersangkutan.Untuk itulah peribahasa tersebut mengingatkan agar selalu waspada dan berhati-hati dalam berbuat apa pun, kapan dan di mana pun berada.

Sekarang ini justru banyak elite pejabat yg saling mengumbar ucapan,  saling sindir dan menjadi saling emosi. Dan lebih parahnya pengikutnya juga melibatkan diri dan menjadi hiruk -pikuk. Itu semua akibat kurang mengendalikan nafsu yg mestinya tak perlu. Dalam rangka beragama Rasul mengajarkan kepada kita :
 Rasulullah SAW bersabda, “Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits at-Tirmidzi)

Dulu ada istilah untuk melakukan sosialisasi : " sak kasur,  sak dapur,  sak sumur " , ini perlu dipakai dalam menegakkan amar makruf.
Seorang tokoh Rhenald Kasali menyoroti jaman Now ini adalah jaman milenial. Cirinya anak remaja jaman sekarang itu tak tahu bedanya malam dan siang,  karena hidupnya hanya dikamar bermain game. Mereka malam main game dan siang tidur,  tak kenal dengan orang lain. Kalau dibiarkan pasti berdampak pada agama,  karena tidak tidur malam maka tidak dapat bangun shalat subuh.
Generasi muda terlalu sibuk dengan angannya sendiri,  banyak bermain HP walaupun sedang dijalan dan tak peduli orang lain,  tak peduli orang tua.
Hal semacam ini perlu menjadi perhatian. Maka "Memegang" agama anak-anak kita benar-benar seperti Memegang bara. Maka siapa yg sabar dalam masa itu akan mendapat balasan pahala 50 kali lipat.
Kapan?  Tentunya nanti ketika kita dikembalikan , seperti pada ayat di atas.

*Tiga Pilar Sekulerisasi*

Inilah dunia sekarang, kita ditantang oleh 3 hal

1. Kehidupan di dunia harus disterilkan dari pengaruh Ruhani dan Agama.
Urusan dunia dianggap tak ada hubungan dengan agama. Orang bekerja dianggap tak ada hubungan dengan agama. Ini menjadi keprihatinan kita orang islam yg mayoritas.

2. ‎Dunia politik harus dikosongkan dari pengaruh Agama dan Nilai Spiritual.
Partai yg memilih Presiden / DPR dianggap tak ada hubungan dengan agama. Dunia diunggul-unggulkan dan agama dipinggirkan.

3. ‎Tidak ada kebenaran mutlak.
Dimana-mana kita dengar istilah agama itu sama saja,  yg penting hasilnya. Berarti proses tidak penting,  syariah tidak penting. Maka bila ada ayam mati yg satu disembelih dan satu dicekik dianggap sama.  Padahal beda.

Menganggap kitab suci itu buatan manusia. Banyak orang mengkritik kitab sucinya sendiri. Ketika jaman seperti ini maka kita membawa agama seperti menggenggam bara.
Mencari kader generasi muda untuk berjuang di bidang agama sudah sulit. Orang mencari menantu yg ditanya sudah kerja atau belum,  memang penting tapi tak pernah tanya sudah shalat atau belum.

بَادِرُوا فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ

يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا

وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا

Nabi SAW bersabda: “Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia.” (HR. Ahmad)

Pagi beriman dan sore kafir, artinya orang beragama sudah sangat labil. Kita bisa saksikan acara TV dimana ibu dan anak berpasangan,  ibu berpakaian rapat menutup aurat tetapi anaknya diumbar auratnya.

Ini semua tidak boleh menjadikan kita pesimis. Justru sebagai peringatan sekaligus memotivasi untuk tetap sabar menggenggam bara dengan harapan balasan 50 kali lipat.
Artinya adalah Surga makin dekat, maka kita perlu makin mendekap agama.
Bila tak ada Pengajian maka matilah islam. Mungkin islam masih ada tapi tak ada pengaruhnya.
Semoga ini menjadi perhatian kita.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar