Minggu, 22 Juli 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

JAGALAH ALLAH !

Tanggal : 9 Dzulqo'dah 1439 H/ 22 Juli 2018

Nara sumber :  Arief Rachman, Lc.MA

1. Abdullah bin Abbas

Abdullah bin Abbas ini adalah salah satu sahabat nabi yang luar biasa, karena selain masih sangat muda,  beliau juga dido'akan oleh Rasulullah :

اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ

“Ya Allah, buatlah dia menjadi faqih di dalam agama ini, dan ajarilah dia ilmu ta’wil (ilmu tafsir al-Qur’an).”

Dan do'a Rasul ini terkabul,  Abdullah bin Abbas menjadi sangat pandai dan ahli Tafsir Al Qur'an. Dikisahkan ada beberapa kejadian yang membuktikan kepandaian Abdullah bin Abbas.

1. Ketika Rasulullah mendapatkan wahyu Surat An Nasr. :

اِذَا جَآءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًا  فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ  ۗ  اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا

"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima Tobat." (QS. An-Nasr ayat 1- 3)

Umar bin Khattab bertanya kepada Para Sahabat : "Bagaimanakah pendapat kalian tentang makna firman Allah SWT : Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. (An-Nasr: 1) ?

Maka sebagian dari mereka menjawab. ”Ayat ini memerintahkan kepada kita untuk memuji Allah dan memohon ampunan kepada-Nya, apabila kita peroleh kemenangan dan pertolongan."
Dan sebagian dari mereka hanya diam, tidak mengatakan sepatah kata pun.
Kemudian Umar menanyakan pendapat Abdullah bin Abbas.
Abdullah bin Abbas pun menangis, sehingga para sahabat lain heran dan bertanya,  kenapa menangis?

Maka Abdullah bin Abbas menjawab, bahwa kalau orang sudah masuk islam berbondong-bondong lalu Nabi sebagai utusan , tugasnya apa lagi ?
Ayat ini merupakan pertanda dekatnya ajal Rasulullah SAW.
Begitu hebatnya pendalaman Abdullah bin Abbas terhadap hal yang tersirat dari ayat.  Padahal saat itu beliau masih kecil.

2. Abdullah bin Abbas adalah seorang yang suka mencari data tentang Sabda Nabi. Beliau mencari kepada Para Sahabat yang lain dan ditulis semua. Sampai Para Sahabat heran karena hampir semua orang sudah tahu,  untuk apa ditulis?
Kemudian setelah Rasulullah wafat,  terjadi perang dengan Musailamah al Kadzab dan banyak sahabat yang meninggal. Baru kemudian orang menyadari pentingnya Abdullah bin Abbas yang belajar dari satu orang ke orang lain dan akhirnya Abdullah bin Abbas menjadi rujukan.

2. Perintah Menjaga Allah

Ada sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang disampaikan lewat Abdullah bin Abbas dan sangat istimewa , karena merupakan pesan untuk Menjaga Allah.

عبْد الله بن عَبّاسٍ -رَضِي اللهُ عَنْهُما- قالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَوْمًا، فَقَالَ: ((يَا غُلاَمُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ؛ احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ))

Abdullah bin ‘Abbas –ra – menceritakan, suatu hari saya berada di belakang Nabi SAW. Beliau bersabda, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat :Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan , mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering."  (Sunan At Tirmidzi).

Hadits ini istimewa karena bisa diterapkan diseluruh kehidupan kita,  kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, kehidupan bermasyarakat bahkan kehidupan bernegara.
Jadi dari kalimat pendek tadi maknanya sangat luas. Menurut para ulama memang Sabda Nabi selalu sedikit tapi luas. Salah satu contoh adalah ketika ditanya : Agama itu apa?  Maka Rasulullah hanya menjawab bahwa Agama adalah Nasehat. Maka bagi kita menyampaikan agama itu wajib karena memberi nasehat. Namun perlu diingat bahwa cara memberi nasehat itu harus benar.
Nasehat mungkin bermanfaat seketika itu juga,  namun bisa juga bermanfaat jauh hari kemudian. Karena itu perlu memberi nasehat sejak anak masih kecil.  Kenapa?  Karena mengukir ingatan pada anak kecil lebih mudah dilakukan, seperti ungkapan : "Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, sedangkan belajar sesudah besar bagai melukis di atas air".

3. Jagalah Allah, Maka Allah akan menjagamu.

Orang yang awam akan bertanya,  kenapa Allah harus dijaga ?
Padahal hadits ini senada dengan firman Allah dalam Al Qur'an.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ تَـنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad  7)

Allah kan Maha Kuasa kenapa harus ditolong?  Maka Para ulama menafsirkan bahwa : Jagalah Allah maksudnya adalah Jagalah agama Allah,  yaitu Islam.

Maknanya luar biasa, ada beberapa makna yang perlu difahami.

3.1. Menjaga Allah, adalah menjaga Hak-hak Allah dari hambaNya.

Dalam sebuah hadits dikatakan tentang hak Allah :

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ( يا معاذ, أ تدرى ما حق الله على عباد ؟ ) قال : الله و رسوله أعلم, قال : ( أن يعبدوه ولا يشركو به شيأ,...

Rasulullah SAW bersabda : “wahai Mu’adz, tahukah engkau apa hak Allah atas para hamba-Nya ?” Mu’adz berkata : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, Beliau bersabda : “hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun,...." (HR Bukhari Muslim)

Hak Allah adalah agar manusia beribadah kepadaNya dan ini juga sesuai dengan ayat :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ  اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat 56)

مَاۤ اُرِيْدُ مِنْهُمْ مِّنْ رِّزْقٍ وَّمَاۤ اُرِيْدُ اَنْ  يُّطْعِمُوْنِ

"Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat 57)

Manusia beribadah itu merupakan kebutuhan manusia,  sama sekali bukan kebutuhan Allah. Saat ini kita hidup pada masa dimana pengaruh berbagai faham saling mempengaruhi. Mungkin kita tak sadar bahwa kadang ada sesuatu tayangan yang dapat mengikis akidah kita , terutama bagi anak-anak,  misalnya film pertarungan antar dewa yang tak sesuai logika kita. Ini berbahaya sekali bagi agama. Maka kita harus menjaga agama.

Ada lagi misal ada tanya-jawab tentang belajar tenaga sakti apa boleh selama akidahnya kuat?
Tetapi siapa yang bisa menjamin akidah tetap kuat? Maka sebaiknya kita menghindari hal-hal yang menyalahi akidah,  misal ada aturan setelah khataman harus Puasa 9 hari dan sebagainya. Ada pula amalan Asmaul Husna tetapi ada dua yang aneh karena bukan dari Asmaul Husna. Ini merupakan penyimpangan yang harus ditinggalkan.

3.2. Menjaga Allah dengan Komitmen mengerjakan Perintah dan meninggalkan larangan-laranganNya.

Kita perlu mengkaji apa yang diperintah dan apa yang dilarang.
Biasanya perintah dan larangan diawali dengan kata : " Yaa ayuhaladzina Amanu" dan "Yaa Ayuhanass".

Contoh yang paling populer adalah surat Al Baqarah. 183

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَامُ ....

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa ...,"
(QS. Al-Baqarah 183)

Kita semua taat melaksanakan perintah puasa. Akan tetapi aneh, kenapa kita tidak taat pada perintah lain,  padahal redaksional perintahnya mirip.

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِى الْقَتْلٰى   ۗ

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu melaksanakan qisas berkenaan dengan orang yang dibunuh.." (QS. Al-Baqarah 178)

Orang menjadi bingung,  disini hukumnya tidak begitu. Padahal agama itu diturunkan antara lain untuk menjaga jiwa. Maka ancaman hukuman terhadap Pembunuhan juga amat berat (qisas).
Itu adalah perintah,  ada pula larangan misalnya :

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰۤى اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً   ...

"Dan janganlah kamu mendekati zina; zina itu sungguh suatu perbuatan keji..." (QS. Al-Isra'  32)

Maka jika kita menjalankan Perintah dan menjauhi larangan itu namanya menjaga Allah.
Kita menjaga Ayat-ayat Perintah atau larangan Pribadi, maka Allah akan menjaga Pribadi kita. Ayat hubungan kekeluargaan, maka Allah akan menjaga kita dalam masalah keluarga. Bila kita menjaga Ayat-ayat Sosial,  maka Allah akan menjaga Kehidupan Sosial kita.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ ۖ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka..."
(QS. Al-Hujurat 12)

Buruk sangka, ini untuk kehidupan sosial dilarang. Bila kita bisa menjaganya maka Allah akan menjaga kehidupan bermasyarakat.
Dalam Surat Al Hujurat juga diperintahkan menutupi aib.

Di Indonesia ada Pemilu pemimpin 5 tahunan. Memprihatinkan bahwa banyak yang meninggalkan akhlak islam. Hari ini kita mendukung si A,  maka aib pribadi si A ditutup. Namun ketika si A pindah haluan maka semua aib pribadi si A keluar semua. Padahal kita diperintah menutupi aib.

 وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“...Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. ....” [HR. Tirmidzi]

Kita lihat ketika pilkada,  betapa mudahnya kita mengeshare aib pribadi seseorang. Padahal itu larangan.

3.3. Menjaga Allah dengan Prinsip pada batasan Syariah.

Kalau kita bisa Total itu lebih baik, namun bila kondisi tidak memungkinkan maka kita hanya wajib menjalankan sebatas yang bisa dilakukan. Misal dalam hal ini adalah Bank Syariah,  seandainya belum bisa total ekonomi Syariah ya kita menjalankan semaksimalnya yang bisa dilakukan.
Ulama membuat kaedah untuk hal ini,

ما لا يدرك كله لا يترك كله

“Jika tidak didapati seluruhnya, jangan tinggalkan seluruhnya (yang mampu dikerjakan).”

3.4. Menjaga Allah,  dengan mempergunakan tubuh kita sesuai dengan tujuan Allah menciptakannya.

Allah memberi kita tangan,  kaki, potensi dan sebagainya, jika kita manfaatkan sebagaimana Allah bertujuan menciptakan kita,  maka itu sebenarnya sudah mendatangkan penjagaan Allah pada diri kita.
Maka dalam Al Qur'an banyak ayat dengan kata "ma'a" yang artinya beserta.

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْن

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah 153)

Allah beserta orang yang sabar. Sabar itu tidak ada batasnya,  sabar itu indah,  sabar itu bukan defensif, bukan nrima. Sabar itu mempertahankan hak.

4. Jagalah Allah, Maka Allah akan engkau dapati dihadapanmu.

Dalam hadits lain dikatakan :

ﺗَﻌَﺮَّﻑْ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﺧَﺎﺀِ ﻳَﻌْﺮِﻓُﻚ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸِّﺪَّﺓِ

“Kenalilah (ingatlah) Allah  di waktu senang pasti Allah  akan mengenalimu di waktu sempit.” (HR. Tirmidzi)

Yang sering terjadi terbalik,  kita ingat Allah hanya saat susah,  namun saat lapang kita justru lupa. Mestinya ketika lapang,  yaitu sehat dan punya rejeki seharusnya makin banyak ibadahnya, banyak infaknya.
Itu namanya menjaga Allah.

Dalam hadits lain dikatakan
Ada seorang sahabat bertanya : "Ya Rasulullah bagaimana masuk surga?"
Rasulullah menjawab, "laksanakan yang wajib."
Tapi jika ingin tingkatan surga yang lebih baik maka lakukanlah amalan Sunah. Ibarat kuliah jika ingin lulus ada standard minimal kelulusan,  maka lakukan yang wajib. Namun jika ingin mendapat ranking,  lakukan yang sunah.

Ada hadits siapa yang membangun masjid di dunia maka Allah akan membangunkan rumah baginya di surga. Makanya kalau orang Arab memberi bantuan membangun masjid, dia menyumbang sendiri untuk satu masjid. Agak beda disini yang patungan membangun masjid.

Dalam sebuah hadis qudsi:
Allah Ta'ala berfirman, ".. Tidak ada yang paling Aku cintai dari seorang hamba kecuali beribadah kepada-Ku dengan sesuatu yang telah Aku wajibkan kepadanya. Adapun jika hamba-Ku selalu melaksanakan perbuatan sunah, niscaya Aku akan mencintanya. ........
Aku menjadi penglihatan yang dia melihat dengannya ....."  (HR Al Bukhari)

Maka kadang ada orang yang diberi kelebihan dapat melihat melampaui kemampuan biasa,  itu mungkin karena amalan sunahnya luar biasa.

Ketika kita berdo'a maka kita merasa Allah itu dekat. Namun kadang kita keliru dalam memahami kedekatan Allah. Karena mestinya ketika kita berdosa segera bertaubat karena Allah dekat.
Ketika orang tua wafat kita malah minta orang lain mendoakan,  sementara kita malah sibuk melayani tamu. Ini kesadaran yang perlu ditingkatkan.

5. Apabila minta,  maka mintalah sama Allah.

Tak berarti jika meminta kepada Allah itu harus detail.  Kita tak perlu minta mobil , karena mungkin Allah memberi rejeki dengan cara lain.

Ada yang kecewa dengan cara penerimaan siswa cara zona,  karena tak dapat memasukkan anak ke sekolah lain. Ini tak perlu,  karena Allah memberi ilmu lewat jalan lain.

Sebelum kita menikah mungkin berdoa minta jodoh. Cuma mungkin orang tua berdo'a pengin anaknya menikah sama si A, padahal anaknya berdo'a minta nikah sama si B.

Itu semua menunjukkan jika kita berdoa jangan terlalu detail.
Bila kita minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah. Dalam surat Al Fatihah dikatakan bahwa sebelum meminta awali dulu dengan ibadah.

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ

"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (QS. Al-Fatihah 5)

Hal penting lain bahwa do'a secara masal dan tujuan sama dampaknya luar biasa. Demikian pula do'a seorang Pemimpin yang Adil dampaknya luar biasa. Karena itu jika memilih pemimpin,  pilih yang bisa berdo'a.

6. Ketetapan Allah yang berlaku.

Ini yang terakhir terkait dengan :
"Seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu."

Ada kisah tentang Bung Karno (benar atau tidak tak diketahui)  , ketika di penjara di Digul dan diberi tahu akan dieksekusi besuk pagi.
Intinya adalah bahwa kemudian beliau memasrahkan nasib pada Al Qur'an yang dibuka,  kebetulan adalah ayat :

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ  ۚ  فَاِذَا جَآءَ  اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَئۡخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (QS. Al-A'raf 34)

Ternyata eksekusi dibatalkan. Wallohu alam.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar