Senin, 30 Juli 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

HADITS ARBAIN NAWAWIYAH

Tanggal : 16 Dzulqo'dah 1439 H/ 29 Juli 2018

Nara sumber :  Dr. dr. H. Masrifan Djamil MPH, MMR

Tinggalkan yang meragukan

Ada hadits yang intinya agar kita meninggalkan hal yang meragukan dan agar menuju pada yang tidak meragukan.

دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ (. رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ )

‘Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.” [HR at-Tirmidzi]

Orang tua kita dulu menasehati jika kita mau pergi tapi ragu-ragu,  maka janganlah pergi. Menurut agama, hal yang meragukan adalah Syubhat . Itu sebaiknya ditinggalkan. Demikian juga dengan kilafiyah sebaiknya ditinggalkan. Bila kita ingin sesuatu yang tidak ragu-ragu maka ambilah dari Al Qur'an dan Hadits,  jangan mengambil dari Kitab yang disusun Ulama.

Syarat masuk Surga

Salah satu Hadits yang dapat dijadikan rujukan adalah Hadits Arba'in Nawawiyah. Namun sebelumnya akan kita bahas dulu seandainya kita hanya mengerjakan amalan wajib saja.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ ؟ قَالَ : نَعَمْ .

Dari Jabir bin Abdullah Al Anshary radhiyallahu ‘anhuma, bahwa seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah dengan berkata, “Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, lalu saya tidak menambah lagi sedikit pun, apakah saya akan masuk surga?” Beliau menjawab, Ya.” (HR. Muslim).

Alhamdulillah,  hanya dengan begitu bisa masuk surga. Hal ini kemudian dikaji oleh para ulama.
Kita perhatikan tentang kewajiban shalat,  kewajiban ini tolok ukurnya adalah Surat Al Mukminun.

الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خَاشِعُوْنَ

" yaitu orang yang khusyuk dalam sholatnya," (QS. Al-Mu'minun 2)

Sholat harus khusyuk, artinya shalat harus standar. Jangan kalau jadi imam di masjid shalatnya lama, tapi kalau shalat sendiri cepat , ini namanya tidak standar. Beberapa sikap shalat ada sedikit perbedaan,  misal mengangkat tangan waktu takbir, semua punya dasar namun akan bagus jika mengerjakan shalat dengan sangat serius dimanapun.
Demikian pula dengan ibadah di bulan Ramadhan itu juga banyak sekali yang harus diseriusi.

Kemudian "menghalalkan yang halal", ini artinya bahwa dalam hal makan saja pasti pilih-pilih. Tidak mau memakan sembelihan yang tak jelas. Maka dia akan menyembelih binatang sembelihan sendiri,  atau membeli daging yang ada sertifikat halalnya atau hanya makan seafood.
Maka bagi kita perlu adanya pihak yang meyakinkan tentang kehalalan makanan yang dijual.

Siapakah yang Selamat ?

Kalau kita ingin selamat maka harus taat kepada Rasul. Ini tidak selalu berarti harus taat kepada ulama perorangan, sebagaimana sabda beliau SAW :

مَنْ أَطَاعَنِيْ فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللهَ، وَمَنْ أَطَاعَ أَمِيْرِي فَقَدْ أَطَاعَنِي، وَمَنْ عَصَى أَمِيْرِي فَقَدْ عَصَانِي.

“Barangsiapa yang taat kepadaku berarti ia telah taat kepada Allah dan barangsiapa yang durhaka kepadaku berarti ia telah durhaka kepada Allah, barangsiapa yang taat kepada Pemimpinku maka ia taat kepadaku dan barangsiapa yang maksiat kepada Pemimpinku, maka ia maksiat kepadaku.” (Mutafaq Alaihi)

Namun ketaatan kepada Pemimpin ini kilafiyah,  karena pada waktu itu Pemimpin (Gubernur)  dilantik oleh Nabi. Tentang ketaatan ini diperintahkan juga dalam Al Qur'an, namun derajat ketaatan terhadap Ulil amri beda dengan ketaatan terhadap Rasul. Ketaatan terhadap Ulil amri tak ada kata "wa athii'u" maka bobot ketaatannya beda.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْ ۚ  فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَـوْمِ الْاٰخِرِ  ۗ  ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan ulil amri pemegang kekuasaan di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul , jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' 59)

Kilafiyah bukan Rahmat.

Ada hadits yang mengatakan kilafiyah adalah rahmat, namun itu adalah Hadits Palsu. Hadits yang shahih adalah perintah untuk berjama'ah.

Rasulullah SAW bersabda:

"عليكم بالجماعة ، وإياكم والفرقة ، فإن الشيطان مع الواحد وهو من الاثنين أبعد " [سنن الترمذي: صحيح]

"Hendaklah kalian berjama'ah, dan janganlah kalian berpecah, karena sesungguhnya setan itu bersama orang yang sendiri, sedangkan terhadap orang yang berdua lebih jauh." [Sunan Tirmidzi]

Setan akan menyenangi orang yang sendirian. Maka disarankan untuk  minimal selalu berdua.

Hadits Arba'in Nawawi

Hadits arbain Nawawiyah,  ditulis oleh Yahya Bin Syaraf bin Murry bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Juma bin Hazam an Nawawi.
Nawawi adalah nama tempat.
Hadits yang sering dibahas adalah tentang Niat,  kemudian Hadits Jibril yang membahas apa itu Islam,  Iman dan Ihsan dan Hadits Tanda-tanda Hari Kiamat.

Beliau menjadi terkenal karena karyanya yang hebat. Perlu menjadi pelajaran buat kita bangsa Indonesia,  karena kita ini sering budayanya salah,  tak mau kesulitan. Bahkan ketika menasehati anak juga :
"Jangan yang sulit-sulit.. ".
Padahal apa yang tidak sulit?  Membuat komputer laptop juga tidak mungkin mudah. Jadi jika kita ingin negaranya maju maka harus berani menempuh kesulitan.

Hadits ke empat

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ   ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ      أَوْ سَعِيْدٌ.    فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ  الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا                            

[رواه البخاري ومسلم]

Terjemah Hadits / ترجمة الحديث :

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah SAW menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga. (HR Bukhori dan Muslim).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits :

1. Ruh ditiupkan ke dalam tubuh manusia ketika kandungan berusia 4 bulan.

2.Rezeki,  ajal,  amal dan nasibnya sudah ditentukan. Tapi jangan lupa untuk berdo'a karena ada hadits bahwa do'a -lah yang dapat mengubah nasib seseorang.

3. Maka berdo'alah sebanyak-banyaknya, karena do'a adalah ibadah. Berilah anak dengan nama yang baik, karena nama ibarat do'a orang tua.

4. Amal perbuatan dinilai di akhirnya.
وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari)
Maka berhati-hatilah. jangan biarkan orang tua hidup sendiri,  karena orang sendiri mudah diganggu setan.

5. Hendaklah kita tidak terpedaya dengan kondisi saat ini , mungkin masih muda dan sehat , justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan akhir yang baik (husnul khotimah).

6. ‎Banyak amalan do'a untuk husnul khotimah,  ada yang pendek ada yang panjang.

Do'a terpendek adalah do'a Nabi Yusuf 'Alaihis Salam:

تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

“Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh.” (QS. Yuusuf: 101)

Do'a yang panjang adalah do'a Salamat.

Pembuktian Hadits ke Empat

Hadits ke-empat ini dan Surat Al Mukminun ayat 12 sampai 14 adalah dalil yang sangat dekat dengan pengetahuan kedokteran dan sudah dibuktikan secara ilmiah dan ditulis oleh Maurice Bucaille.

1. Berjuta-juta sperma ditahan Ovum dan hanya satu yang bisa masuk. Maka hanya sperma yang juara menjadi bayi dan jadilah manusia sempurna.
2. ‎Sudah dibuktikan bahwa jantung mulai berdetak ketika kandungan usia 4 bulan, dan mulai ada gerakan.
3. ‎Pembentukan manusia tak dikendalikan oleh ibunya ,  benar-benar pabrik yang luar biasa karena merupakan gabungan dari kedua orang tuanya sehingga kemudian jadi bayi sempurna.

TANYA JAWAB

Pertanyaan 1 :
Kehidupan dalam rahim,  kenapa penyakit bisa nurun dari orang tua.?

Jawaban :

Ibu dan bapak membawa chromosome,  masing-masing 22.
Maka jika bapak ibunya sakit akan dapat menurunkan penyakit. Ini yang menyebabkan penyakit turunan. Genetic yang dominan akan sangat berpengaruh.
Ada teman yang sekeluarga punya cholesterol tinggi karena turunan,  tetapi ada yang kena sakit jantung dan ada yang tidak kena. Ini karena masing-masing beda dalam menjaga kesehatannya, mungkin juga kepribadiannya beda,  ada yang tipe A dimana dia perfectionist sehingga stressnya tinggi.

Pertanyaan 2 :
Kaitan antara amalan dinilai pada saat akhir dengan Allah yang senang menerima taubat bagaimana?

Jawaban :

Taubat itu tidak diterima ketika nyawa sudah sampai tenggorokan.
Contohnya adalah Fir'aun yang bertobat ketika hampir ajal.
Maka kita agar selalu bertaubat. Jangan lupa untuk selalu istighfar.
Disarankan untuk tiap pagi dan sore membaca Sayidul Istighfar.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar