Minggu, 05 Februari 2017

Pengajian AMM Banyumanik

Pengajian AMM Banyumanik

8 Jumadil awal 1438 H/
5 Februari 2017
Ustadz Eko Prayitno

Islam Berkemajuan Konsekwensi Ketaqwaan

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).

Islam berkemajuan adalah representasi dari surat Al Ashr. Ini identik dng surat Al Maun, tapi belum banyak gaungnya.
Pada periode KH Ahmad Dahlan dulu untuk sosialisasi Al Maun perlu waktu 3 bulan, dan untuk Al Ashr perlu 8 bulan padahal suratnya lebih pendek.
Yg dimaksud berkemajuan adalah perilaku berkeislaman, harus lebih sempurna. Berkemajuan ini sudah diserukan sejak KH Ahmad Dahlan. Kalau diperhatikan bahwa dalam hal Disiplin kita masih lemah, Kepedulian thd masyarakat juga lemah. Baru ketika diganggu kita baru ber- teriak2 (pinjam istilah Pak Syafei Ma'arif).

Surat Al Ashr mengatakan manusia dalam kerugian. Bisa rugi duniawi dalam arti kekurangan, atau ukhrowi atau malah keduanya.
Nah untuk menjadi untung maka perlu melaksankan surat Al Ashr ini.

Ada 4 kandungan dari surat Al Ashr agar menjadi manusia yg beruntung.
Prosesnya melalui *penyempurnaan diri* dan selanjutnya menjadi *penyempurnaan masyarakat*

1. Iman yg dilandasi Ilmu

مٍطَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam” (HR Ibnu Majah)

Dari hadits tersebut iman atau keyakinan saja tak cukup bila tanpa ilmu. Contohnya adalah iblis, dia yakin kepada Allah, tapi dia tak punya ilmu. Ada dialognya dalam Al Qur'an

Dalam Al Qur'an juga disebut Ash-Shūraá :52 -
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

Terjemahan menyebut "siapa yang Kami kehendaki", tidak berarti kita pasif. Kita harus proaktif mencari ilmu.

2. Mengamalkan ilmu

Menurut Fudhail bin iyadh :
"Seseorang yg berilmu akan tetap menjadi orang yg bodoh sampai dia dapat mengamalkan ilmunya, apabila dia mengamalkannya barulah dia menjadi orang alim"

Ambil contoh HPT biasanya diawali dengan thaharah.
Namun kebanyakan masyarakat kita apa melakukan ? Mereka melakukan kebiasaannya saja. Padahal Surat Al Maidah ayat 6 jelas : Basuhlah tanganmu sampai siku, bukan sebaliknya.
Terus jumlah air biasanya boros.
Padahal haditsnya adalah 3/4 liter air. Demikian juga berkumur dan memasukkan air ke hidung dilakukan bersamaan, bukan berurutan.

Bila kita sudah tahu ilmunya tapi tidak mengamalkan maka kita termasuk rugi.

Rasul bersabda :
"Seseorang tidak akan beranjak dari tempatnya pada hari kiamat nanti hingga dia ditanya tentang ilmunya apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu tersebut" (HR Ad Darimi 537)

3. Berdakwah Menuju Jalan Allah.

Setiap muslim diperintahkan untuk berdakwah :

Yūsuf :108 - Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Mengapa harus berdakwah ?

Fuşşilat :33 - Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

Berdakwah itu ada 2 dimensi, vertikal (hablu minalloh) dan horizontal (hablu minanass)
Ketika vertikal tak banyak masalah, tapi ketika horizontal banyak tantangan
Kita diperintahkan ukhuwah islamiah, itu bukan sesama muslim saja, tapi hubungan yg bersifat islami.

Rasul bersabda :
"Demi Allah, sungguh jalan Allah memberikan petunjuk kepada seseorang dengan perentaraan dirimu itu lebih baik bagimu daripada unta merah" (HR Buchori 2783)

Jika kita mengajak orang ke jalan Allah dan dia mau maka kita dapat kebaikan luar biasa.

Dalam hadits lain :
"Tidak sempurna keimanan seseorang diantara kalian hingga ia senang apabila saudaranya memperoleh sesuatu yang ia senangi" (HR Buchori)

Pada hakekatnya manusia ingin beribadah, namun nafsu menghalanginya.

4. Bersabar Dalam Berdakwah

Ini perlu terutama ketika berdakwah horizontal karena akan berhadapan dengan nafsu, kesenangan dan adat istiadat . Bisa2 dituduh tidak toleran.
Allah telah memberi peringatan :

Al-'An`ām :34 - Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.

Kita perlu mencontoh Rasul. Bagaimana beliau berdakwah di Thoif, sampai dilempari batu segala.
Termasuk dakwah Muhammadiyah, pasti banyak tantangan. Mungkin ada yg merasa cukup belajar dari internet. Padahal belum tentu benar.

Kenapa Islam Berkemajuan menjadi Konsekwensi ketaqwaan

Biasanya kita artikan taqwa sebagai melaksanakan Perintah Allah dan meninggalkan laranganNya.
Padahal semua mempunyai konsekwensi seperti Sholat konsekwensinya terhindar dari perbuatan keji, Puasa menjadikan kita taqwa dan Zakat membersihkan Harta dan Jiwa.

'Āli `Imrān :102 - Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Ayat ini selalu dipakai oleh khotib dalam khutbah jum'at karena merupakan rukun.

Al-'A`rāf :35 - Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati

An-Naĥl :128 - Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

Mungkin timbul pertanyaan, lalu taqwa itu seperti apa ?
Taqwa adalah sebuah proses batin dimana Allah selalu melekat dan mengawasi diri kita. Seperti dalam Mukadimah Dasar Muhammadiyah, ibadah itu taqarub ilallohu.

Masih ada yg lain :

Al-'Aĥzāb :70 - Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,

Al-'Aĥzāb :71 - niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.

Hadits :
"Aku berpesan kepadamu dengan takwa kepada Allah dalam segala urusanmu baik yg tersembunyi maupun yg terang2 an" (HR Ahmad)

Dan derajat tertinggi dari ketakwaan seperti pada surat al Lail 17 - 21

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar