Rabu, 09 Januari 2019

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

KAJIAN AHAD MUHAMMADIYAH BANYUMANIK

KETIKA RASUL MEMBANGUN KHOIRU UMMAH

Dr.H. Rupi'i Amri MAg
30 Robiul Akhir 1440 H/ 6 Januari 2019

Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ  ۚ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ  اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْن

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok , dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr 18)

Dalam salam satu kitab tafsir Ibnu Katsir menyatakan :
"Evaluasilah diri kalian sebelum dievaluasi oleh orang lain, dan lihatlah bekal apa saja yang sudah  kalian persiapkan dari amal-amal yang sholeh untuk menghadapi suatu hari nanti dimana kalian pasti akan kembali dan akan berhadapan dengan Tuhan untuk mempertanggung-jawabkan perbuatan kalian!"

Ayat ini mengingatkan kepada kita, agar pada tiap akhir tahun atau awal tahun untuk mengevaluasi program kita berapa % yang terealisir dan diantara yang terealisir berapa yang sukses mencapai target.

Bagi yang biasa menjalani ilmu manajemen tentu mengenal POAC (Planning,  Organizing, Actuating, Controlling). Maka kita perlu melaksanakan evaluasi diri karena kita tidak tahu akan sampai berapa lama kita hidup. Sudah seberapa amal perbuatan atau perjuangan yang telah kita sumbangkan?  Maka kita perlu untuk menengok sejarah, bagaimana dulu perjuangan Nabi Muhammad SAW.

Kita diberi tahu oleh Al Qur'an bahwa Nabi Muhammad SAW itu baik dari jalur ayah maupun ibu, semua dari jalur yang mulia. Abdul Muthalib kakek Nabi Muhammad SAW adalah orang yang mendapat amanat menjaga kunci Ka'bah dan menjamu Tamu dengan air Zam-Zam.
Pada suatu ketika sumur Zam- Zam ini buntu tak ada airnya. Tentu hal ini membingungkan Abdul Muthalib.

Kemudian Abdul Muthalib bermimpi mendapat perintah agar menggali saluran dekat sumur Zam-Zam. Padahal tempat itu angker karena tempat Persembahan Berhala Kaum Quraisy. Maka tak ada seorangpun yang mau membantu menggali.

Abdul Muthalib tetap menggali saluran Sumur Zam-Zam tersebut dengan dibantu seorang anaknya.
Pada saat itu terbayang alangkah enaknya jika punya anak laki-laki banyak tentu bisa membantu dirinya. Bahkan kemudian dia bernadzar bahwa apabila dia mempunyai 10 anak laki-laki,  dia sanggup mengorbankan satu anaknya.

Agama islam memang tidak  melarang kita punya banyak anak,  karena sebenarnya Allah yang menjamin rejeki mereka.

وَلَا تَقْتُلُوْۤا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍ ۗ  نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ  وَاِيَّاكُمْ ۗ  اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْاً كَبِيْرًا

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar." (QS. Al-Isra' 31)

Dengan perjalanan waktu akhirnya Abdul Muthalib ini memang mempunyai 10 anak laki-laki.  Namun dia lupa terhadap nadzarnya.
Ketika 10 anaknya telah besar, ada yang mengingatkan tentang nadzarnya, bahwa nadzar harus ditepati. Kemudian Abdul Muthalib melakukan pengundian. Ternyata meskipun diundi sampai 3 kali yang keluar namanya adalah Abdullah bin Abdul Muthalib,  ayah Nabi Muhammad SAW.

Abdullah ini adalah anak yang paling disayang oleh Abdul Muthalib,  bahkan oleh orang-orang Quraisy. Dia adalah lelaki yang sangat tampan dan baik akhlaknya. Maka kalau kita mau bernadzar hendaknya hati-hati. Apalagi kalau nadzar kurang baik jangan dilakukan. Pada hakekatnya sebetulnya nadzar adalah keinginan yang bersyarat,  artinya pelit. Maka ketika bernadzar itu ada ketidak-ikhlasan.

Ketika Abdullah mau dikurbankan dicegah oleh Tokoh-tokoh Quraisy. Abdul Muthalib diminta menghadap seorang Wanita Suci untuk meminta nasehat. Ketika itu memang masa kekosongan wahyu yaitu antara masa Nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW , maka banyak orang yang bertanya kepada dukun. Wanita Suci tadi dapat melihat pancaran sinar dari mata Abdullah. Kemudian dia mengatakan bahwa dari diri Abdullah kelak akan menurunkan Manusia yang sangat mulia.

Kadang manusia memang dapat memancarkan suatu aura dari dirinya, seperti disebutkan :

تَرٰٮهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا  ۖ  سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ  ۗ  ذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰٮةِ   ۖ  وَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِ   ۚ

"... Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil,...." (QS. Al-Fath 29)

Kemudian wanita suci tadi memerintahkan untuk mengganti nadzar berkurban Abdullah dengan kurban yang lain,  yaitu kurban 100 unta. Abdullah ini memang banyak diharapkan oleh wanita Quraisy untuk jadi suami mereka. Namun kemudian dia dijodohkan dengan Aminah,  seorang wanita yang juga bernasab baik.

Mencari surga itu tidak mudah. Perjuangan Rasul bersama sahabatnya dalam mendakwahkan islam itu sungguh berat.
Kita awali dari perjuangan Rasul di Gua Hira tempat turunnya wahyu pertama. Gua itu jalannya begitu terjal. Medannya luar biasa dan untuk naik kesana memerlukan waktu 2 jam jalan kaki.

Para sahabat baik yang dari kelompok bangsawan maupun rakyat jelata seperti Bilal mendapatkan tekanan yang luar biasa. Bilal ini adalah seorang budak,  karena masuk islam dia disiksa. Kemudian dia ditebus oleh Abu Bakar dengan uang tebusan yang jumlahnya luar biasa.  Jadi semua sahabat berkurban,  ada yang menyumbang uang,  ilmu atau tenaga.

Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladan bagi kita semua.
Allah SWT berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا  

"Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.".(QS. Al-Ahzab 21)

Nabi Muhammad SAW adalah manusia mulia,  namun dibalik itu dia juga manusia biasa. Ketika Rasul seringkali jalan-jalan di Pasar untuk mengontrol perdagangan, ada yang protes. Jika Nabi kenapa jalan-jalan ke pasar?  Maka Allah SWT berfirman:

قُلْ اِنَّمَاۤ اَنَاۡ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰۤى اِلَيَّ اَنَّمَاۤ اِلٰهُكُمْ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ فَاسْتَقِيْمُوْۤا اِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ   ۗ  وَوَيْلٌ لِّلْمُشْرِكِيْنَ

"Katakanlah Muhammad, Aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu tetaplah kamu beribadah kepada-Nya dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Dan celakalah bagi orang-orang yang menyekutukanNya," (QS. Fussilat 6)

Nabi Muhammad SAW berdakwah di Mekkah selama 13 tahun namun hasilnya tak memadai,  hanya 70 orang pengikutnya, karena banyak tantangan. Maka ketika kita berdakwah dan tak mendapat sambutan,  kita tak perlu untuk putus asa.

Karena tekanan kaum kafir makin besar maka turunlah perintah Hijrah ke Medinah. Ada beberapa langkah penting yang dilakukan Nabi ketika hijrah ke Medinah.

*1. Membangun masjid sebagai pusat peradaban.*

Masjid yang pertama kali dibangun adalah masjid Quba, kemudian disusul masjid Nabawi. Kalau saat ini masjid Nabawi sudah luar biasa besar,  mampu menampung jama'ah antara 600.000 sampai 1, 5 juta orang. Tenaga tukang sapunya saja ada 1500 orang.

Masjid dijadikan multi fungsi tidak hanya sebagai tempat untuk ibadah ritual saja tapi juga berfungsi untuk tempat mediasi orang yang berselisih, termasuk urusan rumah tangga. Masjid juga sebagai tempat untuk konsultasi masalah sosial budaya. Masjid juga merangkap sebagai Baitul Maal. Masjid juga merupakan tempat untuk merancang strategi perang.

Ketika itu ada tokoh munafik yang membuat masjid dan disebut Masjid Dhiror untuk meraih dukungan umat. Tapi dia ingin membuat kerusakan.  Kemudian turun ayat :

اَفَمَنْ اَسَّسَ بُنْيَانَهٗ عَلٰى تَقْوٰى مِنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ اَمْ مَّنْ اَسَّسَ بُنْيَانَهٗ عَلٰى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهٖ فِيْ نَارِ جَهَـنَّمَ ۗ  وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ

"Maka apakah orang-orang yang mendirikan masjid atas dasar takwa kepada Allah dan keridaanNya itu lebih baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh lalu bangunan itu roboh bersama-sama dengan dia ke dalam Neraka Jahanam? Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. At-Taubah 109)

*Hikmah Pelajaran*

Bila kita ingin menggapai kejayaan maka hendaknya kita kembali ke masjid. Ibarat nasehat dokter kepada pasien yang terkena penyakit, untuk kembali menjaga pola makanan yang sehat. Maka kita makmurkan masjid-masjid dan kita sumbangkan apa yang dapat kita sumbangkan.

*2. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshor.*

Sejarah membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW benar-benar pemimpin yang luar biasa. Sebagai seorang pemimpin beliau mempunyai Visi yang sangat Visioner. Beliau melihat dua kekuatan yang jika tidak disatukan bisa membahayakan. Yaitu Kaum Muhajirin dan Anshor.

Keberhasilan penyatuan dua kaum ini diabadikan dalam Al Qur'an

وَالَّذِيْنَ تَبَوَّؤُ الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّاۤ اُوْتُوْا وَيُـؤْثِرُوْنَ عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ    ۗ  ۗ  وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَـفْسِهٖ فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"Dan orang-orang Ansar yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Hasyr 9)

Ketika Kaum Muhajirin meninggalkan Mekkah untuk hijrah ke Medinah, mereka meninggalkan harta bendanya di Mekkah. Adapun Kaum Anshor sudah beriman dan mereka menyambut Kaum Muhajirin. Mereka dipersaudarakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam mempersaudarakan ini Nabi mempertimbangkan kesepadanan. Bila saudagar dengan saudagar. Bila rakyat jelata juga dengan rakyat.

Ada satu kisah tentang Abulrahman bin Auf dari Mekkah yang dipersaudarakan dengan Sa'ad bin ar Rabi dari Medinah yang dicatat sejarah.

Abdul Rahman bin Auf berkata :
“Rasulullah SAW telah mempersaudarakan antara aku dengan Sa’ad bin ar-Rabi, lalu Sa’ad bin ar-Rabi berkata: “Aku adalah orang Ansar yang paling banyak hartanya, maka aku beri separuh hartaku untukmu, kemudian lihatlah di antara kedua isteriku siapa yang engkau suka nanti akan aku ceraikan untukmu, jika dia telah halal maka nikahilah.”

Maka aku berkata kepadanya: “Aku tidak memerlukan itu. Begini saja, apakah ada pasar yang sedang berlangsung transaksi jual beli saat ini?” Sa’ad menjawab: “Ada. Pasar Qainuqa’.” Lalu aku pergi ke sana, aku membawa keju dan minyak samin (berniaga)....."

Luar biasa,  akhirnya Abdul rahman bin Auf menjadi orang yang sangat kaya,  tetapi dia risau dengan hartanya. Kemudian dia bertanya kepada Isteri Rasulullah. Jawabannya disarankan untuk mensedekahkan hartanya.

*Hikmah Pelajaran*

Saat ini ketika negara kita dalam tahun Politik,  jelas telah terbelah dua,  yaitu Pendukung Jokowi dan Pendukung Prabowo. Kalau melihat suasana sudah mulai panas. Maka mestinya ada pihak ketiga yang tetap netral ditengah menjaga keutuhan persatuan jangan sampai terpecah.

*3. Membangun Solidaritas Eksternal.*

Ketika internal sudah kuat,  kemudian Nabi membangun hubungan dengan suku-suku di luar Medinah. Tindakan ini benar-benar jeli,  karena selain Kaum Muhajirin dan Kaum Anshor masih ada Kaum Yahudi dan Kaum Penyembah Berhala.  Kaum Yahudi yang sangat militanpun ada 3 bani yaitu :
Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa'.

Kalau masyarakat yang heterogen itu tidak dipersatukan maka pasti timbul perpecahan. Kemudian Nabi menyusun Piagam Medinah (Medinah Constitution) pada tahun 622 M yang isinya 47 Pasal.  Dapat dibayangkan kehebatan Nabi,  karena untuk membuat suatu aturan yang disepakati semua pihak itu pasti sulit. Piagam Medinah ini untuk menghentikan permusuhan dua suku yang selalu berperang, yaitu Suku Aus dan Suku Khazraj. Kemudian juga memuat kewajiban masing-masing kaum.

Dengan persatuan itu akhirnya mereka menjadi satu Ummah dan diabadikan dalam Al Qur'an

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ  بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ

"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kamu.menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah....." (QS. Ali 'Imran 110)

Kemudian ayat selanjutnya

وَلْتَكُنْ  مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ  عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ  وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali 'Imran 104).

Kiyai Haji Ahmad Dahlan merenungkan ayat itu lama sekali,  kemudian beliau merealisasikan dengan mendirikan Muhammadiyah. Dalam ayat di atas ada dua kata yang maknanya baik : al khoiru dan ma'ruf. Namun ada perbedaannya. Al Khoiru adalah kebaikan secara umum. Adapun ma'ruf kebaikan secara tradisi. Belum tentu satu hal baik bagi satu kaum dianggap baik bagi yang lain.

*Hikmah Pelajaran*

Umat islam pada jaman Nabi Muhammad SAW disebut sebagai Umat terbaik. Tapi coba kita lihat kondisi sekarang betapa umat terbelakang, banyak orang miskin dan gelandangan. Ini tentu menjadi tugas kita semua untuk memikirkannya.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar