Selasa, 21 Agustus 2018

Khutbah Iedhul Adha 1439 H / 2018 Lapangan Setiabudi Banyumanik

HAKEKAT QURBAN ADALAH KEBERPIHAKAN KEPADA ALLAH

‎Oleh : Drs. H. Sukamdo. M. Si

PCM / Majelis Tabligh Muhammadiyah
‎Banyumanik - Semarang

Perkenankanlah kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang dengan inayahNya kita dapat merayakan Hari Raya Idhul Adha dengan tenang dan khidmad dan dapat melaksanakan sholat Ied dengan khusyuk, semoga ibadah kita diterima Allah SWT.

Pada kesempatan ini kita bisa mengambil pelajaran dari Nabi Ibrahim a.s. Dikisahkan bahwa Ibrahim a.s sangat mencintai anaknya sehingga kecintaannya tersebut telah menimbulkan attachment / keberpihakan yang berlebihan, bahkan melebihi kecintaannya kepada Allah SWT.

Rasa cinta seperti itu telah membuatnya bersikap tidak adil. Dikisahkan Nabi Ibrahim a.s selalu berpihak kepada anaknya apabila anaknya berselisih dengan kawannya. Padahal sebagai seorang Nabi yang membawa ajaran Allah SWT sikap seperti itu akan membahayakan karena sulit baginya untuk berbuat adil, mencintai sesama dengan tidak pandang bulu, serta melakukan kebaikan dengan ikhlas.

Maka Allah SWT menyuruh Nabi Ibrahim a.s mengorbankan anaknya yang sebetulnya dimaksudkan bukan untuk menyembelih anaknya, tetapi untuk memotong rasa attachment / keberpihakan yang begitu besar kepada sesuatu selain Allah SWT. Ketika itulah Nabi Ibrahim a.s mendapat ujian yang begitu berat, sehingga digambarkan begitu sedihnya Ibrahim a.s mendapatkan perintah tersebut.

Setelah melalui perjuangan batin, Nabi Ibrahim a.s mengajak musyawarah kepada anaknya seperti tersebut dalam Al Qur'an surat Ash Shaffat.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰى ۗ

"Maka ketika anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim berkata, Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!"

قَالَ يٰۤاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ  سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Dia (Ismail) menjawab, Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." (QS. As-Saffat 102)

Setelah melalui perjuangan batin yang panjang dan karena didorong pula oleh anaknya untuk melaksanakan perintah tersebut, akhirnya ia rela mengorbankan anaknya. Ketika pisau sedang diayunkan untuk mengorbankan anaknya, ketika itulah rasa keberpihakan kepada anaknya terputus, sehingga Allah SWT menyetop Ibrahim a.s dan menyuruh menggantikan korbannya dengan seekor kambing gibas.

Kenabian Ibrahim a.s telah sempurna karena saat itu ia hanya mempunyai attachment / keberpihakan kepada Allah SWT, sehingga ia dapat memperlakukan setiap manusia dengan adil,  kasih sayang,  serta betul-betul ikhlas karena keberpihakan hanya kepada Allah SWT,  bukan karena ingin dipuji atau alasan-alasan lainnya.

اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ

Bila kita perhatikan ayat di atas maka akan kita dapati 4 pelajaran darinya.

1. Pelajaran untuk menjunjung tinggi perintah Allah.
2. ‎Ketegaran Nabi Ibrahim a.s dalam menghadapi cobaan / ujian.
3. ‎Pentingnya memberi bekal ilmu dan rasa taqwa kepada anak.
4. ‎Kesabaran Nabi Ismail a.s dan Nabi Ibrahim a.s dalam melaksanakan perintah Allah.

Apabila isi kandungan ayat tersebut kita ambil hikmahnya,  kemudian kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari in syaa Allah bangsa ini akan segera bangkit dari persoalan-persoalan keterpurukan selama ini.
Coba kita bayangkan bagaimana dampak positifnya jika umat islam menjunjung tinggi perintah Allah. Tentunya segala aktivitas kerjanya akan punya nilai kendali dan otomatis hal-hal yang negatif akan terhindari.

Kita bisa juga mencoba merenungkan bagaimana hasilnya bila dalam hidup ini kita memiliki ketegaran dalam menghadapi bermacam-macam cobaan. Tentu tidak akan mudah untuk dibelokkan ke arah yang negatif dan merugikan.

Kita bisa memperhatikan bagaimana hasilnya apabila seorang ayah berhasil memberi bekal kepada anaknya berupa ilmu dan rasa taqwa terhadap Allah.  Tentu kelak orang tua akan bahagia dan anaknyapun akan menempuh masa depan dengan penuh harapan.

Bagaimana indahnya andaikata bangsa ini bisa mengendalikan emosinya. Maka cobaan yang berbentuk apapun tentunya bisa diatasi dengan baik dan dampaknya adalah Allah SWT akan mengganti musibah dengan kemenangan / kebahagiaan.

Dari peristiwa ini juga dapat diambil pelajaran :

1. Tokoh Nabi Ibrahim a.s sebagai seorang ayah yang harus dijadikan contoh bagi ayah-ayah masa kini. Ia amat mencintai anak dan isterinya , tetapi cintanya kepada Allah SWT berada di atas segala-galanya. Nabi Ibrahim a.s memberikan contoh sebagai orang tua yang baik harus mau bermusyawarah dengan anak dan keluarganya.
2. ‎Siti Hajar yang sangat kuat imannya dan setia kepada suami serta cinta dan kasih sayang kepada puteranya. Ibu yang demikian wajib diteladani oleh ibu-ibu masa kini. Seorang ibu yang baik adalah yang sabar dan tabah. Tidak berduka ketika suaminya tercinta meninggalkannya seorang diri di gurun pasir Sahara,  ia merelakan pergi suaminya,  karena kepergiannya untuk memenuhi panggilan Ilahi. Kesetiaan, keikhlasan Siti Hajar perlu dicontoh dan diteladani oleh ibu-ibu dan wanita masa kini. Ketabahan, kesabaran dan kesetiaan kepada suami merupakan sumber keharmonisan rumah tangga sekaligus kebahagiaan rumah tangga yaitu Rumah Tangga yang Sakinah, mawaddah wa rahmah.
3. ‎Ismail adalah tokoh remaja, teladan/ contoh yang harus ditiru oleh remaja masa kini,  untuk mewujudkan takwanya dan baktinya kepada Allah SWT dan kepada orang tua, ia rela mengorbankan nyawanya berpisah dengan jasadnya. Bukankah itu suatu pengorbanan yang luar biasa?

اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ

Sehingga wajarlah Allah SWT menyatakan dalam Al Qur'an :

اِنَّ  هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰٓ ؤُا الْمُبِيْنُ

"Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata." (QS. As-Saffat 106)

Anak yang baik adalah anak yang taat, tunduk, patuh pada Allah SWT serta kepada orang tuanya.

Kepada saudaraku yang diberi kemudahan rezeki kami berharap mau melaksanakan qurban. Kita masih mempunyai kesempatan hari ini,  3 hari sesudahnya. Jangan kita ingkari perintah Allah SWT. Jangan kita hanya mementingkan kepentingan diri kita sendiri tanpa memikirkan fakir miskin.
Sungguh mengkhawatirkan sekali orang yang tidak mau menyembelih qurban sementara mereka mampu.

 مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَ لَمْ يُضَحّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا.

“Barangsiapa yang mempunyai kelapangan rezqi, tetapi tidak berqurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami”. [HR. Ibnu Majah]

اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ

Jadi makna qurban yang secara ritual dirayakan oleh umat Islam setiap tahunnya adalah bukan semata-mata untuk menyembelih kambing atau sapi saja. Tetapi harus diniatkan untuk "menyembelih" keberpihakan kita kepada selain Allah SWT seperti berhala-berhala, kebanggaan diri, uang, status, kekuasaan, golongan dan kesombongan.

Ketika kita telah berpihak kepada Allah SWT kita baru bisa berbuat baik kepada sesama manusia dengan ikhlas dan adil.

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُـوْمُهَا وَلَا  دِمَآ ؤُهَا وَلٰـكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْ ۗ  كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا  لَـكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ ۗ  وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

"Daging hewan kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Hajj  37)

*Manfaat Ibadah Qurban*

Dalam surat Al Kautsar terkandung pesan bahwa pembuktian seorang yang beriman yakni menegakkan sholat dan berkorban. Ketika seseorang beriman dan taat kepada Allah SWT dia akan diminta pengorbanannya.
Adapun manfaat berqurban :

1. Berqurban meningkatkan kepedulian, solidaritas dan jiwa sosial terhadap sesama manusia.
2. ‎Berqurban berarti berbagi harta dengan sesama dan ikut membahagiakan mereka.
3. ‎Qurban memberikan pendidikan bagi umat islam agar suka berkorban.
4. ‎Berqurban tidak hanya menyembelih hewan saja, tetapi juga berkorban uang, tenaga dan waktu, serta pikiran.
5. ‎Berqurban dapat menghilangkan sifat kebinatangan yang penuh dengan hawa nafsu.
6. ‎Berqurban dapat mencegah perbuatan dholim seseorang.
7. ‎Berqurban dapat meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT.
8. ‎Berqurban adalah bagian janji yang diucapkan tiap-tiap sholat. "Sesungguhnya sholatku, pengorbananku ,hidupku,  dan matiku hanya untuk Allah SWT ". Karenanya berapa rupiah yang digelontorkan untuk berqurban, semata untuk membuktikan kepatuhan seseorang kepada Allah SWT.
9. ‎Berqurban membahagiakan kaum dhuafa, fakir miskin dan orang sekitarnya.
10. ‎Berqurban dapat mensejahterakan peternak-peternak lokal.
11. ‎Berqurban mempererat tali persaudaraan.
12. ‎Berqurban adalah untuk fastabiqul khoirot.

Jama'ah shalat Iedhul Adha rahimaahullaah.

Ada pertanyaan bagi kita semua, kenapa selama ini kami belum mampu berqurban?  Kenapa kami baru berqurban satu kali?
Kepada saudara-saudara yang saat ini bisa berqurban kita do'akan mudah -mudahan tahun depan kita bisa berqurban lagi.
Kepada saudara -saudaraku yang saat ini belum berqurban kita do'akan mudah -mudahan tahun depan bisa berqurban. Aamiin yaa Robbal 'Aalamiin.

اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ

Marilah bersama-sama kita berdo'a sebagaimana do'a yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s.

وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا  الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّـعْبُدَ الْاَصْنَامَ

"Dan ingatlah, ketika Ibrahim berdoa, Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala."
(QS. Ibrahim 35)

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ   ۖ    رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan sholat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." (QS. Ibrahim  40)

رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلـِوَالِدَيَّ  وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ

"Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu-bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat)." (QS. Ibrahim 41)

رَبَّنَا ظَلَمْنَاۤ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَـنَا وَتَرْحَمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

"Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Al-A'raf  23)

رَبَّنَا هَبْ لَـنَا  مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan 74)

رَبَّنَا اغْفِرْ لَـنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَاۤ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

"Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr 10)

رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Al-Baqarah  201)

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar