Minggu, 23 September 2018

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

Kajian Ahad Muhammadiyah Banyumanik

HIKMAH DARI PERISTIWA HIJRAH

Tanggal : 13 Muharram 1440 H/ 23 September 2018

Nara sumber :  Dr. H. Rupi'i Amri MAg

Saat ini kita masih dalam tahun baru hijriyah. Maka tak ada salahnya jika kita membahas seputar hijrah.
Pelajaran yang diabadikan dari hijrah adalah Kalender Islam yang dimunculkan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Kita sebagai umat islam harus mengenal dan mengingat kalender kita tersebut yang nantinya diharapkan akan jadi kebanggaan kita. Pada saat ini kalender islam masih dalam proses untuk kesepakatan penyatuan kalender internasional.

Banyak sekali ayat-ayat Al Qur'an tentang masalah hijrah. Antara lain salah satunya menyangkut kuatnya persahabatan dari sahabat-sahabat Rasul,  yaitu antara kelompok Muhajirin dan Anshor yang saling menolong ketika menjalankan perintah hijrah dari Allah.

وَيُـؤْثِرُوْنَ عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ    ۗ

"... dan mereka mengutamakan Muhajirin atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan..." (QS. Al-Hasyr  9)

Artinya pertolongan kaum Anshor terhadap sahabatnya itu sangat serius. Kalau kaum Muhajirin meninggalkan harta bendanya di Mekkah,  maka kaum Anshor jika punya dua rumah, dia berikan satu kepada Muhajirin. Bila punya dua onta juga akan diberikan satu kepada Muhajirin. Begitu kuatnya persaudaraan mereka dalam membela agama islam.

Dalam Riyadush shalihin disebutkan:
 Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab r.a , ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda,

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Niat itu sangat penting untuk segala aktifitas kita. Maka niat harus diluruskan untuk mencari ridha Allah. Hadits di atas memerinci bahwa niat hijrah dari para Sahabat ada tiga :

1.  Niat mencari ridha Allah.
2. ‎ Niat ingin mendapat hal yang bersifat duniawi.
3. ‎ Niat ingin mendapatkan wanita.

Hadits tadi menjelaskan meskipun para sahabat yang logikanya lebih suci dari kita karena lebih dekat dengan Rasulullah,  tetapi ketika memenuhi perintah Allah ternyata niatnya macam-macam, mirip dengan kita. Ini wajar karena mereka manusia biasa. Bahkan Nabi pun adalah manusia biasa. Bedanya hanya Nabi mendapat wahyu.

قُلْ اِنَّمَاۤ اَنَاۡ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰۤى اِلَيَّ

"Katakanlah Muhammad , Aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku .," (QS. Fussilat  6)

Maka ada juga orang yang bertanya,  kenapa jika Nabi kok jalan-jalan ke pasar? Padahal ketika Nabi dan Khalifah pergi ke pasar , mereka itu melakukan sidak pemeriksaan apakah Para Pedagang itu jujur pada saat menimbang barang. Karena banyak pedagang nakal,  jika menimbang untuk dirinya ditambah,  jika untuk orang lain dikurangi.
Kemudian turunlah ayat Al Qur'an yang mengancam mereka yang curang itu.

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَ
الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَ
وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَ

"Celakalah bagi orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang ! Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain , mereka mengurangi." (QS. Al-Muthaffifiin Ayat 1-3)

Salah seorang sahabat ada yang hijrah karena mengikuti wanita yang ikut hijrah. Wanita tersebut bernama Ummu Qois. Maka laki-laki yang berhijrah tadi disebut Muhajir Ummu Qois, yaitu orang yang berhijrah karena Ummu Qois.

Ada 3 Hikmah dari Peristiwa Hijrah yang sangat penting bagi kita :

*1. Hijrah adalah Pengorbanan.*

Ketika awal pertama kali turun perintah hijrah,  Rasulullah memberitahukan kepada Abu Bakar.
Abu Bakar lalu membeli dua ekor onta,  maksudnya yang seekor akan diberikan kepada Rasulullah. Namun Rasul menolak pemberian itu dengan halus , padahal diantara mereka berdua sudah sering saling memberi sesuatu dan tak pernah ditolak.
Abu Bakar tetap bersikeras memberi onta karena dapat kita bayangkan betapa beratnya jika dari Mekkah ke Medinah jalan kaki pada waktu itu dengan kondisi medan yang berat.
Rasul tetap menolak diberi,  namun beliau mau membeli onta tadi dari Abu Bakar dengan harga pasar.

Hikmah Pelajaran :

Rasul memberi pesan bahwa siapapun yang berhijrah,  berniat jihad , ataupun beramal sholeh harus dikerjakan dengan usaha maksimal dan pengorbanan maksimal.
Apabila kita telah selesai mengerjakan satu pekerjaan maka segeralah bergegas menyambut tugas lain,  jangan berhenti.
Setelah semua usaha dilakukan kemudian bertawakalah.

فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ

"Maka apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan , tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain , dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap." (QS. Al-Insyirah Ayat 7-8)

Maka kita pun harus mulai berfikir apa yang dapat kita wakafkan untuk perjuangan dakwah.?
Bagaimana kita mengkader anak-anak kita dijalan dakwah?
Ini semua pekerjaan rumah bagi kita, apapun profesi kita,  kita harus membuat planning untuk terus maju ke depan dan menjadi lebih baik.

*2. Memahami Makna Hidup*

Orang kafir Quraisy mulai marah kepada Nabi Muhammad SAW, karena dakwah beliau dianggap mulai mengancam adat istiadat mereka. Mereka bersepakat untuk membunuh Nabi Muhammad SAW.
Namun ketika mereka menyergap ke rumah Nabi,  mereka tidak mendapati Nabi Muhammad SAW di rumahnya, karena ternyata yang tidur di tempat tidur Nabi adalah Ali bin Abi Thalib. Hal ini terjadi karena Nabi berpesan agar Ali menempati kamar beliau sementara beliau pergi.
Lalu mengapa Ali berani tidur di kamar Nabi,  padahal dia tahu rumah sudah dikepung musuh dan mereka mau membunuh Nabi. ?

Hikmah Pelajaran :

Gemblengan iman dan akidah yang kuat mengakibatkan Ali berani mengorbankan nyawanya demi membela kepentingan islam dan Nabi Muhammad SAW.
Ini karena Ali bin Abi Thalib benar-benar memahami makna hidup, bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat nanti.

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا  ۗ  بَلْ اَحْيَآءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ

"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki," (QS. Ali 'Imran 169)

Ketika kita berbicara menyangkut masalah ghoib,  selama itu adalah informasi dari Al Qur'an maka kita harus mengimaninya. Orang-orang yang mati itu sebenarnya tetap hidup tetapi di alam lain. Keadaan mereka akan terkait dengan amalan ketika hidup. Bila amal perbuatannya baik maka ruh akan tenang. Namun bila amalannya buruk maka ruh akan gelisah , ada yang mengatakan "gentayangan". Kita boleh percaya boleh tidak,  hanya Allah yang mengetahui.

Maka dikatakan bahwa ruh pun mengharapkan do'a dari anak atau keluarganya. Kita kenal hadits dari Rasulullah SAW bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu : sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim)

Maka kitapun perlu memikirkan investasi. Tidak hanya investasi di dunia tetapi juga investasi di Akhirat.

*3. Perlunya Tawakal dan Ikhtiar*

Pada awalnya para Sahabat pun khawatir ketika banyak mendapat tekanan dari Kaum Quraisy.
Ketika mengawali perjalanan hijrah, Rasul dan Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur. Abu Bakar sangat khawatir karena gua sangat kecil,  dia takut tertangkap.  Namun Rasul menghiburnya dan meminta dia agar tawakal. Peristiwa itu diabadikan dalam Al Qur'an

ٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا  ۚ

"... Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita..."
(QS. At-Taubah 40)

Akhirnya Allah menurunkan laba-laba yang kemudian membuat sarang menutupi gua. Ketika Kaum Quraisy sampai ke Gua Tsur mereka tidak memeriksa gua, karena mereka tak yakin ada orang di dalamnya karena ada jaring laba-laba yang utuh di mulut gua. Rasulullah dan Abu Bakar selamat.

Hikmah Pelajaran :

Ketika Allah telah memerintahkan, maka Allah akan mengatur segala sesuatu dan keselamatan kita dijaga.

Beberapa tahun kemudian, menjelang Perang Badar ganti Rasul yang khawatir karena merasa persiapan pasukan muslim tidak memadai,  jumlah pasukan muslim kira-kira 300 an padahal musuh sekitar 1000 orang. Beliau dihibur Abu Bakar. Kemudian turunlah ayat Al Qur'an.

Allah SWT berfirman :

وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَـيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ ....

"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu, ...." (QS. Al-Anfal 60)

Ayat ini memerintahkan Rasulullah untuk berikhtiar mempersiapkan diri.

Hikmah Pelajaran :

Dalam segala hal kita perlu memahami Sunatullah, maka kita harus ikhtiar. Orang muslim itu bisa kalah bisa menang, tergantung sunatullah. Ketika perang terjadi maka pasukan yang kuat , strateginya baik, apakah itu perang, atau pilpres ataupun Perang dagang berpotensi untuk menang.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar