Senin, 17 Desember 2018

Kajian Ahad Sendang Gede

KAJIAN AHAD SENDANG GEDE

KEWAJIBAN KITA TERHADAP RASUL

Drs. H. Fachrur Rozi MAg
9 Robi'ul Akhir 1440 H/ 16 Desember 2018

Ada tiga kewajiban kita kepada Rasulullah SAW :
1. Beriman kepadanya
2. ‎Mencintainya
3. ‎Meneladaninya.

*1. Beriman kepada Nabi Muhammad SAW.*

Keimanan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir ini sangat penting, karena sampai sekarang masih ada orang yang mengaku sebagai Nabi. Ketika Rasul wafat ada Musailamah al Kazzab yang mengaku sebagai Nabi dan kemudian diperangi oleh Abu Bakar Ash Shiddiq. Sampai kemudian muncul Ahmad Mushoddeq. Dan anehnya, nabi-nabi palsu ini juga punya pengikut.

Jangankan mengaku nabi, ada orang yang mengaku mampu menggandakan uang saja masih ada yang percaya. Dan yang percaya ini bukan orang bodoh,  tetapi seorang Professor. Bahkan ketika pengganda uang ditahan polisi pun,  masih ada yang percaya bahwa yang ditahan itu hanya bayangannya. Orangnya karena sakti tetap bebas di luar.

Hari ini masih ada yang percaya takhayul. Ini karena ada orang yang terjepit beratnya beban kehidupan, karena tak mampu berusaha dengan wajar, maka segala cara ditempuh.
Hanya ada di Indonesia,  ada Nabi mengundurkan diri,  mungkin alasannya karena Malaikat Jibrilnya ketangkap polisi,  jadi supply wahyunya terputus ...

Kalau kita membaca sejarah Nabi,  semua menghadapi ujian yang berat,  bahkan Nabi Adam langsung menghadapi Setan. Nabi Adam kuat tak tergoda oleh Setan,  namun Setan tak kalah cerdik. Dia lewat pintu belakang menggoda isteri Nabi Adam dan berhasil. Baru kemudian isteri menggoda suami dan akhirnya keduanya gagal menghadapi ujian.

Orang sukses, siapapun tidak hanya Nabi,  mulai dari tingkat Kepala RT,  Kepala Kampung sampai Presiden banyak didukung faktor isteri. Namun orang gagal banyak pula yang penyebab kegagalannya adalah isteri.  Nabi Luth gagal berdakwah karena isterinya. Nabi Adam terusir dari surga karena isterinya,  Nabi Ibrahim sukses karena isterinya. Demikian juga Nabi Muhammad SAW sukses mengembangkan islam juga tidak lepas dari dukungan isterinya.

Nabi Adam dan isteri diusir dari surga,  dan di dunia mereka dipisahkan. Beliau langsung berdo'a :

 رَبَّنَا ظَلَمْنَاۤ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَـنَا وَتَرْحَمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

"Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Al-A'raf 23)

Mereka menyadari bahwa semua sudah diberikan Allah,  namun tetap saja menghendaki yang dilarang.
Banyak suami di rumah sudah dimasakkan oleh isteri,  tetapi dia malahan mencari makan di luar. Manusia itu nafsunya selalu menghendaki yang tidak dipunyai. Maka kita harus banyak berdo'a seperti do'a Nabi Adam. Di desa-desa anak-anak sampai diajarkan untuk menyanyikan do'a tadi agar mudah hafal.

Nabi Ibrahim melawan Raja Namrud. Dia ditangkap dan dihukum lempar ke dalam api.  Sebelum dilempar dia berdo'a :
"Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maula Wanikman Nasir"
(Cukuplah ALLAH sebagai pembantu kami, dan ALLAH ialah sebaik-baik pelindung.)

Maka bila beban hidup kita terasa banyak,  berdo'alah seperti do'a Nabi Ibrahim. Nabi Yunus ujiannya dibuang ke laut. Nabi Musa dikejar Fir'aun sampai menyeberang ke laut. Jadi semua Nabi itu ada ujiannya dan kita wajib beriman kepada Nabi.

*2. Mahabbah (Cinta)  kepada Rasulullah.*

Tidak ada manusia yang namanya disebut-sebut seperti Nabi Muhammad SAW. Padahal di dunia yang penduduknya sekitar 5 Milyar ini yang beragama islam cuma 25%. Tetapi nama Nabinya disebut-sebut manusia melebihi Nabi yang lain.
Tak ada 1 menitpun waktu yang lewat di dunia ini tanpa menyebut nama Nabi Muhammad SAW.
Setiap kali umat islam adzan, iqomat dan Shalat selalu menyebut nama Nabi Muhammad SAW.

Ketika subuh di Irian Jaya kira-kira jam 5. 00 WIT atau jam 3.00 disini. Mereka adzan Subuh,  kemudian Iqomat dan Shalat. Kemudian Subuh bergeser ke barat Fak-fak,  Jayapura,  Manokwari, Raja Ampat berurutan mengalami Subuh. Terus menerus nama Nabi Muhammad SAW disebut.
Subuh terus bergeser ke Maluku: Halmahera, Ternate,  Tidore, kemudian ke Sulawesi,  Makasar mengalami Subuh.
Kemudian bergeser ke Kalimantan : Bontang,  Balik Papan dan Samarinda mengalami Subuh. Terus ke Nusa Tenggara, Lombok dan Bali.

Pada jam 3.30 giliran Banyuwangi mengumandangkan adzan Subuh. Terus bergeser arah barat,  Surabaya , Gresik lalu Lamongan mengumandangkan adzan Subuh.
Subuh masih terus bergeser ke barat dan giliran Semarang mengumandangkan adzan Subuh pada jam 3. 55

Menit demi menit Subuh terus bergerak ke barat,  Jawa barat,  Jakarta,  Banten terus menyeberang ke Sumatera sampai Aceh kira-kira sudah jam 5 lebih.
Ke Malaysia,  Pakistan,  India terus sampai Arab Saudi.
Nama Nabi Muhammad SAW terus disebut dalam adzan.  Dan ketika Arab Saudi selesai Shalat Subuh maka di Irian Jaya sudah mulai persiapan Shalat Dhuhur.
Demikian sepanjang hari,  sepanjang tahun nama Nabi Muhammad SAW selalu disebut tidak terputus.

Ketika orang sedunia menyebut nama Nabi Muhammad SAW, maka kita seharusnya lebih banyak menyebut nama beliau,  yaitu dengan bershalawat. Karena bahkan Allah saja bershalawat kepada Nabi.

Dikisahkan dalam Peristiwa Isra' Miradj bahwa Rasulullah berdialog dengan Allah SWT. Dan dialog itu diabadikan dalam duduk akhir ketika Shalat.
Allah berkata pada Rasulullah "Assalamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh." Artinya : "Salam Rahmat dan Berkah-Nya aku tujukan kepadamu wahai nabi ".

Lalu Nabi pun menjawab : "Assalamu’alaina wa’ala ibadillahi sholihin"
Artinya : "Salam Keselamatan semoga tetap tercurah untuk hamba-hamba yang Sholeh".

Rasulullah tidak memikirkan istrinya atau putera-puterinya , tetapi beliau memikirkan kita-kita ini sebagai ummat-ummatnya.
Luar biasa,  betapa besar kasih sayang Nabi Muhammad SAW kepada kita.
Hal ini juga terungkap pada hadits.

Rasulullah SAW bersabda,
"Alangkah rindunya aku untuk berjumpa dengan saudara-saudaraku." Lalu seorang sahabat bertanya, "Bukankah kami-kami ini saudaramu ya Rasul?" Rasul menjawab, "Bukan , kalian adalah sahabat-sahabatku. Adapun yang kumaksud dengan saudara-saudaraku itu adalah kaum yang datang sesudahku dan beriman kepadaku padahal mereka tidak pernah berjumpa denganku."

Diakui sebagai saudara Rasul tentu sesuatu yang luar biasa. Mungkin kita pernah mengalami diakui kenalan oleh seorang Pejabat instansi. Hal itu saja bisa berdampak kita dipermudah ketika berurusan dengan instansi tersebut.
Lha ini lebih dari kenalan Pejabat, ini diakui Saudaranya Rasulullah SAW.
Pengakuan sebagai saudara ini akan sangat tergantung dengan keimanan kita dan kecintaan kita kepada Rasulullah.

Selanjutnya tentang shalawat,  ada dua yaitu ketika kita shalat dan shalawat diluar shalat.
Shalawat di dalam Shalat ketika duduk akhir , tak boleh diubah.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،

Shalawat di luar Shalat bentuknya bebas,  ada yang ditambah dengan Sayidina. Bahkan ketika kita memakai bahasa Indonesia juga dapat bershalawat.

*3. Ittiba' Rasul.*

Meneladani Rasulullah, dasarnya adalah firman Allah SWT :

ْوَمَاۤ اٰتٰٮكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰٮكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا  ۚ

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.." (QS. Al-Hasyr 7)

Maka ketika Rasul memerintahkan kita makan sambil duduk,  kerjakanlah.
Rasul memerintahkan kita banyak berdzikir,  kerjakanlah.

Semoga kelak kita diakui sebagai Saudaranya Rasul.

Semoga bermanfaat
Barokallohu fikum

🖍SAK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar